Makalah Tarjamah Kel 8 Pba V D
Makalah Tarjamah Kel 8 Pba V D
Tentang:
dalam Tarjamah
Disusun oleh:
Kelompok 8
Dosen Pengampu :
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah , puji syukur kehadirat Allah Ta‟ala yang telah melimpahkan taufik,
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah “Tarjamah Min Al-Indunsiyah Ila Al-Arabiyah” dengan judul “Kesepadanan Dan
Ketidaksepadanan dalam Tarjamah” . Shalawat serta salam mudah mudahan tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhmmad Shallallahu „alaihi Wasallam.
Kami megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan seuai waktunya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................................ 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam menerjemah?
2. Apa saja contoh dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam menerjemah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam
menerjemah
2. Untuk mengetahui contoh dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam
menerjemah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesepadanan
1. Pengertian Kesepadanan
Bentuk satu bahasa dengan bahasa lainnya tidaklah selalu sama. Oleh sebab
itulah, seorang penerjemah harus dapat mencari kesepadanan dalam
penerjemahan. Catford menyatakan "the central problem of translation is that of
finding translation equivalents". Menurut Catford, permasalahan utama yang
ditemui penerjemah dalam proses penerjemahan adalah untuk mencari
kesepadanan bahasa sumber dengan bahasa sasaran.
Yusuf, seorang ahli bahasa dari Indonesia yang sependapat dengan Catford,
mengemukakan bahwa kesepadanan (equivalence) harus diartikan secara luas.
Kesepadanan tidak hanya menyangkut padanan formal bahasa berupa padanan
kata per kata, frase per frase, ataupun kalimat per kalimat. melainkan juga
padanan makna, baik makna denotatif, makna konotatif, atau makna kiasan
(figurative meaning). Hal yang paling penting untuk dungat adalah bahwa
kesepadanan bukanlah kesamaan. Seorang penerjemah seringkali melakukan
banyak ubahan bentuk dengan tetap menjaga agar maknanya sepadan. Makna
yang disampaikan dalam teks bahasa sumber harus sepadan dengan makna yang
disampaikan dalam bahasa sasaran, seperti yang diungkapkan Nida dan Taber:
"dynamic equivalence is therefore to be defined in terms of the degree to which
the receptors of the message in the receptor language respond to it in
substantially the same manner as the receptors in the source language" (1969:24).
Pada kutipan di atas Nida dan Taber mengungkapkan bahwa teks dapat disebut
sepadan apabila pembaca bahasa sasaran dapat menangkap maksud yang sama
dengan pembaca teks bahasa sumber.
Untuk dapat mencapai kesepadanan, seorang penerjemah harus memahami
apa maksud pengarang saat menulis teks tersebut, bagaimana gaya penulis,
budaya dan konvensi yang diikuti penulis. Dengan demikian, penerjemah dapat
2
mencari kesepadanan dalam menerjemahkan teks bahasa sumber ke bahasa
sasaran.1
Berikut ini adalah 5 konsep kesepadanan menurut Baker yang terdiri atas:
a) kesepadanan pada tataran kata (equivalence at word-level), yakni tingkat
kesepadanan pada bagian permukaan kata dan/atau kalimat, yaitu tata
struktural dan komponen makna;
b) kesepadanan di atas tataran kata (equivalence above word level), yakni tingkat
kesepadanan pada tataran frasa;
c) kesepadanan tata bahasa (grammatical equivalence), yakni tingkat
kesepadanan pada keterikatan tata bahasa Bahasa sumber dan Bahasa Sasaran
dalam segi morfologi dan sintaksis;
d) kesepadanan tekstual (textual equivalence), yakni tingkat kesepadanan
berbasis pada jenis informasi yang disampaikan, tema teks, kohesi teks antara
bahasa sumber dan bahasa sasaran;
e) kesepadanan pragmatis (pragmatic equivalence), tingkat kesepadanan fungsi
teks dalam situasi komunikasi tertentu antara bahasa sumber dan bahasa
sasaran. 2
a) Kosa kata atau teks bahasa asal dan bahasa sasaran hendaklah bersepadan
dalam penerjemahan dimana satu sama lain pada posisi tertentu bisa saling
mengganti
1
Aina Arina, Penerjemahan Defenisi Kesepadanan, https://id.scribd.com/document/204000797/penerjemahan-
definisi-Kesepadanan, diakses pada 13 Oktober 2023
2
Haykal Nabil Al-Ghifari, dan Lubbi Muhmmad Abdallah, Analisis Kesepadanan Makna Terjemahan Surat Al-
Fatihah Qur’an Kemenag Menggunakan Metode Semantik, Diwan : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, Vol. 15 No.
1 (Juni 2023), h. 84
3
Akhmad Baihaqi, Penerjemahan dan Kesepadanan dalam Penerjemahan, Pandeglang: Staisman Press, 2017,
h. 56
3
b) Teks bahasa sasaran harus berkaitan paling kurang dengan sebagian ciri-
ciri Kontekstual yang berkaitan dengan teks bahasa asal. Semakin banyak
ciri yang sama pada kedua teks, semakin optimal penerjemahan itu.4
2. Contoh Kesepadanan
Terkadang, ketidaksepadanan dalam menerjemahkan teks dari bahasa
Indonesia ke bahasa Arab dapat terjadi karena perbedaan struktur, budaya, dan
makna kata. Contohnya adalah ketika menerjemahkan istilah atau frasa
keseharian:
a) Kata "Makanan ringan" dalam bahasa Indonesia mungkin diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab sebagai "خفيفة "وجبات yang sebenarnya lebih merujuk
sebagai "أبس "ال dalam bahasa Arab yang sebenarnya berarti "tidak ada
" "عندماdalam bahasa Arab, tetapi bisa juga " "حنيatau " "بينماtergantung pada
konteksnya.
d) Ungkapan "Jangan khawatir" dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab sebagai "تقلق "الatau " "ما عليك من األمرtergantung pada
konteks.
4
Syamsi Setiadi, Penerjemahan Arab- Indonesia, Jakarta;Maninjau Press, 2017, h. 38
4
B. Ketidaksepadanan
1. Pengertian Ketidaksepadanan
Ketidaksepadan dalam terjemahan merujuk pada situasi dimana terjemahan
suatu teks dari bahasa asal ke bahasa target tidak menyampaikan pesan, nuansa,
atau konteks yang sama dengan teks aslinya. Hal ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti perbedaan struktur bahasa, kosakata, ungkapan idiomatik,
dan budaya antara kedua bahasa yang bersangkutan.
Dalam proses penerjemahan, penyerapan makna, gaya, dan suasana dari teks
asli sangat penting. Namun, terkadang ada kalanya terjadi ketidaksepadan dalam
terjemahan, sehingga informasi yang ingin disampaikan oleh penulis tidak
diterima dengan baik oleh pembaca dalam bahasa target. Ini bisa mengakibatkan
kesalahpahaman atau kebingungan, serta menurunkan kualitas terjemahan
tersebut.
Strategi yang disaranakan oleh Baker di antaranya sebagai berikut:
a) Menerjemahkan dengan kata yang lebih umum (super ordinat)
Penerjemah biasa menggunakan kata yang lebih umum karena padanan
pada Bsa tidak ada.
b) Menerjemahkan dengan kata yang netral (kurang ekpresif)
Penerjemah biasanya juga menggunakan kata-kata yang kurang ekpresif
Karena yang sepadan tidak ada lain.
c) Menerjemahkan dengan padanan budaya
Penerjemah juga biasa menggunakan strategi ini untuk mengatasi konsep
yang tidak dikenal dalam Bsa.
d) Menerjemahkan dengan menggunakan kata pinjaman yang disertai dengan
penjelasan.
e) Menerjemahkan dengan menggunakan parafrase dengan menggunakan
kata-kata yang berhubungan dengan teks tersebut.
f) Menerjemahkan dengan mengadakan penghilangan
Strategi ini berarti menghapus bagian yang ada pada Bsu. Penerjemah
tidak mencoba menerjemahkan kata yang hampa padanan ini dengan
pertimbangan kata tersebut tidak mempengaruhi penyampaian pesan.
g) Menerjemahkan dengan memberikan ilustrasi
Strategi ini sangat berguna jika kata yang hampa padanan merupakan
benda yang bisa diilustrasikan. Pemilihan penggunaan strategi ini di
5
dasarkan pada fungsi dan estetika. Karena dimungkinkan teks menjadi
kurang menarik, kurang indah dengan memparafrasekannya.5
2. Contoh Ketidaksepadanan
Terdapat banyak contoh ketidaksepadanan dalam menerjemahkan teks bahasa
Indonesia ke bahasa Arab, yang seringkali disebabkan oleh perbedaan struktur,
budaya, dan konvensi bahasa. Berikut adalah beberapa contoh:
a) Kata "Hujan" dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai " "مطرdalam bahasa
jenis hujan, seperti "مطر ( "زخةhujan deras) atau "( "نقاط مطرhujan gerimis).
b) Kata "Terima kasih" dalam bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan sebagai
" "شكراdalam bahasa Arab, tetapi dalam berbagai konteks, orang Arab juga
ً
menggunakan "ً( "شكراً جزيلterima kasih banyak).
5
Syamsi Setiadi, Penerjemahan Arab- Indonesia, Jakarta; Maninjau Press, 2017, h. 37
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesepadan dalam terjemahan adalah suatu hubungan antara teks sumber dan
teks target di mana makna dari teks sumber diartikan atau disampaikan dengan tepat
dalam teks target. Coontohnya: ungkapan "tidak apa-apa" dalam bahasa Indonesia
sering diterjemahkan sebagai "بأس "الdalam bahasa Arab yang sebenarnya berarti
minum?" dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai " هل ترغب يف شرب
"شيء؟dalam bahasa Arab. Namun, di berbagai komunitas Arab, orang mungkin lebih
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada para pembaca sebagaimana paparan
yang telah dijelaskan, semoga ilmu yang didapatkan dari membaca makalah kami
dapat bermanfaat bagi para pembaca dikemudian hari dan tidak henti-hentinya bagi
pembaca untuk terus belajar, berusaha memahami pelajaran yang telah didapatkan
dan juga berusaha mengamalkan nya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Arina, Aina. Penerjemahan Defenisi Kesepadanan. Diakses pada 13 Oktober 2023 dari
https://id.scribd.com/document/204000797/penerjemahan-definisi-Kesepadanan
Nabil, Haykal Al-Ghifari dan Lubbi Muhammad Abdallah. 2023. Makna Terjemahan Surat
Al- Fatihah Qur’an Kemenag Menggunakan Metode Semantik. Diwan : Jurnal Bahasa dan
Sastra Arab, 15 (1): 74-89