Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

ANALISIS INSTRUKSIONAL/PEMBELAJARAN
MATA KULIAH DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Mutiara

NIM : 06032622428026

Kelas : Musi Banyuasin

DOSEN PENGAMPU :

Dr. L.R. Retno Susanti, M.Hum.

Dr. Fuad Abd Rahman, M.Pd.

Dr. Erna Retna Safitri, M.Pd.

Dr. Moch. Amri Santosa, M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem instruksional/pembelajaran adalah keberhasilan dalam menciptakan sistem


instruksional yang siap untuk digunakan. Namun, mencapai tujuan ini tidaklah seiring
mudahnya dengan menetapkan tujuan perjalanan. Kita menyadari bahwa pendidikan
memiliki tujuan yang pasti, namun tidak semua individu mampu dengan jelas
merumuskan tujuan yang ingin dicapai melalui implementasi pendidikan.

Tujuan adalah keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi
kebutuhan yang telah diidentifikasi. Tujuan berfokus pada apa yang dapat dilakukan
sibelajar ketika usai pelajaran. Tujuan instruksional idealnya diperoleh dari proses
pengkajian / penelusuran kebutuhan (Need Assessment) yang menetapkan secara luas
indikasi-indikasi permasalahan yang harus dipecahkan (Dick and Carey (2005) dalam
Suparman (2004)).

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih terperinci tentang pencapaian yang


dilakukan, analisis menjadi suatu langkah yang esensial. Seperti yang diketahui,
desain sistem instruksional melibatkan serangkaian langkah, termasuk menentukan
kebutuhan instruksional, merumuskan tujuan instruksional umum, melakukan analisis
instruksional, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal pembelajaran,
menetapkan tujuan instruksional khusus, menyusun tes acuan patokan, merancang
strategi instruksional, mengembangkan materi instruksional, serta merancang dan
melaksanakan evaluasi formatif terhadap sistem instruksional yang dibuat. Setelah
tahap identifikasi kebutuhan instruksional, langkah berikutnya adalah melakukan
analisis instruksional untuk menetapkan tujuan instruksional umum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari analisis instruksional/pembelajaran ?
2. Apa macam-macam struktur analisis instruksional ?
3. Apa langkah-langkah yang digunakan dalam analisis instruksional ?
4. Apa yang dimaksud dengan strategi instruksional ?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui pengertian dari analisis instruksional/pembelajaran
2. Mengetahui macam-macam struktur perilaku analisis instruksional
3. Mengetahui langkah-langkah yang digunakan dalam analisis instruksional
4. Mengetahui tentang strategi instruksional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALISIS INSTRUKSIONAL/PEMBELAJARAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Analisis Adalah Penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar
bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Sedangkan analisis intruksional dapat didefinisikan sebagai tahapan proses yang
merupakan keseluruhan dari pemaparan bagaimana perancang menentukan komponen
utama dari tujuan instruksional melalui kegunaan analisis tujuan (goal analysis), dan
bagaimana setiap langkah dalam tujuan tersebut dapat dianalisis untuk
mengidentifikasi keterampilan subordinate atau keterampilan prasyarat. (Dick and
Carey 2005).

Suparman mendefinisikan analisis instruksional sebagai proses yang menjabarkan


perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.

Berdasarkan kedua pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis


instruksional merupakan suatu proses yang menguraikan perilaku umum menjadi
perilaku khusus. Tujuannya adalah mengidentifikasi perilaku khusus yang dapat
menggambarkan perilaku umum secara lebih terinci, logis, dan sistematis. Dengan
kata lain, analisis instruksional bertujuan untuk menjelaskan dan memahami aspek-
aspek khusus dari perilaku umum dengan lebih mendalam.

B. MACAM-MACAM STRUKTUR ANALISIS INSTRUKSIONAL


1. Struktur Hirarki
Struktur hirarkis menunjukkan bahwa ada ketergantungan antara dua perilaku, di
mana pelaksanaan satu perilaku hanya mungkin setelah berhasil menguasai
perilaku lainnya. Sebagai contoh, untuk mempelajari perilaku B, seseorang harus
terlebih dahulu memiliki kemampuan dalam melaksanakan perilaku A. Hubungan
antara Perilaku A dan Perilaku B dalam konteks ini disebut sebagai hirarki. Dalam
pengaturan kurikulum, hal ini tercermin dalam prasyarat, seperti mata pelajaran A
yang harus dipahami oleh siswa sebelum mengambil mata pelajaran B, dan
seterusnya. Perhatikan contoh kompetensi dibawah ini.
Menggunakan Statistika
Lanjutan untuk pengolahan
data penelitian eksperimen

Menggunakan Statistika
Dasar untuk pengolahan
data deskriptif

2. Struktur Prosedural
Struktur prosedural menggambarkan posisi beberapa perilaku dalam satu
rangkaian urutan penampilan, tanpa adanya ketergantungan satu sama lain sebagai
prasyarat. Meskipun dua perilaku khusus tersebut harus dilakukan secara
berurutan, tidak ada yang menjadi syarat mutlak bagi yang lain. Berikut contoh
kompetensi yang terstruktur secara prosedural.

Menyalakan laptop Mengklik program Mengklik file

3. Struktur Pengelompokan
Selain perilaku khusus yang dapat diorganisir sebagai hirarkis dan prosedural, ada
perilaku khusus yang tidak saling tergantung, meskipun semuanya memiliki
keterkaitan. Struktur ini menunjukkan satu rumpun kompetensi yang tidak
mempunyai ketergantungan urutan antara satu dengan yang lain, walaupun
semuanya berhubungan. Dalam keadaan seperti itu, garis penghubung antar
kompetensi yang satu dengan yang lain tidak diperlukan lagi.
4. Struktur Kombinasi
Perilaku umum, ketika dipecah menjadi perilaku khusus, akan menunjukkan
struktur yang sebagian besar terorganisir melalui kombinasi antara struktur
hirarkis, prosedural, dan pengelompokan. Sejumlah perilaku khusus yang terdapat
dalam lingkup perilaku umum tersebut memerlukan pelaksanaan perilaku khusus
lainnya. Sebagian lainnya merupakan urutan penampilan perilaku khusus dan
umum.

C. LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISIS INSTRUKSIONAL


Dalam melakukan analisis instruksional, terdapat serangkaian langkah-langkah yang
digunakan, yaitu:
1) Catat perilaku umum yang telah dicantumkan dalam Tujuan Instruksional Umum
(TIU) untuk mata pelajaran yang sedang dikembangkan.
2) Tulis setiap perilaku khusus yang menurut penilaian Anda merupakan bagian dari
perilaku umum tersebut.
3) Susun perilaku khusus tersebut dalam suatu daftar dengan urutan yang logis,
dimulai dari perilaku umum, kemudian perilaku khusus yang lebih dekat
hubungannya dengan perilaku umum, dan seterusnya hingga perilaku yang paling
jauh dari perilaku umum.
4) Tambahkan atau kurangi perilaku khusus sesuai kebutuhan. Penting untuk
mencoba melengkapi daftar perilaku khusus.
5) Tulis setiap perilaku khusus pada lembar kartu berukuran 3x5 cm.
6) Susun kartu-kartu tersebut di atas meja atau lantai dan tempatkan dalam struktur
hirarkis, prosedural, pengelompokan, atau kombinasi.
7) Jika diperlukan, tambahkan perilaku lain yang dianggap penting atau kurangi jika
dianggap lebih.
8) Gambarkan posisi perilaku-perilaku tersebut dalam kotak-kotak di atas kertas
lebar sesuai dengan letak kartu yang telah disusun. Hubungkan kotak-kotak
tersebut dengan garis vertikal atau horizontal untuk menunjukkan hubungan
hierarkis, prosedural, atau pengelompokan.
9) Teliti kemungkinan menghubungkan satu perilaku dengan lainnya atau perilaku
khusus yang berada di bawah perilaku umum yang berbeda.
10) Beri nomor urut pada setiap perilaku khusus, dimulai dari yang terjauh hingga
yang terdekat dengan perilaku umum. Penomoran ini mencerminkan urutan
perilaku saat diajarkan kepada mahasiswa, mulai dari yang sederhana hingga
kompleks atau sulit.
11) Konsultasikan atau diskusikan diagram yang telah disusun dengan rekan sejawat
untuk mendapatkan masukan. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam diskusi
termasuk:
a) Kelengkapan penjelasan perilaku khusus sebagai bagian dari perilaku umum.
b) Kejelasan urutan dari perilaku khusus ke perilaku umum.
c) Struktur hubungan antara perilaku khusus tersebut (hirarkis, prosedural, atau
pengelompokan).

D. STRATEGI INSTRUKSIONAL/PEMBELAJARAN
Strategi instruksional adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa
dalam belajar. Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional
menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu prosedur-prosedur yang akan
digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu
pada siswa. Ia menyebutkan ada lima komponen umum dari strategi instruksional,
yaitu:
1) Kegiatan pra-instruksional
2) Penyajian informasi
3) Partisipasi siswa
4) Test
5) Tindak lanjut

Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi instruksional.


Gagne dan Briggs (1979) menyebutkan ada sembilan urutan kegiatan instruksional,
yaitu:

1) Memberi motivasi atau menarik perhatian


2) Menjelaskan tujuan instruksional
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat
4) Memberi stimulus (masalah, topik, konsep)
5) Memberi petunjuk belajar
6) Menimbulkan penampilan siswa
7) Memberi umpan balik
8) Menilai penampilan
9) Menyimpulkan
Dengan demikian, strategi instruksional merupakan kombinasi dari langkah-langkah
kegiatan, pengaturan materi dan partisipasi siswa, peralatan, dan alokasi waktu yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional yang telah
ditetapkan. Saat memilih strategi instruksional, pendidik perlu mempertimbangkan
sejauh mana strategi tersebut didukung oleh teori-teori psikologi dan instruksional
yang ada, serta seberapa efektifnya strategi tersebut dalam mencapai tujuan
instruksional tertentu. Jika tujuan instruksional bersifat khusus, strategi harus disusun
sesuai dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Dalam pengembangan strategi
instruksional, terdapat beberapa elemen utama, termasuk urutan kegiatan
instruksional, metode, media, dan durasi waktu. Komponen utama pertama adalah
urutan kegiatan instruksional, yang mencakup pendahuluan, penyajian, dan penutup.

Bagian pendahuluan terdiri dari tiga langkah, yakni:


1) Memberikan ringkasan mengenai materi pelajaran.
2) Menjelaskan keterkaitan materi pelajaran baru dengan pengalaman siswa.
3) Menjelaskan tujuan instruksional.

Komponen penyajian terdiri dari tiga langkah, meliputi:

1) Penyajian rinci.
2) Pemberian contoh.
3) Pemberian latihan.

Bagian penutup terdiri dari dua langkah, yaitu:

1) Uji formatif dan umpan balik.


2) Tindak lanjut.

Komponen utama kedua, yaitu metode instruksional, mencakup berbagai macam


metode yang diterapkan pada setiap tahap urutan kegiatan instruksional. Dalam setiap
tahap, mungkin satu atau beberapa metode digunakan secara bersamaan, bahkan
beberapa tahap dapat menggunakan metode yang sama.

Komponen utama ketiga, yaitu media instruksional, dapat berupa media cetak atau
media audiovisual yang digunakan pada setiap tahap urutan kegiatan instruksional.
Seperti penggunaan metode instruksional, mungkin beberapa media digunakan pada
satu tahap atau satu media digunakan pada beberapa tahap. Penggunaan media
memiliki berbagai fungsi, termasuk memperbesar benda kecil yang tidak terlihat oleh
mata, menyajikan benda atau peristiwa yang jauh dari mahasiswa, menyajikan
peristiwa kompleks atau rumit dengan lebih sistematis, menampung sejumlah besar
mahasiswa untuk mempelajari materi pelajaran secara bersamaan, meningkatkan daya
tarik dan perhatian mahasiswa, serta meningkatkan sistematika pengajaran.

Komponen utama keempat, yaitu waktu, mencakup jumlah waktu dalam menit yang
diperlukan oleh pengajar dan mahasiswa untuk menyelesaikan setiap tahap dalam
urutan kegiatan instruksional. Penghitungan waktu menjadi penting untuk manajemen
kegiatan instruksional oleh pengajar, sementara bagi mahasiswa, penghitungan waktu
menjadi petunjuk dalam mengelola waktu belajar mereka.
Kompetensi Dasar IPA SD : 3.3 Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada
hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia.

KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada


hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ
pencernaan manusia

Menjelaskan organ Menjelaskan organ Menjelaskan Proses Menjelaskan cara


pencernaan pada pencernaan pada Pencernaan memelihara
manusia hewan kesehatan organ
pencernaan pada
manusia

Menjelaskan fungsi Menjelaskan Menjelaskan peran Menjelaskan


masing-masing bagaimana sistem enzim pencernaan bagaimana
organ pencernaan pencernaan pada dan bagaimana kebiasaan makan
dalam proses hewan tersebut nutrisi diserap oleh yang baik (misalnya
pencernaan berbeda dari tubuh makan dengan
makanan. manusia dan perlahan,
menjelaskan mengunyah
adaptasi khusus makanan dengan
yang mendukung baik) dapat
diet mereka mendukung proses
pencernaan

Menyebutkan dan Menyebutkan dan Menyebutkan Menyebutkan


mengidentifikasi mengidentifikasi proses pencernaan praktik-praktik yang
organ-organ yang organ-organ yang secara keseluruhan, mendukung
terlibat dalam terlibat dalam mulai dari ingestsi kesehatan
sistem pencernaan sistem pencernaan (pengambilan pencernaan seperti
manusia pada hewan makanan) hingga minum cukup air,
tertentu egesti (pengeluaran olahraga teratur,
sisa makanan) dan menghindari
makanan yang
merusak seperti
makanan berlemak
tinggi dan alkohol
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebelum menciptakan suatu sistem instruksional yang siap pakai, langkah-langkah
tertentu perlu diikuti untuk memastikan hasil yang diperoleh memiliki kualitas yang
baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara optimal. Salah satu tahap yang
sangat penting dalam proses ini adalah analisis instruksional. Analisis instruksional
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa. Proses ini melibatkan penjabaran perilaku umum menjadi
perilaku khusus yang disusun secara logis dan sistematis untuk mencapai tujuan
instruksional. Kegiatan analisis instruksional merupakan suatu proses di mana
perilaku umum diuraikan ke dalam perilaku khusus dengan cara yang logis. Dalam
menjelaskan perilaku umum menjadi perilaku khusus, terdapat empat jenis struktur
yang dapat digunakan, yaitu struktur hirarkis, prosedural, pengelompokan, dan
struktur kombinasi.

B. SARAN
Semoga para pendidik dapat mengaplikasikan langkah-langkah secara cermat dalam
melakukan analisis instruksional, sehingga kebutuhan siswa dapat terpenuhi sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Atwi, Suparrnan. 2014. Desain Intruksional Modern. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Gagne, R.M. (Ed.). 1987. Instructional Technology: Foundations. Hillsdale: Lawrence


Erlmaum Associates, Publishers.

Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Reigeluth, Charles M.,.2009. Instructional Design Theories and Models. New York: Taylor
and Francis Publisher.

Sadiman, Arief. S.2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. dan Rahardjito. 1986. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta PT Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Rosda.

Usman, M. Basyirudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat pers.

Walker, D.F. dan Hess, R.D. 1984. Instructional Software: Principles and Perspectives for
Design and Use. Belmont: Wadsworth Publishing Company

Anda mungkin juga menyukai