PEMASARAN AGROINDUSTRI
Oleh
Prof.Dr. Ir. Ayub M.Padangaran, MS.
KETERKAITAN MANAJEMEN
PRODUKSI OPERASI DAN
MANAJEMEN PEMASARAN
Analisis
Persaingan:
Struktur
Pasar
Dasar
persaingan
Pengadaan:
Bahan baku,
Kualitas, Jadwal
Organisasi
Analisis
Konsumen:
Segmen
pasar
Kebutuhan
Pembelian
Analisis
Permintaan:
Data
permintaan
Prediksi
Permintaan
Rencana
Pengolahan:
Teknologi,
Lokasi,
Inventory,
Pakking
Skor
X1
Skor
X2
Skor
X3
Rating
Y1
75
50
60
185
Y2
75
85
90
250
Y3
75
45
65
185
2. Pendekatan Profitabilitas
a. R-C ratio dengan rumus:
R/C = TR/TC
Dimana
TR = Total nilai jual produk (Total Revenue) yang dihitung dengan rumus :
Y x Py
TC = FC + VC
FC = Biaya tetap (Fixed Cost) untuk satu unit waktu atau penyusutan dari
nilai aset tetap
VC = Biaya tidak tetap (Variable Cost) untuk satu satuan waktu
Misalkan diketahui Total produksi per tahun = 1500 unit per tahun dan
harga per unit produk = Rp.2000 maka TR = 1500 x Rp.2000 =
Rp.3.000.000.
Jika biaya tetap (penysutan alat per tahun = 500.000 dan biaya tidak tetap
(Bahan Baku, bahan penolong, upah tenaga dsb) = Rp. 1.500.000maka:
R/C = 3.000.000/ (500.000 + 1500.000) = 1,5 ini berarti bahwa setiap
Satu rupiah biaya yang digunakan dalam memproduksi komoditas tersebut
dapat menghasilkan produk senilai 1,5 rupiah.
Kalau R/C komoditas lain Lebih besar dari 1,5 maka yang dipilih untuk
diusahakan adalah komoditas yang R/C-nya lebih besar.
b. Indikator profitabilitas
= (TR TC)/TC (100%)
Untuk contoh di atas:
= (3.000.000 2.000.000)/2000.000 x
100
= 0,5 (100%) = 50%
Ini berarti Kemampulabaan (profitatbilitas)
mengusahakan komoditas tersebut = 50%
Profitabilitas 50% artinya kalau pakai modal
100 maka keuntungan = 50%x100 = 50
Komoditas yang memberikan tertinggi
yang dipilih untuk diusahakan.
3. Pendekatan Kelayakan
Investasi
Digunakan untuk perusahaan yang
nilai aset
jangka panjangnya cukup besar
Kriteria komoditas alternatif untuk memberikan
keuntungan yang lebih besar yang dinyatakan tiga
indikator yaitu: Net Present Value (NPV), Net
Benefit Cost Ratio (NBCR) dan Internal Rate of
Return (IRR).
Jika terjadi kasus dimana
suatu komoditas
memberikan NPV dan NBCR yang lebih tinggi dari
komoditas alternatif lainnya, tetapi IRRnya lebih
rendah dari komoditas lain maka yang digunakan
adalah IRR selisih benefit dari kedua komoditas
yang bersaingan itu.
n
Bt Ct
NPV =
---------
to ( 1 +i )t
Keterangan :
- NPV : Nilai bersih sekarang dari selisih antara discount
benefit dan discount cost.
- Bt
: Benefit pada tahun ke t
- Ct
: Biaya yang dikeluarkan pada tahun t
- t : Tahun berlakunya investasi
- to
: Tahun ke nol
- n
: Umur ekonomis aset utama
- i : Tingkat bunga yang berlaku
Tahun
(1)
Benefit
(2)
Cost
(3)
Net
benefit
(4 = 2-3)
Df.10%
(5)= 1/
(1+i)t
NPV 10%
(6=4x5)
95
(95)
1,000
(95,00)
39
(33)
0,909
(24,55)
20
22
(2)
0,826
(1,65)
25
12
13
0,751
9,76
32
13
19
0,683
12,98
60
15
45
0,621
27,94
68
17
51
0,564
28,76
70
19
51
0,513
26,16
70
20
50
0,467
23,35
65
28
37
0,424
15,69
10
60
30
30
0,385
11,55
34,99
Jumlah
NPV 13%
(8) = 4 x 7
Df 15%
(9)
NPV 15%
(10)= 4 x 9
1,000
(95,00)
1,00
(95,00)
0,855
(23,89)
0,870
(23,49)
0,783
(1,56)
0,756
(1,51)
0,693
9,01
0,658
8,55
0,613
11,65
0,572
10,87
0,543
34,43
0,497
22,36
0,480
24,48
0,432
22,03
0,425
21,67
0,376
19,18
0,376
18,80
0,364
16,35
0,338
12,51
0,327
10,51
0,294
88,82
0,247
7,41
Jumlah
10,92
(2,74)
IRR = 13% +
14,59%
Apabila
produksi turun 5% saja sudah
menyebabkan NPV < 0 atau IRR < OCC
maka berarti dalam proyek seperti itu aspek
produksi merupakan hal yang sangat
sensitrif karena itu perlu perhatian yang
cermat agar tidak terjadi penurunan
produksi.
Apabila kenaikan harga factor produksi
yang kecil saja sudah menyebabkan NPV<0
dan IRR < OCC maka berarti yang sensitive
dalam proyek adalah harga factor-faktor
produksi karena itu manajemen pengadaan
input harus mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh
dari pihak manajer
proyek agar tidak terjadi kenaikan harga
input.
4. Pendekatan Metode
Perbandingan Eksponensial
Pendekatan ini digunakan apabila perusahaan
menghadapi beberapa alternatif barang yang
dapat diproduksi dari suatu sumberdaya, atau
yang memiliki potensi pasar cukup besar.
Metode
perbandingan
eksponensial
memungkinkan manajer untuk memilih salah
satu dari beberapa alternatif produk yang
memungkinkan
untuk
dihasilkan
oleh
perusahaan.
Dalam metode perbandingan eksponensial ada
lima langkah yang harus dilakukan yaitu:
Dimana:
TSi = Total skor alternatif ke i,
Bij = Derajat kepentingan relatif kriteria ke j pada pilihan
keputusan i, Kj = Derajat kepentingan kriteria
keputusanke j
Alternatif yang menghasilkan nilai skor tertinggi akan
merupakan pilihan perioritas pertama.
Contoh.Misalkan sebuah perusahaan pengolah hasil
pertanian menghadapi 3 alternatif pilihan berdasarkan
permintaan pasar yaitu: Keripik Kentang, Keripik
Singkong dan Keripik Jagung. Dari hasil wawancara
dengan para konsumen di pasar diperoleh tiga kriteria
yang perlu dipertimbangkan yaitu: Harga masing-masing
jenis keripik, potensi permintaan dan biaya produksi.
Hasil penilaian terhadap ketiga jenis keripik berdasarkan
kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
No Kriteria
Penilaian
1
2
3
TR
VC
FC
TC
NR
3=
Rumus
4=
3(Py)
5=1(P
x)
6=
2(Pz)
7=5+
6
8=4-7
4,0
20
10
10
10,0
8,5
42,5
10
10
20
22,5
12,0
60,0
20
10
30
30,0
14,5
72,5
30
10
40
32,5
16,0
80,0
40
10
50
30,0
16,5
82,5
50
10
60
22,5
16,0
80,0
60
10
70
10,0
Secara grafik
Rp
TC
32,5
VC
10
0
NR
FC
X
Jumlah
input
X
0
1
2
3
4
5
6
Y Breack
event
Y=2X+2
2
4
6
8
10
12
14
Y Aktual
Y = 5X-0,5X2
+ 2Z
4
8,5
12
14,5
16
165
16
Jarak total
produksi dengan Y
Breack event
2
4,5
6
6,5
6
4,5
2
Pada tabel nampak bahwa jarak tertinggi antara produksi breack event dengan
produksi aktual terjadi pada penggunaan X =3
Secara Grafik
Y
14,5
Y Aktual
Y Breack Event
4
2
Secara Tabel
X
0
1
2
3
4
5
6
MR
25
20
15
10
5
0
-5
MC
10
10
10
10
10
10
10
Secara Grafik
25
10
MC
X
0
MR
2.
Predictor
Coef
SE Coef
T
P
Constant
23208
14677
1.58 0.645
X1
-15.731
7.737
-2.03 0.048
X2
0.019479 0.009589
2.03 0.048
X3
0.0057164 0.0007683
7.44 0.000
S = 1089
R-Sq = 98.8%
R-Sq(adj) = 98.2%
Jika dikembalikan ke fungsi penduganya maka bentuknya dalah
sebagai berikut:
Dk = 23208 - 15,7Pt + 0,0195Ot + 0,00572It
Dimana:
Dk = Permintaan akan kayu rimba campuran
Pt = harga kayu rimba campuran
O = jumlah penduduk
It = pendapatan per kapita
Maka
Analisis
Persamaan
Harga
Keseimbangan adalah sebagai berikut:
SK = Dk
1,18Pt + 184,54Jp = - 15,7Pt + 0,0195Ot +
0,00572It
1,18Pt + 15,7Pt = 0,0195Ot + 0,00572It
184,54Jp
16,88Pt = 0,0195Ot + 0,00572It 184,54Jp
0,0195Ot + 0,00572It
184,54Jp
Pt =
16,88
Pt = 0,0012 Ot + 0,0003 It 10,93
Economic
berikut: Order Quantity (EOQ) dengan rumus sebagai
EOQ
Q =Jumlahkebutuhan per unit waktu
C = Biaya per satu kali produksi
P = harga per unit barang
I = biayapenyimpanan
Contoh
Jumlah permintaan = 12.000 unit
Harga per unit produk = Rp. 100
Biaya per satu kali produksi = Rp.15.000
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan produk dalam
gudang adalah 40% dari nilai rata-rata persediaan
EOQ = 3000
Jadi jumlah persediaan yang paling ekonomis adalah 3.000
unit.
Jika persediaan lebih besar dari 3.000 unit maka perusahaan
tersebut akan terbeban dengan biaya penyimpanan dan biaya
pemeliharaan barang yang lebih tinggi.
Sebaliknya jika persediaan kurang dari 3.000 unit maka
perusahaan bisa kehabisan stok sehingga tidak mampu
memenuhi semua permintaan konsumennya. Hal ini
berpotensi menyebabkan sebagian pelanggan akan beralih ke
perusahan
lain
yang
mampu
memenuhi
semua
permintaannya.
BAGAIMANA MEMPRODUKSI
1. Pendekatan Daya Subtitusi Marginal Input
DSM X1 terhadap X2 = -X2/ X1
artinya peningkatan penggunaan input X 1 sebesar X1 akan menyebabkan
penurunan penggunaan input X 2 sebesar X2.
DSM dapat dinyatakan dalam produk marginal (MP) sbb:
dY/dX1
dX2
dY
MPX1
DSMX1X2 = ---------- = ------- x ----- = -------dy/dx2
dY
dX1
MPX2
Biaya akan minimum (keuntungan maksimum bila:
MPX1/MPX2 = PX2/PX1
Dimana PX1 = Harga perunit X1 dan PX2 = harga per unit X2
Hubungan subtitusi antar input ada dua jenis yaitu:
(a) Hubungan dengan daya subtitusi tetap dimana peningkatan salah satu
input menyebabkan penurunan input lainnya dengan jumlah yang tetap
(b) Hubungan dengan daya subtitusi tidak tetap dimana peningkatan salah
satu input menyebabkan penurunan input lainnya dengan jumlah yang
tidak tetap.
X1
X1
X2
X2
0
25
50
75
100
25
25
25
25
100
90
80
70
60
-10
-10
-10
-10
-1O
X1
X1
X2
X2
X1/X2
0
25
50
75
100
25
25
25
25
100
85
75
67
62
-15
-10
-8
-5
1,67
2,5
3,125
5
Kalau PX1 = 100 dan Px2 = 250 maka biaya minimum bila:
X1/X2 = PX2/PX1 atau 250/100 = 2,5
Jadi Biaya minimum bila X2 = 10/0,4 = 75 unit dan X1 = 50 unit atau biaya total
= 50 (100) + 75 (250) = Rp.23.750.
1. Faktor Endowmen
Kesesuaian iklim, jenis, struktur, kesuburan dan
topografi tanah. Faktor-faktor ini sangat penting apabila
yang akan dilakukan adalah produksi perkebunan.
Harga tanah dan letak lokasi, terutama bagi perusahaan
pengolah hasil pertanian. Harga tanah yang terlampau
tinggi akan menyebabkan biaya investasi menjadi tinggi,
dan letak tanah yang jauh dari pusat konsumen atau
sumber bahan baku akan menyebabkan biaya angkutan
menjadi tinggi.
Ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan
proses
produksi
atau
mengoperasionalkan perusahaan. Hal ini menyangkut
kualitas SDM yakni tenaga trampil atau tenaga terdidik
dan tenaga kasar, mobilitas tenaga kerja antar daerah
dan antar jenis pekerjaan serta tingkat upah yang
berlaku..
Ketersediaan modal yang dalam hal ini mencakup
jumlah modal dan sumber modal.
2. Potensi pasar
3. Keuntungan aglomerasi
Keuntungan aglomerasi adalah keuntungan
yang dapat diperoleh perusahaan apabila ia
berlokasi ditempat dimana industri-industri
sejenis atau industri yang bahan baku dan
produksinya saling terkait berkumpul.
4. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah biasanya telah menentukan
zona-zona
industri
dan
areal-areal
perkebunan atau pertambakan dengan
berbagai
pertimbangan
misalnya
keteraturan,
kebersihan
lingkungan,
keamanan dan ketersediaan lahan.
5. Kebijakan Pengusaha
Pengusaha sendiri memiliki kebijakan tersendiri
dalam mengelola peruasahaannya. Ada pengusaha
yang telah menentukan fungsi dari cabang-cabang
usahanya hanya untuk tujuan-tujuan khusus.
Misalnya cabang usaha yang hanya ditujukan untuk
menjadi unit produksi, unit penjualan atau sebagai
unit distribusi saja.
Jika fungsi cabang adalah
sebagai unit produksi maka lokasinya akan
cenderung mendekati sumber bahan baku. Jika
fungsinya adalah sebagai unit penjualan maka
lokasinya akan cenderung mendekati pasar atau
pusat konsumen, dan jika fungsinya adalah sebagai
unit distribusi maka lokasinya akan cenderung
berada di lokasi-lokasi yang merupakan median dari
pusat-pusat
konsumen
atau
dipersimpanganpersimpangan jalan raya yang mudah dijangkau dari
segala
arah.
Selain
itu
juga
akan
mempertimbangkan lokasi
yang memungkinkan
membangun gudang dengan biaya murah dan
aman.
6.
Secara grafik
Rp
Rp
MC
MC
Py
Profit
Production Cost
Q
Lokas dekat kota
Transport Cost
AC
AC
PY
Profit
Prodc.Cost
Q
Lokasi jauh dari kota
Skor lokasi
No. Faktor penentu
Lokasi
P
1
2
Faktor endowment
Potensi pasar
35
30
Lokasi
Q
25
35
Lokasi
R
40
35
Ketersediaan
bahan
3
25
40
35
Jika baku
bobot masing-masing faktor penentu adalah:
Keuntungan
20 untuk
faktor endowmen, 3540
untuk potensi
pasar,
4
35
25
35 aglomerasi
untuk bahan baku, 10 untuk keuntungan
5
Kebijakan
pemerintah
30
35
35
aglomerasi
dan
10 untuk kebijakan
pemerintah
maka bobot skor untuk masing-masing lokasi
adalah sbb:
No
Faktor penentu
.
1 Faktor endowment
2 Potensi pasar
Skor lokasi
Lokasi Lokasi
P
Q
Lokasi
R
700
500
800
1050
1225
1225
Ketersediaan
bahan
3
875
1400
baku
4 Keuntungan aglomerasi 400
350
5 Kebijakan pemerintah
300
350
Jumlah
3325 3325
Berdasarkan skor maka lokasi yang tepat
diplih adalah lokasi R karena bobot skornya
tinggi
1225
250
350
3850
untuk
paling
No.
Komponen biaya
1
Upah tenaga kerja
2
Harga bahan baku
3
Biaya transportasi
4
Biaya sosial
5
Pajak
Jumlah
Lokasi
Q
Lokasi
R
50
75
35
15
10
185
45
75
25
15
10
170
45
65
30
15
10
165
A B C
Pelanggan
Lokasi jarak
rata-rata (E)
60
50
40
20
00
80
90
Lokasi jarak
Median (D)
40
30
20
00
20
100
110
A
B
C
D
E
F
G
Dalam
tabeljarak
nampak bahwa lokasi berdasarkan perhitungan
Jumlah
340 yang harus ditempuh
320 oleh
median lebih baik karena jarak
yang ditempuh
penjual susu kedelai setiap hari lebih kecil dibandingkan
dengan lokasi yang tentukan berdasarkan perhitungan ratarata. Oleh karena itu maka dalam praktek, pemilihan lokasi
produksi berbagai perusahaan ditentukan berdasarkan
perhi-tungan median dank arena itu pula kita banyak
menyaksikan lokasi-lokasi median cenderung menjadi
tempat-tempat sentral yaitu tempat dimana berbagai
perusahaan berkumpul.
Lokasi
A
B
C
Biaya tetap
(Rp)
20.000
40.000
80.000
Biaya variabel
(Rp/unit)
50
30
10
Uraian
Lokasi A
Lokasi B
Harga jual
90
90
per unit
Biaya varia
50
30
bel per unit
Keuntungan
40
60
per unit
Biaya tetap
20.000
40.000
BEP. Lokasi 20.000/40 = 40.000/60
500 unit
= 667 unit
Lokasi C
90
10
80
80.000
80.000/80
= 1000 unit
Berdasarkan
perhitungan pada tabel 10.6 maka dapat
disimpulkan bahwa lokasi produksi optimal berbeda-beda
menurut volume prodksinya. Dalam contoh kasus di atas,
untuk volume produksi 500 unit lokasi optimalnya adalah di
kota A, untuk volume produksi 667 unit lokasi optimalnya
adalah di kota B dan untuk volume produksi 1000 unit per
hari lokasi produksi optimalnya di kota C.
KAPAN DIPRODUKSI
Uraian
Nilai
Penjualan bersih
3.379.000
551.000
Biaya pelayanan
566.000
Penyusutan
192.000
2.969.000
1.153.000
743.000
2,09
10
1,55
11
1,14
1.660.000
DISAIN PRODUK
Pengembangan Produk
Pengembangan produk (product development) adalah
upaya perusahaan untuk memenuhi tuntutan pasar dan
selera pelangan.
Setiap produk akan mengalami apa yang disebut daur
hidup produk (product life cycle) yang dimulai dari
perancangan, produksi, pengenalan pasar, pertumbuhan
permintaan, kematangan, kejenuhan dan akhirnya
kemerosotan permintaan.
Pada tahap kemerosotan ini suatu produk siap untuk
digantikan dengan produk baru yang lebih sesuai lagi
dengan selera konsumen.
Pengembangan produk tidak hanya pada tahapan
kemerosotan tetapi dapat juga pada tahap-tahap
sebelumnya untuk merangsang permintaan konsumen dari
waktu ke waktu.
Strategi
pemasaran
produk
yang
mencakup
(a) Struktur pasar, luas pasar, dan
perilaku pasar
(b) garis besar harga dan sistem
distribusi,
(c) rencana penjualan jangka panjang.
Uji pasar yaitu menguji semua program
pemasaran yaitu positioning, periklanan,
distribusi, kebijakan harga dan kemasan
Pengenalan pasar yang mencakup: waktu
pengenalan, tempat pengenalan, dan
target konsumen
Aktivitas utama:
Logistik internal terdiri dari: pengadaan bahan
baku, penanganan bahan baku, pengendalian,
pergudangan dan hubngan dengan pemasok
Operasi yang mencakup: Perakitan mesin,
Pengolahan,
pencetakan
pengujian,
dan
pengepakan.
Logistik
eksternal
:
Menyimpan
dan
mendistribusikan produk kepada pelanggan
Pemasaran dan penjualan: periklanan, penjualan,
penentuan harga, promosi dan perdagangan
Pelayanan purna jual: garansi, instalasi, reparasi,
suku cadang dan pelatihan penggunaan serta
pemeliharaan produk.
Aktivitas Pendukung
Pengadaan barang modal (mesin dan
sarana pendukung lainnya)
Pengembangan
teknologi
(
fasilitas,
komputer, dan telepon)
Sumberdaya
manusia:
rekrutmen,
pelatihan, organisasi dan penggajian
Infrastruktur:
Manajemen
keuangan,
pengembangan strategi, perencanaan dan
jaminan kualitas.
PERENCANAAN LAYOUT
Perencanaan layout adalah pengaturan (tata
letak) fasilitas produksi dalam pabrik agar
proses produksi lancar efektif dan efisien.
Jika layout tidak direncanakan dengan baik
maka
dapat
terjadi
ketidakefisienan,
ketidaklancaran proses produksi dan bahkan
bisa terjadi pemborosan jika pengaturan tata
letak peralatan dilakukan sewaktu-waktu.
Ketidakefisienan
serta
pemborosan
menyebabkan
tingginya
biaya
produksi
sehingga tidk kompetitif
Kapasitas pabrik
Kecocokan (compatibility)
Ketersediaan peralatan pelengkap
Keterandalan dan pelayanan purna jual
Kemudahan pemeliharaan
Kemudahan mempelajari penggunaannya
Kemudahan persiapan
Keamanan
Kemudahan instalasi
Penyerahan
Keadaan pengembangan
Pengaruh terhadap organisasi yang ada
Contoh kasus
Tahapan Tipe
Jam
Waktu Down
proses mesin kerja (D) prose Time
s (T)
(D1)
(menit)
Set
up
time
(s1)
%
defect
(p)
16
30
140
32
16
80
160
24
16
40
80
16
Pertanyaan:
Tentukan tingkat efisiensi mesin pada
masing-masing tahapan, jumlah produk
yang harus dibuat tiap tahapan dan
jumlah mesin yang dibutuhkan tiap
tahapan
Penyelesaian:
Efisiensi tiap tahapan (E)
E = 1 D1 +S1/D
Tahapan I: E1 = 1 140 +32/16(60) =
82%
Tahapan II: E2 = 1 160 +24/16(60) =
81%
Tahapan III: E3 = 1 80 = 16 /16(60) =
90%
Kebutuhan Mesin
Ni = (Ti/60) (Pi/(DxEi)
Jlh mesin untuk tahap 1
N1 = 30/60 (610/16(0,82) = 24 buah
Jlh mesin tahap 2
N2 = 80/60 (573/16(0,81) = 59 buah
Jlh mesin tahap 3
N3 = 40/60(550/16(0,90) = 26 buah.
Kapasitas Mesin:
H = {N(100 C)/100}
Dimana:
H = jumlah jam operasi satu mesin
selama satu periode
N = ja operasi mesin selama satu
periode
C = waktu cadangan mesin untuk
perbaikan
Contoh soal
Penyelesaian
MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisis situasi
pasar untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar, Menetapkan pasar
sasaran, mengembangkan strategi dan program pemasaran,
menyediakan alat kordinasi dan pengendalian
Analisis situasi pasar mencakup: Mengidentifikasi masalah dan
peluang yang muncul dari adanya persaingan dan peraturan
pemerintah
Menetapkan sasaran mencakup: penetapan segmen pasar, dan
target penjualan dalam kondisi masalah dan peluang yang
tersedia
Strategi dan program pemasaran mencakup strategi dan program
jangka pendek serta jangka panjang
Alat kordinasi dan pengendalian mencakup: Aturan serta prosedur
dan standar yang harus dipenuhi agar strategi pemasaran yang
ditetapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
TUGAS MAHASISWA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Manajer operasi merupakan profesi yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Jelaskan
tugas dan keputusan-keputusan yang harus diambil oleh seorang manajer operasi perusahaan.
Manajemen produksi dan manajemen operasi adalah dua hal yang saling terkait. Jelaskan
perbedaan dan keterkaitan kedua hal tersebut
Untuk terjadinya proses produksi maka selain perlu ada aktivitas utama harus pula ada aktivitas
pendukungnya. Uraikan kedua aktivitas dimaksud
Rancang suatu jenis perusahaan yang anda nilai memungkinkan untuk didirikan di daerah anda.
Jelaskan latar belakangnya mengapa dinilai memungkinkan.
Buat disain produknya, disain layoutnya
serta hitung jamlah dan kapasitas mesin yang
diperlukan
Dalam rangka pengendalian produksi ada beberapa teknik kuantitatif yang sering digunakan
manajer. Jelaskan teknik-teknik analisa yang dimaksud dan kapan digunakan.
Salah satu teknik perencanaan dan pengendalian yang dapat digunakan adalah net work
planning. Jelaskan prosedur penyusunan net work planning dan berikan contoh perhitungan EET
dan LET
Untuk menentukan pemberian insentif diperlukan pengukuran kerja, waktu diperkenankan, waktu
standar dan waktu kebijakan. Jelaskan keempat istila tersebut dan kapan seorang karyawan perlu
diberi insentif atau bonus.
Suatu perusahaan agroindustri membutuhkan bahan baku sebanyak 3000 unit per satu kali
proses produksi. Harga per unit bahan baku = Rp.10.000 dan biaya pemesanan sebesar
Rp.1.500.000. Jika biaya penyimpanan serta penyusutan bahan baku rata-rata 25% dari nilai
persediaan, berapa jumlah persediaan bahan baku yang optimal dalam perusahaan tersebut.
Tindakan
K1
K2
K3
Diketahui data outcomes dari tiga tindakan pada tiga state of nature dengan peluang terjadinya
A
100sbb:
65
35
masing-masing
B
90
99
55
89
95
46
PKj
0,4
0,4
0,2
Tentukan keputusan optimal berdasarkan kriteria maximin dan Minimax serta kriteria harga
harapan
BAHAN BACAAN
Husein Umar (2005). Evaluasi Kinerja Perusahaan.
PT. Gramedia Jakarta.
John P.Doll dan Frank Orazem (1984). Production
Economics. John Wiley and Sons New York.
John R. Schermerhon (1986). Management For
Productivity. John Wiley and Sons New York.
Sukanto R. (1986). Manajemen Produksi. BPFE
Yogyakarta
William C. Nelson (1977). Guide To Production and
Investment Decision Of the Firm. North Dakota
State University.
Zulian Yamit (2003). Manajemen Produksi dan
Operasi. Ekonisia Yogyakarta.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.