PENGANTAR FRMAKOLOGI
K.nida
A. Pengertian
Pharmacon (obat) & logos (ilmu
pengetahuan)
Farmakologi = Ilmu mempelajari obat
dan cara kerjanya dalam sistem
biologi, sumber obat, sifat fisika-kimia,
cara pembuatan, efek biokimiawi dan
fisiologi, nasib obat dalam tubuh dan
kegunaan dalam terapi
K.nida
OBAT
WHO : zat yang dapat mempengaruhi
aktifitas fisik atau psikis
KONAS :
bahan/sediaan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau kondisi patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
dari rasa sakit, gejala sakit, dan/atau penyakit,
untuk meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi
meliputi obat untuk manusia dan hewan
B. Perkembangan Obat
Coba-coba bahan alam utuh rebusan
Sem
buh
turun temurun (empiris)
Tidak seragam
Standarisasi bahan, cara panen & cara buat
Isolasi senyawa murni
Sintesis
Penisilin (1940) dan sulfanilamid (1953)
Sintetis menggeser bahan alam
Back to
nature
K.nida
Biomedis dll.
C. Penggolongan Obat
1. Berdasar Keamanan (Permenkes No.
725a/1989)
2. Berdasar Cara atau Jalur Pemakaian
3. Berdasar Sumber atau Asalnya
4. Berdasar Efek yang Ditimbulkan
5. Berdasar Bentuk Sediaan
6. Berdasar Penamaan
7. Berdasar Kelas Terapi
8. Berdasar Kerjanya: f.din,
kemoterapi,diagnos
K.nida
d. Psikotropika (K) :
obat keras yang pengaruhi aktifitas psikis
diazepam, fenobarbital, lorazepam,
klordiazepoksida
e. Narkotika :
obat keras dg bahaya adiksi & toleransi
Produksi, import & distribusi : BUMN PT
Kimia Farma
pemakaian dilaporkan ke Sudinkes &
Balai POM
morfin, kodein, petidin, doveri, kodipron
K.nida
b. Obat dalam
Melalui mulut ke saluran pencernaan
Tablet, kapsul, sirup, tetes oral
Etiket warna putih
K.nida
Tanaman
b.
Hewan
c.
Hormon, enzim
insulin
Mineral
d.
Sintetis
Kebanyakan obat
Sintetis dan semi sintetis
Lebih : stabil, murni dan dapat diperoleh dalam jumlah
banyak
K.nida
Anti infeksi
Antijamur
Antihistamin
Antihipertensi
K.nida
Vaksin
Obat metabolik
Diagnostik
Antikanker
dll
Contoh :
Asetosal (generik),
Asam asetil salisilat (kimia) dan
Aspirin (dagang)
K.nida
Obat Generik
Obat generik adalah obat yang masa patennya
sudah habis status milik umum
Macam-macam :
nama kimia (The International Nonpropietary
names lists for pharmaceutical preparation =
INN)
Parasetamol, amoksilin, nifedipin, asam
mefenamat
2. Anestetik
a.Anestetik lokal
b.Anestetik umum dan oksigen
c.Obat untuk pra-operasi
3. Antialergi
4. Antidotum dan obat lain untuk keracunan
5. dll
K.nida
D. Obat Esensial
Adalah obat yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terbanyak
Dikaitkan dengan obat pilihan utama (drug
of choice)
Rasio manfaat-resiko
Mutu terjamin (stabil, BA)
Praktis dalam penyimpanan & pengangkutan
Praktis dalam penggunaan & penyerahan
Menguntungkan dalam kepatuhan & penerimaan
pasien
Rasio manfaat-resiko biaya secara langsung/tidak
langsung
E. Sediaan Farmasi
Meliputi obat, obat tradisional dan kosmetika
1. Obat tradisional
Obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia
a. Jamu
b. Obat Herbal Terstandar
c. Fitofarmaka
2. Kosmetika
a. Kosmetik golongan I : digunakan untuk
Bayi
Sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya
Mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan
penandaan
Mengandung bahan yang fungsinya belum lazim serta
belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya
b. Kosmetik golongan II : yang tidak termasuk golongan I
K.nida
TUGAS BELAJAR
1. Jelaskan pengertian :
a. Farmakologi
b. obat menurut WHO dan KONAS
2. Jelaskan perkembangan obat
3. Jelaskan penggolongan obat berdasar :
a. Keamanan
b. Jalur Pemakaian
c. Sumber atau Asalnya
d. Efek yang Ditimbulkan
e. Bentuk Sediaan
f. Penamaan
g. Kelas Terapi
4. Jelaskan Obat Generik serta berikan contoh 3 obat generik
5. Jelaskan Obat Esensial serta berikan contohnya
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan obat tradisional ?
a. Jelaskan beda jamu dari OHT
b. Bagaimana suatu OHT dapat menjadi fitofarmaka
7. Apa yang dimaksud dengan kosmetik ?
K.nida
Nama Kimia
Asam asetilsalisilat
Nama Generik
Asetosal
Nama Paten
dan Branded Generik
Aspirin (bayer)
Aspilet
american)
(6R)-6-[-d-(4Amoksisilin
Hydroxyphenyl)glycyl
amino]penicillanic
acid
Ascardia (pharos)
Amoxil
(GlaxoSmithKline)
Amoksan (Sanbe)
Kalmoxillin
Farma)
Lapimox (Lapi)
K.nida
(united
(Kalbe
Disintegrasi
Disolusi
Obat tersedia untuk absorpsi
Fase II (farmakokinetik)
Absorpsi
distribusi
metabolisme
ekskresi
Obat tersedia untuk bereaksi
Interaksi obat-reseptor
efe
efe
K.nida
FASE FARMASETIK
Ketersediaan obat untuk dapat diabsorpsi
80% obat diberikan per-oral
Urutan kecepatan absorbsi :
Tablet salut
tablet
kapsul
serbuk
Fase biofarmasi
tablet
granul
suspensi
larutan
Fase f.kinetikik
larut
serbuk
absorpsi
Pharmaceutical
availability
K.nida
Fase
F.dinamik
OBAT+
RESEPTOR
Biological
availability
MTC
MTC
MEC
Therapeutic Window
K.nida
PENGERTIAN
KESETARAAN TERAPETIS
BIOASSAY & STANDARISASI: IU, KHM
CARA PEMBERIAN: EFEK SISTEMIS &
EF.LOKAL
K.nida
FASE FARMAKOKINETIK
Terdiri dari
Absorbsi
Distribusi
Metabolisme atau biotransformasi
Ekskresi atau eliminasi
KOMPARTEMENISASI
MEMBRAN SEL
K.nida
HUBUNGAN ADME
OBAT
diminum
disuntikan
disemprotkan
disisipkan
MASUK TUBUH
penyerapan/absorpsidistribusi
BIOTRANSFORMASI
/ METABOLISME
EKSKRESI/
ELIMINASI
KERJA
FARMAKOLOGIK
Bentuk bebas
K.nida
DEPOT DALAM
JARINGAN
Absorbsi
Dari GI cairan tubuh
Difusi Pasip : kons. tinggi rendah
Transport aktip : perlu pembawa (enzim/protein)
menembus membran melawan perbedaan konsentrasi
Pinositosis : menembus membran dengan proses menelan
Absorbsi
Sal GI
Cairan tubuh
K.nida
K.nida
Pinositosi
s
1-2. Ikatan obat-rec
(O-R)
3. Komplex O-R- Prot.
Adaptor (sitosol)
(O-R-PA)
3. Penggabungan
komplex O-R-PA by
protein pengikat
distribusi
4. Penutupan prot
pengikat
6-7. Pelepasan protein
pengikat adaptor
metabolisme
Distribu
si
jaringan /
tempat kerjanya
obat di vaskular
Kecepatan
K.nida
Distribusi
Obat bebas &
terikat
K.nida
Metabolisme atau
biotransformasi
obat
Fase I
Cit P450
oksidasi,
reduksi,
hidrolisis
Fase II
Produk
konyugasi
Tidak aktif
K.nida
2.Reabsorbsi tubulus
Zat nonpolar/non-ion
Manipulasi pH urin mekan ionisasi mekan ekskresi
3. Sekresi tubulus
Transport aktif
K.nida
Ekskresi
1. per-oral
2. Absorpsi usus
3. Konyugasi
4. Kapiler empedu
(BM > 300)
5. Ekskresi empedu
6. Dekonyugasireabsorpsi
7. BM < 300
8. Ekskresi ginjal
Lulmann, Atlas
Farmakologi
K.nida
Rute
penggunaan
-distribusi
K.nida
FARMAKODINAMIK
Mula, puncak dan lama kerja
Reseptor
Indeks terapeutik dan batasan
terapeutik
Kadar puncak dan terendah
Dosis pembebanan
Efek samping, reaksi yang merugikan
& efek toksik
K.nida
Batas
terapeutik
Keterangan :
T0-T1 = mula,
T0-T2 = puncak,
T1-T3 = lama
K.nida
Reseptor
Umum : berstruktur protein & ditemukan pada membran sel
Obat + reseptor memulai (agonis) /menghambat
(antagonis) respon
Obat nonspesifik : bekerja pada reseptor yang terdapat
pada berbagai organ
(mis : betanekol ker. pada rec.kolinergik)
Perangsangan/penekanan
Penggantian
Pencegahan/pembunuhan organisme
Iritasi
K.nida
obat
OBAT NONSPESIFIK
OBAT NONSELEKTIF
denyut
TD
TD
denyut
Sekresi
kontriksi
relaksasi
Pupil
K.nida
OBAT
Karbamazepin
Etosuksimid
Fenitoin
Pirimidon
Asam valproat
BATAS TERAPEUTIK
(g/ml)
6-12
40-80
10-20
5-10
50-100
K.nida
KADAR TOKSIK
(g/ml)
> 12-15
> 80-100
> 30
> 12-15
> 100
INDEKS TERAPI
IT =
K.nida
LD50
ED50
Obat
Amikasin
Gentamisin
Tobramisin
Puncak
(g/ml)
Terendah
(g/ml)
Kadar toksik
(g/ml)
15-30
5-10
5-10
5-10
<2
<2
> 35
> 12
> 12
Dosis pembebanan :
Dosis awal yang besar jika diinginkan efek segera
Diberikan untuk mencapai MEC cepat dalam plasma
Selanjutnya diberikan dosis pemeliharaan sesuai dosis per hari
K.nida
Contoh : digitalisasi
Reaksi merugikan :
Batas efek yang tidak diinginkan pada dosis
normal yang mengakibatkan efek samping yang
ringan sampai berat
Selalu tidak diinginkan
Pertanyaan belajar
1. Sebutkan ketiga fase kerja obat
2. Sebutkan 2 proses yang harus dijalani sebuah tablet sebelum
diabsorbsi. Ceritakan masing-2 proses tersebut.
3. Mengapa obat cair lebih cepat diabsorpsi dari pada obat
padat ?
4. Apa tujuan farmakokinetik ? Sebutkan ke-4 proses yang
terlibat dan jelaskan masing-2 proses tersebut.
5. Apa tujuan farmakodinamik ? Apa peranan reseptor dalam
fase ini ? Apa pentingnya lokasi pada reseptor ? Bedakan
antara respon obat nonspesifik dan non selektif.
6. Definisikan istilah-2 berikut :
1. Empat kategori kerja obat
2. presentase efek pengikatan obat dengan protein
3. Waktu paruh
4. Indeks terapeutik
5. Batas terapeutik obat
6. Efek samping
7. Reaksi yang merugikan
8. Toksisitas obat
K.nida
FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik adalah nasib obat
dalam tubuh. Farmakokinetik
mencakup 4 proses :
1.Absorbsi (A)
2.Distribusi (D)
3.Metabolisme (M)
4.Ekskresi (E)
K.nida
ABSORBSI
Absorbsi merupakan proses masuknya
obat dari tempat pemberian kedalam
darah. Tempat pemberian obat adalah
oral, kulit, paru, otot, dan lain-lain.
Tempat pemberian obat yang utama
adalah per oral, karena mumpunyai
tempat absorbsi yang sangat luas
pada usus halus yakni 200 m2.
K.nida
K.nida
Bioavailabilitas
K.nida
K.nida
Difusi Pasif
Absorbsi sebagian besar obat secara
difusi pasif, maka sebagai barier absorbsi
adalah membran sel epitel saluran cerna
yang seperti halnya semua membran sel
tubuh kita merupakan lipid bilayer.
Dengan demikian agar dapat melintasi
membran sel tersebut, molekul obat
harus mepunyai kelarutan dalam lemak
(setelah larut terlebih dahulu dalam air).
K.nida
Difusi Pasif
Kebanyakan obat merupakan elektrolit
lemah, yaitu asam lemah atau basa
lemah. Dalam air elektrolit lemah ini
akan terionisasi menjadi bentuk
ionnya. Derajat ionisasi obat
bergantung pada konstanta ionisasi
obat (pKa) dan pada pH larutan
dimana obat berada.
K.nida
Difusi Pasif
Pada difusi pasif hanya bentuk non ion
yang mempunyai kelarutan lemak
yang dapat berdifusi, sedangkan
bentuk ion tidak dapat berdifusi karena
tidak mempunyai kelarutan lemak.
K.nida
Difusi Pasif
Pada asam lemah
K.nida
Transport Aktif
Transport aktif merupakan transport
yang difasilitasi oleh pembawa.
Karakteristik dari transport aktif adalah
pemindahan obat melawan gradien
konsentrasinya dimana obat dengan
dari tempat dengan konsentrasi
rendah dibawa ke daerah dengan
konsentrasi tinggi, oleh karena itu
diperlukan energi untuk transport aktif.
K.nida
Difusi Difasilitasi
Difusi difasilitasi merupakan transport
yang difasilitasi oleh pembawa.
Perbedaannya dengan transport aktif
adalah obat bergerak melalui gradien
konsentrasi (dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah) sehingga tidak
memerlukan energi.
K.nida
K.nida
Transport Vesikular
Transport vesikular adalah proses
penelanan partikel atau zat terlarut oleh
sel. Pinositosis dan fagositosis adalah
bentuk dari transport vesikuler. Selama
pinositosis atau fagositosis membran sel
mengelilingi material dan menelannya
dan melepaskan disisi lainnya. Transport
vesikular digunakan untuk absorbsi
vaksin volio dan protein berukuran besar.
K.nida
Transport Vesikuler
K.nida
Pore Transport
Molekul yang sangat kecil seperti urea,
air, dan gula dapat dengan cepat
menembus membran bila membran
memiliki pori-pori.
K.nida
Gamb
ar
DISTRIBUSI
Dalam darah obat akan diikat oleh protein
plasma dengan berbagai ikatan lemah (ikatan
hidrofobik, van der waals, hidrogen dan ionik).
Ada beberapa macam protein plasma :
Albumin : mengikat obat asam dan obat
netral (misalnya steroid) serta bilirubin dan
asam-asam lemak.
-glikoprotein : mengikat obat basa.
CBG (corticosteroid binding globulin) : khusus
mengikat kortikosteroid.
SSBG (sex steroid binding globulin) : khusus
mengikat hormon kelamin.
K.nida
K.nida
DISTRIBUSI cont
Obat yang berikatan pada pada tempat
yang sama pada protein plasma dapat
saling bersaing untuk dapat berikatan.
Karena tempat ikatan pada protein plasma
tersebut terbatas maka obat yang pada
dosis terapi dapat menjenuhkan protein
plasma dapat menggeser obat lain yang
berikatan pada protein yang sama
sehingga obat bebas ini akan menimbulkan
efek farmakologi atau dieliminasi tubuh.
K.nida
DISTRIBUSI cont
Interaksi pergeseran protein akan
bermakna secara klinik bila obat yang
digeser memenuhi 3 syarat berikut :
Ikatan protein tinggi : 85%
Vd kecil 0.15L/Kg
Margin of safety kecil
Contoh: fenilbutazon (PP 98%) dan
warfarin (PP 99%) dapat menyebabkan
pendarahan.
K.nida
K.nida
Distribusi cont
Sawar darah otak
merupakan sawar antara darah dan otak yang
berupa sel endotel pembuluh darah kapiler di
otak membentuk tight junction dan pembuluh
kapiler ini dibalut oleh tangan-tangan astrosit
otak yang merupakan berlapis-lapis membran
sel. Dengan demikian hanya obat-obat yang larut
dalam lemak yang dapat melewatinya.
Akantetapi obat larut lemak yang merupakan
substrat P-gp (P glikoprotein) dan MRP (multidrug
resistance protein) yang terdapat pada membran
akan dikeluarkan dari otak (loperamid).
K.nida
Distribusi cont
Sawar Uri (placenta barrier)
terdiri dari satu lapis epitel vili dan
satu lapis sel endotel kapiler dari fetus,
jadi mirip sawar lapisan cerna. Karena
itu obat yang dapat diabsorbsi melalui
pemberian oral juga dapat memasuki
fetus melalui sawar uri. Terdapat P-gp
pada sawar uri seperti pada sawar
darah otak.
K.nida
METABOLISME
Metabolisme obat terutama terjadi di
hati yakni di membran retikulum
endoplasma dan sitosol. Tempat
metabolisme ekstrahepatik adalah
dinding usus, ginjal, paru, darah, otak,
kulit dan lumen kolon.
K.nida
K.nida
Fase I
K.nida
Fase II
K.nida
K.nida
K.nida
K.nida
EKSKRESI
Organ terpenting untuk ekskresi obat
adalah ginjal. Obat diekskresikan ginjal
dalam bentuk utuh atau dalam bentuk
metabolitnya. Ekskresi melalui ginjal
melibatkan 3 proses :
1.Filtrasi glomerulus
2.Reabsorbsi
3.Sekresi aktif
K.nida
Filtrasi glomerulus
Filtrasi glomerulus menghasilkan ultra
filtrat, yaitu plasma minus protein. Jadi
semua obat bebas akan keluar dalam
ultra filtrat sedangkan yang terikat
protein tetap tinggal dalam darah
K.nida
Reabsorbsi
Reabsorbsi pasif terjadi disepanjang
tubulus untuk bentuk bentuk non ion
obat yang larut dalam lemak. Oleh
karena itu derajat ionisasi tergantung
dari pH larutan. Fenomena ini
dimanfaatkan untuk pengobatan
keracunan suatu obat asam atau basa.
K.nida
Reabsorbsi
Misalnya keracunan fenobarbital (asam
pKa=7.2) atau asam salisilat (asam
pKa=3.0) diberikan NaHCO3 untuk
membasakan urin sehingga ionisasi
meningkat, sedangkan amfetamin (basa
pKa=9.8) diberikan NH4Cl untuk
meningkatkan ekskresinya. Ditubulus distal
juga terdapat protein transporter untuk
reabsorbsi aktif dari lumen tubulus kembali
kedarah untuk senyawa endogen
K.nida
Sekresi aktif
Sekresi aktif dari darah menuju tubulus
proksimal terjadi melalui transporter
membran P-glikoprotein (P-gp) dan MRP
(multidrug-resistence protein) dengan
selektivitas yang berbeda. Yaitu MRP
untuk anion organik dan konjugat
(penisilin, probenesid, glukoronat, ect)
dan P-gp untuk kation organik dan zat
netral (kuinidin, digoksin, ect).
K.nida
K.nida
K.nida
K.nida
FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerja obat :
1. Secara fisis c/: anastetika terbang, laksansia, diuretika osmotik
Aktifitas anastetika inhalasi berhubungan langsung dengan
sifat lipofilnya, obat ini diperkirakan melarut dalam membran
sel dan mempengaruhi transport normal oksigen dan zat gizi
akibatnya hilangnya perasaan.
2. Secara kimiawi c/: antsida, zat chelator
Zat-zat chelator mengikat ion logam berat sehingga tidak
toksik lagi dan mudah diekskresikan oleh ginjal.
3. Melalui proses metabolisme
Amoksisilin mengganggu pembentukan dinding sel kuman
4. Secara kompetisi
Kompetisi untuk reseptor spesifik atau enzim
K.nida
FARMAKODINAMIK
RESEPTOR
Protein merupakan reseptor obat yang penting.
Sedangkan reseptor fisiologik merupakan protein
seluler yang secara normal berfungsi sebagai
reseptor bagi ligan endogen seperti hormon,
neurotransmiter, dan growth factor. Ikatan obat
dengan reseptor dapat berbentuk ikatan ion,
hidrogen, hidrofobik, van der Walls, atau kovalen.
Suatu zat (obat/ligan endogen) dapat mengenali
reseptornya dengan tepat karena hanya obat
dengan bentuk molekul tertentu saja yang dapat
berikatan dengan reseptor (key and lock).
K.nida
FARMAKODINAMIK
INTERAKSI OBAT RESEPTOR
Hubungan Kadar/Dosis dengan Intesitas Efek
D + R DR efek
Menurut teori pendudukan reseptor
(receptor occupancy), intesitas efek obat
berbanding lurus dengan fraksi reseptor
yang diduduki atau diikatnya, dan intesitas
efek maksimal jika seluruh reseptor
diduduki oleh obat.
K.nida
K.nida
FARMAKODINAMIK
1/Kd menunjukan afinitas obat
terhadap reseptor, yang artinya
kemampuan obat berikatan dengan
reseptornya.Jadi semakin besar KD
semakin kecil afinitas obat dengan
reseptornya. E max menunjukan
aktivitas intrinsik/efektivitas obat yaitu
kemampuan obat-reseptor untuk
menimbulkan efek farmakologi.
K.nida
EFFECT
Maximal Effect
EFEKTIVITAS
AFINITAS
ED50
Log Log
[Dose]
[Dose]
K.nida
EFFECT
Log [Dose]
AFINITAS: A > B > C > D
K.nida
C
B
RESPONSE
FARMAKODINAMIK
Hubungan Dosis Obat dengan Persen
Responsif
Telah disebutkan bahwa untuk
menimbulkan efek obat dibutuhkan
suatu kisaran dosis. Jika dibuat
distribusi frekuensi dari individu yang
responsif (dalam %) pada kisaran
dosis tersebut maka akan didapat
kurva disribusi normal.
K.nida
K.nida
FARMAKODINAMIK
Jika kurva distribusi tersebut dibuat
kumulatif maka akan didapat kurva
berbentuk sigmoid yang disebut kurva
log dosis persen responsif (log DPC).
Jadi log DPC menunjukan variasi
individual dari dosis yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu efek
tertentu
K.nida
K.nida
Indeks Terapi
Margin of Savety
Ideal :
Sehingga :
K.nida
FARMAKODINAMIK
Agonis adalah bila obat yang
menduduki reseptornya dapat
menimbulkan efek farmakologi.
Antagonis adalah bila sifat obat yang
pertama dikurangi atau ditiadakan
oleh obat kedua.
K.nida
FARMAKODINAMIK
Antagonisme dapat dibedakan menjadi 2 :
1.Antagonisme fisiologik, yaitu antagonisme
pada sistem fisiologi yang sama, tapi pada
sistem reseptor yang berlainan. c/: efek
katabolik hormon glukokortikoid (gula darah
meningkat) dapat dilawan oleh insulin.
2.Antagonisme pada reseptor, yaitu
antagonisme melalui sistem reseptor yang
sama, efek histamin pada reaksi alergi dapat
dicegah dengan pemberian anti histamin
yang menduduki reseptor yang sama.
K.nida
FARMAKODINAMIK
Antagonisme pada reseptor dapat bersifat kompetitif
atau non kompetitif.
1.Antagonis kompetitif
Dua obat bersaing untuk dapat berikatan pada
reseptor yang sama. Pada antagonis kompetitif
reversibel efek agonis dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan dosis obat agonis.
2.Antagonis non kompetitif
Antagonis mengikat reseptor bukan pada tempat
ikatan reseptor agonis, sehingga afinitas obat tidak
berubah namun efek maksmalnya berkurang.
K.nida
ANTAGONIS KOMPETITIF
K.nida
K.nida
FARMAKODINAMIK
Agonis parsial adalah agonis yang
mempunyai aktivitas intrinsik atau
efektivitas yang rendah sehingga
menimbulkan efek maksimal yang
lemah. Obat ini akan mengurangi efek
maksimal yang ditimbulkan agonis
penuh. Oleh karena itu agonis parsial
disebut juga antagonis parsial.
K.nida
BIOFARMASI
Sebelum obat yang diberikan pada pasien
tiba pada tempat kerjanya dalam tubuh
obat harus mengalami banyak proses.
Dalam garis besarnya, proses-proses ini
dapat dibagi dalam tiga tingkat, yaitu
fase biofarmasi, farmakokinetik, dan
farmakodinamik.
Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan
menyelidiki pengaruh pembuatan sediaan
obat atas kegiatan terapetiknya.
K.nida
BIOFARMASI
Faktor formulasi yang dapat mempengaruhi
efek obat dalam tubuh adalah :
1.Bentuk fisik zat aktif (amorf, kristal, dan
kehalusannya)
2.Keadaan kimiawi (ester, garam, kompleks)
3.Zat pembantu (pengisi, pengikat, pelicin,
pelindung, dll)
4.Proses teknis pembuatan sediaan
(tekanan mesin tablet, dll)
K.nida
ISTILAH FARMAKOLOGI
Suatu obat dikatakan spesifik bila
kerjanya terbatas pada satu jenis
reseptor, dan dikatakan selektif jika
menghasilkan hanya satu efek pada
dosis rendah dan efek lain baru timbul
pada dosis yang lebih tinggi. Selain
tergantung pada dosis selektivitas
obat juga tergantung pada cara
pemberian.
K.nida
ISTILAH FARMAKOLOGI
Plasebo adalah sediaan obat tanpa
kegiatan farmakologi.
Efek samping adalah segala sesuatu
khasiat yang tidak diinginkan untuk
tujuan terapi yang dimaksudkan pada
dosis yang dianjurkan.
Toleransi adalah keadaan hiporeaktif
akibat pajanan obat bersangkutan
sebelumnya.
K.nida
ISTILAH FARMAKOLOGI
Takifilaksis adalah toleransi yang terjadi
dengan cepat setelah pemberian
beberapa dosis obat tersebut.
Resisten adalah jika toleransi timbul
akibat pembentukan antibodi terhadap
obat.
Idiosinkrasi adalah bila suatu obat
meberikan efek yang berlainan dari
efek normalnya.
K.nida
PENGEMBANGAN DAN
PENILAIAN OBAT BARU
UJI PRAKLINIK
UJI KLINIK
1.
2.
3.
4.
Fase
Fase
Fase
Fase
I
II
III
IV
K.nida
UJI PRAKLINIK
Suatu senyawa yang baru ditemukan
terlebih dahulu diuji dengan
serngkaian uji farmakologi pada organ
terpisah dan hewan coba.
Jika ditemukan aktivitas farmakologi
yang mungkin bermanfaat maka
senyawa yang lolos penyaringan akan
diteliti lebih lanjut.
K.nida
PRAKLINIK
Sebelum calon obat dapat dicobakan
pada manusia dilakukan penelitian
sifat farmakokinetik, farmakodinamik,
dan efek toksiknya pada hewan coba.
K.nida
PRAKLINIK
Uji toksikologi pada hewan coba meliputi :
Toksisitaas akut, efek-efek dosis tunggal
yang besar hingga letal.
Toksisitas kronis, efek-efek dosis bertingkat
pada penggunaan yang panjang
Teratogenisitas
Karsinogenisitas
Mutagnisitas
Uji ketergantungan
K.nida
K.nida
K.nida
REGULASI OBAT
Obat merupakan bahan yang
diregulasi oleh pemerintah, dalam hal
ini oleh Badan POM. Tujuan regulasi
adalah melindungi konsumen dari efek
yang merugikan karena kualitas atau
keamanannya.
K.nida
REGULASI OBAT
Di Indonesia obat yang beredar dikelompokkan dalam 5
kelompok :
Obat daftar G (Obat Keras)
Obat daftar O
Obat daftar W (Obat bebas terbatas)
Obat bebas
Obat tradisional
Jamu, yaitu obat yang masih berbentuk simplisia
Herbal Terstandar, Obat herbal terstandar adalah sediaan
obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan
bakunya telah di standarisasi.
Fitofarmaka, Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah di standarisasi.
K.nida
Obat tradisional :
a)Jamu, yaitu obat yang masih
berbentuk simplisia
b)Herbal Terstandar, sediaan obat bahan
alam yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan
uji praklinik dan bahan bakunya telah
di standarisasi.
c)Fitofarmaka, sediaan obat bahan alam
yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadinya telah di standarisasi
K.nida
K.nida