Iktiologi Laporan Praktikum Sistem Uroge
Iktiologi Laporan Praktikum Sistem Uroge
Oleh :
Wahyu Satriarman Ibrahim
NIM. L1C018012
2019
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sistem pencernaan adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran
dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap
makanan. Organ-organ dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan
adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas dan kandung empedu. Bagian dari
system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran darah juga
berperan penting dalam system pencernaan. Proses digesti memerlukan waktu
dalam mencerna atau memecah makanannya. Laju digesti adalah laju
kecepatan pemecahan makanan dari molekul yang kompleks ke molekul yang
lebih sederhana dan kemudian akan diabsorpsi oleh tubuh dalam bentuk
glukosa, asam lemak, gliserol serta nutrisi-nutrisi lain. Laju digesti yang terjadi
didalam lambung dapat diukur dengan mengetahui laju pengosongan isi
lambung (Kimball,1992).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia,
yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian
struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya
masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan
pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna
yang dilakukan secara ekstrasel. Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam
berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel
hewan tersebut serta jenis makanannya (Eliyta, 2015).
Pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang
sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan terbentang dari
bibir sampai dengan anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, hulu
kerongkongan, kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar. Panjang
dan rumitnya saluran tersebut sangat bervariasi diantara spesies. Pada
karnivora relatif pendek dan sederhana akan tetapi pada herbivora adalah lebih
panjang dan lebih rumit. Pada beberapa herbivora lambungnya relatif
sederhana dan dapat disamakan dengan lambung karnivora sedangkan usus
besarnya, terutama sekum lebih luas dan rumit dari yang dipunyai karnivora
(Rasyid,2012).
I.2. Tujuan
Tujuan praktikum acara system pencernaan pada ikan adalah :
1. Mengenal bagian-bagian dari alat pencernaan makanan dari beberapa
jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivora, karnivora dan
omnivora.
III.2. Pembahasan
III.2.1. Proses Pengamatan Sistem Pencernaan Pada Ikan
Sistem pencernaan adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran
dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap
makanan. Organ-organ dalam sistem pencernaan di luar saluran pencernaan
adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pankreas dan kandung empedu. Bagian dari
sistem saraf dan perdaran darah juga berperan penting dalam system
pencernaan. Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut. Pada
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan
banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari
rongga mulut, makanan masuk ke esofagus melalui faring yang terdapat di
daerah sekitar insang kemudian makanan di dorong masuk ke lambung.
Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki batas yang jelas
dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus
(Rasyid,2012).
Langah-langkah yang dilakukan untuk mengamati sistem pencernaan
ikan ketika praktikum yaitu ikan yang telah mati (diawetkan dengan formalin
atau dirusak saraf pusatnya) diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala
disebelah kiri dan punggung di atas. Pada bagian anus ditusukkan bagian yang
runcing dari gunting bedah bentuk lubang kecil, kemudian dengan bagian
tumpul gunting bedah digunting kearah rongga perut bagian atas,
pengguntingan dilakukan dengan hati-hati agar organ-organ dalam tidak
tertusuk. Setelah gunting mencapai ujung terdepan rongga perut bagian atas
(belakang kepala) gunting diarahkan ke bagian bawah hingga ke bawah perut,
daging yang telah tergunting dibuka sehingga organ tubuh bagian dalam
terlihat dan alat pencernaan dapat dikeluarkan dari tubuh. Lalu bagian bawah
kepala digunting hingga terbelah dua, sehingga alat pencernaan bagian depan
dapat dilihat, lalu bagian rectum yang menempel pada otot bagian anus
digunting sehingga semua bagian pencernaan dapat dilepas. Kemudian
digambar organ-organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan
diberi nama organ-organnya. Kemudian lambung diambil sampai dengan usus
lalu diukur panjang lambung sampai usus dan dibandingkan dengan panjang
tubuh ikan untuk mengetahui ikan tersebut termasuk herbivora, karnivora atau
omnivora.
Adapun langkah-langkah mengamati sistem pencernaan ikan
berdasarkan referensi yang diperoleh yaitu dengan menusukkan gunting bedah
dengan bagian yang tumpul kebagian anus, kemudian tubuh ikan ke arah
rongga perut bagian atas. Setelah mencapai bagian ujung rongga perut atas
terdapat (belakang kepala), gunting di arahkan kebagian bawah sampai
kedasar perut kemudian membuka daging yang telah terbuka tersebut
sehingga organ-organ tubuh bagian dalam dapat terlihat, dan alat pencernaan
dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. Menggunting bagian kepala hingga
terbelah dua, memotong bagian terdepan esofagus dan menarik usus keluar
kemudan memotong ujung akhir anus (Eliyta, 2015).
III.2.2. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Gambar 1. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ikan
lele memiliki panjang total tubuh 30 cm, memiliki panjang usus 15 cm, memiliki
pebandingan 3:1. Adapun urutan sistem pencernaan ikan lele yaitu, dimulai
dari mulut – faring – esofagus – lambung – usus – dan berakhir di anus. Hasil
praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu sistem pencernaan
ikan lele seperti kebanyakan ikan lainnya memiliki saluran pencernaan yang
terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur. Usus
yang dimiliki ikan Lele lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini
merupakan ciri khas jenis ikan karnivora. Sementara itu, lambungnya relatif
besar dan panjang. Selain itu lele mempunyai kebiasaan makan di dasar
perairan atau kolam (bottom feeder). Berdasarkan jenis pakannya, lele
digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat
aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga,
kutu air, dan larva serangga air. Tidak seperti ikan herbivora yang memiliki
usus yang panjang, ikan lele memiliki usus yang pendek, sehingga makanan
yang masuk akan diserap dalam waktu yang singkat dan akan segera keluar
kembali (Randi, 2014).
Ikan lele termasuk dalam tipe ikan karnivora. Ikan karnivora memiliki ciri
ususnya lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena daging yang dimakan
memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna.
Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja
sedangkan pada ikan herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya.
Lambung ikan karnivora membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip
dengan ampel pada ayam. Ciri lain pada ikan karnivora yaitu, memiliki gigi
untuk menyerap, menahan dan merobek mangsa. Pada habitat aslinya, lele
makan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dan
larva serangga air (Rian, 2010).
Menurut Rasyid (2012) organ-organ pencernaan pada ikan lele dan
fungsinya, yaitu :
1. Mulut
Mulut berfungsi sebagai tempat pertama masuknya makanan. Di dalam
mulut terdapat gigi yang berfungsi untuk merombak makanan menjadi bagian-
bagian yang lebih halus.
2. Faring
Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan terjadi pada
segmen inikarena tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan
faring hampir sama dengan rongga mulut, kadangkala masih ditemukan organ
pengecap. Jika material yang ditelan bukan makanan maka akan dibuang
melalui insang.
3. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,
mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut
esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan
konsentrasi garam air laut yang diminum menurun sehingga memudahkan
penyerapan air oleh usus belakang dan rectum.
4. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak
berlambung fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang
dimodifikasi menjadi kantong yeng membesar. Pada ikan tak bergigi (biasanya
herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi untuk menggerus makanan.
Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung
mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dri kerja asam klorida.
5. Usus
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran penceraan. Pada
bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran
yang berasal dari kantung empedu dan yang berasal dari pancreas. Lapisan
mukosa usus tersusun oleh selapis sel epitellium dengan bentuk prismatic.
Pada lapisan ini terdapat tonjolan membentuk sarang tawon pada usus bagian
depan dan lebih beraturan pada usus bagian belakang, terutama pada ikan lele.
Bentuk sel yang umum ditemukan pada epithelium usus adalah enterosit dan
mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling dominan dan diantara enterosit
terdapat mukosit. Jumlah mukosit semakin meningkat ke arah bagian belakang
usus. Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah memiliki
mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan. Secara histologis
enterosit pada ikan yang telah menyerap zat makanan akan berwarna keputih-
putihan dan berbeda sekali dengan sel yang tidak menyerap zat makanan.
Mukosit merupakan sel penghasil lendir yang berbentuk piala. Bagian bawah
mukosit mengandung mucigen yang akan berubah menjadi lendir jika telah
dilepaskan oleh sel dan bereaksi dengan air.
6. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang
sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital.
6. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan.
Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat
terjadinya proses penyerapan zat makanan.
7. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang
sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk
tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan
pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak
jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada (Rasyid,2012).
III.2.4. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
DAFTAR PUSTAKA
beserta ususnya