Uts Perusahaan
Uts Perusahaan
NIM : 2004551099
TUGAS
A. Pendahuluan
B. Pengertian CSR
Sebelum konsep CSR menjadi sebuh isu sentral yang harus diimplementasi pada
setiap perusahaan, konsep CSR telah lahir sejak Revolusi Industri di Inggris. Namun
hingga sekarang, belum ada definisi tunggal mengenai pengertian CSR sehingga
1
Pujiyono, Hukum Perusahaan, (Surakarta: CV. Indotama Solo, 2014), h. 176.
1
seringkali menjadikan tujuan kegiatan CSR menjadi tidak tepat sasaran. 2 Adapun
beberapa definisi mengenai CSR, yaitu:3
Dalam lingkup Badan Usaha Milik Negara (BUMN), CSR dikenal dengan istilah
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara No. Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
2
Najib Ibrahim dkk, Naskah Akademik RUU Nomor … Tahun … tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
(Jakarta: Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
2016), h. 9.
3
Pujiyono, op.cit., h. 180.
2
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Adapun
bentuk-bentuk CSR dalam PKBL BUMN terdiri dari:4
1. Program Kemitraan, yaitu program untuk meningkatkan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari BUMN. Usaha kecil ini terbagi
dalam sub sektor usaha perdagangan, industri, jasa, peternakan/perikanan, dan
pertanian/perkebunan;
2. Program Bina Lingkungan, yaitu program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari BUMN ke dalam bentuk kegiatan korban
bencana alam, pendidikan/pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana
dan prasarana umum serta sarana ibadah.
Selain dalam lingkup BUMN, CSR juga dijalankan oleh Badan Usaha Milik
Swasta (BUMS). Adapun beberapa di antaranya, yaitu PT HM Sampoerna yang membina
para petani tembakau memperoleh pasokan daun tembakau sesuai standar perusahaan
sebagai bahan baku rokok yang diproduksi Sampoerna dan PT Riau Andalan Pulp dan
Paper (RAPP) dengan program CSR-nya, Community Fiber Farm Program, mengajak
para pemilik lahan untuk menjadi mitra perusahaan dengan membantu penyediaan benih,
pupuk, bantuan keuangan, serta pemeliharaan tanaman guna membantu perekonomian
masyarakat dan memerangi illegal logging.5 Hal ini dikarenakan laporan pelaksanaan
CSR harus dimuat dalam laporan tahunan kepada RUPS, terutama bagi Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi Perseroan itu sendiri, komunitas
setempat, dan masyarakat. Adapun mengenai CSR diatur dalam Bab V UUPT.
D. Manfaat CSR
Adapun manfaat-manfaat CSR yang dapat diperoleh para pihak, antara lain:6
3
berkualitas, meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical
decision making), hingga mempermudah pengelolaan manajemen resiko (risk
management).
2. Bagi masyarakat, perusahaan yang menerapkan CSR dapat meningkatkan kualitas
sosial dengan menyerap tenaga kerja lokal serta dilindungi hak-haknya sebagai
pekerja. Selain itu, praktik CSR juga akan menghargai keberadaan tradisi dan
budaya lokal di masyarakat.
3. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber
daya alam dan menjaga bahkan meningkatkan kualitas lingkungan guna
mempertahankan keberlangsungan lingkungan itu sendiri.
4. Bagi negara, praktik CSR dapat mencegah malpraktik bisnis (corporate misconduct)
seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu korupsi.
Selain itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar/tidak
digelapkan oleh perusahaan.
E. Strategi Perusahaan dalam Menanggapi CSR
Walaupun CSR memiliki berbagai manfaat bagi para pihak, setiap perusahaan masih
menanggapi CSR dengan cara dan strategi yang berbeda-beda. Adapun strategi-strategi
yang dimaksud, antara lain:8
1. Strategi Reaktif
Perusahaan dengan strategi reaktif cenderung menghindarkan diri dari CSR.
Perusahan tersebut hanya semata-mata bertujuan untuk memaksimalkan laba.
2. Strategi Defensif
Perusahaan dengan strategi defensif akan menggunakan pendekatan legal atau jalur
hukum untuk menghindarkan diri atau menolak CSR.
3. Strategi Akomodatif
Perusahaan dengan strategi akomodatif akan menjalankan CSR semata-mata untuk
menghindari tekanan dari masyarakat.
4. Stategi Proaktif
Perusahaan dengan strategi proaktif akan mengambil inisiatif dalam CSR.
F. Kesimpulan
8
Nining Fatmawatie, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, (Kediri: STAIN Kediri Press, 2017), h. 100.
4
Belum ada definisi tunggal mengenai pengertian CSR hingga sekarang. Di Indonesia,
pengaturan mengenai CSR diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT). Berdasarkan Pasal 1 angka 3 UUPT, CSR adalah komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan
sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Di Indonesia, CSR
diatur dalam Bab V UUPT dan telah dilaksanakan oleh BUMN maupun BUMS. Adapun
manfaat dari CSR dapat diperoleh oleh berbagai pihak baik perusahaan, masyarakat,
lingkungan, hingga negara. Walaupun CSR memiliki berbagai manfaat bagi para pihak,
setiap perusahaan masih menanggapi CSR dengan cara dan strategi yang berbeda-beda
seperti strategi reaktif, strategi defensif, strategi akomodatif, dan stategi proaktif.
G. Daftar Pustaka
Peraturan Perundang-undangan
Buku
Fatmawatie, Nining. 2017. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Kediri: STAIN Kediri
Press
Ibrahim, Najib, dkk. 2016. Naskah Akademik RUU Nomor … Tahun … tentang Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta: Pusat Perancangan Undang-Undang Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Praptono, Eddhie dan Soesi Idayani. 2020. Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Tanah Air
Beta
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Faseho Publishing