Anda di halaman 1dari 24

Disusun oleh

Rasita Zahrina 406151027


Kevin Cahyadi - 406161043

Pembimbing
Dr. Yulfitra Soni, Sp.U
Penis terdiri dari
Dorsal penile
Penile shaft
Glans penis
Pada keadaan flaksid
(rangsangan simpatik)
terjadi peningkatan tonus
dari otot polos kavernosus
sehingga darah tidak
mengisi rongga sinusoid.
Sebaliknya rangsangan
parasimpatik akan
menyebabkan relaksasi
sinusoid, dilatasi arterial dan
kompresi vena sehingga
rongga sinusoid akan terisi
darah dan korpora menjadi
tegang
Priapismus ereksi berkepanjangan tanpa disertai
hasrat seksual dan sering disertai rasa nyeri
Berdasarkan etiologi, priapismus dibedakan menjadi
primer (idiopatik) dan sekunde
Priapismus sekunder dapat disebabkan olehkelainan
pembekuan darah (anemia bulan sabit, leukemi dan
emboli lemak), trauma perineum/genitalia, nerogen
(anestesi regional), keganasan, obat-obatan (alkohol,
psikotropik, antihipertensi) dan injeksi intrakavernosa
dengan zat vasoaktif
Kegagalan penis untuk melemas kembali ini dapat
terjadi karena : gangguan mekanisme veno-oklusi
(outflow) sehingga darah tak dapat keluar dari
jaringan erektil, atau akibat peningkatan aliran darah
ke jaringan erektil (inflow)
Low-flow Priapismus (statis=Ischemic) yaitu berupa
ereksi berkepanjangan dan diikuti rasa nyeri
High-Flow Priapismus (non-ischemic) yang sering
tanpa rasa nyeri dan prognosanya baik.
Akibat kegagalan hemodinamik pada korpora
kavernosa pertama-tama akan terjadi edem
jaringan pada interstitiel trabekula, yang
kemudian setelah 24 jam terjadi kerusakan dan
nekrosis sel-sel yang luas
Lebih dari 48 jam terjadi pembekuan darah dalam
kaverne dan destruksi endotel sehingga jaringan-
jaringan trabekel kehilangan daya elastisitasnya.
Pemeriksaan lokal akan dijumpai
batang penis yang tegang tanpa
disertai ketegangan pada glans penis
Adanya pulsasi a.kavernosa dengan
bantuan Doppler Sonografi
Analisa gas darah yang diambil
intrakavernosa dapat membedakan
jenis ischemic atau non ischemic.
Prinsip : sesegera mungkin mengeluarkan darah
yang ada di korpora kavernosa karena akan
memperberat kerusakan jaringan erektil yang
amat menentukan reversibilitas potensi seksual
penderita
Konservatif : dilakukan pada priapismus sekunder,
meliputi pemberian hidrasi yang baik, sedativa,
enema dengan es saline, kompres pada skrotum atau
penis, masase prostat dan epidural anestesi
Aspirasi dan irigasi intrakavernosa : aspirasi darah
intrakavernosa saja atau disusul irigasi zat adrenergik
yang diencerkan memberi respon yang sangat baik
pada priapismus akibat injeksi vasodilator
intrakavernosal. Dapat juga diberikan pada
priapismus spontan iskemik atau non iskemik derajat
ringan
Jalan pintas (shunting) dari kavernosa : tindakan
ini harus segera diperkirakan terutama pada
priapismus veno-oklusive (static) atau yang gagal
dengan terapi medikamentosa/aspirasi
mencegah timbulnya sindrom kompartemen yang
akan menekan a.kavernosa yang berakibat iskemi
korporal.
Pintas Korporo-Granular : melakukan pintas korpora
kavernosa dengan glans penis sehingga aliran darah
vena akan keluar dari korpora kavernosa dan
diharapkan aliran darah arterial akan kembali normal.
Pintas Korporo-Spongiosum : pada priapismus yang
terjadi beberapa hari, bagian distal kavernosum
sering menjadi fibrotik sehingga tak mungkin
mengalirkan darah dari kavernosum ke spongiosum
secara adekuat, sehingga perlu dilakukan pintas
disebelah proksimal.
Pintas Safeno-Kavernosum, dengan anestesi
dibuat 2 insisi yaitu diatas v. Safena dan pada
lateral basis penis. V. Safena dibebaskan dari
insersinya kedalam vena femoralis. Dibuat
terowongan subkutan antara v. Safena dengan
basis penis. V. Safena ditarik melalui terowongan
tersebut kemudian di anastomosekan dengan
jendela yang sudah dibuat pada tunika albuginea
korpus kavernosum dan dijahit jelujur 2
semisirkuler.
Quackles-cavernoso-spongiosal Shunt : dilakukan
insisi krura cavernosus 1 cm, evakuasi bekuan
darah sampai detumescent. Dan dilakukan
shunting krura cavernosus dengan korpus
spongiosum
Fraktur penis adalah ruptur tunika albugenia korpus
kavernosum penis yang terjadi pada saat penis dalam
keadaan ereksi
Rupture dapat disebabkan karena dibengkokkan
sendiri oleh pasien saat masturbasi, dibengkokkan
oleh pasangannya, atau tertekuk secara tidak
sengaja saat hubungan seksual penis jadi bengkok
(angulasi) dan timbul hematoma pada penis disertai
nyeri
Untuk mengetahui letak rupture, dilakukan
pemeriksaan foto kavernosografi memasukkan
kontras ke dalam korpus kavernosum dan
kemudian diperhatikan adanya ekstravasasi
kontras keluar dari tunika albugenia
Eksplorasi rupture dengan sayatan sirkumsisi,
kemudian dilakukan evakuasi hematoma
Selanjutnya dilakukan penjahitan pada robekan
tunika albugenia
Parafimosis prepusium penis yang diretraksi
sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan
pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis
dibelakang sulkus koronarius
Retraksi prepusium ke proksimal biasanya dilakukan
pada saat bersanggama/masturbasi atau sehabis
pemasangan kateter
Tidak dikembalikan secepatnya gangguan aliran
balik vena superfisial edema glans penis nyeri
dibiarkan nekrosis glans penis
Prinsip : mengurangi penile edema dan
mengembalikan prepusium ke posisi asli
Dikembalikan secara manual dengan teknik memijat
glans selama 3-5 menit
Menyuntikkan hyaluronidase ke dalam edematous
prepusium
Dilakukan dorsumsisi pada jeratan
Strangulasi penis terjeratnya penis oleh benda
ynag melingkar pada penis yang menyebabkan
gangguan aliran darah di distal penis edema
dan iskemik nekrosis
Penyebab jeratan logam, tutup botol, atau
karet yang biasa dipakai untuk memperlama
ereksi
Nyeri pada penis
Warna kehitaman
Edema di sekitar penis
Kulit penis terkelupas
Kesulitan saat BAK
Distensi kandung kemih
Grade Injuries
Grade I Edema of distal penis. No evidence of skin ulceration
or urethral injury
Grade II Distal edema, skin and urethral trauma, corpus
spongiosum compression, decreased penile
sensation.
Grade III Skin and urethral trauma, no distal sensation
Grade IV Separation of corpus spongiosum, urethral fistula,
corpus cavernosum compression, no distal sensation.
Grade V Gangrene, necrosis, or complete amputation of distal
penis
Melepaskan cincin logam
Memotong logam dengan gerinda atau gergaji
listrik. Saat memotong logam, penis harus dilindungi
dengan spatula agar tidak terluka atau terpotong
Melingkarkan tali pada penis di sebelah distal logam

Melakukan insisi pada penis yang telah


mengalami edema membuang cairan
logam dapat dikeluarkan

Anda mungkin juga menyukai