Anda di halaman 1dari 31

D IV KEPERAWATAN

MALANG
GIZI
DAN
PENYEMBUHAN LUKA
Disusun Oleh:

Herin Fidela Roosyidah (1601460006)


Siti Hasanah (1601460013)
Yulione Vicky Fajar (1601460020)
Nuri Annisa Faradila (1601460024)
Muhammad Ubaidillah Sulthoni (1601460027)
Viva Nurjanah (1601460030)
Hasrining Tri Suprapti (1601460034)
Muhammad Basori (1601460038)
Ika Linda Agustina (1601460039)
Nadya Eka Fauziyah (1601460040)
Emilia Dyah Novitasari (1601460044)
Pengertian Zat Gizi
Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan. Disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan
perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja
(Almatsier, 2002).

Makro karbohidrat, lemak, dan protein


GIZI
Mikro mineral dan vitamin
Menurut Sunita Almatsier, (2009: 3) Zat Gizi adalah ikatan kimia
yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu
menghasilkan energi, membangun, memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses jaringan. Gizi merupakan bagian
penting yang dibutuhkan oleh tubuh guna perkembangan dan
pertumbuhan dalam bentuk dan untuk memperoleh energi,
agar manusia dapat melaksanakan kegiatan fisiknya sehari-hari.
Menurut Rizqie Auliana (2001: 1) beberapa zat gizi dapat
dibuat oleh tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya harus
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi
yang diperlukan tubuh terdiri dari Karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 624) ada 6 jenis zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh.
1. Karbohidrat adalah satu atau beberapa senyawa kimia
termasuk gula, pati, dan serat yang mengandung atom C, H
dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi tubuh manusia, kalau yang didapat
belum 80% berasal dari karbohidrat.
2. Lemak adalah garam yang terjadi dari pernyatuan asam lemak
dengan alkohol organic yang disebut gliserol atau gliserin.
3. Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino,
tersusun atau atom-atom C, H, O dan N. Protein berasal dari
kata proteos yang berarti menduduki tempat pertama.
4. Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti:
pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari
mengkonsumsi bahan makanan.
5. Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil
untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara
keteraturan metabolisme.
6. Air merupakan komponen terbesar dari struktur tubuh manusia kurang
lebih 60-70% berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air sangat
diperlukan oleh tubuh terutama bagi yang melakukan olahraga atau
aktivitas berat. Serat makanan termasuk karbohidrat komplek yang tak
dapat dicerna, berperan untuk memelihara fungsi normal saluran cerna
Menurut Asmira Sutarto (1980: 10) secara umum fungsi zat
makanan adalah sebagai berikut:

1. Memberi bahan untuk membangun tubuh dan memelihara


serta memperbaiki bagian-bagian tubuh yang hilang dan
rusak.
2. Memberi kekuatan atau tenaga, sehingga kita dapat bergerak
dan bekerja.
3. Memberi bahan untuk mengatur proses-proses dalam tubuh.
4. Membangun dan memelihara tubuh.
Zat Gizi Yang Diperlukan Tubuh Dalam Mekanisme
Penyembuhan Luka

Protein Lemak Karbohidrat Zink


Protein
1. Glutamin :
Sebagai anti oksidan.
Untuk system imun.
Untuk penyembuhan luka.
Selama stees berguna agar kuman tidak masuk tidak masuk
Dalam dinding pembuluh darah sehingga tidak lisis.

2. Arginin:
Meningkatkan immune system di jaringan otot.
Pada masa critikal ill, arginine merupakan asam amino
esensial.
Penyembuhan luka dan memperbaiki jaringan dengan
meningkatkan cadangan kolagen.
Precursor untuk pembentukan prolin dan hidroxiprolin yang
berperan dalam sintesa kolagen.
Berperan dalam aktivasi fagositosis, meningkatkan respon
immune yang kesemuanya akan berperan dalam proses wound
healing.
Berperan dalam sintesi/produksi hormon anabolic seperti insulin,
growth factor hormon.
Menekan respon inflamasi kuman di usus, sehingga kuman
menjadi in active dan mencegah terjadi translokasi kuman
Mengurangi permeabilitas dinding usus/mencegah kebocoran
sehingga translokasi kuman terhambat.
Adanya anti inflamasi akan menekan pelepasan hormon stress
dan cytokine spt TNF alfa, IL 1, IL6 sehingga tidak menimbulkan
respon inflamasi.

3. BCAA :
Pada saat luka BCAA tidak perlu direkomendasikan dalam
kebutuhan nutrisi karena BCAA tidak berperan dalam proses
penyembuhan luka. Yang disebabkan oleh skin dan soff tissue
injury.
Lemak
1. Omega 3 :
Sebagai anti inflamasi dan dapat memperkuat sistem imun.
Sebagai vasodilator sehingga supply O2 dan nutrient dapat
beredar dengan lancar.
2. Omega 6 :
Tidak diberikan karena pro inflamasi.
Mengandung prostaglandin (PGE2) yg dpt menekan interferon
yg
Menyebabkan Px semakin sesak. Selain itu asam lemak omega
6 dpt meningkatkan inflamasi/peradangan dan dapat menekan
sistem immune dalam tubuh.
3. MCT :
Sebagai sumber energi.
Tidak mempengaruhi immune system.
Mudah diserap, tidak memerlukan garam empedu.
Tidak memerlukan karnitin sehingga lebih mudah diubah
menjadi energi.
Tidak disimpan, sehingg a tidak menyebabkan gemuk.
Tidak menyebabkan hiperlipidemia.
Diberikan bila tidak ada ketoacidosis, MCT selama masih
ketoacidosis akan memperberat kondisi acidosis metabolik.
Karbohidrat
Diperlukan untuk merangsang insulin
KH kompleks memperlambat release insulin
Secara tidak langsung KH berfungsi sebagai sparing effect dari
protein, sehingga tercipta nitrogen balance positif yang sangat
berperan dalam wound healing
Secara langsung KH berperan sebagai activator leucosit,
meningkatkan proliferasi sel, pembentukan fibroblas & energi
bagi aktivitas sel limposit yang kesemuanya sangat berperan
dalam wound healing.
Dibatasi karena kana semakin melibatkan sesak pada pasien
karena RQ pd KH tinggi (produksi C O2 lebih tinggi
dibandingkan dengan konsumsi O2
Zinc
Zinc merupakan zat gizi mikro yang bekerjasama dengan anti oksidan untuk
menangkap radikal bebas. Pada proses penyembuhan luka, saat terjadi
inflamasi terjadi peningkatan ros sehingga dibutuhkan antioksidan.
Supaya tidak terjadi atopic allergy:
Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
Pengaturan diet pada ibu : hindari makanan sperti kacang, telur, susu.
Apabila air susu ibu tidak kelar dapat menggunakan protein hidrolisa
formula.
Hidup bersih tapi jangan terlalu steril karena malah meningkatkan atopic
allergy.
Pola makanan dan minuman agar tidak atopic allergy:
ASI eksklusif 6 bln.
Memberikan PASI setelah bayi berumur 4-6 bln.
Jangan memberikan kacang sampai anak berumur 3 thn.
Protein hidrolisa formula bisa diberikan pada umur 5-6 bln.
Ibu perlu menghindari makanan penyebab allergy seperti kacang selama
menyusui.
Sistem imun yang aktif bekerja saat terjadi luka
bakar pada lengan adalah:

Non spesifik Spesifik


Kulit T-Lymposit
Mukosa pd kulit B-Lymposit
Makrofag Antibodi
Fagosit (immunoglobulin)
Leukosit
Lizozim enzim
Mekanisme Penyembuhan Luka
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Keadaan ini disebabkan oleh karena trauma benda tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik,
atau gigitan hewan.

Fase Inflamasi
Proses Penyembuhan Luka Fase Proliferasi
Fase Resorbsi
Fase inflamasi
Berlangsung sampai hari kelima. Akibat luka terjadi pendarahan, tubuh
akan berusaha menghentikannya dengan vasokontriksi, pengerutan
ujung pembuluh darah yang terputus atau reaksi hemostatis

Fase proliferasi
Berlangsung dari akhir masa inflamasi sampai kira-kira minggu ketiga.
Pada fase ini terjadi poliferasi dari fibloblast yang menghasilkan
mukopolisakarida, asam aminoglisin,a prolin yang akan mempertautkan
luka

Fase resorbsi (penyudahan)


Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan
kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi
dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk.
Fase Proses Gejala dan tanda
I Inflamasi Reaksi radang Dolor, rubor, kalor, tumor

Jaringan granulasi/kalus
tulang
II Proliferasi Regenerasi/fibroplasia
menutup;epitel/endotel/
mesotel

Pematangan dan
III Resorbsi Jaringan parut/fibrosis
perupaan kembali
Proses Penyembuhan Luka
1. Penyembuhan Sekunder atau Sanatio per Secundam
Intentioment
Penyembuhan Sekunder adalah proses penyembuhan luka
kulit tanpa pertolongan dari luar dan berjalan secara alami.
Luka akan terisi jaringan granulasi dan kemudian ditutup
jaringan epitel. Cara ini biasanya makan waktu cukup lama
dan meninggalkan parut yang kurang baik, terutama kalau
lukanya menganga lebar.
2. Penyembuhan Primer atau Sanatio per Primam Intentionem
Penyembuhan primer terjadi bila luka segera diusahakan bertaut,
biasanya dengan bantuan jahitan. Namun, penjahitan luka tidak
dapat langsung dilakukan pada luka yang terkontaminasi berat atau
tidak berbatas tegas. Luka yang compang-camping seperti luka
tembak, sering meninggalkan jaringan yang tidak dapat hidup pada
pemeriksaan pertama sukar dikenakan. Luka yang demikian
sebaiknya dibersihkan dan dieksisi (debridement) dahulu dan
kemudain dibiarkan selam 4 7 hari. Baru selanjutnya dijahit dan
akan sembuh secara primer. Cara ini umumnya disebut
penyembuhan primer tertunda.
Proses mekanisme penyempuhan sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi.
Asupan Nutrisi yang diperlukan sebagai berikut:
1. Protein.
Terjadi peningkatan kebutuhan akan protein saat terjadinya luka.
Peningkatan kebutuhan tersebut diperlukan untuk proses inflamasi, imun,
dan perkembangan jaringan granulasi. Protein utama yang disintesis
selama fase penyembuhan luka adalah kolagen.
2. Karbohidrat
Selama fase hipermetabolik, kebutuhan akan karbohidrat meningkat.
Kekurangan karbohidrat dalam tubuh menyebabkan penghancuran protein
untuk keperluan aktifitas seluler. Dengan kata lain, sedikitnya karbohidrat
berpeluang membuat semakin sedikitnya protein.
3. Lemak
Peran asam lemak esensial untuk penyembuhan luka untuk sintesis sel
baru.Kekurangan lemak tubuh dapat menunda penyembuhan luka.
Omega-3 polyunsaturated fatty acids (PUFAs) diketahui lebih bermanfaat
ketimbang omega-6 PUFAs. Omega-3s merupakan anti-inflamasi yang
berguna untuk penyembuhan luka, tetapi pemakaiannya dapat
menghambat pembekuan darah, sehingga dinilai merugikan.
4. Mineral
Mineral yang diketahui bermanfaat untuk penyembuhan luka ialah besi
dan seng. Besi berfungsi sebagai kofaktor pada sintesis kolagen, sehingga
defisiensi besi membuat penyembuhan luka tertunda. Seng juga berperan
dalam penyembuhan luka.
5. Vitamin
Vitamin B kompleks merupakan kofaktor sejumlah fungsi metabolik
termasuk penyembuhan luka. Selain vitamin B, yang berperan dalam
penyembuhan luka ialah vitamin K. Vitamin K merupakan kofaktor enzim
karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat (glu)
menjadi gamma-karboksiglutamat (gla).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai