Emulsi
Emulsi
03422115126
03422115181
03422115183
Paraffin Liquid
Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%,
larut dalam kloroform dan eter. (FI III hal. 474)
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabil
itas
Keteranga
n lain
hal. 475)
Stabil dalam wadah tertutup baik dan
Penyimpan
an
Kelarutan
Acacia
Acaciae gummi; acacia gum; arabic gum;
E414; gum acacia; gummi
africanum; gum arabic; gummi arabicum;
gummi mimosae; talha gum.
Stabilitas
Excipients, hal 1)
Larutan berair yang mengalami degradasi
bakteri atau enzimatik tetapi dapat
dipertahankan oleh awalnya mendidih solusi
untuk pendek waktu untuk melumpuhkan
enzim ini
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 2)
Methylparaben
Etanol 95% 1 : 3
Kelarutan
Eter
1 : 10
Gliserin
1 : 60
Propilenglikol
Air
1:5
1 : 400
Stabilitas
Inkompabilit
as
Keterangan
lain
Penyimpana
n
Kadar
Prophylparaben
Mudah larut dalam aseton; larut dalam
etanol 95% dengan perbandingan 1:1,1 dan
etanol 50% dengan perbandingan 1:5,6;
mudah larut dalam eter 1:10; gliserin 1:250;
Kelarutan
Stabilitas
Gliserin
Larut 1:4 dalam air 25oC;
Larut 1:1,5 dalam air 100oC;
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabi
litas
Keteranga
n lain
Propilenglikol
Kelarutan
Larut
dengan
aseton,
kloroform,
etanol
Inkompabi
litas
Keteranga
n lain
Kegunaan:
Pengawet
anti
mikroba,
Penyimpa
nan
Stabil
dalam
dingin
dan
wadah
bila
tertutup,
di
tempat
terbuka,
cenderung
Kelarutan
Praktis
tidak
larut
dalam
air,
gliserin,
berair.
Bebas
larut
dalam
aseton,
yang
cepat
dengan
rilis
dari
Sirupus simplex
Kelarutan
Stabilitas
Inkompabili
hal. 703)
Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan
tas
rasa manis.
Kelaruta
n
Kegunaa
n
ANALISIS SEDIAAN
Alasan dibuat emulsi :
Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau per oral.
Umumnya emulsi tipe O/W.
Mendapat sediaan yang stabil.
Memperlambat efek obat karena ukuran sangat kecil.
Menutup rasa minyak.
Memperbaiki penampilan karena merupakan campuran
yang homogen
FORMULASI
No.
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
1.
Paraffin Liquid
30%
Zat aktif
2.
PGA
Aqua corpus emulsi
= paraffin
liq.
= ..
Emulgator
Aqua corpus emulsi
3.
Metilparaben
0,08%
4.
Propilparaben
0,05%
5.
Gliserin
10%
Anticaplocking agent
6.
Propilenglikol
10%
Pengental
7.
BHT
0.75%
Antioksidan
8.
Sirupus simpleks
22,5%
Pemanis
9.
Aquadest
Ad 120 ml
Pelarut
10.
Pasta melon
10 ml
= 36 gram
2. PGA
= 18 gram
= x . gram = 18 gram
4. Gliserin
= 12 gram
5. Propilenglikol
= 12 gram
6. Methylparaben
= 0,096 gram
7. Prophylparaben
= 0,06 gram
8. Sirupus simpleks
= 27 gram
9. BHT
=0,9 gram
Aquadest
= 56,52 ml
CARA PEMBUATAN
Dilarutkan Methylparaben dan Prophylparaben ke dalam Propilenglikol seberat 1 ml, aduk sampai larut, kemudian
campurkan kedua zat tersebut kedalam beaker glass utama, aduk sampai homogen.
Lalu ditambahkan Sirupus Simpleks sebanyak 112,5 gram kedalam beaker glass utama, aduk hingga homogen.
Ditambahkan Gliserin sebanyak 63 gram kedalam beaker glass utama, diaduk hingga homogen.
Pembuatan fase dalam
Dilarutkan Butil Hidroksi Toluen sebanyak dengan Propylengglikol di dalam beaker glass, aduk sampai larut.
(Campuran 1)
Dimasukkan PGA kedalam Paraffin Liquid dalam mortar gerus homogen, tambahkan aqua untuk corpus emulsi gerus
homogen ad terbentuk corpus emulsi. (Campuran 2)
Dimasukkan campuran 1 dan campuran 2 kedalam beaker glass utama, kemudian aduk hingga homogen.
(Campuran 3)
Pembuatan Emulsi Paraffin Liquid 30%
Dimasukkan fase dalam kedalam fase luar yang ada di beaker glass utama. Diaduk hingga homogen.
Kemudian ditambahkan sisa Aquadest sebanyak 56,52 ml. Diaduk homogen.
Ditambahkan pasta melon sebanyak 10 tetes kedalam beaker glass utama. Diaduk hingga homogen.
Dimasukkan emulsi ke dalam botol coklat yang telah ditara sebanyak 60 ml, tutup rapat.
Diberi etiket dan kemas.
EVALUASI
1.
Uji Organoleptik
2.
Uji Ph
3.
Uji Viskositas
4.
bj
5.
Homogenitas
DOKUMENTASI EVALUASI
1. Evaluasi sebelum uji suhu
DOKUMENTASI EVALUASI
2. evaluasi sesudah uji suhu
PERMASALAHAN FARMASETIKA
Permasalahan
Penyelesaian
o.
Maka perlu ditambahkan emulgator setengah
1
propilparaben(sebanyak 0,02%).
coklat.
7.
PEMBAHASAN
Evaluasi organoleptik
Dalam evaluasi ini dilakukan uji warna, rasa, dan bau dan sediaan kami menunjukan
hasil uji yang sesuai dg keinginan.
Evaluasi viskositas
Sediaan kami merupakan emulsi yang bersifat o/w sehingga viskositasnya relative
rendah karena memang dimaksud kan agar mudah dituang dan stabil.
Evaluasi pH
Penetapan pH yang diuji ini, dilakukan agar mengetahui nilai pH pada masing-masing
botol larutan emulsi. Dengan syarat nilai pH harus sama pada masing-masing botol
yang diuji sehingga pH merata dan sama dan juga dapat mempertahankan
keseragamannya. Menurut standar,pada sediaan emulsi ph yang baik adalah 5-7
penetapan pH dengan menggunakan pH meter. Dari hasil uji sebelum dan sesudah uji
suhu ph sediaan relative stabil menunjukan angka 5.
Bj
Menurut standar SNI thn 2006 untuk BJ sediaan emulsi sediaan oral dengan range 12cm, untuk sebelum dan sesudah pengujian suhu sediaan BJ sediaan kai termasuk
dalam standar hanya ada perubahan sedikit itu dikarenakan pengaruh suhu uji,
semakin tinggi suhu maka BJ semakin berkurang.
Homogenitas
Sediaan kami menunjukan kehomogenitasan yang stabil ini menunjukan emulsi
mengandung zat yang terdispersi rata.
KESIMPULAN
Formulasi yang kita buat menunjukan hasil yang baik
dengan beberapa hasil uji yang termasuk dalam range
dan standar. Sehingga diyakini sediaan kami dapat
memberikan efek terapi jika digunakan sesuai dosis.
DAFTAR PUSTAKA