Anda di halaman 1dari 26

PEDOFILIA

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kejahatan selalu saja berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan
manusia itu sendiri. Dimana kejahatan tersebut tidak memilih, baik itu laki-laki,
perempuan, tua-muda, kaya maupun miskin akan selalu mempunyai potensi di
dalam dirinya untuk melakukan suatu kejahatan.1

Anak kecil di tepi jalan sering kali menjadi korban dan perlakuan salah dari orang
dewasa. Eksploitasi penyimpangan seksual yang salah satunya adalah perlakuan
salah yang dilakukan orang dewasa terhadap anak-anak, yang kemudian disebut
dengan pedophilia kerap kali mereka alami. Anak laki-laki maupun perempuan
dapat menjadi korban kejahatan itu. Namun tak sedikit pula yang menjadi korban
merupakan tetangga atau saudara dari pelaku penyimpangan seksual tersebut.

Permasalahan mengenai eksploitasi seksual dan lebih khususnya adalah tentang


pedophilia akan diangkat dalam makalah ini. Dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia memang tidak ada satupun yang menyebutkan tentang
pedophilia(secara khusus).
Keintiman seksual pedofil dapat
Penderita Pedophilia bisa pria
dicapai melalui alat genital anak-
maupun wanita, begitu pula
anak, yakni dengan melakukan
dengan korbannya. Namun pada
penetrasi penis sebagian atau
umumnya para pedofil tersebut
keseluruhan terhadap alat genital
adalah pria.
anak

Dan terkadang anak sering dipaksa


untuk melakukan hubungan seks
dengan cara mengulum alat
kelamin pedofil / oral genital, atau
dengan cara memasukkan alat
kelamin si pelaku Pedophiliake
dubur korban / anal.
Batasan Pembahasan makalah ini dibatasi pada definisi, epidemiologi,
penyebab dan faktor resiko, dampak, dasar hukum, diagnosis,

Masalah penatalaksanaan, prognosis, dan contoh kasus pedofilia

Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan


pembaca mengenai definisi, epidemiologi, penyebab dan faktor resiko,
dampak, dasar hukum, diagnosis, penatalaksanaan, prognosis, dan
contoh kasus pedofilia serta sebagai salah satu syarat dalam menjalani
Penulisan kepaniteraan klinik di bagian psikiatri RSUP DR. M. Djamil, Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Metode Makalah ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk


ke berbagai literatur.
Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEDOFILIA
Definisi
Pedophilia berasal dari bahasa
Yunani: paidophilia; pais(anak-
anak) dan philia(cinta,
persahabatan). Jadi pedophilia
adalah cinta anak-anak.
Kelainan seksual berupa hasrat
ataupun fantasi impuls seksual
yang melibatkan anak di bawah
umur (berumur 13 tahun atau lebih
muda (anak pre-pubertas))
Sejumlah aktivitas seks yang
dilakukan oleh orang dengan
pedofilia sangat bervariasi,
mulai dari menelanjangi anak,
memamerkan tubuh mereka
pada anak, melakukan
masturbasi dengan anak, dan
bersenggama dengan anak
Penderita pedophilia tidak hanya dialami orang yang
belum mempunyai pasangan, tidak jarang para pelaku
tersebut adalah orang-orang yang sudah berkeluarga.
Orang-orang yang mempunyai kondisi ini disebut
pedofil (bahasa Inggris: pedophile). Sejumlah kecil
pedhofil, yang juga dapat diklasifikasikan sebagai
sadistis seksual atau nerkepribadian antisosial
(psikopatik), menyakiti objek nafsu mereka secara fisik
dan terkadang menyebabkan cedera serius.
Secara sekilas praktek pedophilia di Indonesia dianggap
sebagai bentuk perilaku sodomi. Akan tetapi kalau
dilihat lebih jauh sangatlah berbeda. Karena terkadang
penderita pedophilia bukan hanya dari kaum adam
tetapi juga menjangkit kaum hawa dan mereka tidak
hanya tertarik pada lawan jenis. Korbannya pun bisa
jadi anak laki-laki maupun perempuan.
PREVALENSI

Di antara kasus parafilia


yang dikenali, pedofilia
adalah jauh lebih sering
dibandingkan dengan
yang lainnya

Pedofilia lebih banyak


terjadi pada laki-laki
Prevalensi
Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga menemukan banyak aduan
kekerasan pada anak pada tahun 2010. Dari 171 kasus pengaduan yang
masuk, sebanyak 67,8 persen terkait dengan kasus kekerasan. Dan dari
kasus kekerasan tersebut yang paling banyak terjadi adalah kasus
kekerasan seksual yaitu sebesar 45,7 persen (53
kasus).
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat, jenis
kejahatan anak tertinggi sejak tahun 2007 adalah
tindak sodomi terhadap anak. Dan para pelakunya biasanya
adalah guru sekolah, guru privat termasuk guru ngaji, dan sopir pribadi.
Jenis
Karakteristik
pedofilia
Pedophilia Heteroseksual,
merupakan kelainan seksual
orang dewasa terhadap anak
dibawah umur, yang dalam Pedophilia bersifat obsesif
pelampiasan nafsunya
ditujukan pada jenis kelamin
yang berbeda.

PedophiliaHomoseksual, yaitu
memanipulir anak laki-laki
Pedophilia bersifat predatori
sebagai obyek pemuasan
hasrat seksualnya.
Faktor psikologis

Faktor
sosiokultural
Penyebab dan
Faktor Risiko Faktor
pendidikan dan
keluarga.

Faktor fisiologis
(biologis)
ETIOLOGI

Pedofilia seringkali
Penyebab dari menandakan
pedofilia belum ketidakmampuan
diketahui secara berhubungan
pasti dengan sesama
dewasa

Jadi bisa dikatakan


Kebanyakan
sebagai suatu
penderita pedofilia
kompensasi dari
menjadi korban
penyaluran nafsu
pelecehan seksual
seksual yang tidak
pada masa kanak-
dapat disalurkan
kanak.
pada orang dewasa
Dampak Pedofilia

Tidak adanya kecenderungan kepada orang dewasa.

Mempengaruhi kejiwaan.

Melemahkan kekuatan mental dan fisik.

Mempengaruhi kecerdasan otak.

Memunculkan kemurungan pada wajah.

Tidak adanya kepuasan seksual.


Dasar Hukum
Pasal 1 undang-undang no. 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak
Dan dalam pasal 82 dijelaskan pula hukuman
bagi pelaku penyimpangan seksual yang
menjadikan anak-anak sebagai obyek
pelampiasan nafsu seksualnya
DIAGNOSIS
Khayalan, dorongan seksual
atau perilaku menyebabkan
penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial,
pekerjaan atau fungsi penting
lainnya.
Selama waktu sekurangnya 6 bulan,
terdapat khayalan yang merangsang Orang sekurangnya berusia
secara seksual, dorongan seksual, atau 16 tahun dan sekurangnya
perilaku yang berulang dan kuat berupa berusia 5 tahun lebih tua dari
aktivitas seksual dengan anak pre- anak-anak yang menjadi
pubertas atau anak-anak (biasanya korban.
berusia 13 tahun atau kurang).

Pedofilia
(DSM-
IV)
PPDGJ III

F65.0 Fetishisme

F65.1 Transvestisme fetishistik

F65.2 Exhibisionisme

F65.3 Voyeurisme

F65.4 Pedofilia

F65.5 Sadomasokisme

F65.6 Gangguan preferasi sexual multiple

F65.8 Gangguan preferasi sexual lainnya

F65.9 Gangguan preferasi sexual YTT


Preferensi
Pedofilia jarang tersebut harus
pada perempuan berulang dan
menetap

Preferensi seksual Termasuk : laki-laki dewasa


terhadap anak-anak, yang mempunyai preferensi
biasanya prapubertas partner seksual dewasa, tetapi
atau awal masa pubertas, karena mengalami frustasi
baik laki-laki maupun yang kronis untuk mencapai
perempuan.
Pedofilia hubungan seksual yang
diharapkan, maka
kebiasaannya beralih pada
(PPGDJ III) anak anak sebagai pengganti.
TERAPI
Tidak ada pengobatan yang efektif
untuk pedofilia kecuali pedofil sendiri
bersedia terlibat dalam pengobatan.
Individu pedofilia dapat tersinggung
selama dalam psikoterapi aktif, saat
menerima pengobatan farmakologis,
bahkan setelah castration atau
pengembirian.

Pada saat ini pengobatan pedofil lebih


terfokus pada pencegahan pedofil
untuk melakukan pelecehan seksual
dari pada mengubah orentasi seksual
pedofil terhadap anak-anak.
PROGNOSIS

Prognosis baik jika pasien memiliki riwayat koitus di samping pedofilia

Jika pasien memiliki motivasi tinggi untuk berubah

Jika pasien datang berobat sendiri, bukannya dikirim oleh badan hukum
Contoh kasus
Babe Bunuh 7 Bocah, 3
Dimutilasi
Di usia 12 tahun, tidak pernah
Babe merantau mengalami
Dia mengaku
Babe sendirian ke mimpi basah
tiga korban Umur 21 tahun
ia terpaksa merupakan Jakarta dan seperti lazimnya
yang dia dinikahkan.
membunuh anak petani asal menjadi pria normal
dibunuhnya Tapi karena
karena bocah- Magelang yang gelandangan di maupun
dimutilasi, engak bisa
bocah itu sejak kecil selalu kawasan melakukan
sedangkan ereksi, dia ngak
menolak saat dimaki-maki Lapangan masturbasi. Dia
empat korban punya anak
hendak bodoh karena Banteng. Di hanya bisa
lainnya hanya hingga istrinya
disodomi. beberapa kali lapangan itu ereksi terhadap
dibunuh tanpa meninggal
tidak naik kelas menurut Babe, sesama jenis
dimutilasi
dia disodomi khususnya anak
paksa kecil
Pencabulan Andri
Sobarna alias Emon (24)
Hasil
Si Emon pemeriksaan dari usia 7 tahun
melakukan aksi psikologi tim sudah sering
dengan medis diketahui berfantasi porno. Hasil
mengiming- jika Emon sudah Emon pemeriksaan
imingi sejumlah mengalami mengetahui hal psikologi tim
88 anak kecil
uang. Beberapa penyimpangan porno dari film- medis diketahui
sudah menjadi
korban kini ada seksual sejak film di VCD. Saat jika Emon sudah
korban
yang luka di masih kecil. menggambar mengalami
pencabulan
bagian anusnya, Perilaku Emon anak kecilpun penyimpangan
lebih tragis juga berbeda Emon tidak seksual sejak
dikabarkan ada kala itu jika menyertakan masih kecil
satu korban dibandingkan hidung, hanya
meninggal dunia dengan anak mata dan mulut.
sebayanya.
Pelecehan seksual di JIS
Menurut keterangan Zainal
dan Virgiawan, meski tak Afriska juga melakukan
Adapun tersangka Afriska,
menyatakan sebagai kekerasan seksual terhadap
24 tahun, Rikwanto
pasangan homoseksual, Zainal ternyata pernah korban. "Kami masih
mengatakan, perempuan
keduanya kerap melakukan disodomi sebanyak 2 kali (5 mendalami timbal balik apa
itu bertugas memarahi,
hubungan seksual jika tak tahun dan 14 tahun) yang didapat Afriska dari
membuka baju, dan
ada siswa yang berhasil tersangka lainnya," kata
memukul korban.
dihalangi untuk kembali ke Rikwanto.
kelas

Agun nampaknya memiliki


nafsu seksual yang besar
Virgiawan dikenal sebagai
karena polisi menemukan
anak yang pendiam dan
isi flashdisk yang
tertutup
keseluruhannya berisi video
porno

Anda mungkin juga menyukai