Anda di halaman 1dari 8

SKABIES: LAPORAN KASUS

SCABIES: A CASE REPORT

Fitria Ramadhan1, Diani Nurdin2, Vera Diana3 , Fauziah Agni3


1
Program Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako-Palu, Indonesia,94118
2
Departemen Penyakit Kulit dan Kelamin, RS Undata Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia,
94118
3
Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, UniversitasTadulako-Palu, Indonesia,
94118
*Correspondent Author: ithyramadhan29@gmail.com

ABSTRACT
Scabies is an infectious skin disease caused by infestation of Sarcoptes scabiei var. hominid. A 17-
year-old male patient came with complaints of reddish bumps in almost all parts of the body, which
he has experienced since the last 1 year. The patient said that initially the bumps appeared on the
lower extremities and spread to the upper extremities to other parts of the body. Pruritus almost all
over the body. The patient has nocturnal pruritus so it is difficult for the patient to rest. Pruritus
that is felt by the patient makes the patient's skin injured so that wounds arise due to long scratching.
Before the patient complained of pruritus, it started when the patient lived in a boarding school and
slept with his roommate who experienced pruritus and was transmitted by the patient. On
dermatological examination, well-defined hyperpigmented macules, multiple papules, excoriations,
scales, billion to lenticular sizes, scattered discretely on the upper and lower extremities. The first
line of treatment for scabies is topical 5% permethrin cream.
Keywords: Scabies, Clinical Percentage, Scabies Treatment

ABSTRAK
Skabies merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei
var. hominis. Pasien laki-laki usia 17 tahun datang dengan keluhan adanya bentol-bentol berwarna
kemerahan hampir seluruh bagian tubuh, yang dialami sejak kurang lebih 1 tahun terakhir. Pasien
mengatakan awalnya muncul bentol-bentol pada ekstremitas bawah dan menyebar ke eksremitas atas
hingga ke bagian tubuh. Pruritus hampir seluruh bagian tubuh. Pasien mengalami pruritus nokturnal
sehingga pasien sulit untuk beristirahat. Pruritus yang dirasakan oleh pasien membuat pasien
menggaruk kulit hingga timbul luka akibat garukan yang sudah lama. Sebelum pasien mengeluhkan
pruritus, bermula dari pasien tinggal di pesantren dan tidur bersama teman sekamarnya yang
mengalami pruritus dan ditularkan oleh pasien. Pada pemeriksaan dermatology Tampak makula
hiperpigmetasi berbatas tegas, papul multiple, ekskoriasi, skuama, ukuran miliar hingga lentikular,
tersebar diskret pada ekstremitas atas dan bawah. Pengobatan lini pertama skabies adalah dengan
obattopikal krim permetrin 5%.
Kata Kunci: Skabies, Presentase Klinik, Pengobatan Skabies

PENDAHULUAN mempengaruhi sekelompok orang, seringkali


Scabies adalah penyakit kulit yang dengan lipatan kulit yang tipis, hangat, dan
disebabkan oleh invasi dan sensitisasi lembab. Gejala klinis dapat berupa
Sarcoptes scabiel var, hominis dan produknya. polimorfisme yang tersebar di seluruh tubuh.
(1)
Pruritus nokturnal yang khas,

Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 221


Skabies terjadi di semua negara, tetapi bentol-bentol pada ekstremitas bawah dan
sebagian besar kasus terjadi di negara menyebar ke eksremitas atas hingga ke bagian
berpenghasilan rendah dan menengah, dimana tubuh. Pruritus hampir seluruh bagian tubuh.
kepadatan penduduk meningkatkan penularan Pasien mengalami pruritus nokturnal sehingga
dan akses ke pengobatan yang efektif biasanya pasien sulit untuk beristirahat. Pruritus yang
terbatas. Kesenjangan yang signifikan tetap dirasakan oleh pasienmembuat pasien
ada dalam pemahaman tentang epidemiologi menggaruk kulit hingga timbul luka akibat
skabies global. Organisasi Kesehatan Dunia garukan yang sudah lama. Sebelum pasien
(WHO) menyatakan skabies sebagai salah satu mengeluhkan pruritus, bermula dari pasien
penyakit yang paling diabaikan di dunia. tinggal di pesantren dan tidur bersama teman
Diperkirakan 200 juta orang di seluruh dunia sekamarnya yang mengalami pruritus dan
pernah mengalami kudis setidaknya sekali ditularkan oleh pasien.
dalam hidup mereka. Insiden skabies Pada pemeriksaan fisik tanda-tandavital
bervariasi dari 0,2 hingga 71%. Sebuah studi diukur, tekanan darah 130/80 mmHg,
Global Burden of Disease tahun 2015 pernapasan 22 kali/menit, denyut nadi 77
melaporkan bahwa Indonesia menempati kali/menit, suhu 36,5 , Spo2 98%. Pada
urutan pertama di antara 195 negara di dunia pemeriksaan dermatology pada bagian
untuk infeksi scabies. Penelitian ini bertujuan punggung ditemukan : Terdapat Ujud
untuk memberikan informasi terkini tentang Kelainan Kulit berupa makula, pada bagian
pengobatan skabies dan upaya pemberantasan eksterimitas atas : Tampak makula
dan pencegahan baru, dengan fokus pada hiperpigmetasi berbatas tegas, papul multiple,
situasi di Indonesia.(2,3) ekskoriasi, skuama, ukuran miliar hingga
Di Indonesia, scabies merupakan salah lentikular, tersebar diskret pada ekstremitas
satu penyakit kulit yang banyak dijumpai di atas dextra dan sinistra, dan pada bagian
puskesmas. Beberapa faktor mempengaruhi Ekstremitas bawah : Tampak makula
prevalensi skabies, termasuk kurangnya air hiperpigmentasi berbatas tegas,papul multiple,
bersih, praktik kebersihan yang buruk, dan skuama, berbentuk polisiklik, ukuranlentikular
kepadatan penduduk. Dengan kepadatan hingga nummular, tersebar diskret pada
penduduk yang tinggi di dalam rumah, ekstremitas bawah dextra dan sinistra.
interaksi dan kontak yang erat akan
memudahkan penularan scabies, sehingga
penyakit ini tersebar luas di asrama, panti
asuhan, dan pesantren dan tempat
pengungsian. (4)

LAPORAN KASUS
Pasien laki-laki usia 17 tahun datang dengan
keluhan adanya bentol- bentol berwarna
kemerahan hampir seluruh bagian tubuh, yang
dialami sejak kurang lebih 1 tahun terakhir.
Pasien mengatakan awalnya muncul
Gambar 1. Ekstremitas Atas

222 Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


menunjukkan bahwa kontak non- seksualyang
dekat antara anak-anak dan anggota keluarga
lainnya cukup untuk menularkan penyakit.
Penularan melaluibenda mati paling baik
diwakili oleh kudis tetapi kecil
kemungkinannya terjadi pada inang normal.
Kudis terkenal menular dan siapa pun yang
bersentuhan dengan pasien ini berisiko. (5)
Scabies adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infeksi parasit Sarcoptes
scabiei. Penyakit yang menyerang semua ras
di dunia ini terdapat hampir di setiap negara di
dunia dengan tingkat prevalensi yang
Gambar 2. Ekstremitas Bawah bervariasi. Di beberapa negara berkembang,
insiden yang dilaporkan adalah 6-27% dari
Terapi yang topikal yang di berikan populasi umum, dan insiden tertinggi terjadi
yaitu ; Desoximetason cream 2 gram + sulfur pada anak usia sekolah dan remaja.(6)
presipitatum 2% yang di oleskan tipis-tipis di
Dalam kasus ini, didapatkan 2 cardinal sign
permukaan kulit dan terapi sistemiknya yaitu :
untuk menegakkan diagnosis scabies.
Cetrizine tab 10 mg. Edukasi tentangpenyakit,
Penegakan diagnosis skabies dilakukan atas
cara penggunaan obat secara teratur dan
dasar terpenuhinya dua dari empat tanda
menghindari faktor-faktor tertentu. Prognosis
kardinal yaitu ditemukannyalesi kulit berupa
pada pasien ini yaitu bonam.
terowongan (kunikulus) berbentuk garis
lurus atau berkelok, warna putih atau abu–
PEMBAHASAN
abu dengan ujung papul atau vesikel, gatal
Defenisi
terutama pada malam hari (pruritusnokturna),
Skabies merupakan masalah global menyerang manusia secara berkelompok, dan
yang mempengaruhi semua usia, ras dan ditemukannya tungau. pasien ini terpenuhi
tingkat sosial ekonomi. Tingkat prevalensi dua kriteria tanda kardinal yaitu pruritus
sangat bervariasi, dengan beberapa negara nokturna dan menyerang manusia secara
terbelakang memiliki tingkat antara 4% dan berkelompok. Sedangkan dua tanda kardinal
100% dari populasi umum. Di negara lainnya hanya bisa dibuktikan pada
berkembang, populasi yang terkena dampak pemeriksaan penunjang yaitu secara
termasuk anak-anak, orang lanjut usia dan mikroskopis dengan larutan KOH 10%.
orang dengan gangguan kekebalan. Inang yang Effluoresensinya berupa papula atau vesikel
terinfeksi biasanya mengandung antara dimana puncaknya terdapat gambaran yang
3 dan 50 kutu betina yang bertelur, tetapi sebenarnya merupakan lorong-lorong rumah
jumlahnya dapat sangat bervariasi antar sarcoptes yang biasanya disebut kunikulus.
individu.(5) (7,8,12)

Diketahui bahwa kontak pribadi yang


Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
dekat adalah rute utama penularan. Prevalensi
fisik yang di dapatkan pasien mengeluhkan
yang sama tingginya pada anak- anak
bentol-bentol kemerahan pada bagian

Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 223


esktremitas atas, ekstremitas bawah dan pada menular sehingga hanya menyebabkan
bagian tubuh, yang berukuran lentikular dermatitis sementara, tidak dapat
hingga sebesar uang logam atau di sebut juga melanjutkan siklus hidup pada manusia.(4)
dengan papul-papul yang berukuran milier,
dengan bentuk regular, multiple, dan berbatas
tegas. Hal ini sejalan dengan penelitian dari
jurnal Manifestasi tungau Sarcoptes scabiei
pada kulit akan menyebabkan kelainan kulit
menyerupai dermatitis, yaitu lesi papul,
vesikel, urtika, dan bila digaruk timbul lesi
sekunder berupa erosi, eksoriasi, dan krusta.
Dapatditemukan lesi khas berupa terowongan
(kunikulus) putih atau keabu-abuan berupa
garis lurusatau berkelok, panjang 1-10 mm di
tempat predileksi. Kunikulus umumnya sulit
ditemukan karena pasien biasa menggaruk
lesi, sehingga berubah menjadi ekskoriasi
Gambar 3. Siklus Hidup SarcopteiScabiei.
luas.(4)
(10)
Selain itu, pasien juga mengeluhkan
gejala gatal pada tubuh yang meningkat pada Siklus hidup kutu ini adalah: Setelah
malam hari, yang sesuai dengan diagnosis bersanggama (kawin) pada kulit, kutu jantan
scabies, khususnya gatal pada malam hari mati, terkadang bertahan berhari-hari di
akibat aktivitas tungau yang lebih tinggi pada terowongan yang digali oleh kutu betina. Kutu
suhu yang lebih hangatdan lebih basah. betina dapat hidup selama 1-2 bulan.
Kondisi kulit disertai rasa gatal yang semakin Terowongan kutu betina yang dibuahi di
parah pada malam hari (nocturnal pruritus). stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 mm
Hal ini disebabkan adanya infestasi limbah per hari, secara bersamaan bertelur 2-4 telur per
skabies khususnya scabella yang hari hingga tercapai 40-50 telur. Selama ini,
mengandung protease activating receptor 2 kutu betina tidak meninggalkan terowongan.
(PAR-2) yang berperan sebagai reseptor gatal Setelah 3-4 hari, larva berkaki enam muncul
pada kulit. Gatal pada malam hari disebabkan dari telur dan keluar dari terowongan,
oleh aktivitas tungau Sarcoptes scabiei, yang menembus atap. Larvakemudian menggali
paling aktif pada malam hari.(9) terowongan pendek (Moulting Pockets) untuk
menjadi kepompong. Nimfa kemudian berubah
Etiologi menjadi jantan dan betina dewasa. Siklus hidup
Genus Sarcoptes scabiei hominis lengkap dari telur hingga dewasa
merupakan parasit dari kelas Arachnida, membutuhkan 8 hingga 12 hari. Kudis lebih
subkelas Acarina, ordo Astigmata danfamili menyukai area tertentu dengan terowongan dan
Sarcoptidae. Selain hominis, S. scabiei juga menghindari area dengan banyak folikel
memiliki keturunan hewan, namun tidak rambut. Biasanya dalam satu individu terdapat
5-15 kutu, kecuali kudis Norwegia - individu
dapat

224 Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


menjadi rumah bagi lebih dari satu juta kutu Namun pada pasien ini tidak di temukan
ini .(11) adanya tungau, hal ini mungkin dapat telihat
Skabies ditularkan secara langsung dari jika pasien dilakukan pemeriksaan
satu orang ke orang lain melalui kontak penunjang. Penemuan tungau merupakan
langsung, tetapi juga dapat ditularkan secara gold standard untuk mendiagnostik skabies.
tidak langsung. Masa inkubasi adalah 4-6 Lesi yang terdapat pada penyakit skabies
minggu. Kudis tipe parah, sebelumnya dikenal pada umumnya berupa vesikel, papul, dan
sebagai kudisNorwegia, biasanya terjadi pada makula. Lesi patognomonis skabies adalah
pasien dengan gangguan kekebalan. (1) lesi terowongan yang berkelok-kelok dan
Metode transmisi (penularan), yaitu: pada ujungnya ditemukan papul. Namun,
kontak langsung (kulit-ke-kulit), misalnya apabila sudah disertai dengan infeksi
berjabat tangan, tidur bersama, dan sekunder akan terdapat lesi tambahan
(13)
berhubungan seks, dan kontak tidak langsung seperti ekskoriasi, nodul, dan pustule.
(melalui benda), misalnya pakaian, handuk,
sprei, bantal, dll. (1) Histopatologi
Pemeriksaan histologi lesi klasik dapat
Pemeriksaan Penunjang
mengungkapkan tungau, telur, dan scybala
Diagnosis definitif adalah menemukan
(kotoran) dari S. scabiei di epidermis dan di
kutu Sarcoptes scabiei, larva, telur atau feses
eosinofil, sel jaringan, dan limfosit di bawah
di bawah mikroskop dengan KOH 10%,
dermis. Spongiosis dapat ditemukan di
namun sulit untuk menemukan kutu karena
epidermis. Pada scabies bersisik, keratosis,
jumlah kutu yang menyebabkan penyakit pada
parakeratosis dan spongiosis banyak
pasien sangat sedikit. bagus sekali. Selain itu,
ditemukan pada epidermis. Banyak betina
skabies dapat menyerupai banyak penyakit
kudis pada semua tahap perkembangan
yangberbeda, oleh karena itu disebut
biasanya diamati di epidermis, karena
jugasebagai peniru ulung.(12)
tingginya jumlah parasit .(15)
Penemuan tungau pada pasien
merupakan suatu hal yang paling diagnostik, Tatalaksana
maka dari itu dianjurkan untuk melakukan Obat–obat anti skabies idealnyamemiliki
pemeriksaan penunjang untuk menemukan syarat sebagai berikut :
tungau jika kondisi pasien masih meragukan.
1. Efektif untuk semua stadium
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan
tungau
tungau karena anamnesis dan pemeriksaan
fisik saja sudah dapat menegakkan 2. Tidak mengiritasi dan tidak toksik
diagnosis.(8) 3. Tidak berbau dan tidak mengotori
Beberapa cara untuk menemukan
tungau: yaitu (1) Kerokan kulit, (2) 4. Tidak merusak dan mewarnai
Mengambil tungau dengan jarum, (3) Tes tinta pakaian
pada terowongan (burrow ink test), 5. Mudah diperoleh dengan harga (12)
(4) Membuat biopsi irisan (epidermal yang murah.
shave biopsy), (5) Biopsi irisan dengan Beberapa syarat pengobatan yangharus
pewarnaan HE.(11) diperhatikan : (1) Semua anggota keluarga

Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 225


harus diperiksa dan semua harus diberi Pada kasus ini obat yang digunakkan untuk
pengobatan secara serentak; (2) tatalaksana dari skabies yaitu: Permethrin
Personal hygiene harus diperbaiki(12) Cream 5% disetujui oleh US Food and Drug
Administration (FDA). Aman dan efektif bila
Jenis obat topikal: digunakan pada anak usia 2 bulan ke atas dan
1 Endapan Belerang (sulfur presipitatum) merupakan obat pilihan untuk pengobatan
dengan kadar 4-20% dalam bentuksalep kudis. Permetrin dapat membunuh kutu dan
atau krim. Karena persiapan ini tidak telur. Ini diterapkan hanya sekali dan dihapus
efektif terhadap stadium telur, digunakan setelah 10 jam. Jika belum sembuh, ulangi
selama 3 hari berturut-turut. Kelemahan dalam seminggu. Krim topikal Krotamiton
lainnya adalah berbau dan noda pada 10% Krim topikal Krotamiton 10% disetujui
pakaian dan terkadang menyebabkan FDA untuk pengobatan kudis pada orang
iritasi. Dapat digunakan untuk anak di dewasa. Aman digunakan sesuai petunjuk,
bawah 2 tahun.(1) yaitu jauhkan dari mata, mulut, dan uretra.
2 Emulsi benzil-benzoat (20-25%), Obat ini memiliki dua efek yaitu mengobati
bekerja pada semua tahap, disuntikkan (10)

setiap malam selama 3 hari. Obat inisulit kudis dan mengobati gatal.
ditemukan, sering menyebabkan iritasi, Komplikasi
bahkanterkadang lebih gatal dan Menggaruk, seringkali terus- menerus,
perihsetelah digunakan .(1) merupakan akibat sekunder dari iritasi kulit
3 Gama benzene hexa chloride(gemeksan akibat kudis betina yang menyebabkan reaksi
= gammaxane) adalah 1% dalam krim hipersensitivitas yang tertunda. Papula primer
atau losion, obat pilihan karena dan bersisik serta bercak eksim sekunder
efektivitasnya pada semua tahap, menyebabkangangguan fungsi sawar kulit dan
kemudahan penggunaan, dan infeksi bakteri sekunder. Impetigo superfisial
jarang menyebabkan iritasi. Obat ini biasanya muncul sebagai keropeng/ pustula
dikontraindikasikan pada anak di berwarna kuning atau pucat. Patogen yang
bawah usia 6 tahun dan wanita hamil paling umum adalah Staphylococcus aureus
karena toksisitas pada sistem saraf dan grup A Streptococcus pyogenes (GAS).(16)
pusat. Berikan sekali sudah cukup,
Staphylococcus aureus dapat
kecuali gejala menetap, ulangiseminggu
menyebabkan impetigo superfisial akut, abses,
kemudian .(1)
selulitis, eksim, periungual dan bisul, tetapi
4 Krim atau lotion Krotamiton 10% juga
dapat berkembang menjadi osteomielitis,
merupakan obat pilihan, dengan dua
endokarditis, dan sepsis yang mengancam
efek: mengobati kudis dan gatal-gatal;
jiwa. Skrining untuk methicillin-resistant
harus dijauhkan dari mata, mulut dan
Staphylococcus aureus (MRSA) dan
uretra .(1)
pemilihan antibiotik target merupakan
5 Permetrin krim 5 %, sama efektifnya,
pertimbangan penting bagi tim kesehatan.(16)
oleskan 1 kali, 8-10 jam kemudian
bersihkan dengan shower. Perawatan Infeksi bakteri sekunder akibat GAS
diulang setelah seminggu. Tidak dapat menyebabkan infeksi lokal akut pada
dianjurkan untuk bayi di bawah 2 bulan kulit dan jaringan lunak, termasuk pioderma
.(1) superfisial, abses kulit dan selulitis, atau

226 Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


bahkan necrotizing fasciitis yang lebih parah. penderita sadar akan kebersihan diri dan
Setelah infeksi kulit GAS sekunder, populasi lingkungan. Cara pencegahan scabies adalah
minoritas yang berisiko dapat mengalami dengan mandi secara rutin minimal dua kali
komplikasi, termasuk glomerulonefritispasca- sehari dengan sabun dan air, serta
streptokokus akut dan demam rematik akut, membersihkan kemaluan dan
masing-masing terkait dengan penyakit ginjal mengeringkannya dengan handuk bersih.
kronis dan penyakitginjal kronis.(16) Pasien tidak boleh berbagi handuk atau
Prognosis pakaian. Hindari kontak dekat dan lama
Prognosis sangat baik jika didiagnosis dengan seseorang yang menderita kudis,
dan diobati segera, tetapi pada pasien dengan seperti berbagi tempat tidur. Semua anggota
gangguan kekebalan atau pasien di panti keluarga atau masyarakat yang terinfeksi
asuhan atau asrama, tingkat infeksi ulang harus diobati secara bersamaan untuk
tinggi, terutama pada pasien yang kembali ke memutus mata rantai penularan skabies.
lingkungan rumah dan tetap terinfeksi.(17) Semua pakaian, seprai, dan handuk harus
dicuci dengan air panas setidaknya dua kali
Pencegahan Skabies seminggu untuk membunuh tungau debu.
Pencegahan epidemi dibagi menjadi Selain itu, jemur pakaian di bawah sinar
pencegahan tingkat pertama, kedua dan matahari minimal 30 menit lalu setrika.(14)
ketiga. Pencegahan primer adalah pencegahan
2 Pencegahan Sekunder
yang dilakukan sebelum timbulnya penyakit,
Ketika seseorang terkena scabies, maka
termasuk promosi kesehatan danperlindungan
tindakan yang harus dilakukan adalah
khusus. Pencegahan sekunder dan tersier
mencegah orang- orang disekitarnya terkena
dilakukan selama patogenesis, ketika patogen
scabies. Bentuk pencegahan sekunder ini
telah memasuki tubuh manusia. Pencegahan
dilakukan dengan merawat pasien secara
sekunder adalah tahap pengobatan
langsung agar kutu tidak bersarang di
penyembuhan awal dan pencegahan bahaya
dekatnya. Sementara itu, hindari kontak fisik
penyakit di kemudian hari, termasuk
yang terlalu lama dan dekat seperti
diagnosis dini, pengobatan tepat waktu dan
berhubungan seks, berpelukan, dan tidur di
pembatasan kecacatan yaitu pencegahan
ranjang yang sama dengan korban. Orang yang
komplikasi ataukecacatan skabies dan
melakukan kontak langsung dengan orang
pengobatan dini sesuai standar. Pencegahan
sakit atau sering bertemu denganorang sakit
tersier berupa rehabilitasi dan pencegahan
harus mencari pertolongan medis.(14)
kekambuhanatau komplikasi lain yang timbul
akibat penyakit primer .(14) 3. Pencegahan Tersier
Pasien skabies dinyatakan sembuh,
1. Pencegahan Primer tindakan pencegahan tersier dilakukan agar
Pencegahan primer padaskabies tahap pasien dan orang disekitarnya tidak terkena
awal adalah dengan menjaga kebersihan skabies untuk kedua kalinya. Pakaian,
tubuh yang baik, membersihkan pakaian, handuk, dan sprei yang digunakan pasien
tidak berbagi barang pribadi sepertihanduk, dalam lima hari terakhir harus dicuci dengan
sprei, berbagi pakaian dengan orang laindan air panas agar semua kutu mati. Cara lainnya,
mengedukasi masyarakat. Skabies semua barang dicuci bersih dengan deterjen
merupakan penyakit yang dapatdicegah jika

Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 227


dan dijemur. Barang-barang yang tidak dapat Sekunder pada Pasien Anak Laki- Laki
dicuci tetapi diduga terkontaminasi tungau 13 Tahun."Jurnal Penelitian Perawat
debu disimpan dalam kantong plastik tertutup Profesional. (2022): 867-874.
di tempat yang jauh dari jangkauan manusia 10. Mutiara, H., Syailindra, F. Skabies.
selama seminggu sampai tungau debu mati.(14) Majority. 2016;5 (2):37-42.
11. Tan, S, T., Angelina, J., Krisnataligan.
DAFTAR PUSTAKA Scabies: Terapi Berdasarkan Siklus
1. Menaldi, SW., L. S., et all. “Buku Ilmu Hidup. Continue Medical Education.
Penyakit Kulit dan Kelamin Ed. Ke-7. 2017;44(7):507-510.
2016 12. Rahmatia, Niken., Ernawati.
2. Engelman, D. et al. A Framework For Penatalaksanaan Skabies Melalui
Scabies Control. Journal Plos Pendekatan Kedokteran Keluarga di
Neglected Tropical Disease. 2021. Wilayah Kerja Puskesmas Satelit."
3. Widarty, S., Miranda, S., Cornain, E, Majority. (2020): 115- 122
F., Rizky, L, A. Scabies : Update On 13. Putri., Yuani, Y. et al. "Karakteristik
Treatment And Efforts For Prevention tanda kardinal penyakit skabies pada
and Control In Highly Endemic santri dipesantren." J Integ Kes Sains.
Settings. The Journal Of Infection In (2020): 126-9.
Developing Counteries. 14. Trasia, R, F. Scabies In Indonesia:
2022;16(2):244-251.
Epidemiology And Prevention. In
4. Kurniawan, M., Ling, M, S, S., Public Health Journal.
Franklind. Diagnosis dan Terapi 2020;1(2):30-38.
Skabies. Continue Medical Education. 15. Leung, A, K, C., Lam, J, M., Leong, K,
2020;47 (2):104-107. F. Scabies: A Neglected Global
5. Kang, S. et al. Fitzpatrick’s Disease. Current Pediatric Review.
Dermatology. 9th ed. Mc Graw Hill; 2020;16(1):33-42.
2019.
16. Thompson, R., Westbury, S., Slape, D.
6. Indramaya, D., et al. Treatment and Paediatrics: How To Manage Scabies.
Management of Scabies Patient with Drugs In Context. 2021.
Secondary Infection in a 3- Year-Old
17. Trasia, R, F. Scabies: Treatment,
Girl: A Case Report. Journal of Complication, and Prognosis. Journal
Dermatology Research and Therapy. CDK. 2021;48(12).
2021; 7:109.
7. Harlim, Ago. "Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Kulit Dan Kelamin FK
UKI." (2019).
8. Prasetyo, G, N, S. Skabies Beserta
Penatalaksanaannya; Sebuah Laporan
Kasus.
9. Pratama, Bagus, et al. "Laporan Kasus:
Skabies dengan Infeksi

228 Vol. 5 | No. 3 | November 2023 | Jurnal Medical Profession (MedPro)

Anda mungkin juga menyukai