Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIK PECIPTAAN GERAK BERIRAMA

UNTUK ANAK USIA DINI


Tugas Tutorial
Mata Kuliah : Keterampilan Musik dan Tari (PAUD4402)
Nama : ANIS SETYAWATI (858805211)
Semester : VII ( tujuh )

A. PERENCANAAN
Perencanaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah kegiatan
yang akan dikerjakan, agar diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuannya. Dalam
perencanaan tergambar semua aspek atau komponen atau harapan yang harus disiapkan
oleh pelaksana. Demikian pula pada aktivitas perencanaan sebuah karya tari.
Perencanaan tari merupakan suatu aktivitas berpikir dalam merencanakan sebuah
karya tari (gerak berirama) dan hasil dari berpikir ini adalah sebuah gagasan tarian.
Gagasan ini berkaitan dengan tema, bentuk dan gaya tarian yang akan dibuat. Karenanya
perencanaan tari sering disebut pula dengan istilah konsep tari.
Gagasan ini perlu dituliskan, karena gagasan ini akan dimanfaatkan sebagai panduan
dan acuan waktu tahap selanjutnya, yakni tahap pemrosesan penciptaan tari. Mengungkap
gagasan tari dalam bentuk tulisan akan bermanfaat sebagai alat kontrol agar dalam proses
mencipta tari selalu bekerja dan konsisten dalam mewujudkan karya tarian sesuai dengan
gagasannya. Menuliskan gagasan seharusnya menjadi suatu kebutuhan dan persyaratan
yang harus dilakukan oleh guru.
Perencanaan penciptaan tari sangat bermanfaat bagi penggambaran utuh dari wujud
tarian yang akan dibuat. Perencanaan harus menggambarkan tentang tarian seperti apa yang
akan dibuat, bagaimana wujud atau bentuk tarian dan bagaimana cara membuatnya.
Dalam perencanaan ini, pendidik akan menciptakan gerakan-gerakan tari dalam tarian
kuda lumping. Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian
tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini
menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai
bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda
lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa
penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan
magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran
Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa,
Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan
di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.

1. Latar Belakang
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda
tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah
mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Konon, tari kuda lumping merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata
terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda.
Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah
perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah
Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang
pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk
menghadapi pasukan Belanda.
Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan
semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal
ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman
bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.
Seringkali dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga menampilkan atraksi yang
mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi mengunyah
kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca,
dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural yang pada
zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non
militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.
Dalam penciptaan tarian ini ada beberapa alasan pendidik menciptakan tarian
tersebut, antara lain :
a. Tarian tersebut merupakan tarian tradisional khas daerah
b. Minat anak-anak dalam mempelajari tarian itu sangat besar sekali
c. Tarian ini merupakan tarian yang merakyat
d. Penguasaan tahapan-tahapan dalam pembelajaran lebih mudah

2. Manfaat
Mengenai manfaat yang dapat diambil dalam penciptaan tarian ini adalah sebagai
berikut :
a. Mengenalkan pada anak-anak tentang tarian kebudayaan Indonesia
b. Agar anak-anak lebih mencintai kebudayaan Indonesia
3. Acuan Teoritik
Dalam pementasanya, tidak diperlukan suatu koreografi khusus, serta
perlengkapan peralatan gamelan seperti halnya Karawitan. Gamelan untuk mengiringi
tari kuda lumping cukup sederhana, hanya terdiri dari Kendang, Kenong, Gong, dan
Slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Sajak-sajak yang dibawakan dalam
mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan
perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta.
Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional kuda lumping
ini seringkali juga mengandung unsur ritual. Karena sebelum pagelaran dimulai,
biasanya seorang pawang hujan akan melakukan ritual, untuk mempertahankan cuaca
agar tetap cerah mengingat pertunjukan biasanya dilakukan di lapangan terbuka.

4. Metode Garapan
Tujuan dibuatnya tarian ini adalah agar anak memiliki pemahaman awal tentang
macam-macam kebudayaan Indonesia melalui tarian, salah satunya adalah tari kuda
lumping ini.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penciptaan tari kuda lumping ini adalah
melalui tahapan penemuan dan pendalaman gagasan melalui eksplorasi, improvisasi
dan evaluasi, perwujudan gagasan atau mengomposisi.
Tahapan-tahapan tari kuda lumping bisa dilihat pada pembagian fragmen atau
bagian sebgai berikut :
a. Pada fragmen Buto Lawas, biasanya ditarikan oleh para pria saja dan terdiri dari 4
sampai 6 orang penari. Beberapa penari muda menunggangi kuda anyaman bambu
dan menari mengikuti alunan musik.
b. Pada fragmen selanjutnya, penari pria dan wanita bergabung membawakan tari
senterewe.
c. Pada fragmen terakhir, dengan gerakan-gerakan yang lebih santai, enam orang
wanita membawakan tari Begon Putri, yang merupakan tarian penutup dari seluruh
rangkaian atraksi tari kuda lumping.

5. Orientasi Garapan
Dalam penciptaan gerak tari sengaja pendidik membatasi gerakan sesuai dengan
kemampuan anak. Sehingga dalam penguasaan tarian oleh anak akan lebih cepat dan
mudah. Kemudian selain itu agar anak lebih leluasa dalam menggerakkan badannya
dalam menari, sehingga tidak terlihat kaku saat memainkannya. Selanjutnya dalam
menari juga diiringi musik, sehingga penempatan gerak mudah dipahami anak.

6. Komposisi Tari
Komposisi tari ini adalah komponen yang akan memberikan gambaran yang utuh
dari bentuk tari yang akan dipertunjukkan kepada orang lain, yang meliputi; gerak,
desain lantai, desain atas, desain musik, desain dramatik, tema, tat arias, tata busana,
tata pentas, tata lampu dan tata suara. Kemudian untuk lebih jelasnya akan dipaparkan
sebagaimana berikut :
a. Gerak tari : berasal dari gerak-gerak binatang (jaran/kuda) untuk menggambarkan
konsep kuda penari bergerak menirukan kuda berjalan lambat/lamban dan
menirukan gerakan kuda waktu lari dan berputar bergerak dengan lincah/cepat.
b. Desain lantai : masuk pentas adalah desain lurus. Panjang seperti ular lalu pada
menit kedua desain berubah menjadi dua baris depan dan belakang berdampingan,
pada menit keempat desain menjadi lingkaran.
c. Desain atas : banyak menggunakan desain dalam badan anak dan pandangan
menghadap ke penonton pada peralihan gerakan menghadap temannya yang
berlawanan barisannya.
d. Desain musik : diciptakan setelah gerak selesai dibuar, musiknya adalah lagu
jaranan, boleh juga dengan musik tradisional kuda lumping ada gong, jadur, dan
lain sebagainya
e. Desain dramatik : memunculkan suasana yang berbeda antara awal tarian berbaris
lurus depan belakang, samping kanan kiri, tengah tarian duduk, seperti gerakan
kerasukan roh (dadi) sebagai klimaks dan melingkar berputar masuk panggung
sebagai antiklimaks
f. Tema tari : menggambarkan konsep orang naik kuda lumping dengan judul tari
jaranan.
g. Properti tarian : kuda-kudaan yang biasanya terbuat dari anyaman bambu, atau bisa
juga menggunakan pelepah pisang, kardus pun juga bisa dipakai untuk pengganti.
h. Tata rias/busana : Penari memakai busana seperti prajurit berkuda dengan memakai
rompi yang terbuat dari kresek berwana hitam lalu dihias dengan kertas warna.
Memakai ikat kepala yang terbuat dari kresek, bagian bawah menggunakan sarung
yang dilipat. Untuk mempercantik penampilan pada bagian tangan dan kaki diberi
gelang yang terbuat dari kertas warna.
a. Tata panggung : di atas panggung dihiasi dengan gambar kuda lumping atau
barongan, sebagai ciri khas tari kuda lumping/jaranan.

7. Daftar Pustaka
Daftar buku atau sumber yang digunakan pencipta dalam proses kegiatan menulis
konsep tari atau perencanaan penciptaan tarian :
a. Hawkins, Alma. (1990). Mencipta Lewat Tari, Terj. Sumandiyo Hadi, ISI,
Yogyakarta
b. http://wikipedia.or.id, Sejarah Kuda Lumping, Jum’at, 16 Nopember 2012, 09.00
WIB
c. Aryaprastya, I Gusti Komang, TT, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini Lalui
Stimulus Berkreasi Tari Nusantara Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai