Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 28

Allaily Amalia Rachma

Chairunisa Pertiwi
Lulu Yunita
Nur Cita Qomariyah
Nur Indah Ritonga
Sri Esti Wulandari

Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud

Teori psikoanalisis mendukung gagasan bahwa semua perilaku


manusia ada penyebabnya dan dapat dijelaskan (teori deterministik).

Freud mengkonseptualisasi struktur kepribadian dalam tiga


komponen : id, ego, dan superego.

Id = bagian sifat individu yang mencerminkan naluri dasar atau


bawaan
Superego = bagian sifat individu yang mencerminkan konsep moral
dan etis, nilai serta harapan sosial dan orang tua
Ego = kekuatan pengimbang atau penengah antara id dan superego

Kepribadian manusia diyakini berfungsi pada tingkat kesadaran :


conscious, preconscious , dan unconscious

Conscious = persepsi, pikiran, dan emosi yang ada pada kesadaran


individu
Preconscious = di luar kesadaran individu, tetapi dapat diingat kembali
dengan sedikit upaya
Unconscious = alam pikiran dan perasaan yang memotivasi individu
walaupun ia tidak menyadarinya sama sekali
Menurut teori Freud, memori tentang peristiwa trauma yang terlalu
menyedihkan untuk diingat individu, direpresi ke keadaan
unconscious.

Freud yakin bahwa mimpi individu mencerminkan lebih dari sekadar


alam bawah sadar dan memiliki makna yang signifikan

Freud yakin bahwa mimpi bermakna karena mimpi mengungkap


pikiran dan perasaan alam bawah sadar individu walaupun kadang
kala makna mimpi tersebut tersembunyi atau simbolik

Di dalam asosiasi bebas, ahli terapi mencoba menemukan pikiran dan


perasaan klien yang sesungguhnya dengan mengucapkan kata dan
meminta klien untuk berespon dengan cepat dengan hal yang
pertama kali terpikir olehnya.

Freud yakin bahwaa respon yang cepat tersebut dapat lebih mudah untuk
menemukan perasaan atau pikiran alam bawah sadar atau yang
direpresi.

Freud yakin diri atau ego menggunakan mekanisme pertahanan


ego, metode yang berupaya melindungi diri dan mengatasi
dorongan dasar atau pikiran, perasaan, atau peristiwa yang
menyakitkan secara emosional.

Harry stack Sullivan (1892-1949) adalah psikiater kebangsaan


amerika yang mengembangkan teori perkembangan kepribadian

Sullivan yakin bahwa kepribadian individu melibatkan lebih dari


sekedar karakteristik individual, terutama bagaimana individu
berinteraksi dengan orang lain.

Sullivan menetapkan lima tahap perkembangan kehidupan (masa


bayi, kanak-kanak, juvenil, praremaja, dan remaja), masing-masing
berfokus pada berbagai hubungan interpersonal.

Sullivan juga menjelaskan tiga mode pengalaman kognitif


perkembangan dan yakin bahwa gangguan jiwa berhubungan dengan
persistensi salah satu mode sebelumnya

Mode prototaksis = karakteristik masa bayi dan kanak-kanak,


mencakup pengalaman singkat yang tidak berhubungan satu sama
lain
Mode parataksis = dimulai pada masa kanak-kanak awal ketika anak
mulai menghubungkan pengalaman secara berututan
Mode sintaksi = yang mulai tampak pada anak usia sekolah dan
menjadi dominan pada masa praremaja, individu muai
mempersepsikan dirinya dan dunia dalam konteks lingkungan dan
dapat menganalisis pengalaman di beragai keadaan

Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat
adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan
(Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik
saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep
ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau
tidak diterima oleh orang sekitarnya.

Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security


(berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting
Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan
yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul
dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan
dihormati.

Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya


melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang
biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain),
therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap
empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien).
Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman
klien dalam berhubungan dengan orang lain.

Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi


individu dan pengalaman hidupnya.

Lingkungan sosial tersebut dapat berakibat terhadap individu dan


pengalaman individu dalam hidupnya.

Berdasarkan model sosial, kondisi sosial besar pengaruhnya terhadap


penyimpangan perilaku.

Szass berpendapat bahwa lingkungan sosial dapat menjadi tidak


menyenangkan dengan memberikan suatu label untuk gangguan jiwa.

Situasi yang dapat menjadi pencetus:

Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.

Kurang mampu mengatasi stress.

Kurang support system.

Terapi yang dianjurkan adalah terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan
untuk dirawat di rumah sakit. Terapis dianjurkan untuk mengunjungi
pasien di masyarakat. Dan aktivitas yang dilakukan adalah
penyuluhan terhadap kelompok masyarakat dan konseling.

Ketentuan hubungan pasien dan terapis (perawat) adalah terapi akan


dapat menolong pasien hanya apabila pasien meminta pertolongan.

Pasien datang ke terapis untuk menjelaskan masalahnya dan meminta


untuk dibantu menenyelesaikan masalahnya

Pasien juga mempunyai hak menolak intervensi terapeutik yang


diberikan

Terapis bersama-sama dengan pasien meningkatkan perubahan

Penyimpangan perilaku terjadi ketika individu berada di luar pengaruh


dirinya sendiri merasa sepi, sedih, dan tidak berdaya

Semua terapi ekstensial memiliki tujuan mengembalikan individu


kepada pemikiran autentik tentang dirinya

Tanggung jawab personal terhadap diri, perasaan, perilaku, dan


pilihan ditekankan

Didorong untuk hidup sepenuhnya pada masa kini dan memandang


masa depan.

Pendekatan atau teori eksistensian-humanistik menyajikan suatu


landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang
menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan
konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha
membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang
menyangkut keberadaan manusia

Terapi ekstensial humanistik berfokus pad sifat dari kondisi manusia


yang menvakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih
untuk menetukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab,
kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik
di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendirian dan berada
dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan
kecenderungan mengaktual diri
Pendekatan eksistensial-humanistik mengembalikan pribadi kepada
fokus sentral, sentral memberikan gambaran tentang manusia pada
tarafnya yang tertinggi

Terapi suportif merupakan terapi psikoterapi yang ditujukan kepada


klien baik secara individu maupun secara berkelompok

Terapi suportif merupakan bentuk terapi kelompok yang dapat


dilakukan pada berbagai situasi dan kondisi diantaranya pada klien
dengan masalah isolasi social.

Tujuan awal dari kelompok ini adalah memeberikan support dan


menyelesaikan pengalaman isolasi dari masing masing anggotanya

Tujuan utama terapi suportif adalah mengurangi stress dengan


melakukan 5 prinsip intervensi yaitu :

Mengangkat harga diri/ dukungan internal

Mengaktifkan dukungan eksternal

Menasehati dan memberi saran/arahan

memecahkan masalah yang ada

Structuring

Berdasarkan pemahaman tersebut, tujuan terapi suportif ini adalah


memberikan support terhadap klien sehingga mampu menyelesaikan
krisis yang dihadapinya dengan cara membangun hubugan yang
dihadapinya, dengan cara membangun hubungan yang bersifat
suportif antara klien dan terapis meningkatkan kekuatan dan
keterampilan dalam menggunakan sumber kopingnya, meningkatkan
kemampuan mengurangi distress subjektif dan respon koping yang
maladaptif.

Model medical mengacu pada perawatan psikiatri yang didasarkan


pada hubungan dokter pasien

Ini berfokus pada diagnosis penyakit mental dan pengobatan


selanjutnya didasarkan pada diagnosis ini.

Model yang dikemukakan oleh Meyer, Kraeplin, Spitzer dan Frances ini
mengemukakan bahwa perilaku disebabkan oleh penyakit biologis.
Gejala-gejala ini timbul akibat kombinasi faktor-faktor fisiologis,
genetik, lingkungan dan sosial. Perilaku menyimpang berhubungan
dengan toleransi pasien terhadap stress

Menurut Meyer dan Kreplin, konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul
akibat multifaktor yang komplek meliputi : aspek fisik, genetik,
lingkungan dan faktor sosial. Sehingga fokus penatalaksanaannya
harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik,
farmakologi dan teknik interpersonal.

Diagnosis penyakit dilandasi oleh kondisi yang ada dan informasi


historis serta pemeriksaan diagnostik. Pengobatan meliputi :
a. Terapi somatik
b. Farmakoterapi
c. Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek
d. Terapi suportif
e. Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor

Adaptasi merupakan hasil akhir dari upaya koping.

Beradaptasi berarti mendapatkan persepsi, perilaku dan lingkungan


yang berubah sehingga tercapai keseimbangan

Dalam upaya beradapatasi terhadap perubahan tersebut, individu


berespon melalui suatu mekanisme koping

Mekanisme koping adalah segenap upaya yang mengarah kepada


manajemen stress

Stuart mengemukakan bahwa ada 3 jenis mekanisme koping yaitu :

Mekanisme koping yang berfokus pada masalah, dimana termasuk


tugas-tugas dan upaya penyelesaian masalah secara langsung untuk
mengatasi ancaman

Mekanisme koping yang berfokus pada kognitif, merupakan upaya


individu untuk mengendalikan dan menetralkan masalah

Mekanisme koping yang berfokus pada emosional, merupakan upaya


dimana individu berorientasi untuk menekan distress emosional

Stuart (2006) menyebutkan ada 3 model adaptasi stress sebagai


berikut :

Faktor Predisposisi yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan


jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stress.

Stresor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu


sebagai tantangan , ancaman, atau tuntutan dan yang membutuhkan
energi ekstra untuk koping.

Penilaian terhadap stersor yaitu evaluasi tentang makna stresor bagi


kesejahteraan individu yang didalamnya stresor memiliki arti,
intentitas dan kepentingan

Stuart (2005) menyebutkan sumber-sumber koping terdiri dari aset


ekonomi, kemampuan bakat, teknik pertahanan, dukungan sosial, dan
motivasi. Sumber koping lainnya adalah keseimbangan energi,
dukungan spiritual, keyakinan positif, pemecahan masalah ,
kemampuan sosial, kesehatan fisik, sumber materi dan sosial.

Suliswati dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Jakarta:EGC

Anjas Surtiningrum. (2011). Pengaruh Terapi Suportif Terhadap


Kemampuan Bersosialisasi Pada Klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit
Jiwa Dr . Amino Gondohutomo Semarang. Depok : Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20280214-T%20Anjas%20Surtiningru
m.pdf

Stuart Gail. (2007) . Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta:EGC

Syamani. (2011). Studi Fenomenologi tentang Pengalaman


Menghadapi Perubahan Konsep Diri : Harga Diri Rendah pada Lansia
di Kecamatan Jekan raya Kota Palangka Raya. Depok : Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai