Anda di halaman 1dari 5

Nama : Evelyn Theresya Sugianto

NIM : 2004551099

Mata Kuliah : Hukum Perusahaan

Kelas : B/Reguler Pagi

TUGAS

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR)

A. Pendahuluan

Dalam melakukan kegiatan usaha, perusahaan menekankan pada prinsip ekonomi.


Namun, sesungguhnya menggunakan prinsip ekonomi saja tidaklah cukup. Perusahaan
juga memiliki tanggung jawab sosial atau yang dikenal dengan istilah Corporate Social
Responsibility (CSR). CSR sebelumnya dianggap sebagai bagian dari pengeluaran yang
tidak perlu, tetapi pada tahun 1950-an terjadi pergeseran paradigma bahwa perusahaan
perlu berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya sebagai akibat dari persoalan-persoalan
kemiskinan dan keterbelakangan yang tidak diperhatikan. 1 Oleh karena itu, asas tanggung
jawab sosial (CSR) di masa sekarang telah menjadi salah satu asas/dasar perusahaan
dalam melakukan kegiatan usaha di samping asas hukum perjanjian, asas itikad baik, asas
kekeluargaan, asas kepatutan, asas perekonomian, asas kepantasan, dan asas corporate
separate legal personality. CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan dan masyarakat guna terjalninnya hubungan baik yang serasi, selaras, dan
seimbang antara perusahaan, masyarakat, dan lingkungan serta sesuai dengan nilai,
norma, dan budaya masyarakat.

B. Pengertian CSR

Sebelum konsep CSR menjadi sebuh isu sentral yang harus diimplementasi pada
setiap perusahaan, konsep CSR telah lahir sejak Revolusi Industri di Inggris. Namun
hingga sekarang, belum ada definisi tunggal mengenai pengertian CSR sehingga

1
Pujiyono, Hukum Perusahaan, (Surakarta: CV. Indotama Solo, 2014), h. 176.

1
seringkali menjadikan tujuan kegiatan CSR menjadi tidak tepat sasaran. 2 Adapun
beberapa definisi mengenai CSR, yaitu:3

a. Menurut Bank Dunia, CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi


berkelanjutan ekonomi pembangunan dengan bekerja sama dengan karyawan,
masyarakat setempat, dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kualitas
hidup dengan cara yang baik, baik bagi bisnis maupun pengembangan;
b. Menurut Organisasi Ekonomi Uni Eropa, CSR adalah konsep di mana perusahaan
mengintegrasikan sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis dan interaksi mereka
dengan para pemangku kepentingan mereka atas dasar sukarela;
c. Menurut The World Business Council for Sustainable Development, CSR adalah
komitmen berkelanjutan oleh perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi
pada ekonomi pembangunan sekaligus meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja,
keluarga mereka, komunitas lokal hingga masyarakat luas;
d. Menurut Ricky W. Griffin dan Michael W. Pustay, CSR adalah kumpulan kewajiban
organisasi untuk melindungi dan memajukan masyarakat di mana organisasi tersebut
berada;
e. Menurut Yusuf Wibisono, CSR adalah tanggung jawab perusahaan kepada para
pemangku kepentingan untuk berlaku etis dengan meminimalkan dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan
(triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
f. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT), CSR adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya.
C. CSR di Indonesia

Dalam lingkup Badan Usaha Milik Negara (BUMN), CSR dikenal dengan istilah
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara No. Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan

2
Najib Ibrahim dkk, Naskah Akademik RUU Nomor … Tahun … tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
(Jakarta: Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
2016), h. 9.
3
Pujiyono, op.cit., h. 180.

2
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Adapun
bentuk-bentuk CSR dalam PKBL BUMN terdiri dari:4

1. Program Kemitraan, yaitu program untuk meningkatkan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari BUMN. Usaha kecil ini terbagi
dalam sub sektor usaha perdagangan, industri, jasa, peternakan/perikanan, dan
pertanian/perkebunan;
2. Program Bina Lingkungan, yaitu program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari BUMN ke dalam bentuk kegiatan korban
bencana alam, pendidikan/pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana
dan prasarana umum serta sarana ibadah.

Selain dalam lingkup BUMN, CSR juga dijalankan oleh Badan Usaha Milik
Swasta (BUMS). Adapun beberapa di antaranya, yaitu PT HM Sampoerna yang membina
para petani tembakau memperoleh pasokan daun tembakau sesuai standar perusahaan
sebagai bahan baku rokok yang diproduksi Sampoerna dan PT Riau Andalan Pulp dan
Paper (RAPP) dengan program CSR-nya, Community Fiber Farm Program, mengajak
para pemilik lahan untuk menjadi mitra perusahaan dengan membantu penyediaan benih,
pupuk, bantuan keuangan, serta pemeliharaan tanaman guna membantu perekonomian
masyarakat dan memerangi illegal logging.5 Hal ini dikarenakan laporan pelaksanaan
CSR harus dimuat dalam laporan tahunan kepada RUPS, terutama bagi Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi Perseroan itu sendiri, komunitas
setempat, dan masyarakat. Adapun mengenai CSR diatur dalam Bab V UUPT.

D. Manfaat CSR

Adapun manfaat-manfaat CSR yang dapat diperoleh para pihak, antara lain:6

1. Bagi perusahaan, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan


citra yang positif (good corporate values) dari masyarakat sehingga perusahaan
dapat lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital).7 Selain itu,
perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human recources) yang
4
Eddhie Praptono dan Soesi Idayani, Hukum Perusahaan, (Yogyakarta: Tanah Air Beta, 2020), h. 45.
5
Ibid., h. 46.
6
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, (Gresik: Faseho Publishing, 2007), h. 99.
7
Paramita Prananingtyas, Hukum Perusahaan, (Semarang: Yoga Pratama, 2019), h. 100.

3
berkualitas, meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical
decision making), hingga mempermudah pengelolaan manajemen resiko (risk
management).
2. Bagi masyarakat, perusahaan yang menerapkan CSR dapat meningkatkan kualitas
sosial dengan menyerap tenaga kerja lokal serta dilindungi hak-haknya sebagai
pekerja. Selain itu, praktik CSR juga akan menghargai keberadaan tradisi dan
budaya lokal di masyarakat.
3. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber
daya alam dan menjaga bahkan meningkatkan kualitas lingkungan guna
mempertahankan keberlangsungan lingkungan itu sendiri.
4. Bagi negara, praktik CSR dapat mencegah malpraktik bisnis (corporate misconduct)
seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu korupsi.
Selain itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar/tidak
digelapkan oleh perusahaan.
E. Strategi Perusahaan dalam Menanggapi CSR

Walaupun CSR memiliki berbagai manfaat bagi para pihak, setiap perusahaan masih
menanggapi CSR dengan cara dan strategi yang berbeda-beda. Adapun strategi-strategi
yang dimaksud, antara lain:8

1. Strategi Reaktif
Perusahaan dengan strategi reaktif cenderung menghindarkan diri dari CSR.
Perusahan tersebut hanya semata-mata bertujuan untuk memaksimalkan laba.
2. Strategi Defensif
Perusahaan dengan strategi defensif akan menggunakan pendekatan legal atau jalur
hukum untuk menghindarkan diri atau menolak CSR.
3. Strategi Akomodatif
Perusahaan dengan strategi akomodatif akan menjalankan CSR semata-mata untuk
menghindari tekanan dari masyarakat.
4. Stategi Proaktif
Perusahaan dengan strategi proaktif akan mengambil inisiatif dalam CSR.
F. Kesimpulan

8
Nining Fatmawatie, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Kediri: STAIN Kediri Press, 2017), h. 100.

4
Belum ada definisi tunggal mengenai pengertian CSR hingga sekarang. Di Indonesia,
pengaturan mengenai CSR diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT). Berdasarkan Pasal 1 angka 3 UUPT, CSR adalah komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan
sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Di Indonesia, CSR
diatur dalam Bab V UUPT dan telah dilaksanakan oleh BUMN maupun BUMS. Adapun
manfaat dari CSR dapat diperoleh oleh berbagai pihak baik perusahaan, masyarakat,
lingkungan, hingga negara. Walaupun CSR memiliki berbagai manfaat bagi para pihak,
setiap perusahaan masih menanggapi CSR dengan cara dan strategi yang berbeda-beda
seperti strategi reaktif, strategi defensif, strategi akomodatif, dan stategi proaktif.

G. Daftar Pustaka

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Buku

Fatmawatie, Nining. 2017. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Kediri: STAIN Kediri
Press

Ibrahim, Najib, dkk. 2016. Naskah Akademik RUU Nomor … Tahun … tentang Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta: Pusat Perancangan Undang-Undang Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Prananingtyas, Paramita. Hukum Perusahaan. Semarang: Yoga Pratama

Praptono, Eddhie dan Soesi Idayani. 2020. Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Tanah Air
Beta

Pujiyono. 2014. Hukum Perusahaan. Surakarta: CV. Indotama Solo

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Faseho Publishing

Anda mungkin juga menyukai