Protein Dan Asam Amino Kelompok 4
Protein Dan Asam Amino Kelompok 4
Oleh : Kelompok 4
2018-2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkatnya lah kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Protein dan Asam Amino” ini, dengan lancar tanpa
halangan yang berarti.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah serta meningkatkan wawasan
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Dalam pembuatan makalah ini kami
banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui daam tubuh kita protein merupakan salah satu komponen utama
penyusun tubuh selain lemak, karbohidrat, air, dan mineral. Protein termasuk senyawa yang
terpenting dalam kehidupan karena hampir semua reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh manusia
dikatalisis oleh enzim yakni protein. Protein memiliki peran sebagai bahan baku yang penting
untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur sel daripada makhluk hidup termasuk manusia,
dan berfungsi sebagai pelindung dan pemeliharaan sel yang mengalami kerusakan.
Protein merupakan senyawa poliamida yang dibangun oleh asam-asam amino. Asam
amino membentuk protein melalui proses Translasi dalam sel. Asam amino ini bekerja dalam
proses kehidupan di dalam tubuh makhluk hidup. Protein terkadang rentan mengalami kerusakan
terhadap beberapa faktor, salah satunya adalah suhu. Apabila suhu pemanasan protein terlalu
tinggi maka protein akan mengalami denaturasi.
Pembahasan tentang protein dan asam amino ini sangat erat kaitannya dengan kerja tubuh
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kami menulis makalah tentang protein
dan asam amino. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas perkuliahan
mengenai materi protein dan asam amino.
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang didapat antara lain
sebagai berikut.
4
6. Bagaimana struktur dari asam amino?
7. Bagaimana tata nama dari asam amino?
8. Bagaimana sifat-sifat dari asam amino?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang didapat dari menulis makalah ini adalah
antara lain sebagai berikut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Protein
2.1.1 Definisi Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya
dengan proses-proses kehidupan. Nama protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteus
yang berarti “yang pertama” atau “yang terpenting”. Istilah itu pertama kali digunakan
pada tahun 1838. Seorang ahli kimia Belanda yang bernama Mulder, mengisolasi
susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan menamakannya protein, terdiri dari satuan
dasarnya yaitu asam amino. Jadi protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen
yang diyakini sebagai faktor penting untuk fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada
kehidupan tanpa protein.Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting. Misalnya,
semua enzim tumbuhan dan hewan merupakan protein. Bersama lipida dan tulang,
protein membentuk rangka tubuh. Selain itu, protein juga membentuk otot, antibodi,
hemoglobin, dan berbagai hormon.
Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi satuan- satuan dasar kimia.
Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan
lemak yaitu terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), akan tetapi
ditambah dengan unsur lain yaitu nitrogen (N). Molekul protein mengandung pula fosfor,
belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam amino. Dalam
molekul protein, asam-asam amino ini saling berhubung- hubungan dengan suatu ikatan
yang disebut ikatan peptida (CONH).
Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier,
dan struktur kuartener, berikut penjelasannya :
a. Struktur primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang
tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak
6
terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–
amino dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan
amida. Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida.
b. Struktur sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan
hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah
satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-sheet. Struktur ini memiliki segmen-
segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang.
7
Gambar 2. Bentuk Struktur Sekunder dari Protein
Pada struktur sekunder β-sheet terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah
linear rantai polipeptida. β-sheet ditemukan dua macam bentuk, yakni antipararel dan
pararel. Keduanya berbeda dalam hal pola ikatan hidrogennya. Pada bentuk konformasi
antipararel memiliki konformasi ikatan sebesar 7 Å, sementara konformasi pada bentuk
pararel lebih pendek yaitu 6,5 Å. Jika ikatan hidrogen ini dapat terbentuk antara dua
rantai polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang
melipat sendiri yang melibatkan empat struktur asam amino, maka dikenal dengan istilah
β turn.
8
Gambar 3. Bentuk Konformasi Antiparalel
c. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola
struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai
samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan konformasi tiga
dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini
distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen,
dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein.
9
Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein
globuler yang tidak berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik
secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di
sekelilingnya.
d. Struktur Kuarterner
Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter
protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan
struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional. Ikatan yang
berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis,
hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan
protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein
dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik.
10
Gambar 6. Bentuk Struktur Kuarterner Protein
11
1) Protein globuler/steroprotein (bola), yaitu protein berbentuk bulat atau elips
dengan rantai polipeptida yang berlipat. Susunan molekul pada protein
globuler berubah yang diikuti perubahan sifat fisik dan fisiologi (suhu,
konsentrasi garam, pelarut asam dan basa). Umumnya, protein globuler larut
dalam air, asam, basa, atau etanol. Contoh: albumin, globulin, protamin,
semua enzim dan antibodi.
2) Protein fiber/skleroprotein (serabut), yaitu protein berbentuk serat atau serabut
dengan rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai utama. Hampir
semua protein fiber memberikan peran struktual atau pelindung. Protein fiber
tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol. Contoh: L-keratin pada
rambut, kolagen pada tulang rawan, dan miosin pada otot.
b. Kelarutan
Berdasarkan kelarutannya, protein globuler dibagi atas:
1) Albumin
Larut air dan terkoagulasi oleh panas
Contohnya : albumin telur, albumin serum, dan laktalbumin dalam
susu.
2) Globulin
Tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan
garam yang encer, mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi.
Contohnya : miosinogen dalam otot, ovoglobulin pada telur.
3) Glutelin
Tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam atau basa
encer.
Contohnya: glutenin pada gandum, orizenin pada beras.
4) Prolamin atau Gliadin
Larut dalam alkohol 70-80%, tidak larut dalam air dan alkohol absolut.
Contohnya: gliadin pada gandum dan zein pada jagung
5) Histon
Larut dalam air, tidak larut dalam ammonia encer, terkoagulasi oleh
panas.
12
Contohnya: globin pada hemoglobin.
6) Protamin
Larut dalam air, tidak terkoagulasi oleh panas.
Contohnya: salmin pada ikan salmon.
c. Protein Konjugasi
Yaitu protein yang mengandung senyawa lain yang non protein.
13
menetralkan atau bermuatan nol. Pada titik Isoelektrik, protein akan
mengalami pengendapan.
3) Sifat Amfoter
Sifat ini timbul akibat adanya gugus amino (-NH2) yang bersifat basa dan
gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asamyang terdapat pada molekul
protein pada ujung rantainya. Dengan larutan asam atau pH rendah gugus
amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+, sehingga protein bermuatan
positif, sebaliknya dalam larutan basa gugus karboksilat bereaksi dengan ion
OH-, sehingga protein bersifat negatif.
4) Pembuatan Ikatan Peptida
Pembentukan ikatan peptida terbentuk karena sifat amfoternya, maka dua
molekul asam amino atau lebih dapat bersenyawa satu sama lain, dengan
melepaskan satu molekul air membentuk ikatan antara gugus karboksil (-
COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) yang lain disebut
dengan ikatan peptida.
Sifat protein jika diberi perlakuan dan diberi bahan lain adalah sebagai berikut:
1. Dengan pemanasan
Banyak protein mengkoagulasi jika dipanaskan. Misalnya telur, hal
tersebut bisa dimanfaatkan misalkan untuk puding telur atau dalam pembuatan
cake. Sifat koagulasi irreversible.
2. Dengan Asam
Jika susu menjadi asam bakteri susu memfermentasi laktosa, mengasilkan
asam laktat. Kesamaan menyebabkan protein susu (kasein) terkoagulasi.
3. Dengan enzim-enzim
Rennin yang secara komersial disebut rennet adalah enzim yang
mengkoagulasikan protein
4. Dengan perlakuan mekanis
Mengocok putih telur misalnya menyebabkan koagulasi parsial pada
protein.
5. Penambahan garam
14
Garam tertentu seperti natrium klorida bisa mengkoagulasi protein.
b. Kegunaan Protein
Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran
tersebut antara lain:
1. Transportasi dan penyimpanan
Molekul kecil dan ion-ion ditranspor oleh protein spesifik.
Contohnya : transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin
transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
2. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan sensitif dapat
mengenal kemudian bergabung dengan benda asing, seperti: virus, bakteri,
dan sel dari organism lain.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein.
Contohnya: pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan
sperma oleh flagella.
4. Penunjang Mekanis
Ketegangan dan kekerasan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang
merupakan protein fibrosa.
5. Katalisis Enzimatik
Sebagian besar reaksi kimia dalam sistem biologi, dikatalisis oleh enzim
dan hampir semua enzim yang berperan adalah protein.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Rangsang spesifik direspons oleh selesponsel saraf diperantarai oleh
protein reseptor. Contohnya: rodopsin adalah protein yang sensitive
terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contohnya lainnya
adalah protein reseptor pada sinapsis.
7. Pertumbuhan dan Pemeliharaan
Penyusun utama sel tubuh
15
Membran disekeliling sel juga terbuat dari protein. Jumlah sel dalam
tubuh meningkat selama periode anak-anak dan remaja. Tambahan lagi
protein dalam jaringan juga selalu mengalami perombakan.
Protein penting dalam pembentukan enzim, antibody dan beberapa
hormon.
8. Energi
Kelebihan protein dalam tubuh bisa digunakan untuk energi. Melalui
proses deaminasi dalam hati dan akan menghasilkan urea yang dibuang
melalui urin, pada saat proses biosintesis urea ini kemudian juga akan
dihasilkan hasil antara yang masuk dalam siklus metabolisme yang akan
melepaskan energi.
IKATAN PEPTIDA
Di dalam protein , asam asam amino diikat bersama melalui ikatan peptida
,yaitu ikatan C-N hasil reaksi kondensasi ah ntara gugus karboksil dengan gugus
amino dari asam amino lain. Perhatikan reaksi kondensasi berikut.
16
huruf I : contoh, jika alanine dan glisin menjadi dipeptida, nama dipeptidenya
adalah alanine glisin.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus
sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu
asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-
alfa") yang mengikat gugus amina dan gugus karboksil.
17
dengan memberi nama atom karbon yang mengikat gugus karboksil dan amino sebagai
alfa. Karbon yang berikatan selanjutnya (dari rantai R) dinamakan betha, gamma dan
seterusnya.Sistem ini perlahan didesak oleh sistem dengan pemberian nomor pada atom
atom karbon.
Terdapat 20 jenis asam amino di alam, dan meskipun jenis protein di alam ada
banyak sekali, namun komponen penyusun protein tetaplah sama yaitu berasal dari ke
20 jenis asam amino yang telah diketahui.
18
14 Glycine Glisin Gly
15 Alanine Alanin Ala
16 Valine Valin Pro
17 Proline Prolin Val
18 Leucine Leusin Leu
19 Isoleucine Isoleusin Ile
20 Methionine Metionin Met
19
2.3 REAKSI PROTEIN
2.3.1 Judul Percobaan
Reaksi Protein dengan Uji Biuret
20
2.3.8 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan yang memiliki warna ungu paling pekat
adalah larutan ikan giling, yang kedua yaitu putih telur dan yang terakhir adalah
kuning telur. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang ada, dimana sampel yang
memiliki lebih banyak kandungan protein maka warnanya akan semakin pekat.
Dimana dari ketiga sampel larutan yang memiliki protein paling banyak yaitu ikan
giling, kemudian putih telur, dan terakhir adalah kuning telur. Dari hasil pengamatan
juga dapat dilihat perbedaan warna antara larutan yang berbeda konsentrasi. Dimana
semakin tinggi konsentrasi maka warnanya semakin pekat. Pada percobaan ini kami
membandingkan beberapa sampel yang berbeda dengan reagen yang sama untuk
melihat sampel mana yang memiliki kandungan protein yang paling banyak.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nama protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteus yang berarti “yang pertama” atau
“yang terpenting”. Protein merupakan biomolekul yang paling banyak dan paling bervariasi di
dalam sel. Protein disusun oleh unsur-unsur seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan
Nitrogen (N). Kadang-kadang terdapat unsur Fospor (P) dan Sulfur (S). Adapun Struktur dari
protein dibagi menjadi 4 bagian yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.
Asam amino adalah suatu senyawa penyusun protein yang mempunyai dua gugus fungsi,
yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom
karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil (C-α) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus
amina dan gugus karboksil dalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama. Struktur
asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH 2),
gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut
juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Aturan tata nama dalam penamaan asam amino antara lain Gugus Karbosilat (COOH)
menjadi nomor satu, lihat letak gugus amino (NH2), hitung rantai terpanjang dimulai dari gugus
karbosilat. Sifat-sifat larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam pelarut
nonpolar seperti dietil eter atau benzene, momen dipol yang besar, kurang bersifat asam
dibandingkan sebagian besar asam karboksilat, kurang basa dibandingkan sebagian besar amina,
bersifat Amfoter (dapat menjadi asam maupun menjadi basa), bersifat optis aktif kecuali glisin,
bersifat elektrolit.
22
3.2 Saran
Melalui makalah ini penulis memberikan saran kepada pembaca mengenai makalah ini yakni
sebagai berikut.
1. Makalah ini sebagai bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai
materi tentang protein dan asam amino.
2. Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Lailiratna. “Protein”.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-lailiratna-6245-3-
babii.pdf (diakses pada 16 September 2018 pukul 10.15 WITA)
24