Anda di halaman 1dari 86

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

PERANCANGAN GEAR BOX


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, kebutuhan untuk
mempermudah kegiatan manusia semakin meningkat. Banyaknya peralatan yang
diciptakan merupakan alat penunjang bagi kebutuhan manusia. Karena kebutuhan
manusia semakin banyak beragam seiring dengan jaman yang terus berubah. Oleh
karena itu sebagai mahasiswa harus bisa memanfaatkan ilmu yang kita peroleh
untuk di aplikasikan.
Peralatan tersebut dapat berupa alat bantu ataupun sebuah alat transportasi
yang dapat membantu manusia. Peralatan tersebut biasanya menggunakan motor
sebagai penggerak, baik motor listrik, motor bakar dan sebagainya. Hal itu
tergantung beban yang harus diterima oleh motor tersebut. Beban yang akan
dikerjakan oleh motor tersebut mempunyai besar yang sangat beragam.
Sedangkan kekuatan motor terbatas, artinya motor-motor tersebut tidak diciptakan
untuk setiap beban yang beragam. Motor-motor diciptakan untuk mengerjakan
beban, gaya yang dikeluarkan motor untuk mengerjakan beban disebut daya. Jadi
motor-motor diciptakan dengan daya-daya tertentu dan terbatas.
Agar motor tersebut dapat bekerja secara maksimal, artinya dapat
mengerjakan beban yang kecil dengan daya yang sama, maka diperlukan sebuah
gearbox atau sebuah sistem transmisi. Fungsi gearbox adalah mereduksi putaran
yang tinggi karena daya motor yang besar, menjadi putaran yang lebih rendah.
Gearbox berisi rangkaian roda gigi dengan diameter tertentu yang dapat
mereduksi putaran dari motor menjadi putaran yang kita inginkan. Penggunaan
roda gigi dalam transmisi daya memberikan keuntungan antara lain :
1. Dapat untuk putaran rendah atau tinggi.
2. Kemungkinan slip kecil sehingga daya yang hilang sedikit.
3. Konstruksi lebih ringkas.

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
1.2. Tujuan Perencanaan Elemen Mesin
1.2.1 Tujuan Umum
1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Perencanaan
Elemen Mesin pada jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
2. Membentuk kemampuan mahasiswa dalam proses pemakaian
komponen-komponen dasar mesin di dalam suatu system
pemesinan dengan mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan
dalam elemen mesin dan standar-standar yang berlaku.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Dapat merencanakan sistem transmisi sederhana.
2. Dapat menganalisa dan menentukan gaya-gaya yang terjadi pada
elemen mesin dalam konstruksi tersebut
3. Dapat melakukan pemilihan elemen-elemen mesin, bahan standar
pada perencanaan sistem transmisi

1.3. Batasan Masalah


Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang baik tentunya dibutuhkan
waktu yang relative tidak sebentar. Berdasarkan waktu yang tersedia,
penyusun hanya membatasi perhitungan yang ada pada bagian-bagian yang
sangat mempengaruhi fugsi kerja dari mesin terutama dititikberatkan pada
sistem transmisi daya. Agar perencanaan terarah, maka perencanaan hanya
hal-hal tertentu saja antara lain :
[1].Perhitungan daya dan putaran motor.
[2].Sistem transmisi roda gigi..
[3].Perencanaan poros
[4].Perencanaan pasak.
[5].Perencanaan bantalan
[6].Perencanaan pelumasan

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan perencanaan, batasan
masalah, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Perencanaan roda gigi
Berisi tentang perhitungan untuk menentukan rasio putaran dan
dimensi dari roda gigi masing-masing.
BAB III : Perencanaan Poros
Berisi tentang perhitungan gaya- gaya yang bekerja akibat putaran
ataupun pembebanan dan menentukan dimensi poros yang
digunakan.
BAB IV : Perencanaan Pasak
Berisi perhitungan untuk menentukan bahan pasak dan dimensi
pasak yang akan digunakan.
BAB V : Perencanaan bantalan
Berisi perhitungan guna menentukan jenis bantalan yang akan
digunakan.
BAB VI : Perencanaan Pelumasan
Berisi perhitungan guna menentukan pelumasan yang akan
digunakan.
BAB VII : Kesimpulan.

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 3


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
BAB II
PERENCANAAN RODA GIGI

II.1 Skematis Susunan Roda Gigi

Gambar II.1 Skema Susunan Roda Gigi

II.2 Diagram Kecepatan

Gambar II.2 Diagram Kecepatan Susunan Roda Gigi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 4


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
II.3 Perhitungan Roda Gigi
Data yang diperlukan dalam perencanaan roda gigi lurus yaitu: sudut
kontak (), angka transmisi (i), putaran roda gigi (n), diametral pitch (P) dan
jarak pusat poros (c).
Dan yang dihitung adalah:
 Diameter roda gigi (d):

 Jarak pusat poros (c):

 dp = diameter pinion

dg = diameter gear
 Torsi pada poros (T):

 Gaya tangensial (Ft):

 Gaya bending (Fb):

 Pitch line velocity (Vp):

 Beban dinamis (Fd):

untuk 0  Vp  2000 ft/min

untuk 2000  Vp  4000 ft/min

untuk Vp  4000ft/min

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 5


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Lebar gigi (b):
syarat agar roda gigi aman:
dimana:
maka:

dimana:

 Berat roda gigi (w):

Analisa Kekuatan (metode AGMA)


 Terhadap patahan:
syarat:

dimana: Ft = gaya tangensial (lb)

Ko= faktor koreksi beban lebih


P = diametral pitch
Ks = faktor koreksi ukuran
Km= faktor distribusi beban
Kv = faktor dinamis
b = lebar gigi (in)
J = faktor bentuk

dimana: Sat= tegangan ijin material (psi)

KL = faktor umur
KT = faktor temperatur
KR = faktor keamanan

 Terhadap keausan:
syarat:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 6


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

dimana:Cp=koeffisien elastis bahan


Ft = gaya tangensial (lb)
Co= faktor keausan
Cs= faktor ukuran
Cm=faktor distribusi beban
Cf = faktor kondisi permukaan
Cv= faktor dinamis
d = diameter pinion (in)
b = tebal gigi (in)
I = faktor bentuk

dimana: Sac= tegangan kontak ijin (psi)

CL = faktor umur
CH = faktor perb. pengerasan
CT = faktor temperature
CR = faktor keamanan

II.3.1 Perencanaan Roda Gigi 1 dan 2


II.3.1.1 Perhitungan
Data-data awal:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 7


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Jenis : spur gear
Sudut tekan () : 20o full depth
Velocity ratio (i) : 2,5
Putaran pinion (nP)  RG 1 : 1300 rpm
Putaran gear (nG)  RG 2: 520 rpm
Diametral pitch (P) : 8

Bahan Pinion (Roda Gigi 1) : Forged Carbon Steel SAE 1020


: So = 18000 psi
: BHN=156 Tabel 10.3, Deutschman
Bahan Gear (Roda Gigi 2) : Gray Cast Iron ASTM 50
: So = 15000 psi
: BHN=223 Tabel 10.3, Deutschman
Ntp (Roda Gigi 1) : 18
: Yp= 0,308 Tabel 10.2, Deutschman

Perhitungan:
 Jumlah gigi roda gigi 2 :
Nt2 = iNt1 = 2,5 × 18 = 45
Y2 = 0,399 Tabel 10.2, Deutschman
 Diameter roda gigi (d) dan jarak poros (c):

= = 2,25 in

= = 5,625 in

= = 3,9375 in

 Torsi pada poros I (TI):

dimana: HP = 3 hp

= 145,38 lb.in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 8


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Gaya tangensial (Ft):

= 129,23 lb

 Pitch line velocity (Vp):

= 765,76 ft/min

 Beban dinamis (Fd):


karena 0  Vp  2000 ft/min

= 294,16 lb

 Lebar roda gigi (b):


syarat agar roda gigi aman: Fw  Fd
dimana:
maka:

dimana: =1,43

K = 60 (table: 10-11, Deutschman)

in ketentuan lebar gigi: b

1,1  b  1,6
digunakan b = 1,52 in
 Gaya Bending ( Fb)

= = 1053,36 lb

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 9


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

= = 1137,15 lb

Karena harga Fbp dan Fbg > Fd, maka perencanaan pinion dan gear
aman dari kemungkinan patah.

II.3.1.2 Analisa Kekuatan (Metode AGMA)


 Pinion (Roda Gigi 1)
 Terhadap patahan:
syarat:

 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman


dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Ko = 1,25
 Dari hal 554 machine design Deutschman untuk aplikasi
roda gigi lurus, maka didapat Ks = 1
 Dari tabel 10.5 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan lebar roda gigi <2 in dan asumsi kondisi tumpuan
yang baik, maka didapat Km = 1,3
 Dari fig 10.21 hal 556 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 765,76 ft/min dan kurva 3 (Spur gear finished
by hobbing or shaping), maka didapat Kv = 0,6
 Dari fig 10.22 hal 557 Machine Design, Deutschman
dengan Ntp = 18 dan Ntg = 45, maka didapatkan J=0,32

= 5756,54 psi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 10


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari tabel 10.7 hal 559 Machine Design, Deutschman
didapat Sat = 25000 psi
 Dari tabel 10.8 hal 561 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi number of cycle >10 juta, BHN= 156, maka
didapatkan KL = 1
 Dari hal 561 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan KT=1
 Dari tabel 10.9 hal 562 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan KR = 1

= 25000 psi

Karena Sad, maka perencanaan pinion aman terhadap patahan


 Terhadap keausan:
syarat:

 Dari tabel 10.12 hal 569 Machine Design, Deutschman


untuk pasangan bahan pinion dan gear gray cast iron
didapatkan Cp = 2000
 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Co = 1,25
 Dari hal 570 machine design, Deutschman dengan asumsi
roda gigi yang dibuat baik, maka didapat Cs = 1
 Dari tabel 10.13 hal 574 Machine Design, Deutschman
dengan rasio b/d <1 dan pada torsi penuh muka gigi yang
kontak 95% maka didapat Cm= 1,3
 Dari hal 574 machine design, Deutschman dengan asumsi
surface finish yang baik, maka didapat Cf = 1

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 11


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari fig 10.27 hal 570 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 765,76 ft/min dan kurva 4 (Commercial Spur
gear), maka didapat Cv = 0,68
 Dari fig 10.32(b) hal 576 Machine Design, Deutschman
dengan  = 20o FD, Ntp = 18, Gear ratio (i=ng/np) = 2.5 ,
maka didapatkan I = 0,085
Maka dapat dihitung :

= 65187,06 psi

 Dari tabel 10.14 hal 577 Machine Design, Deutschman


dengan material steel BHN 156, maka didapatkan Sac =
93666,67 psi.
 Dari fig 10.33 hal 577 machine design, Deutschman dengan
asumsi number of cycle > 107, maka didapatkan CL = 1
 Dari fig 10.34 hal 579 Machine Design, Deutschman

dengan K = = 0,7, maka didapatkan CH = 1

 Dari hal 578 Machine Design, Deutschman dengan asumsi


suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan CT=1
 Dari tabel 10.16 hal 580 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan CR = 1
Maka Sad dapat dihitung :

= 93666,67 psi

Karena maka perencanaan pinion aman terhadap keausan.


 Gear (Roda Gigi 2)

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 12


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Terhadap patahan:
syarat:

 Dari tabel 10.7 hal 559 Machine Design, Deutschman


didapatkan Sat = 17500 psi
 Dari fig 10.22 hal 557 Machine design, Deutschman
dengan Ntg = 45 dan Ntp = 18, maka didapatkan J = 0,37
 Data dan asumsi yang lain sama dengan pinion (roda gigi
1).
Maka dan Sad dapat dihitung :

= 4978,63 psi

= 17500 psi
Karena maka perencanaan gear aman terhadap patahan.
 Terhadap keausan:
syarat:

 Dari tabel 10.4 hal 577 Machine Design, Deutschman


dengan bahan Gray cast iron BHN 223, maka didapatkan
Sac = 85000 psi
 Data dan asumsi yang lain sama dengan pinion (roda gigi 1)
Maka dan Sad dapat dihitung :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 13


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

= 65187,06 psi

= 85000 psi
Karena maka perencanaan gear aman terhadap keausan.

II.3.1.3 Dimensi utama roda gigi 1 dan 2


No Karakteristik Pinion(RG 1) Gear(RG 2)
1 Lebar gigi 1,52 in 1,52 in
2 Sudut tekan 20o FD 20o FD
3 Diametral pitch 8 8
4 Diameter pitch 2,25 in 5,625 in
5 Jumlah gigi 18 45
6 Bahan SAE 1020 ASTM 50
7 Jarak poros 3,94 in 3,94 in

II.3.2 Perencanaan Roda Gigi 3 dan 4


II.3.2.1 Perhitungan
Data-data awal:
Jenis : spur gear
Sudut tekan () : 20o full depth
Angka transmisi (i) : 4/3
Putaran pinion (nP)  RG 3 : 1300 rpm
Putaran gear (nG)  RG 4: 975 rpm
Diametral pitch (P) : 12
Bahan Pinion & Gear : Alloy Steel SAE 6145

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 14


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
: So =67500 psi
: BHN=475 Tabel 10.3, Deutschman
Ntp (Roda Gigi 3) : 18
: Yp= 0,308 Tabel 10.2, Deutschman

Perhitungan:
 Jumlah gigi roda gigi 4 :
Nt4 = iNt4 = 4/3 × 18 = 24
Y2 = 0,337 Tabel 10.2, Deutschman

 Diameter roda gigi (d) dan jarak poros (c):

= = 1,5 in

= = 2 in

= = 1,75 in

 Torsi pada poros I (TI):

dimana: HP = 3 (efisiensi transfer daya diasumsikan 100%)

I = 145,38 lb.in

 Gaya tangensial (Ft):

= 193,84 lb

 Pitch line velocity (Vp):

= 510,51 ft/min

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 15


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Beban dinamis (Fd):
karena 0  Vp  2000 ft/min

= 358,77 lb

 Lebar roda gigi (b):


syarat agar roda gigi aman: Fw  Fd
dimana:
maka:

dimana: =1,14

K = 366 (table: 10-11, Deutschman)

in ketentuan lebar gigi: b

0,75  b  1,08
digunakan b = 0,8 in
 Gaya Bending ( Fb)

= =1386 lb

= = 1516,5 lb

Karena harga Fbp dan Fbg > Fd, maka perencanaan pinion dan gear
aman dari kemungkinan patah.

II.3.2.2 Analisa Kekuatan (metode AGMA)


 Pinion(Roda Gigi 3)
 Terhadap patahan:
syarat:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 16


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Ko = 1,25
 Dari hal 554 machine design Deutschman untuk aplikasi
roda gigi lurus, maka didapat Ks = 1
 Dari tabel 10.5 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan lebar roda gigi <2 in dan asumsi kondisi tumpuan
yang baik, maka didapat Km = 1,3
 Dari fig 10.21 hal 556 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 510,51 ft/min dan kurva 3 (Spur gear finished
by hobbing or shaping), maka didapat Kv = 0,73
 Dari fig 10.22 hal 557 Machine Design, Deutschman
dengan Ntp = 18 dan Ntg = 24, maka didapatkan J=0,32

= 20226,24 psi

 Dari tabel 10.7 hal 559 Machine Design, Deutschman


didapat Sat = 44000 psi
 Dari tabel 10.8 hal 561 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi number of cycle >10 juta, BHN= 475, maka
didapatkan KL = 1
 Dari hal 555 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan KT=1
 Dari tabel 10.9 hal 562 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan KR = 1

= 44000 psi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 17


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Karena Sad, maka perencanaan pinion aman terhadap patahan
 Terhadap keausan:
syarat:

 Dari tabel 10.12 hal 569 Machine Design, Deutschman


untuk pasangan bahan pinion dan gear gray cast iron
didapatkan Cp = 2300
 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Co = 1,25
 Dari hal 570 machine design, Deutschman dengan asumsi
roda gigi yang dibuat baik, maka didapat Cs = 1
 Dari tabel 10.13 hal 574 Machine Design, Deutschman
dengan rasio b/d <1 dan pada torsi penuh muka gigi yang
kontak 95% maka didapat Cm= 1,3
 Dari hal 574 machine design, Deutschman dengan asumsi
surface finish yang baik, maka didapat Cf = 1
 Dari fig 10.27 hal 570 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 510,51 ft/min dan kurva 4 (Commercial Spur
gear), maka didapat Cv = 0,68
 Dari fig 10.32(b) hal 576 Machine Design, Deutschman
dengan  = 20o FD, Ntp = 18, Gear ratio (i=ng/np) = 1,33
maka didapatkan I = 0,083
Maka dapat dihitung :

= 156852,73 psi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 18


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari tabel 10.14 hal 577 Machine Design, Deutschman
dengan material steel BHN 475, maka didapatkan Sac =
190000 psi.
 Dari fig 10.33 hal 577 machine design, Deutschman dengan
asumsi number of cycle > 107, maka didapatkan CL = 1
 Dari fig 10.34 hal 579 Machine Design, Deutschman

dengan K = = 1, maka didapatkan CH = 1

 Dari hal 578 Machine Design, Deutschman dengan asumsi


suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan CT=1
 Dari tabel 10.16 hal 580 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan CR = 1
Maka Sad dapat dihitung :

= 190000 psi

Karena maka perencanaan pinion aman terhadap keausan.


 Gear(Roda Gigi 4)
 Terhadap patahan:
syarat:

 Dari fig 10.22 hal 557 Machine design, Deutschman


dengan Ntg = 24 dan Ntp = 18, maka didapatkan J = 0,34
 Data dan asumsi yang lain sama dengan pinion
Maka dan Sad dapat dihitung :

= 19036,46 psi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 19


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

= 44000 psi
Karena maka perencanaan gear aman terhadap patahan.
 Terhadap keausan:
syarat:

 Data sama dengan pinion karena bahan gear sama dengan


pinion
Maka dan Sad dapat dihitung :

= 156852,73 psi

= 190000 psi

Karena maka perencanaan gear aman terhadap keausan.


II.3.2.3 Dimensi utama roda gigi 3 dan 4
No Karakteristik Pinion (RG 3) Gear (RG 4)
1 Lebar gigi 0,8 in 0,8 in
2 Sudut tekan 20o FD 20o FD
3 Diametral pitch 12 12
4 Diameter pitch 1,5 in 2 in
5 Jumlah gigi 18 24
6 Bahan SAE 6145 SAE 6145
7 Jarak poros 1,75 in 1,75 in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 20


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

II.3.3 Perencanaan Roda Gigi 5 dan 6


II.3.3.1 Perhitungan
Data-data awal:
Jenis : spur gear
Sudut tekan () : 20o full depth
Angka transmisi (i) : 2,5
Putaran pinion (nP)  RG 5 : 975 rpm
Putaran gear (nG)  RG 6: 390 rpm
Diametral pitch (P) : 16
Bahan Pinion & Gear : Alloy Steel SAE 6145
: So = 67500 psi
: BHN=475 Tabel 10.3, Deutschman
Jarak poros (c) : c = c RG 1&2 – c RG 3&4
= 3,9375 – 1,75 = 2,1875 in

Perhitungan:
 Diameter roda gigi (d) :

= 2,1875 in di mana i = dg/dp sehingga

dg = idp = 2,5dp
dp + 2,5dp = 4,375
3,5dp = 4,375
dp = 1,25 in
dg = 3,125 in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 21


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Jumlah gigi roda gigi (Nt) :
Ntp = P×dp = 16 × 1,25 = 20
Yp = 0,32 ,Tabel 10.2 Deutschman
Ntg = P×dg = 16 ×3,125 = 50
Yg = 0,408 ,Tabel 10.2 Deutschman

 Torsi pada poros I (TIII):

dimana: HP = 3 hp (efisiensi transfer daya diasumsikan 100%)

III = 193,85 lb.in

 Gaya tangensial (Ft):

= 310,16 lb

 Pitch line velocity (Vp):

= 319,07 ft/min

 Beban dinamis (Fd):


karena 0  Vp  2000 ft/min

= 475,1 lb

 Lebar roda gigi (b):


syarat agar roda gigi aman: Fw  Fd
dimana:
maka:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 22


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

dimana: = 1,43

K = 366 (table: 10-11, Deutschman)

in ketentuan lebar gigi: b

0,56  b  0,81
digunakan b = 0,8 in

 Gaya Bending ( Fb)

= = 1080 lb

= = 1377 lb

Karena harga Fbp dan Fbg > Fd, maka perencanaan pinion dan gear
aman dari kemungkinan patah.

II.3.3.2 Analisa Kekuatan (metode AGMA)


 Pinion(Roda Gigi 5)
 Terhadap patahan:
syarat:

 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman


dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Ko = 1,25
 Dari hal 554 machine design Deutschman untuk aplikasi
roda gigi lurus, maka didapat Ks = 1
 Dari tabel 10.5 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan lebar roda gigi <2 in dan asumsi kondisi tumpuan
yang baik, maka didapat Km = 1,3

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 23


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari fig 10.21 hal 556 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 319,07 ft/min dan kurva 3 (Spur gear finished
by hobbing or shaping), maka didapat Kv = 0,74
 Dari fig 10.22 hal 557 Machine Design, Deutschman
dengan Ntp = 20 dan Ntg = 50, maka didapatkan J=0,34

= 40064,39 psi

 Dari tabel 10.7 hal 559 Machine Design, Deutschman


didapat Sat = 44000 psi
 Dari tabel 10.8 hal 561 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi number of cycle >10 juta, BHN= 475, maka
didapatkan KL = 1
 Dari hal 555 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan KT=1
 Dari tabel 10.9 hal 562 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan KR = 1

= 44000 psi

Karena Sad, maka perencanaan pinion aman terhadap patahan


 Terhadap keausan:
syarat:

 Dari tabel 10.12 hal 569 Machine Design, Deutschman


untuk bahan pinion dan gear steel didapatkan Cp = 2300

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 24


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Co = 1,25
 Dari hal 570 machine design, Deutschman dengan asumsi
roda gigi yang dibuat baik, maka didapat Cs = 1
 Dari tabel 10.13 hal 574 Machine Design, Deutschman
dengan rasio b/d = 0,64 < 1 dan pada torsi penuh muka gigi
yang kontak 95% maka didapat Cm= 1,3
 Dari hal 574 machine design, Deutschman dengan asumsi
surface finish yang baik, maka didapat Cf = 1
 Dari fig 10.27 hal 570 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 319,07 ft/min dan kurva 4 (Commercial Spur
gear), maka didapat Cv = 0,74
 Dari fig 10.32(b) hal 576 Machine Design, Deutschman
dengan  = 20o FD, Ntp = 20, Gear ratio (i=ng/np) = 2,5
maka didapatkan I = 0,1
Maka dapat dihitung :

= 189815,44 psi

 Dari tabel 10.14 hal 577 Machine Design, Deutschman


dengan material steel BHN 475, maka didapatkan Sac =
190000 psi.
 Dari fig 10.33 hal 577 machine design, Deutschman dengan
asumsi number of cycle > 107, maka didapatkan CL = 1
 Dari fig 10.34 hal 579 Machine Design, Deutschman

dengan K = = 1, maka didapatkan CH = 1

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 25


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari hal 578 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan CT=1
 Dari tabel 10.16 hal 580 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan CR = 1
Maka Sad dapat dihitung :

= 190000 psi

Karena maka perencanaan pinion aman terhadap keausan.

 Gear(Roda Gigi 6)
 Terhadap patahan:
syarat:

 Dari fig 10.22 hal 557 Machine design, Deutschman


dengan Ntg = 50 dan Ntp = 20, maka didapatkan J = 0,375
 Data dan asumsi yang lain sama dengan pinion
Maka dan Sad dapat dihitung :

= 36325,05 psi

= 44000 psi

Karena maka perencanaan gear aman terhadap patahan.


 Terhadap keausan:
syarat:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 26


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

 Dari tabel 10.13 hal 574 Machine Design, Deutschman


dengan rasio b/d = 0,256 < 1 dan pada torsi penuh muka
gigi yang kontak 95% maka didapat Cm= 1,3
 Data dan asumsi yang lain sama dengan pinion
Maka dan Sad dapat dihitung :

= 189815,44 psi

= 190000 psi

Karena maka perencanaan gear aman terhadap keausan.

II.3.3.3 Dimensi utama roda gigi 5 dan 6


No Karakteristik Pinion(RG 5) Gear(RG 6)
1 Lebar gigi 0,8 in 0,8 in
2 Sudut tekan 20o FD 20o FD
3 Diametral pitch 16 16
4 Diameter pitch 1,25 in 3,125 in
5 Jumlah gigi 20 50
6 Bahan SAE 6145 SAE 6145
7 Jarak poros 2,1875 in 2,1875 in

II.3.4 Perencanaan Roda Gigi 7 dan 8

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 27


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
II.3.4.1 Perhitungan
Data-data awal:
Jenis : bevel gear
Sudut tekan () : 25o full depth
Angka transmisi (i) : 2,6
Putaran pinion (nP)  RG 7 : 390 rpm & 520 rpm
Putaran gear (nG)  RG 8: 150 rpm & 200 rpm
Diametral pitch (P) : 8
Bahan Pinion & Gear : SAE 2345
: So = 50000 psi
: BHN= 475 Tabel 10.3, Deutschman
Ntp (Roda Gigi 7) : 20

Perhitungan:
 Jumlah gigi roda gigi 8 :
Ntg = Nt8 = iNt8 = 2,6 × 20 = 52
 Diameter roda gigi (d) :

= = 2,5 in

= = 6,5 in

 Perhitungan sudut pitch :

Tan γ = = γ = 21,04o = 21º

Shaft angle (Σ) = γ + Γ = 90o


Γ = 90o – 21o = 69o
 Perhitungan jumlah gigi ekivalen :

N’tp = = = 21,42

N’tg = = = 145,1

Dari tabel 10.2 hal 548 Machine design, Deutschman, didapatkan :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 28


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Yp = 0,37994
Yg = 0,535432
 Perhitungan panjang kerucut (L) / jarak konis :

Lp = = = 3,49 in

Lg = = = 3,49 in

Diasumsikan lebar roda gigi (b) = 1 in, syarat terpenuhi jika b ,

maka 1in 1 in 1,16, maka syarat terpenuhi.

 Perhitungan diameter rata-rata :


= dp – b sin = 2,5 – 1 sin 21º = 2,14 in
= dg – b sin = 6,5 – 1 sin 69º = 5,57 in
 Torsi pada poros II (TII):

dimana: HP = 3 hp (efisiensi transfer daya diasumsikan 100%)

II = 484,62 lb.in

 Gaya tangensial (Ft):

= 452,92 lb

 Pitch line velocity (Vp):

= 218,5 ft/min

 Gaya aksial dan radial :


Frp Fr = Gaya radial
Fa = Gaya aksial
Fap
Pinion

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 29


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Dimana Fag = Frp
Fap = Frg
Gear

Fag = Frp = Ft tan cos


= 452,92 tan 25o cos 21o = 197,17 lb
Fap = Frg = Ft tan sin
= 452,92 tan 25o sin 21o = 75,69 lb
 Gaya Normal (Fn) :
Ft = Fn cos

Fn = = = 499,74 lb

 Beban dinamis (Fd):


karena 0  Vp  2000 ft/min

= 617,86 lb

 Gaya Bending ( Fb)

Diametral pitch terbesar =

= = 11,21

= = 1694,65 lb

= = 2388,19 lb

Fbp dan Fbg > Fd berarti perencanaan pinion dan gear aman terhadap
patahan.
 Gaya Keausan (Fw) :
Fw = ; dimana Q’ =

= 1,74

Dari tabel 10.11 Deutschman didapat K = 366

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 30


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Fw = = 1705,37 lb

Karena harga Fw > Fd sehingga memenuhi syarat keausan.

II.3.4.2 Analisa Kekuatan (metode AGMA)


 Pinion (Roda Gigi 7)
 Terhadap patahan:
syarat:

 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman


dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Ko = 1,25
 Dari fig 11.33 hal 647 Machine Design Deutschman
dengan P = 8 maka didapat Ks = 0,59
 Dari tabel 11.3 hal 648 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi roda gigi industri dan both member straddle
mounted, maka didapat Km = 1
 Dari fig 10.21 hal 556 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 218,5 ft/min dan kurva 3 (Straight bevel
gear), maka didapat Kv = 0,77
 Dari fig 11.35 hal 648 Machine Design Deutschman,
dengan Ntp=20 dan Ntg=52 maka didapatkan J=0,25

= 19451,74 psi

 Dari tabel 10.7 hal 559 Machine Design, Deutschman


didapat Sat = 44000 psi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 31


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari tabel 10.8 hal 561 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi number of cycle >10 juta, maka didapatkan
KL = 1
 Dari hal 561 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan KT=1
 Dari tabel 10.9 hal 562 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan KR = 1

= 44000 psi

Karena Sad, maka perencanaan pinion aman terhadap patahan


 Terhadap keausan:
syarat:

 Dari tabel 11.4 hal 649 Machine Design, Deutschman untuk


pasangan bahan pinion dan gear steel didapatkan Cp = 2800
 Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi power source light shock dan beban
uniform, maka didapat Co = 1,25
 Dari fig 11.33 hal 647 machine design, Deutschman, maka
didapat Cs = 0,59
 Dari tabel 11.3 hal 648 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi roda gigi industri dan both member straddle
mounted, maka didapat Cm = 1
 Dari hal 574 machine design, Deutschman dengan asumsi
surface finish yang baik, maka didapat Cf = 1
 Dari fig 10.27 hal 570 Machine Design, Deutschman
dengan Vp = 218,5 ft/min dan kurva 2, maka didapat Cv =
0,92

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 32


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Dari fig 11.37 hal 650 Machine Design Deutschman,
dengan Ntp=20 dan Ntg=52 maka didapatkan I = 0,077
Maka dapat dihitung :

= 121601,94 psi

 Dari tabel 10.14 hal 577 Machine Design, Deutschman


dengan material steel BHN 475, maka didapatkan Sac =
190000 psi.
 Dari fig 10.33 hal 577 machine design, Deutschman dengan
asumsi number of cycle > 107, maka didapatkan CL = 1
 Dari fig 10.34 hal 579 Machine Design, Deutschman

dengan K = = 1, maka didapatkan CH = 1

 Dari hal 578 Machine Design, Deutschman dengan asumsi


suhu pelumas tidak melebihi 250oF, maka didapatkan CT=1
 Dari tabel 10.16 hal 580 Machine Design, Deutschman
dengan asumsi kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen,
maka didapatkan CR = 1
Maka Sad dapat dihitung :

= 190000 psi

Karena maka perencanaan pinion aman terhadap keausan.


 Gear (Roda Gigi 8)
 Terhadap patahan:
syarat:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 33


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

 Dari fig 11.35 hal 648 Machine Design Deutschman,


dengan Ntg=52 dan Ntp=20 maka didapatkan J=0,23
 Data dan asumsi yang lain sama dengan pinion
Maka dan Sad dapat dihitung :

= 21143,19 psi

= 44000 psi

Karena maka perencanaan gear aman terhadap patahan.


 Terhadap keausan:
syarat:

 Data sama dengan pinion


Maka dan Sad dapat dihitung :

= 189815,44 psi

= 190000 psi

Karena maka perencanaan gear aman terhadap keausan.

II.3.4.3 Pengecekan Keamanan Terhadap Putaran Kedua


II.3.4.3.1 Perhitungan
Data-data awal:
Putaran pinion (nP)  RG 7 : 520 rpm

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 34


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Putaran gear (nG)  RG 8: 200 rpm
Untuk besar gaya-gaya yang terjadi juga berbeda :
 Torsi pada poros II (TII):

dimana: HP = 3 hp (efisiensi transfer daya diasumsikan 100%)

II = 363,46 lbin

 Gaya tangensial (Ft):

= 290,768 lb

 Pitch line velocity (Vp):

= 291.33 ft/min

 Gaya aksial dan radial :


Fag = Frp = Ft tan cos
= 290,768 tan 25º cos 21o = 126,58 lb
Fap = Frg = Ft tan sin
= 290,768 tan 25º sin 21o = 48,59 lb
 Gaya Normal (Fn) :
Ft = Fn cos

Fn = = = 320,83 lb

 Beban dinamis (Fd):


karena 0  Vp  2000 ft/min

= 431,95 lb

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 35


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Gaya Bending ( Fb) yang telah dihitung yaitu :

= 1694,65 lb

= 2388,19 lb

Fbp dan Fbg > Fd berarti aman terhadap patahan.


 Gaya Keausan (Fw) yang telah dihitung :
Fw = 1705,37 lb
Karena harga Fw > Fd sehingga memenuhi syarat beban ijin.
II.3.4.3.2 Analisa Kekuatan (Metode AGMA)
 Terhadap patahan:
syarat:
Dengan data dan asumsi yang sama, namun dengan gaya yang
berbeda, maka dapat dihitung :

= 12487,73
Sad = 44000 psi
Karena Sad, maka perencanaan pinion aman terhadap patahan
 Terhadap keausan:
syarat:
Dengan data dan asumsi yang sama, namun dengan gaya yang
berbeda, maka dapat dihitung :

= 97432,33 psi
Sad = 190000 psi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 36


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Karena maka perencanaan pinion aman terhadap keausan
II.3.4.4 Dimensi utama roda gigi 7 dan 8
No Karakteristik Pinion( RG 7) Gear( RG 8 )
1 Lebar gigi 1 in 1 in
2 Sudut tekan 25º FD 25o FD
3 Diametral pitch 8 8
4 Diameter pitch 2,5 in 6,5 in
5 Jumlah gigi 20 52
6 Bahan SAE 2345 SAE 2345
7 21o 21o
8 Panjang kerucut (L) 3,49 in 3,49 in

BAB III

PERENCANAAN POROS

3.1 Dasar Teori


Pada perhitungan poros, kita menganalisa setiap gaya yang ada pada
poros. Untuk memudahkan perhitungan gaya-gaya yang ada pada poros dibagi
menjadi dua bagian, yaitu gaya arah horizontal dan gaya arah vertikal. Untuk
setiap arah gaya yang digambarkan dengan arah ke atas bernilai positif (+), dan
untuk setiap arah gaya yang digambarkan dengan arah ke bawah bernilai negatif
(-). Sedangkan untuk momen yang putarannya CCW (berlawanan arah jarum jam)
bernilai positif (+), dan untuk momen yang putarannya CW (searah jarum arah
jarum jam) bernilai negatif (-).
Untuk menganalisa diameter poros yang akan dipakai, kita dapat
menggunakan persamaan Distortion Energy, yaitu :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 37


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Dengan asumsi-asumsi :
1. Di = 0 karena poros pejal
2. Diameter luar (Do) homogen
3. Dari sistem pembebanan dapat disimpulkan :
 Momen bending rata-rata tanpa fluktuasi dan tanpa beban kejut,
sehingga Ksb=Kst=1.
 MB = Mr (Momen bending range.
 Mm = 0, karena momen bending berulang dan tidak berfluktuasi.
 Tidak terdapat flywheels, clutch, dll. Sehingga Tr = 0 (Momen
torsi range )
4. Faktor keamanan N = 3,5 untuk material yang sudah diketahui dengan
beban dan tegangan yang tidak pasti dan kondisi lingkungan yang tidak
pasti.

Maka persamaan Distortion of Energi menjadi :

3.2 Perencanaan Poros


3.2.1 Perencanaan Poros I
Data poros I:
Torsi (T) = 218,6 lb.in
Roda gigi 1 : gaya tangensial B (FtB) = 194,3 lb
gaya radial B (FrB) = = 70.72 lb
berat (wB) = 1,22 lb
AH
A 1,2 in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 38


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Av B
1,2 in CH
FrB

C
FtB WB
Cv

Analisa gaya-gaya :
Horizontal
AH CH
1,2 in B 1,2 in

FrB

= 35,36 lb

lb

Bidang momen horizontal :


 ; lb.in

; lb.in
 ; lb.in

; lb.in

42,43

A B C
Bidang momen

FtB
Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 39
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Vertikal:

1,2 in WB 1,2 in
AV B
Cv

= 97,72 lb

lb

Bidang momen Vertikal :


 ; lb.in

; lb.in
 ; lb.in

; lb.in

A B C

117,36

Bidang Momen
Momen bending terbesar di titik B :
MB = = 124,8 lb in
Peencanaan diameter Poros I :
Bahan poros direncanakan AISI 1040

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 40


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Dari tabel Appendik A-2 Hal 870, machine design, Deutschman didapatkan:
Su = 85000 psi ; Syp = 50000psi ; BHN = 170
 Endurance limit

 Dari hal 829 App B-1, machine design, Deutschman untuk poros
dengan profil adanya lubang pasak, didapat :
Kf(bending) = 1,6
Kf(torsi) = 1,3
 Dari pers 3-13 hal 106 machine design, Deutschman untuk steel
dengan Su<200000 dan BHN<400, maka :
S’n = 0,5 Su = 0,5 x 85000 = 42500 psi
 Dari tabel 3.2 persamaan 3-23 hal 109, machine design,
Deutschman dengan asumsi poros dioperasikan pada lingkungan
non corrosive dengan survival rate 95 % , didapatkan :
CR = 1-0,08(DMF) ; dengan DMF = 1,64
CR = 1-0,08(1,64) = 08688
 Dari fig B-3 App B hal 893 machine design, Deutschman untuk
proses pengerjaan permukaan dengan mesin didapatkan CF= 0,77
 Dari pers 3.24 hal 110 machine design, Deutschman dengan
asumsi diameter poros akan lebih besar dari ½ in dan lebih kecil
dari 2 in, maka dapat kita pakai CS = 0,85
 Karena tidak ada pengelasan maka CW = 1
Maka Endurance limit dapat dihitung :

= 15104,22 psi
Dari persamaan Distortion Energi, didapat :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 41


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

= 0,7 in = 17,8 mm
Maka didapatkan Diameter poros I = 0,7 in = 17,8 mm
3.2.2 Perencanaan Poros II (roda gigi 3 dan 4 kontak)
Data poros II:
Torsi (T) = 446,55 lb.in
Roda gigi 2 : gaya tangensial E (FtE) = 193,103 lb
gaya radial E (FrE) = 70,26 lb
berat E (wE) = 4,89 lb
Roda gigi 3 : gaya tangensial F (FtF) = 334,49 lb
gaya radial F (FrF) = 121,74 lb
berat F (wF) = 2,28 lb
Roda gigi 5 : berat G (wG) = 1,76 lb

Dv FtE
DH FrE
D FtF
E
F
Hv
G HH
FrF
WE H
1,15 in
WF
1,66 in
3,92 in WG
1,45 in

Analisa gaya-gaya :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 42


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Horizontal
FrE
DH HH
F G
D 1,15 in E 1,66 in 3,92 in 1,45 in H
FrF

lb

= 19,58 lb
Bidang momen horizontal :
 ; lb.in

; lb.in
 ; lb.in

; lb.in

 ; lb.in
; lb.in
117,65

22,517

D E F G H
Bidang momen

Vertikal:
WF WG
WE
DV HV
E F G H
D 1,15 in 1,66 in 3,92 in 1,45 in
FtE FtF

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 43


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

lb

= 378,9 lb
Bidang momen vertikal :
 ; lb.in

; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in
752,79

435,74

201,27

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 44


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

D E F G H
Bidang momen
Momen bending terbesar di titik F :
MB = = 761,93 lb in
Perencanaan Diameter Poros II :
 Dengan data dan asumsi yang sama seperti pada poros I, maka
diameter poros II dapat dihitung.
Dari persamaan Distortion Energi, didapat :

= 1,2 in = 30,48 mm
Maka didapatkan Diameter poros II = 1,2 in = 30,48 mm

3.2.3 Perencanaan Poros II (roda gigi 5 dan 6 kontak)


Data poros II:
Torsi (T) = 446,55 lb.in
Roda gigi 2 : gaya tangensial E (FtE) = 193,103 lb
gaya radial E (FrE) = 70,26 lb
berat E (wE) = 4,89 lb
Roda gigi 3 : berat F (wF) = 2,28 lb
Roda gigi 5 : gaya tangensial F (FtG) = 391,71 lb
gaya radial F (FrG) = 142,57 lb
berat G (wG) = 1,76 lb

Dv FtE
FrE
DH D
E FtG
F
Hv
Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 45
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

G HH

FrG
WE H
1,15 in
WF
1,66 in
3,92 in WG
1,45 in

Analisa gaya-gaya :
Horizontal
FrE
HH
F G
D 1,15 in E 1,66 in 3,92 in 1,45 in H
DH FrG

lb

= 35,1 lb
Bidang momen horizontal :
 ; lb.in

; lb.in
 ; lb.in

; lb.in

 ; lb.in
; lb.in
155,83

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 46


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

E
D F G H
40,37
Bidang momen

Vertikal:
WF WG
WE
DV HV
E F G H
D 1,15 in 1,66 in 3,92 in 1,45 in
FtE FtG

lb

= 228,7 lb
Bidang momen vertikal :
 ; lb.in

; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

501,63
Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 47
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

330,73
263,01

D E F G H
Bidang momen
Momen bending terbesar di titik G :
MB = = 525,27 lb in
Perencanaan Diameter Poros II :
 Dengan data dan asumsi yang sama seperti pada poros I, maka
diameter poros II dapat dihitung.
Dari persamaan Distortion Energi, didapat :

= 1,08 in = 27,4 mm
Maka didapatkan Diameter poros II = 1,08 in = 27,4 mm
Diameter poros II dengan roda gigi 3 dan 4 kontak = 1,2 in = 30,48 mm
Diameter poros II dengan roda gigi 5 dan 6 kontak = 1,08 in = 27,4 mm,
Diameter yang diambil 30,48 mm, dengan pertimbangan lebih aman.
3.2.4 Perencanaan Poros III (roda gigi 3 dan 4 kontak)
Data poros III:
Torsi (T) = 694,64 lb.in
Roda gigi 4 : gaya tangensial J (FtJ) = 333,4 lb
gaya radial J (FrJ) = 121,35 lb
berat J (wJ) = 5,74 lb
Roda gigi 6 : berat K (wK) = 7,02 lb

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 48


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Roda gigi 7 : gaya tangensial M (FtM) = 420,994 lb
gaya radial (FrM) = 139,98 lb
gaya aksial (FaM) = 62,32 lb
berat G (wG) = 1,76 lb

FrJ
I
IH J
LH
Iv L
FtJ K

WJ M
2,81 in Lv
1,96 in WK FrM FaM

3,41 in FtM
WM
1,01 in
Analisa gaya-gaya :
Horizontal

Ia
K L
I 2,81 in J 1,96 in 3,41 in 1,01 in M
La FaM

lb

lb

Ia FrJ LH
K L
I 2,81 in J 1,96 in 3,41 in 1,01 in M
IH La FrM

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 49


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

lb

= 109,52 lb
Bidang momen horizontal :
 ; lb.in

; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

J K L M
I

141,4

272,43
Bidang momen
Vertikal:

WM
WJ
WK FtM
FrJ
L
I 2,81 in J 1,96 in K 3,41 in 1,01 in M
IV LV

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 50


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

lb

= 173,194 lb
Bidang momen vertikal :
 ; lb.in

; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in
433,38

I J K M
L

160,32

486,68

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 51


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Bidang momen
Momen bending terbesar di titik J :
MB = = 557,73 lb in
Perencanaan Diameter Poros III :
 Dengan data dan asumsi yang sama seperti pada poros I, maka
diameter poros III dapat dihitung.
Dari persamaan Distortion Energi, didapat :

= 1,1 in = 27,94 mm
Maka didapatkan Diameter poros III = 1,1 in = 27,94 mm
3.2.5 Perencanaan Poros III (roda gigi 5 dan 6 kontak)
Data poros III:
Torsi (T) = 1389,28 lb.in
Roda gigi 4 : berat J (wJ) = 5,74 lb
Roda gigi 6 : gaya tangensial K (FtK) = 609,33 lb
gaya radial K (FrK) = 221,78 lb
berat K (wK) = 7,02 lb
Roda gigi 7 : gaya tangensial M (FtM) = 841,99 lb
gaya radial (FrM) = 279,97 lb
gaya aksial (FaM) = 124,65 lb
berat G (wG) = 1,76 lb
IH
I
J
LH
Iv L
K
FrK
WJ M
2,81 in FtK Lv
FrM FaM
Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 52
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

1,96 in WK
3,41 in FtM
WM
1,01 in
Analisa gaya-gaya :
Horizontal

Ia
K L
I 2,81 in J 1,96 in 3,41 in 1,01 in M
La FaM

lb

lb

IH
FrK LH
Ia L
K
I 2,81 in J 1,96 in 3,41 in 1,01 in M
La FrM

lb

= 32,75 lb
Bidang momen horizontal :
 ; lb.in

; lb.in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 53


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in
276,14

I L
M
J K

Bidang momen 282,73


Vertikal:

WM
WK
WJ FrK FtM
L
I 2,81 in J 1,96 in K 3,41 in 1,01 in M
IV LV

lb

= 156,35 lb
Bidang momen vertikal :
 ; lb.in

; lb.in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 54


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

 ; lb.in
; lb.in

858,62

I J K M
L

439,34
733,44

Bidang momen
Momen bending terbesar di titik L :
MB = = 902,1 lb in
Perencanaan Diameter Poros III :
 Dengan data dan asumsi yang sama seperti pada poros I, maka
diameter poros III dapat dihitung.
Dari persamaan Distortion Energi, didapat :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 55


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

= 1,3 in = 33,02 mm
Maka didapatkan Diameter poros III = 1,3 in = 33,02 mm
Diameter poros III dengan roda gigi 3 dan 4 kontak = 1,1 in = 27,94 mm
Diameter poros III dengan roda gigi 5 dan 6 kontak = 1,3 in = 33,02 mm,
Diameter yang diambil 33,02 mm, dengan pertimbangan lebih aman.

3.2.6 Perencanaan Poros IV (output I n=200 rpm)


Data poros IV:
Torsi (T) = 1562,94 lb.in
Roda gigi 8 : gaya tangensial N (FtN) = 416,78 lb
gaya radial N (FrN) = = 138,58 lb
gaya aksial N ( FaN) = = 61,7 lb
berat N (wN) = 4,6 lb

FtN

FaN
N
0,6 in Ov
FrN
OH O
WN
Analisa gaya-gaya :
Horizontal
Oa
0,6 in
N O
FaN

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 56


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

lb

Oa
N 0,6 in
O
FrN OH

= 187,4 lb

Bidang momen horizontal :


 ; lb.in

; lb.in

N O

112,44

Bidang momen

Vertikal:

WN
0,6 in Ov
N O
FtN

= 397,68 lb
Bidang momen Vertikal :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 57


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

 ; lb.in

; lb.in

N O C

112,44

Bidang Momen
Momen bending terbesar di titik O :
MB = = 263,8 lb in
Perencanaan Diameter Poros IV :
 Dengan data dan asumsi yang sama seperti pada poros I, maka
diameter poros IV dapat dihitung.
Dari persamaan Distortion Energi, didapat :

= 1,05 in = 26,67 mm
Maka didapatkan Diameter poros IV = 1,05 in = 26,67 mm
3.2.7 Perencanaan Poros IV (output II n=100 rpm)
Data poros IV:
Torsi (T) = 3125,87 lb.in
Roda gigi 8 : gaya tangensial N (FtN) = 833,57 lb
gaya radial N (FrN) = = 277,16 lb
gaya aksial N ( FaN) = = 123,4 lb
berat N (wN) = 4,6 lb

FtN

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 58


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

FaN
N
0,6 in Ov
FrN
OH O
WN
Analisa gaya-gaya :
Horizontal
Oa
0,6 in
N O
FaN

lb

Oa
N 0,6 in
O
FrN OH

= 494,1 lb

Bidang momen horizontal :


 ; lb.in

; lb.in

N O

166,3

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 59


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Bidang momen

Vertikal:

WN
Ov
0,6 in
N O
FtN

= 814,47lb

Bidang momen Vertikal :


 ; lb.in

; lb.in

N O

488,68

Bidang Momen
Momen bending terbesar di titik O :
MB = = 516,2 lb in
Perencanaan Diameter Poros IV :
 Dengan data dan asumsi yang sama seperti pada poros I, maka
diameter poros IV dapat dihitung.
Dari persamaan Distortion Energi, didapat :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 60


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

= 1,3 in = 33,02 mm
Maka didapatkan Diameter poros IV = 1,3 in = 33,02 mm
Diameter poros IV dengan input I n = 200 rpm = 1,05 in = 26,67 mm
Diameter poros IV dengan input II n = 100 rpm = 1,3 in = 33,02 mm,
Diameter yang diambil 33,02 mm, dengan pertimbangan lebih aman.

BAB IV

PERENCANAAN PASAK

4.1 Dasar Teori


Pasak merupakan bagian elemen mesin yang disamping digunakan untuk
menyambung juga untuk menjaga hubungan putaran relatif antara poros dengan
peralatan mesin yang lain (dalam hal ini berupa roda gigi dan synchronizer). Bila
poros berputar dengan torsi sebesar T maka torsi ini akan menghasilkan gaya
tangensial (Ft) yang bekerja pada diameter luar dari poros dan gaya tangensial (Ft)
inilah yang akan bekerja pada pasak.

H
L
W

Gambar 4.1 Penampang pasak

Besarnya gaya tangensial (Ft) adalah:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 61


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

dimana: Ft = gaya tangensial (lb)

T = torsi yang terjadi pada poros (lb.in)


d = diameter poros (in)
 Tinjauan pasak terhadap tegangan geser

dimana:  = tegangan geser (lb/in2)

Ft = gaya tangensial (lb)


A = luasan bidang gesek pada pasak (in2)
= W x L (lebar pasak x panjang pasak)

sehingga:

Syarat pasak aman terhadap tegangan geser

dimana: Ssy = 0,58 Sy

SF = 2,5 (untuk beban yang tidak


mengalami beban kejut)

sehingga:

 Tinjauan pasak terhadap tegangan kompresi

dimana:  =tegangan kompresi (lb/in2)

Ft = gaya tanensial (lb)


A = luasan bidang gesek pada pasak (in2)

sehingga:

Syarat pasak aman terhadap tegangan kompresi

dimana: Syc = Sy

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 62


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
SF = 2,5 (untuk beban yang tidak
mengalami beban kejut)

sehingga:

4.2 Perencanaan Pasak


Direncanakan semua pasak yang dipakai adalah tipe ‘flat square key’
dengan bahan pasak AISI 1020 dengan Sy =66000 psi (App A-2, Deutschman)
4.2.1 Perencanaan Pasak Pada Poros I
Data-data awal:
Diameter poros I (dI) = 0,7 in
Torsi poros I (TI) = 218,6 lb.in
Dari tabel 7-7 machine design, Deutschman hal 363, didapat :
W = 0,1875 in
H = 0,1875 in
Pada roda gigi I terdapat hub yang panjangnya 1,2 in, panjang pasak
yang baik bila sama dengan panjang hub. (L=1,2 in)
 Gaya tangensial (Ft):

= 624,57 lb

 Terhadap tegangan geser:

=28280 psi

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan geser.

 Terhadap tegangan kompresi:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 63


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan kompresi.

4.2.2 Perencanaan Pasak Pada Poros II


Data-data awal:
Diameter poros II (d2) = 1,2 in
Torsi poros II (TII) = 446,55 lb.in
Dari tabel 7-7 machine design, Deutschman hal 363, didapat :
W = 0,25 in
H = 0,25 in
Pada roda gigi 2 terdapat hub yang panjangnya 1,2 in, panjang pasak
yang baik bila sama dengan panjang hub. (L=1,2 in)
 Gaya tangensial (Ft):

= 744,25 lb

 Terhadap tegangan geser:

=28280 psi

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan geser.

 Terhadap tegangan kompresi:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 64


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan kompresi

Untuk roda gigi 3 dan 5 memiliki L = 1,8 in, maka :


 Terhadap tegangan geser:

=28280 psi

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan geser.

 Terhadap tegangan kompresi:

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan kompresi

4.2.3 Perencanaan Pasak Pada Poros III


Data-data awal:
Diameter poros III (d3) = 1,3 in
Torsi poros III (TIII) = 1389,28 lb.in
Dari tabel 7-7 machine design, Deutschman hal 363, didapat :
W = 0,3125 in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 65


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
H = 0,3125 in
Pada roda gigi 7 terdapat hub yang panjangnya 3,75 in, panjang pasak
yang baik bila sama dengan panjang hub. (L=3,75 in)
 Gaya tangensial (Ft):

= 2137,35 lb

 Terhadap tegangan geser:

=28280 psi

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan geser.

 Terhadap tegangan kompresi:

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan kompresi

Untuk roda gigi 4 dan 6 digunakan ‘Straight Splines’ dengan jumlah spline 6,
karena diameter poros 1,3 ( Tabel 7-9 Machine design, Deutschman hal 373), dan
didapatkan :
Data awal :
W = 0,25 x D =0,25 x 1,3 = 0,325 in
h = 0,05 x D = 0,05 x 1,3 = 0,065
d = 0,9 x D = 0,9 x 1,3 = 1,17
L = 3,76 in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 66


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Torsi (T):
T = 1000 x n x rm x h x L

= in

T = 1000 x 6 x 0,6175 x 0,065 x 3,76


= 905,502 lb in
 Gaya tangensial (Ft):

= 1393,08 lb

 Terhadap tegangan geser:

=28280 psi

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan geser.

 Terhadap tegangan kompresi:

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan kompresi

4.2.4 Perencanaan Pasak Pada Poros IV


Data-data awal:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 67


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Diameter poros IV (d4) = 1,3 in
Torsi poros IV (TIV) = 3125,87 lb.in
Dari tabel 7-7 machine design, Deutschman hal 363, didapat :
W = 0,3125 in
H = 0,3125 in
Pada roda gigi 8 terdapat hub yang panjangnya 1,67 in, panjang pasak
yang baik bila sama dengan panjang hub. (L=1,67 in)
 Gaya tangensial (Ft):

= 4809,03 lb

 Terhadap tegangan geser:

=28280 psi

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan geser.

 Terhadap tegangan kompresi:

Karena maka perencanaan aman terhadap tegangan kompresi

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 68


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

BAB V

PERENCANAAN BANTALAN

5.1 Dasar Teori


Data yang perlu diketahui dalam perhitungan bantalan yaitu: putaran poros
(n), diameter poros (d). Dan yang dihitung yaitu:
 Gaya-gaya pada tumpuan (Fr):
dimana: Fr = gaya radial (lb)
FH = gaya horizontal (lb)
FV = gaya vertical (lb)
 Beban ekivalen (P):
dimana: P = beban ekivalen (lb)
V = faktor putaran
1 untuk ring dalam berputar
1,2 untuk ring luar berputar
Fr = gaya radial (lb)
 Umur bantalan (L10):

dimana: L10 = umur bantalan (jam)

C = basic dynamic load rating (lb)

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 69


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
P = beban ekivalen (lb)
B = konstanta yang tergantung dari
type bantalan
3 untuk ball bearing
10
/3 untuk roller bearing
n = putaran poros (rpm)
Pada gear box ini mengunakan bantalan jenis “Deep-Groove Ball Bearing”
dan “Spherical roller bearing with cylindrical bore”, adapun dimensi bantalan
standar SKF sebagai berikut:

dimana: D = diameter luar (in)


d = diameter dalam (in)
B = lebar bantalan (in)

Gambar 5.1 Ball Bearing

Dimana : D = diameter luar (in)


D Di d di d = diameter dalam (in)
B = lebar bantalan (in)

Gambar 5.2 Spherical roller bearing

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 70


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
5.2 Perencanaan Bantalan

Gambar 5.3 Posisi bantalan


5.2.1 Perencanaan bantalan pada poros I (titik A dan C)
Data-data awal:
Diameter poros I (dI) = 0,7 in
Putaran poros I (nI) = 1430 rpm
Gaya-gaya pada tumpuan A: AH = 35,36 lb
AV = 97,8 lb
Direncanakan umur bantalan minimal 2 tahun dengan pemakaian kerja rata-
rata per hari + 8 jam, maka L10h 5840 jam
 Gaya-gaya pada tumpuan A (FrA):

= 103,996 lb
 Beban ekivalen (P):
dimana: V =1 (ring dalam berotasi)
= 103,996 lb
 Basic dynamic load rating (C):

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 71


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Dari SKF General Catalouge hal 116 dengan d (diameter leher bantalan) =
15 mm, didapatkan jenis bearing dengan seri 16002 = deep groove ball
bearing single row, dengan dimensi sbb :
D = 32 mm
B = 8 mm
M = 0,025 kg
5.2.2 Perencanaan bantalan pada poros II (titik D dan H)
Data-data awal:
Diameter poros II (dII) = 1,2 in
Putaran poros II (nII) = 700 rpm
Gaya-gaya pada tumpuan D: DH = 19,58 lb
DV = 378,9 lb
Gaya-gaya pada tumpuan H: HH = 31,9 lb
HV = 138,73 lb
Direncanakan umur bantalan minimal 2 tahun dengan pemakaian kerja rata-
rata per hari + 8 jam, maka L10h 5840 jam
Titik D :
 Gaya-gaya pada tumpuan A (FrA):

= 379,4 lb
 Beban ekivalen (P):
dimana: V =1 (ring dalam berotasi)
= 379,4 lb
 Basic dynamic load rating (C):

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 72


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Dari SKF General Catalouge hal 118 dengan d (diameter leher bantalan) =
25 mm, didapatkan jenis bearing dengan seri 6005 = deep groove ball bearing
single row, dengan dimensi sbb :
D = 42 mm
B = 12 mm
M = 0,08 kg

Titik H :
 Gaya-gaya pada tumpuan H (FrH):

= 142,35 lb
 Beban ekivalen (P):
dimana: V =1 (ring dalam berotasi)
= 142,35 lb
 Basic dynamic load rating (C):

Dari SKF General Catalouge hal 118 dengan d (diameter leher bantalan) =
25 mm, didapatkan jenis bearing dengan seri 16005 = deep groove ball
bearing single row, dengan dimensi sbb :
D = 47 mm
B = 8 mm

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 73


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
M = 0,06 kg
5.2.3 Perencanaan bantalan pada poros III (titik I dan L)
Data-data awal:
Diameter poros III (dIII) = 1,3 in
Putaran poros III (nIII) = 225 rpm
Gaya-gaya pada tumpuan I: IH = 32,75 lb
Ia = 25,14
IV = 25,14 lb
Gaya-gaya pada tumpuan L: LH = 496 lb
La = 25,14 lb
LV = 1316,97 lb
Direncanakan umur bantalan minimal 2 tahun dengan pemakaian kerja rata-
rata per hari + 8 jam, maka L10h 5840 jam

Titik I :
 Gaya-gaya pada tumpuan I (FrI):

= 166,72 lb
 Beban ekivalen (P):
dimana: V =1 (ring dalam berotasi)
= 166,72 lb
 Basic dynamic load rating (C):

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 74


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Dari SKF General Catalouge hal 246 dengan d (diameter leher bantalan) =
30 mm, didapatkan jenis bearing dengan seri 22205 CC = spherical roller
bearing with cylindrical bore, dengan dimensi sbb :
D = 52 mm
B = 18 mm
M = 0,18 kg
Titik L :
 Gaya-gaya pada tumpuan L (FrL):

= 1389,76 lb

 Beban ekivalen (P):


dimana: V =1 (ring dalam berotasi)
= 1389,76 lb
 Basic dynamic load rating (C):

Dari SKF General Catalouge hal 246 dengan d (diameter leher bantalan) =
30 mm, didapatkan jenis bearing dengan seri 22205 CC = Spherical roller
bearing with cylindrical bore, dengan dimensi sbb :
D = 52 mm
B = 18 mm
M = 0,18 kg
5.2.4 Perencanaan bantalan pada poros IV (titik O)
Data-data awal:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 75


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Diameter poros IV (dIV) = 1,3 in
Putaran poros IV (nIV) = 100 rpm
Gaya-gaya pada tumpuan O: OH = 494,1 lb
Oa = 771,25 lb
OV = 814,47 lb
Direncanakan umur bantalan minimal 2 tahun dengan pemakaian kerja rata-
rata per hari + 8 jam, maka L10h 5840 jam
 Gaya-gaya pada tumpuan O (FrO):

= 860,33 lb

 Beban ekivalen (P):


dimana: V =1 (ring dalam berotasi)
= 860,33 lb

 Basic dynamic load rating (C):

Dari SKF General Catalouge hal 246 dengan d (diameter leher bantalan) =
30 mm, didapatkan jenis bearing dengan seri 22205 CC = Spherical roller
bearing with cylindrical bore, dengan dimensi sbb :
D = 52 mm
B = 18 mm
M = 0,18 kg

5.3 Analisa Kekuatan Poros

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 76


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Untuk mengetahui kekuatan poros setelah adanya bearing pada
konstruksi gear box, maka perlu dilakukan perhitungan untuk menganalisanya.
Namun dalam pengecekannya tidak perlu dicek secara keseluruhan, cukup dicek
pada bagian poros yang mengalami gaya terbesar, sehingga bila pada bagian poros
tersebut aman, maka otomatis bagian poros yang lainpu akan aman. Dalam
konstruksi gear box ini bagian poros yang mengalami gay terbesar adalah pada
poros III titik L, sehingga perhitungan pengecekan kekuatan cukup dilakukan
pada bagian tersebut.

5.3.1 Pengecekan kekuatan poros III titik L

My Fx T
Fx
d
D
Mz

A Fy
Fy
r=9mm

Data awal :Bahan poros AISI 1040 (Su=85000psi;Sy=50000psi; BHN=170)


Torsi (T) = 1389,28 lb in
d = 30 mm = 1,18 in
Fx = 443,86 lb
Fy = 1316,97 lb
r = 9 mm = 0,354 in
Sf = 1,5
 Momen pada sumbu y (My)
My = Fx x r = 443,86 lb x 0,354 in = 157,27 lb in
 Momen pada sumbu z (Mz)
Mz = Fy x r = 1316,97 lb x 0,354 in= 466,64 lb in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 77


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
 Gaya –gaya pada titik A
1. Gaya oleh Fx :

= 426,92 lb/in2

2. Gaya oleh Fy

= 1204,88 lb/in2

3. Gaya oleh Mz

=4030,14 lb/in2

4. Gaya oleh My

= 0 lb/in2

Dari fig B-4 hal 894 machine design, Deutschman dengan


mengambil harga-harga : D/d = 1,1 dan r/d = 0,1 maka didapatkan
harga Kts = 1,25
5. Gaya akibat Torsi

= 5385,72 lb/in2

Dari Teori kegagalan statik :


1. MSST (Tresca)

2. DET (Von Mises)

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 78


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Karena menurut teori kegagalan static Tresca dan Von mises tegangan
yang terjadi lebih kecil daripada tegangan ijin, maka perencanaan poros setelah
ditambahkan bearing pada konstruksinya aman.

BAB VI
PERENCANAAN PELUMASAN

Untuk perencanaan pelumasan dapat dilakukan dengan mencari beban


pelumasan yang terbesar yang terjadi pada bearing. Dalam perencanaan gear box
ini bearing yang mengalami beban pelumasan terbesar adalah pada bearing A dan
C yang berputar pada n = 1430 rpm dan memiliki diameter poros 0,7 in = 17,78
mm. Dengan mengasumsikan temperature kerja berkisar pada + 100o F, maka
dapat dihitung :
D x n = 17,78 x 1430 = 25425,4
Dari fig 9.40 hal 503, machine design, Deutschman, didapatkan :
viskositas SUS = 130 SUS dengan basis 100o F
Bila specific gravity pada 60oF = 0,9 maka specific gravity pada 100oF dapat
dicari :
dimana : = specific gravity pada suhu t
=specific gravity pada suhu 60oF

Viskositas absolute :

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 79


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

cp , maka :

reyns
Dari fig 8.13 hal 426 machine design, Deutschman didapat standar SAE dari
pelumas, yaitu SAE 10.

BAB VII
KESIMPULAN

Dari perhitungan dan perencanaan yang telah dilakukan, diperoleh


kesimpulan sebagai berikut :
 Berdasarkan perhitungan dan penentuan elemen-elemen mesin
sebelumnya, maka GEAR BOX dapat dibuat.
 Bahan baku dan material mesin yang dapat dijumpai dipasaran
menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan ini.
 Konstruksi mesin ini sederhana sehingga baik pembuatan maupun
perawatan mudah dilakukan.
 Elemen-elemen mesin yang digunakan dan spesifikasinya adalah sbb :
1. Motor listrik ;
 Daya = 4,9617 Hp
 Putaran = 1430 rpm
2. Roda Gigi:
a. Roda gigi 1: - jenis : spur gear
- sudut kontak () : 20o
- diametral pitch (P) : 8
- diameter (d1) : 2,25 in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 80


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
- lebar (b1) : 1,2 in
- bahan : SAE 1020
So = 18000 psi
BHN = 156
b. Roda gigi 2: - jenis : spur gear
- sudut kontak () : 20o
- diametral pitch (P) : 8
- diameter (d2) : 4,625 in
- lebar (b2) : 1,2 in
- bahan : ASTM 50
So = 15000 psi
BHN = 223
c. Roda gigi 3: - jenis : spur gear
- sudut kontak () : 20o
- diametral pitch (P) : 6
- diameter (d3) : 2,67 in
- lebar (b3) : 1,8 in
- bahan : SAE 1020
So = 18000 psi
BHN = 156
d. Roda gigi 4: - jenis : spur gear
- sudut kontak () : 20o
- diametral pitch (P) : 6
- diameter (d4) : 4,167 in
- lebar (b4) : 1,8 in
- bahan : ASTM 50
So = 15000 psi
BHN = 223
e. Roda gigi 5: - jenis : spur gear
- sudut kontak () : 20o
- diametral pitch (P) : 6

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 81


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
- diameter (d5) : 2,28 in
- lebar (b5) : 1,8 in
- bahan : SAE 1020
So = 18000 psi
BHN = 156
f. Roda gigi 6: - jenis : spur gear
- sudut kontak () : 20o
- diametral pitch (P) : 6
- diameter (d6) : 4,56 in
- lebar (b6) : 1,8 in
- bahan : ASTM 50
So = 15000 psi
BHN = 223
g. Roda gigi 7: - jenis : straight bevel gear
- sudut kontak () : 20o
- sudut poros (Σ) : 90o
- sudut pitch pinion : 24o
- diametral pitch (P) : 6
- diameter (d7) : 3,3 in
- lebar (b7) : 0,9 in
- bahan : ASTM 50
So = 15000 psi
BHN = 223
h. Roda gigi 8: - jenis : straight bevel gear
- sudut kontak () : 20o
- sudut poros (Σ) : 90o
- sudut pitch pinion : 24o
- diametral pitch (P) : 6
- diameter (d7) : 7,5 in
- lebar (b7) : 0,41 in
- bahan : ASTM 50

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 82


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
So = 15000 psi
BHN = 223
3. Poros :
a. Poros I : - diameter (dI) : 0,7 in
- panjang (L) : 2,4 in
- bahan : AISI 1040
Su = 85000 psi
Sy = 50000 psi
BHN = 170
b. Poros II : - diameter (dII) : 1,2 in
- panjang (L) : 8,18 in
- bahan : AISI 1040
Su = 85000 psi
Sy = 50000 psi
BHN = 170
c. Poros III: - diameter (dIII) : 1,3 in
- panjang (L) : 9,19 in
- bahan : AISI 1040
Su = 85000 psi
Sy = 50000 psi
BHN = 170
d. Poros IV: - diameter (dIV) : 1,3 in
- panjang (L) : 0,6 in
- bahan : AISI 1040
Su = 85000 psi
Sy = 50000 psi
BHN = 170
4. Pasak:
a. Pasak pada Poros I : - jenis : Flat Square Key
- lebar (W) : 0,1875 in
- tinggi (H) : 0,1875 in

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 83


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
- panjang (L) : 1,2 in
- bahan : AISI 1020 CD
Sy = 66000 psi
BHN = 156
b. Pasak pada Poros II : - jenis : Flat Square Key
- lebar (W) : 0,25 in
- tinggi (H) : 0,25 in
- panjang (L) : 1,2 dan 1,8 in
- bahan : AISI 1020 CD
Sy = 66000 psi
BHN = 156
c. Pasak pada Poros III:
Pada poros III menggunakan “Straight Splines” dengan dimensi:
- lebar spline (w) = 0,325 in
- tinggi spline (h) = 0,065 in
- diameter dalam (d) = 1,17 in
d. Pasak pada poros IV : - jenis : Flat Square Key
- lebar (W) : 0,3125 in
- tinggi (H) : 0,3125 in
- panjang (L) : 1,67 in
- bahan : AISI 1020 CD
Sy = 66000 psi
BHN = 156
5. Bantalan:
a. Bantalan A dan C :
Digunakan bantalan dengan jenis “Single Row Deep Groove Ball
Bearing” seri 16002, dimana: - d = 15 mm = 0,5906 in
-D = 32 mm = 1,2598 in
-B = 8 mm = 0,31496 in
-C = 103,996 lb
b. Bantalan D:

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 84


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX
Digunakan bantalan dengan jenis “Single Row Deep Groove Ball
Bearing” seri 6005, dimana: - d = 25 mm = 0,9843 in
-D = 42 mm = 1,6535 in
-B = 11 mm = 0,4331 in
-C = 2374,93 lb
c. Bantalan H:
Digunakan bantalan dengan jenis “Single Row Deep Groove Ball
Bearing” seri 16005, dimana: - d = 25 mm = 0,9843 in
-D = 47 mm = 1,8504 in
-B = 8 mm = 0,31496 in
-C = 872,37 lb
d. Bantalan I dan L :
Digunakan bantalan dengan jenis “Spherical roller bearing with
cylindrical bore” dengan seri 22205 CC, dimana:
-d = 30 mm = 1,1811 in
-D = 52 mm = 2,0472 in
-B = 18 mm = 0,7087 in
- CI = 714,9 lb
- CL = 5959,2 lb
e. Bantalan O :
Digunakan bantalan dengan jenis “Spherical roller bearing with
cylindrical bore” dengan seri 22205 CC, dimana:
-d = 30 mm = 1,1811 in
-D = 52 mm = 2,0472 in
-B = 18 mm = 0,7087 in
-C = 2815,28 lb

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 85


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERANCANGAN GEAR BOX

Teknik Mesin-Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 86

Anda mungkin juga menyukai