Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TARJAMAH AL-INDUNISIYYAH ILA AL-ARABIYAH

Tentang:

Kesepadanan dan Ketidaksepadanan

dalam Tarjamah

Disusun oleh:

Kelompok 8

Suni Rujihan (2114020119)

Rianda Prasetyo (2114020124)

Dosen Pengampu :

Adit Tiawaldi, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB V D

FAKULTAS TABIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Asaalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah , puji syukur kehadirat Allah Ta‟ala yang telah melimpahkan taufik,
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah “Tarjamah Min Al-Indunsiyah Ila Al-Arabiyah” dengan judul “Kesepadanan Dan
Ketidaksepadanan dalam Tarjamah” . Shalawat serta salam mudah mudahan tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhmmad Shallallahu „alaihi Wasallam.

Kami megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan seuai waktunya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan informasi kepada pembacanya dan bermanfaat


untuk pengembangan ilmu.

Wassalamu’alaikum Warahamatullahi wabarakatuh

Padang, 25 Oktober 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Pengertian dan Contoh Kesepadanan ...................................................................... 2


B. Pengertian dan Contoh Ketidaksepadanan .............................................................. 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 7

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menerjemah adalah kegiatan yang melibatkan pengalihan pesan dari satu


bahasa ke bahasa lain. Hal ini menjadi sangat penting dalam komunikasi lintas
budaya, dalam bidang bisnis, sastra, diplomasi, serta berbagai aspek kehidupan
modern. Namun, dalam proses menerjemah, sering kali muncul tantangan terkait
kesepadanan dan ketidaksepadanan, yang dapat memengaruhi kualitas terjemahan dan
pemahaman pesan asli.

Kesepadanan merujuk pada usaha untuk mempertahankan makna, nada, dan


nuansa dari teks asli dalam terjemahan, sementara ketidaksepadanan terjadi ketika hal
ini tidak tercapai sepenuhnya. Tantangan tersebut dapat muncul dalam berbagai aspek
terjemahan, termasuk pemilihan kata, gaya bahasa, tata bahasa, dan konteks budaya.

Dalam konteks globalisasi saat ini, penting untuk memahami peran


kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam menerjemah. Ini menjadi relevan tidak
hanya bagi penerjemah profesional, tetapi juga bagi pembaca, penulis, dan praktisi
berbagai disiplin ilmu yang berurusan dengan terjemahan.

Dalam makalah ini, kami akan mengeksplorasi pengertian kesepadanan dan


ketidaksepadanan dalam menerjemah. Makalah ini juga akan menyoroti contoh
bentuk kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam menerjemah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam menerjemah?
2. Apa saja contoh dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam menerjemah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam
menerjemah
2. Untuk mengetahui contoh dari kesepadanan dan ketidaksepadanan dalam
menerjemah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesepadanan
1. Pengertian Kesepadanan
Bentuk satu bahasa dengan bahasa lainnya tidaklah selalu sama. Oleh sebab
itulah, seorang penerjemah harus dapat mencari kesepadanan dalam
penerjemahan. Catford menyatakan "the central problem of translation is that of
finding translation equivalents". Menurut Catford, permasalahan utama yang
ditemui penerjemah dalam proses penerjemahan adalah untuk mencari
kesepadanan bahasa sumber dengan bahasa sasaran.
Yusuf, seorang ahli bahasa dari Indonesia yang sependapat dengan Catford,
mengemukakan bahwa kesepadanan (equivalence) harus diartikan secara luas.
Kesepadanan tidak hanya menyangkut padanan formal bahasa berupa padanan
kata per kata, frase per frase, ataupun kalimat per kalimat. melainkan juga
padanan makna, baik makna denotatif, makna konotatif, atau makna kiasan
(figurative meaning). Hal yang paling penting untuk dungat adalah bahwa
kesepadanan bukanlah kesamaan. Seorang penerjemah seringkali melakukan
banyak ubahan bentuk dengan tetap menjaga agar maknanya sepadan. Makna
yang disampaikan dalam teks bahasa sumber harus sepadan dengan makna yang
disampaikan dalam bahasa sasaran, seperti yang diungkapkan Nida dan Taber:
"dynamic equivalence is therefore to be defined in terms of the degree to which
the receptors of the message in the receptor language respond to it in
substantially the same manner as the receptors in the source language" (1969:24).
Pada kutipan di atas Nida dan Taber mengungkapkan bahwa teks dapat disebut
sepadan apabila pembaca bahasa sasaran dapat menangkap maksud yang sama
dengan pembaca teks bahasa sumber.
Untuk dapat mencapai kesepadanan, seorang penerjemah harus memahami
apa maksud pengarang saat menulis teks tersebut, bagaimana gaya penulis,
budaya dan konvensi yang diikuti penulis. Dengan demikian, penerjemah dapat

2
mencari kesepadanan dalam menerjemahkan teks bahasa sumber ke bahasa
sasaran.1
Berikut ini adalah 5 konsep kesepadanan menurut Baker yang terdiri atas:
a) kesepadanan pada tataran kata (equivalence at word-level), yakni tingkat
kesepadanan pada bagian permukaan kata dan/atau kalimat, yaitu tata
struktural dan komponen makna;
b) kesepadanan di atas tataran kata (equivalence above word level), yakni tingkat
kesepadanan pada tataran frasa;
c) kesepadanan tata bahasa (grammatical equivalence), yakni tingkat
kesepadanan pada keterikatan tata bahasa Bahasa sumber dan Bahasa Sasaran
dalam segi morfologi dan sintaksis;
d) kesepadanan tekstual (textual equivalence), yakni tingkat kesepadanan
berbasis pada jenis informasi yang disampaikan, tema teks, kohesi teks antara
bahasa sumber dan bahasa sasaran;
e) kesepadanan pragmatis (pragmatic equivalence), tingkat kesepadanan fungsi
teks dalam situasi komunikasi tertentu antara bahasa sumber dan bahasa
sasaran. 2

Dalam penerjemahan, kesepadanan mengacu pada hubungan atau derajat


kesamaan dan ketepatan pengungkapan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.3
Sebuah kesepadanan bisa dilihat sebagai indikasi eksperimen semata.
Kesepadanan dapat tercapai berkat usaha penerjemah yang ahli karena menguasai
dua bahasa secara sama (bilingual informant) atau bahasa sasaran lebih
dikuasainya. Selanjutnya Mansyur menjelaskan syarat-syarat kesepadanan
terjemahan sebagai berikut:

a) Kosa kata atau teks bahasa asal dan bahasa sasaran hendaklah bersepadan
dalam penerjemahan dimana satu sama lain pada posisi tertentu bisa saling
mengganti

1
Aina Arina, Penerjemahan Defenisi Kesepadanan, https://id.scribd.com/document/204000797/penerjemahan-
definisi-Kesepadanan, diakses pada 13 Oktober 2023
2
Haykal Nabil Al-Ghifari, dan Lubbi Muhmmad Abdallah, Analisis Kesepadanan Makna Terjemahan Surat Al-
Fatihah Qur’an Kemenag Menggunakan Metode Semantik, Diwan : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, Vol. 15 No.
1 (Juni 2023), h. 84
3
Akhmad Baihaqi, Penerjemahan dan Kesepadanan dalam Penerjemahan, Pandeglang: Staisman Press, 2017,
h. 56

3
b) Teks bahasa sasaran harus berkaitan paling kurang dengan sebagian ciri-
ciri Kontekstual yang berkaitan dengan teks bahasa asal. Semakin banyak
ciri yang sama pada kedua teks, semakin optimal penerjemahan itu.4

2. Contoh Kesepadanan
Terkadang, ketidaksepadanan dalam menerjemahkan teks dari bahasa
Indonesia ke bahasa Arab dapat terjadi karena perbedaan struktur, budaya, dan
makna kata. Contohnya adalah ketika menerjemahkan istilah atau frasa
keseharian:
a) Kata "Makanan ringan" dalam bahasa Indonesia mungkin diterjemahkan ke

dalam bahasa Arab sebagai "‫خفيفة‬ ‫"وجبات‬ yang sebenarnya lebih merujuk

kepada hidangan ringan atau camilan.


b) Ungkapan "Tidak apa-apa" dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan

sebagai "‫أبس‬ ‫"ال‬ dalam bahasa Arab yang sebenarnya berarti "tidak ada

masalah" atau "tidak ada yang buruk."


c) Kata "Ketika" dalam bahasa Indonesia sering kali diterjemahkan sebagai

"‫ "عندما‬dalam bahasa Arab, tetapi bisa juga "‫ "حني‬atau "‫ "بينما‬tergantung pada

konteksnya.
d) Ungkapan "Jangan khawatir" dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan ke

dalam bahasa Arab sebagai "‫تقلق‬ ‫ "ال‬atau "‫ "ما عليك من األمر‬tergantung pada
konteks.

Ketidaksepadanan semacam ini dapat terjadi karena perbedaan budaya,


konvensi bahasa, dan konteks penggunaan kata dalam kedua bahasa tersebut.
Menerjemahkan dengan tepat memerlukan pemahaman mendalam tentang
keduanya.

4
Syamsi Setiadi, Penerjemahan Arab- Indonesia, Jakarta;Maninjau Press, 2017, h. 38

4
B. Ketidaksepadanan
1. Pengertian Ketidaksepadanan
Ketidaksepadan dalam terjemahan merujuk pada situasi dimana terjemahan
suatu teks dari bahasa asal ke bahasa target tidak menyampaikan pesan, nuansa,
atau konteks yang sama dengan teks aslinya. Hal ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti perbedaan struktur bahasa, kosakata, ungkapan idiomatik,
dan budaya antara kedua bahasa yang bersangkutan.
Dalam proses penerjemahan, penyerapan makna, gaya, dan suasana dari teks
asli sangat penting. Namun, terkadang ada kalanya terjadi ketidaksepadan dalam
terjemahan, sehingga informasi yang ingin disampaikan oleh penulis tidak
diterima dengan baik oleh pembaca dalam bahasa target. Ini bisa mengakibatkan
kesalahpahaman atau kebingungan, serta menurunkan kualitas terjemahan
tersebut.
Strategi yang disaranakan oleh Baker di antaranya sebagai berikut:
a) Menerjemahkan dengan kata yang lebih umum (super ordinat)
Penerjemah biasa menggunakan kata yang lebih umum karena padanan
pada Bsa tidak ada.
b) Menerjemahkan dengan kata yang netral (kurang ekpresif)
Penerjemah biasanya juga menggunakan kata-kata yang kurang ekpresif
Karena yang sepadan tidak ada lain.
c) Menerjemahkan dengan padanan budaya
Penerjemah juga biasa menggunakan strategi ini untuk mengatasi konsep
yang tidak dikenal dalam Bsa.
d) Menerjemahkan dengan menggunakan kata pinjaman yang disertai dengan
penjelasan.
e) Menerjemahkan dengan menggunakan parafrase dengan menggunakan
kata-kata yang berhubungan dengan teks tersebut.
f) Menerjemahkan dengan mengadakan penghilangan
Strategi ini berarti menghapus bagian yang ada pada Bsu. Penerjemah
tidak mencoba menerjemahkan kata yang hampa padanan ini dengan
pertimbangan kata tersebut tidak mempengaruhi penyampaian pesan.
g) Menerjemahkan dengan memberikan ilustrasi
Strategi ini sangat berguna jika kata yang hampa padanan merupakan
benda yang bisa diilustrasikan. Pemilihan penggunaan strategi ini di

5
dasarkan pada fungsi dan estetika. Karena dimungkinkan teks menjadi
kurang menarik, kurang indah dengan memparafrasekannya.5

2. Contoh Ketidaksepadanan
Terdapat banyak contoh ketidaksepadanan dalam menerjemahkan teks bahasa
Indonesia ke bahasa Arab, yang seringkali disebabkan oleh perbedaan struktur,
budaya, dan konvensi bahasa. Berikut adalah beberapa contoh:

a) Kata "Hujan" dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "‫ "مطر‬dalam bahasa

Arab. Namun, Arab memiliki beragam kata untuk menggambarkan berbagai

jenis hujan, seperti "‫مطر‬ ‫( "زخة‬hujan deras) atau "‫( "نقاط مطر‬hujan gerimis).
b) Kata "Terima kasih" dalam bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan sebagai

"‫ "شكرا‬dalam bahasa Arab, tetapi dalam berbagai konteks, orang Arab juga
ً
menggunakan "ً‫( "شكراً جزيل‬terima kasih banyak).

c) Ungkapan "Apakah kamu ingin minum?" dalam bahasa Indonesia dapat

diterjemahkan sebagai "‫شيء؟‬ ‫ "هل ترغب يف شرب‬dalam bahasa Arab. Namun, di


berbagai komunitas Arab, orang mungkin lebih sering menawarkan minuman
secara langsung, tanpa pertanyaan langsung.

5
Syamsi Setiadi, Penerjemahan Arab- Indonesia, Jakarta; Maninjau Press, 2017, h. 37

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesepadan dalam terjemahan adalah suatu hubungan antara teks sumber dan
teks target di mana makna dari teks sumber diartikan atau disampaikan dengan tepat
dalam teks target. Coontohnya: ungkapan "tidak apa-apa" dalam bahasa Indonesia

sering diterjemahkan sebagai "‫بأس‬ ‫ "ال‬dalam bahasa Arab yang sebenarnya berarti

"tidak ada masalah" atau "tidak ada yang buruk."


Ketidaksepadan dalam terjemahan merujuk pada situasi dimana terjemahan
suatu teks dari bahasa asal ke bahasa target tidak menyampaikan pesan, nuansa, atau
konteks yang sama dengan teks aslinya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti perbedaan struktur bahasa, kosakata, ungkapan idiomatik, dan budaya antara
kedua bahasa yang bersangkutan. Contohnya: ungkapan "Apakah kamu ingin

minum?" dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai " ‫هل ترغب يف شرب‬

‫ "شيء؟‬dalam bahasa Arab. Namun, di berbagai komunitas Arab, orang mungkin lebih

sering menawarkan minuman secara langsung, tanpa pertanyaan langsung.

B. Saran

Saran yang dapat kami berikan kepada para pembaca sebagaimana paparan
yang telah dijelaskan, semoga ilmu yang didapatkan dari membaca makalah kami
dapat bermanfaat bagi para pembaca dikemudian hari dan tidak henti-hentinya bagi
pembaca untuk terus belajar, berusaha memahami pelajaran yang telah didapatkan
dan juga berusaha mengamalkan nya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arina, Aina. Penerjemahan Defenisi Kesepadanan. Diakses pada 13 Oktober 2023 dari
https://id.scribd.com/document/204000797/penerjemahan-definisi-Kesepadanan

Baihaqi, Akhmad. 2017. Penerjemahan dan Kesepadanan dalam Penerjemahan. Pandeglang:


Staisman Press

Setiadi, Syamsi. 2017. Penerjemahan Arab-Indonesia. Jakarta: Maninjau Press

Nabil, Haykal Al-Ghifari dan Lubbi Muhammad Abdallah. 2023. Makna Terjemahan Surat
Al- Fatihah Qur’an Kemenag Menggunakan Metode Semantik. Diwan : Jurnal Bahasa dan
Sastra Arab, 15 (1): 74-89

Anda mungkin juga menyukai