Anda di halaman 1dari 19

Untuk melihat hubungan antara 2

variabel, cara termudah adalah dengan


mempergunakan tabel silang. Tabel silang
dibuat untuk melihat bagaimana distribusi
kedua variabel tersebut jatuh dalam sel
yang ada. Sebuah contoh diperlihatkan
dalam tabel. 3.1 berikut ini, yaitu tentang
hubungan antara merokok (variabel
kesatu) dengan infark miokard (variabel
kedua).

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa mereka


yang merokok menderita infark miokard
lebih banyak (100) dibandingkan dengan
mereka yang infark miokard tetapi tidak
merokok (50).

Infark Miokard
Merokok
Ya

Tidak

Ya

100

50

Tidak

50

100

Membaca langsung adalah merupakan


cara yang lebih mudah dalam melihat
hubungan antara 2 tabel. Namun kita
jarang sekali menemukan tabel yang
jumlah kolom dan barisnya sama.
Seperti tabel 1 diatas. Yang lebih sering
adalah jumlah itu tidak sama. Terutama
dalam penelitian sosial. Dengan
sendirinya kita tidak bisa dengan
membacanya secara langsung.
Misalkan kita mempunyai tabel
hubungan antara dua variabel seperti
dalam tabel.3.2. berikut ini:

Berat Badan Lahir Rendah


Pendidikan Ibu
Ya

Tidak

Total

SD

41

149

190

SMP

54

299

353

SMA

105

861

966

Tabel 3.2 diatas jelas tidak bisa di baca


langsung seperti tabel sebelumnya. Bahwa
ibu yang berpendidikan SD hanya sedikit
(41) yang mempunyai bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), tidak berarti
jumlah itu relatif lebih sedikit dari ibu yang
berpendidikan SMP yang mempunyai bayi
BBLR (54) atau dari ibu yang
berpendidikan SMA dengan bayi BBLR
(105). Kunci perbandingan di sini adalah
relatif, yaitu 41 dari 190, dibandingkan 105
dari 966. Artinya angka itu harus dibuat
dalam persen.

Pertanyaanya, bagaimana cara membuat


persentasenya? Apakah kesamping atau
kebawah? Patokan umum adalah jika
persentasenya kesamping maka
membacanya ke bawah. Begitu
sebaliknya yang umum adalah membuat
persentase menurut variabel yang diduga
sebagai variabel bebas. Artinya kita
mengelompokkanya menurut kategori
variabel bebas. Dalam tabel di atas maka
persentase adalah menurut pendidikan
ibunya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel
3.3.

Berat Badan Lahir Rendah


Pendidikan Ibu
Ya

Tidak

Total

SD

21,6%

78,4%

100% (190)

SMP

15,3%

84,7%

100% (353)

SMA

10,9%

89,1%

100% (966)

Kemudian dalam setiap kelompok kategori


variabel bebas itu, kita membaca bagian
kelompok yang sama. Yaitu mereka yang
mempunyai kategori variabel terikat yang
ingin ditonjolkan. Dalam hal ini adalah
bayi dengan BBLR. Tabel 3.3 sekarang
memperlihatkan bahwa persentase bayi
BBLR pada ibu berpendidikan SD adalah
21,6%. Lebih besar dari bayi BBLR pada
ibu yang berpendidikan SMP (15,3%). Dan
hampir dua kali dibandingkan dengan
bayi BBLR pada ibu berpendidikan SMA
(10,9%).

Perlu diperhatikan bahwa kita mengatakan


pada kelompok ibu berpendidikan SD
lebih banyak (78,4%) yang tidak
mempunyai bayi tidak BBLR dibandingkan
dengan yang BBLR (21,6%). Pada
kelompok ibu berpendidikan SMP dan SMA
kecenderungan yang sama juga
dijumpai. Jika ini yang anda tuliskan,
maka anda hanya melakukan deskripsi
dari kelompok ibu menurut pendidikanya
dan sama sekali tidak melakukan analisa
perbandingan.

Kesalahan umum lain adalah membuat


persentase total. Jika tabel 3.2 dibuat
porsentase totalnya, hasilnya akan
tampak seperti tabel 3.4 berikut. Setiap
sel dalam tabel tersebut menunjukkan
persentase dibandingkan dengan angka
total. Misalnya kita katakan terdapat 2,7%
kelompok ibu yang berpendidikan SD
dengan bayi BBLR. 3,6% kelompok ibu
yang berpendidikan SMP dengan bayi
BBLR dan 6.9% kelompok ibu yang
berpendidikan SMA dengan bayi BBLR.
Kesimpulanya: bayi BBLR lebih banyak
ditemukan pada kelompok ibu yang
berpendidikan SMA.

Kekeliruan ini terjadi karena dengan


porsentase total membuat sel kembali
seperti angka aslinya, hanya kali ini
jumlah totalnya 100. Dengan
porsentase total yang kita dapatkan
juga distribusi biasa dari sebuah
variabel baru yang merupakan
kombinasi dari pendidikan ibu dan
BBLR.

Pendidikan Ibu

Berat Badan Lahir Rendah


Ya

Tidak

Total

SD

2,7%

9,9%

12,6%

SMP

3,6%

19,8%

23,4%

SMA

6,9%

57,0%

64,0%

Total

13,2%

86,7%

100%
(1,509)

Kadang-kadang kita jumpai sebuah


tabel yang penuh dengan data, baik
angak asli persentase kolom, persentase
baris dan persentase total. Alasan
umumya adalah agar dengan satu tabel
semua dapat diceritakan. Yang lebih
sering terjadi adalah mengutip tabel
utuh dari hasil out put statistik,
meletakkanya di makalah lalu
menyebutkan tabelnya, membahas satu
kalimat, dan sering diakhiri dengan kata
bermakna. Artinya yang mengutip
tidak tahu apa yang ingin ia ceritakan.

Tabel 3.3 diatas memperlihatkan variabel


bebas dalam baris. Tetapi sebenarnya kita
juga bisa mengaturnya dalam kolom. Lalu
membandingkan menurut baris. Lihat
tabel 3.5 berikut. Variabel bebas
sekarangdiletakkan dalam kolom. Dan
variabel terikat (bayi dengan BBLR) dalam
baris.persentase dilakukan memanjang
(100% pada tiap kolom). Karena itu
perbandingan dilakukan secara mendatar.
Lihatlah baris pertama, dengan jelas
terlihat bahwa persentase bayi dengan
BBLR menurun dengan meningkatnya
pendidikan ibu.

Bayi Dengan
BBLR

Pendidikan Ibu
SD

SMP

SMA

Ya

21,6%

15,3%

10,9%

Tidak

78,4%

84,7%

89,1%

Total (n)

100% (190)

100% (353)

100% (966)

Cara perbandingan semacam ini jauh


lebih umum. Lagi pula dengan makalah
formatnya memanjang ke bawah. Bila
sebuah variabel mempunyai banyak
kategori, maka lebih baik diletakkan
kebawah.

(Junaidi Purnawan.1995.Pengantar
Analisa Data.Jakarta:Rineka Cipta.)

1.
2.
3.

MAYORITAS: Bila hasil menunjukkan


100 %
SEBAGIAN BESR
: Bila hasil
menunjukkan 66 89 %
LEBIH DARI 50%
: Bila hasil
menunjukkan 51 65 %
(Nursalam, 2009)

90

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai