Judul 3 Praktikum 1
Judul 3 Praktikum 1
MORFOLOGI IKAN
OLEH :
A. Latar Belakang
Istilah ikhtiologi berasal dari Ichtyologia (bahasa latin: Yunani) dimana perkataan
Ichthys artinya ikan dan logos artinya ajaran. Sehingga ikhtiologi diartikan sebagai salah
satu cabang ilmu biologi (zoologi) yang mempelahari khusus tentang ikan beserta segala
aspek kehidupan yang dimilikinya (Burhanuddin, 2012).
Ikan merupakan vertebrata akuatik dan bernapas dengan insang, beberapa jenis ikan
bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang (gelembung udara).
Ikan merupakan organisme yang mempunyai kemampuan bergerak sehingga tidak
tergantung pada arus yang kuat atau genangan air yang disebabkan oleh angin, mereka
dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri (Safitri, 2017).
Ikan yang menjadi objek pengamatan kali ini yaitu Layang (Decapterus Russeli) dan
ikan pisang-pisang merah (Caesio chrysosonus). Ikan Layang merupakan ikan yang hidup
berkelompok dilaut yang jernih dan besalinitas tinggi. Sedangkan ikan Pisang-pisang merah
adalah ikan yang tergolong ikan pelagis karang. Ikan layang termasuk jenis ikan yang
bersifat pelagis, tidak menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong stenohaline
(organisme yang hidup pada kisaran salinitas yang sempit), hidup di perairan yang berkadar
garam tinggi (32–34 promil) dan menyenangi perairan jernih. Ikan Layang banyak
tertangkap diperairan yang berjarak 20–30 mil dari pantai. Salinitas perairan yang ada pada
ikan layang berkisar antara 30‰-34‰. Suhu perairan memiliki peranan penting bagi
penyebaran ikan layang. Suhu perairan untuk ikan layang berkisar antara 20°C-30°C
(Jusrawati, 2021).
Ikan Pisang-pisang merah sistem pernafasannya melalui insang, pada proses
pencernaan organnya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
Sedangkan sistem reproduksi ikan Pisang-pisang merah berkembang biak seperti umumnya
ikan lain, yaitu bertelur dengan pembuahan di luar atau di perairan bebas. Telur dihasilkan
dalam jumlah yang banyak dan bersifat pelagis, permulaan perkembangan larva ini terjadi
di laut lepas pantai, selanjutnya larva tersebut kembali perairan pantai yang dangkal setelah
berumur enam minggu (Suhendro, 2014).
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar
merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme.
Bentuk luar sering kali mengalami perubahan sejak ikan lahir sampai ikan menjadi tua.
Perubahan bentuk ini ada yang sangat mencolok ada tidak mencolok. Adaptasi morfologi
mudah dikenali karena terlihat dari luar (Ridho et al., 2012). Morfologi sebagai cabang
linguistik yang mempelajari struktur dan bentuk-bentuk kata. Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan cabang ilmu bahasa
yang mempelajari bentuk dan proses pembentukan kata. Proses pembentukan kata tersebut
dapat berpengaruh terhadap perubahan bentuk kata dan juga terhadap golongan dan arti
kata (Roziaty, 2016).
B. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal berbagai
bentuk luar ikan, mengamati morfologi dan letak/posisi bagian luar tubuh ikan secara in
situ.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu menambah wawasan
mahasiswa terhadap morfologi dan letak/posisi bagian luar tubuh ikan.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada saat praktikum adalah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan, kemudian mengambil ikan yang akandiamati lalu
meletakannya di dalam baki, setelah itu menyiapakan kertas laminating dan mistar untuk
membentuk preparat lalu meletakan pengamatan dengan posisi kepalah sebelah kiri dan
perut menghadap kebawah, mengamati morfologi ikan, dan mencatat hasil pengamatan
pada laporan sementara.
II. METODE PRAKTIKUM
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada saat praktikum adalah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan, kemudian mengambil ikan yang akandiamati lalu
meletakannya di dalam baki, setelah itu menyiapakan kertas laminating dan mistar untuk
membentuk preparat lalu meletakan pengamatan dengan posisi kepalah sebelah kiri dan
perut menghadap kebawah, mengamati morfologi ikan, dan mencatat hasil pengamatan
pada laporan sementara.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
2 Bentuk mulut:
a. berdasarkan Terminal Terminal
bentuk
b. dapat tidaknya Dapat Tidak dapat
disembulkan disembulkan
c. berdasarkan Terminal Inferior
letaknya
3 Sungut (ada/ dan Tidak ada Tidak ada
tidak)
4 Bentuk sirip ekor Lunate Lunate
5 Sirip pelvic Berpasangan Tidak
(berpasangan/tida berpasangan
k berpasangan)
6 Sirip anal Tdk Berpasangan
(berpasangan/tdk berpasangan
berpasangan
7 Warna tubuh Hijau gelap, Hitam
putih
8 Bar (ada/tdk ada) Ada Ada
9 band(ada/tdk ada) Ada Tidak ada
10 blotch(ada/tdk Tidak ada Tidak ada
ada)
11 Panjang premaxila Ada Ada
(PPa)
12 Jumlah jari-jari 20 22
sirip dorsal
13 Speckles (ada/tdk Tidak ada Tidak ada
ada)
14 Stripe (ada/tdk Tidak ada Tidak ada
ada)
15 Lines (ada/tdk Ada Ada
ada)
16 Ocellatod spot Tidak ada Tidak ada
(ada/tdk ada)
17 Spot (ada/tdk ada) Tidak ada Ada
18 Linea lateralis Ada Tidak ada
(ada/tdk ada)
Keterangan :
1. Ikan Layang (Decapterus Ruselli)
2. Ikan Pisang-pisang Merah (Caesio chrysozon )
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi ikan layang adalah bentuk tubuh fusiform,
bentuk mulut tabung, dapat disembulkan berdasarkan letaknya terminal, tidak memiliki
sungut, bentuk sirip ekor forked, sirip pelvic berpasangan, sirip anal berpasangan, warna
tubuh putih hitam, tidak memiliki bar, tidak memiliki band, tidak memiliki blotch, tidak
memiliki dot, tidak memiliki spot tidak memiliki stripe, dan tidak memiliki linea lateralis.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ambar Prihatini (2010) yang menyatakan bahwa ciri khas
yang sering dijumpai pada ikan layang (D. russellis) ialah terdapatnya sirip kecil (finlet) di
belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik berlingin 15 yang tebal (lateral
scute) pada bagian garis sisi (lateral line). Bentuk badan sepintas seperti tongkol, sirip
punggung pertama berjari keras 8.
Sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 32 – 35 lemah. Sirip dubur teridiri 2 jari-jari
keras (lepas), 1 jari-jari keras bergandeng dengan 26 – 30 jari lemah.Dibelakang sirip
punggung kedua dan dubur terdapat 1 jari-jari sirip tambahan. Terdapat 25 – 30 sisik duri
pada garis sisinya. Dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 25 cm. Warna : biru
kehijauan bagian atas, putih perak bagian bawah. Sirip siripnya kuning pucat atau kuning
kotor. Suatu totol hitam terdapat pada bagian atas penutup insang dan pangkal sirip dada.
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah Morfologi adalah bentuk
luar suatu organisme. Morfologi merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan
mempelajari organisme, morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan, sehingga
bentuk dan bagian-bagian tubuh bervariasi, bentuk luar morfologi suatu jenis ikan, sering
kali berubah sejak ikan menetes sampai ikan tersebut mati. Bentuk tubuh ikan banyak
macamnya, seperti fusiform (bentuk torpedo), filiform (bentuk pipa), taenifrom (bentuk
pita), sagittiform (bentuk anak panah) carangioform (bentuk selar), globiform (bentuk
bulat) dan ostracioform (bentuk kota). Morfologi ikan layang adalah bentuk tubuh
fusiform, bentuk mulut tabung, dapat disembulkan berdasarkan letaknyaterminal, tidak
memiliki sungut, bentuk sirip ekor forked, sirip pelvic berpasangan, sirip anal berpasangan,
warna tubuh putih hitam, tidak memiliki bar, tidak memiliki band, tidak memiliki blotch,
tidak memiliki dot, tidak memiliki spot tidak memiliki stripe, dan tidak memiliki linea
lateralis.Morfologi pada ikan pisang pisang merah hasil pengamtan adalah bentuk tubuh
fusiform,bentuk mulut tabung, dapat disembulkan, berdasarkan letaknya superoir, tidak
memiliki sungut, bentuk sirip ekor rounded, sirip pelvic berpasangan, sirip anal tidak
berpasangan, warna tubuh coklat, tidak memiliki bar, tidak memiliki band, tidak memiliki
blotch, tidak memiliki dot, memiliki spot, tidak memiliki stripe, dan memiliki linea
lateralis.
B. Saran
Adapun saran dari saya pada praktikum morfologi ikan ini agar laboratoriumnya
lebih diperbaiki lagi dalam hal sarana dan prasarananya agar praktikan dapat menjalankan
praktikum dengan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA