Oleh Kelompok 1:
Kohlberg
Pada tahun(1969, 1981) mengenai teori tahapan
moral.
teori Perry
Gilligan
Pada tahun(1982) membedakan kerangka
moral
Model-model ideologi terdiri
dari:
Menggabungkan menggabungkan
Dualisme dengan Multiplisitas
absolutisme dengan absolutisme
Absolutisme Absolutism
Dualistic Multiplistic
Absolutisme
relativistic
terpisah dan
Absolutisme
relativistik
terhubung
Absolutism
Relativistik
Fallibilisme relativistic
menggabungkan pandangan fallibilist atas pengetahuan matematika
(construtivism sosial) dan nilai-nilai terkait dengan keadilan sosial,
dalam kerangka relativistik, dengan menerima adanya kebergandaan
perspektif intelektual dan moral.
Penilaian Teori Perry dan Alternatif-
nya
pra-konvensional (moralitas
1
egosentris)
konvensional (penilaian moral tergantung pada norma-norma 2
konvensional)
alterna
tif
Belenky et al
(1986) Tahapan teori ini adalah: Kediaman, Penerimaan
Pengetahuan, Pengetahuan subjektif, Pengetahuan
prosedural (termasuk alternatif dari mengetahui terpisah
dan terhubung, connected knowing and separated
knowing), dan Pengetahuan yang dikonstruksi.
Kelemahan teori
PerryRelativisme Perry dan posisi Komitmen
tidak menawarkan seperangkat nilai-nilai
moral yang unik sebagai hasil dari
perkembangan pribadi
Keunggulan teori
Perry
adopsi dari teori Perry adalah merupakan asumsi
kerja
Relativis
me
Hal: 119-125
Inovasi Belenky et al mengenai relativisme
adalah mengaitkan perspektif moral dengan
tingkat perkembangan epistemologis
Hal ini melampaui teori Perry, yang lebih
menekankan pada bentuk daripada isi kerangka
ideologis
Teori Piaget tentang perkembangan kognitif
dalam beberapa aspek bersifat analog terhadap
teori Perry. Teori tersebut menawarkan skala
perkembangan linier tunggal terdiri dari sejumlah
posisi tetap. Sebuah kritik kuat terhadap teori
Piaget adalah bahwa aspek-aspek yang berbeda
dari perkembangan individu dapat
digambarkan dengan posisi yang berbeda
dalam urutan perkembangan
Tujuan Pendidikan:
Sifat Tujuan Pendidikan:
Fitur penting dari pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan
kegiatan yang disengaja (Oakshott 1967; Hirst dan Peters, 1970). Niat
yang mendasari suatu kegiatan dinyatakan dalam tujuan dan hasil yang
diinginkan, dan ini merupakan tujuan dari pendidikan. Sejumlah istilah
berbeda digunakan untuk mengacu pada hasil termasuk maksud (aims),
tujuan (goals), target (target) dan tujuan (objectivesan luas, tujuan
jangka panjang dan yang kurang spesifik)
Tujuan dalam Pendidikan merupakan tujuan dari individu
atau kelompok. Sockett mengatakan: "tindakan manusia
yang disengaja harus berdiri di tengah sebuah alasan dari
maksud dan tujuan kurikulum
Ahli lain juga berpendapat bahwa sarana dan tujuan pendidikan tidak bisa
dipisahkan. Karena jenis hubungan logis antara sarana dan tujuan dalam
pendidikan, tidaklah tepat untuk memikirkan nilai-nilai dari sebuah proses
pendidikan sebagai sesuatu yang hanya tercantum pada berbagai
pencapaian yang konstitutif dalam proses menjadi orang yang
berpendidikan
7. Teori Kecakapan/Kemampuan
Matematika:bakat dan jenius matematika adalah
warisan, dan kemampuan matematika dapat
diidentifikasi dengan intelejensi murni. Mengajar
membantu siswa untuk menyadari potensi bawaan,
dan ingatan matematika akan memancar
8. Teori keanekaragaman Sosial
pada Pendidikan Matematika:
Matematika dipandang sebagai
kemurnian dan tidak berkaitan dengan
isu sosial, Matematika adalah obyektif,
dan usaha untuk memanusiakan
matematika untuk tujuan pendidikan,
betapapun bermaksud baik,
menyetujuinya adalah sifat dasar dan
kemurnian (Ernest, 1986, 1988b).
TerimaKasih