Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

“MENGGABUNGKAN PERBEDAAN”

Mata Kuliah : Filsafat dan Landasan Pendidikan


Dosen pengajar : Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M. Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Khoirurrozi (231005)


Slamet ( 231007)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI) JOMBANG
PROGRAM PASCA SARJA PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN 2023
TUJUAN-TUJUAN DAN IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Bagian D Menggabungkan Perbedaan

Berbagai perbedaan: kerangka epistemologis dari teori Perry, filosofi matematika pribadi,
dan nilai-nilai moral dibagian ini akan dikombinasikan untuk memberikan model dari ideology-
ideologi yang berbeda. Ada lima ideologi dan sebelum menggambarkan-posisi individu, jumlah
ini perlu pembenaran terlebih dahulu.
Pada tingkat dualistik, hanya pandangan absolutis matematika yang mungkin, seperti
halnya nilai-nilai moral dualistik.
Pada tingkat Multiplistik, pandangan matematika absolutis akan sangat sesuai, seperti
halnya nilai-nilai moral utilitas dan kemanfaatan
Pada tingkat relativistic, baik pandangan matematika absolutis dan fallibilist dapat
diadopsi dengan konsisten. Baik posisi moral terpisah maupun yang terhubung akan menjadi
konsisten dengan pandangan absolutis relativistik, jadi dua ideologi tersebut dapat dengan segera
dibedakan, sesuai dengan set nilai diadopsi.
Selain itu, falibilitas dapat dikombinasikan dengan Relativisme. Fallibilist matematika
memandang matematika sebagai ciptaan manusia, yang mana mengandung kepetingan konteks
kemanusiaan dan social, yang mana paling lengkap diartikulasikan dalam konstruktivisme social.
Nilainilai yang paling konsisten adalah keadilan sosial, yang sangat sesuai dengan construstivism
sosial karena dimensi sosial dan hubungan antara subjektif (individu) dan objektif (sosial) dalam
keduanya. Hubungan ini sejajar dengan 'pengetahuan yang dikonstruksi☂' Belenky et al., yang
mana hal ini berbeda dengan nilai-nilai terpisah dan terhubung yang cenderung fokus pada satu
pasangan atau pasangan lainnya. Secara keseluruhan, perspektif ideologis kelima fallibilsme
relativistik menggabungkan sosial konstruktifisme dengan nilai-nilai keadilan social.
Kelima perspektif telah diidentifikasi, meskipun kemungkinan adanya perspektif lebih
jauh tetep ada, karena tidak adanya klaim atas dasar eksklusivitas atau keharusan logisnya.
Model-model ideologi terdiri dari:
Absolutisme dualistic
Menggabungkan Dualisme dengan absolutisme, pandangan ini melihat matematika sebagai
sesuatu yang pasti, terdiri dari kebenaran mutlak dan sangat tergantung pada otoritas. Perspektif
keseluruhannya ditandai oleh dua ciri: (1) penataan dunia kedalam dikotomi sederhana, seperti
kami dan mereka, baik dan buruk, benar dan salah, dan dikotomi sederhana lainnya; (2) tingkat
kepentingan yang diberikan, dan identifikasi terhadap otoritas. Dengan demikian nilai-nilai ini
menekankan perbedaan yang kaku, aturan mutlak, dan otoritas paternalistik. Nilai tersebut
konsisten dengan versi ekstrim dari moralitas konvensional, yang diidentifikasi oleh Kolhberg
(1969) dan Gilligan (1982).
Absolutism multiplistic
Pandangan ini menggabungkan Multiplisitas dengan absolutisme, yang mana memandang
matematika sebagai sesuatu yang pasti, badan kebenaran yang tidak meragukan, dan dapat
diterapkan atau digunakan dalam aneka ragam cara. Perspektif ini secara keseluruhan ditandai
dengan liberality, banyak pendekatan dan kemungkinan yang dianggap valid, namun tidak
memiliki dasar dalam memilih antara alternatif kecuali dengan atas dasar utilitas, kemanfaatan
dan pilihan yang bersifat pragmatis.Hal ini membangun nilai-nilai yang berhubungan dengan
posisi ini, yang berkaitan dengan aplikasi dan teknik, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip
atau teori. Jadi matematika diterapkan secara bebas, tetapi tidak dipertanyakan atau diselidiki.
Absolutism relativistic
Berbagai perspektif sesuai dengan kategori ini, memiliki fitur-fitur berikut yang sama.
Matematika dipandang sebagai tubuh pengetahuan benar, tetapi kebenaran ini tergantung pada
struktur dalam dari matematika (yaitu logika dan bukti) bukan otoritas. Perspektif intelektual dan
moral secara keseluruhan mengakui adanya sudut pandang, interpretasi, perspektif, kerangka
referensi dan sistem nilai yang berbeda. Dua sudut pandang dibedakan, menurut apakah
perspektif terpisah atau terhubung yang diadopsi.
Absolutisme relativistic terpisah.
Nilai-nilai moral terpisah yang dikombinasikan dengan absolutisme relativistik menyebabkan
penekanan pada objektivitas dan aturan. Ideologi ini berfokus pada struktur, sistem formal dan
relasi, perbedaan, kritik, analisis dan argumen. Dengan mengacu pada matematika, hal ini
menyebabkan penekanan pada hubungan logika inner dan bukti, dengan struktur formal teori
matematis. Karena penekanan keseluruhan posisi ini pada struktur, aturan dan bentuk,
absolutisme formal merupakan filosofi matematika subjektif yang sesuai.
Absolutisme relativistik terhubung.
Ideologi ini menggabungkan pandangan matematika absolutis dan Relativisme kontekstual
dengan nilai-nilai terhubung. Atas dasar nilai-nilai ini, sudut pandang ini menekankan pada
pengetahuan subyek, perasaan, peduli, empati, hubungan dan dimensi manusia dan konteks.
Pengetahuan matematika dipandang sebagai hal yang mutlak, namun menekankan pada peran
individu dalam mengetahui, dan kepercayaan dirinya dalam memahami, menguasai dan
bagaimana memahami subjek. Karena dari penekanan ini, absolutisme progresif merupakan
filosofi matematika subyektif dalam posisi ini.
Fallibilisme relativistic
Posisi ini menggabungkan pandangan fallibilist atas pengetahuan matematika (construtivism
sosial) dan nilai-nilai terkait dengan keadilan sosial, dalam kerangka relativistik, dengan
menerima adanya kebergandaan perspektif intelektual dan moral. Dua tema sentral dari ideologi
ini adalah masyarakat dan pembangunan. Pengetahuan dan nilainilai keduanya berkaitan dengan
masyarakat: pengetahuan dipahami sebagai konstruksi sosial dan nilai-nilai berpusat pada
keadilan sosial. Pengetahuan dan nilai-nilai keduanya berkaitan dengan pengembangan:
pengetahuan berkembang dan tumbuh, dan keadilan sosial adalah tentang pengembangan
masyarakat yang lebih adil dan egaliter. Hal ini merupakan posisi yang sangat konsisten dan
terpadu, karena prinsip-prinsip yang berpusat pada manusia mendukung pembangunan pada tiga
tingkatan, yaitu pengetahuan, individu dan masyarakat sebagai suatu kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai