Mineral Pe
Lelang r m IUP
Logam oh
on Eksplorasi
Mineral Bukan an
Permohonan
Logam
WUP WIUP IUP
Batuan Permohonan
n an
o ho
r m IUP Operasi
Ditetapkan oleh Menteri, Kecuali Batubara Lelang Pe Produksi
Mineral radioaktif Menteri
mendapat rekomendasi instansi
ketenaganukliran Peserta : 1 Pemohon 1 WIUP,
1. Badan Usaha Kecuali Badan Usaha
Ditetapkan oleh 2. Koperasi yang telah terbuka
Pemerintah sesuai 3. Perseorangan
kewenangannya. 4. Perusahaan Firma dan
Kecuali radioaktif Perusahaan Komanditer
WUP didelineasi berdasarkan data-data:
a. Formasi Pembawa Mineral dan Batubara (Badan Geologi dan instansi peneliti lainnya)
b. Potensi Mineral dan Batubara (Badan Geologi dan instansi peneliti lainnya)
c. Potensi Mineral Radioaktif (BATAN)
d. Eksisting KK, PKP2B, IUP dan IPR (DJMB dan Pemda)
e. Tata Guna Kawasan Hutan (Kem. Kehutanan)
f. Rencana Tata Ruang Nasional (Kem. Pekerjaan Umum)
WUP ditentukan berdasarkan ketersediaan data formasi pembawa dan potensi mineral dan
batubara dan/atau informasi geologi yang secara dominan terdapat komoditas tambang dan
merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan secara
berkelanjutan
Untuk menjamin kepastian hukum, kegiatan pertambangan (KK, PKP2B dan IUP) harus berada
dalam WUP yang merupakan Kawasan Peruntukan Pertambangan sesuai dengan rencana tata
ruang.
2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Sinkronisasi Kawasan Hutan dengan WUP, diharapkan tidak ada WUP pada kawasan konservasi
agar terdapat saling dukung kebijakan pemanfaatan lahan.
WILAYAH PERTAMBANGAN
Lingkup Wilayah Pertambangan
WIUP
Eksplorasi
WIPR
WPN WUPK
WIUP
Operasi Produksi
LAHAN
PERMUKAAN
TANAH
R
U
A
N
G
B
A DEPOSIT
W SUMBER DAYA MINERAL
A DAN ENERGI
H
T
A
N
A
H
7
WILAYAH PERTAMBANGAN (LANJUTAN)
LAHAN
PERMUKAAN
TANAH
R
U
A
N
G
B
A DEPOSIT
W
bussiness prospect
SUMBER DAYA MINERAL
A forDAN ENERGI
mining area
H
T
A
N
A
H
8
WILAYAH PERTAMBANGAN (LANJUTAN)
WILAYAH PERTAMBANGAN
INDUSTRI PEMUKIMAN
TATA
LAHAN
PKP2B
HUTAN
KONSERVASI WIUPK
KK WIUP
Batubara,
Au,Cu,Al,
Ni,Sn,Fe,
WIPR
Kws. HUTAN PERTANIAN/
LAUT
PERKEBUNAN
9
WILAYAH PERTAMBANGAN (LANJUTAN)
WILAYAH PERTAMBANGAN
INDUSTRI PEMUKIMAN
TATA
LAHAN
WUP
WPN PKP2B
HUTAN
KONSERVASI WIUPK
KK WIUP
WPN
Batubara, WUP
Au,Cu,Al,
Ni,Sn,Fe,
WPR
WIPR
Kws. HUTAN PERTANIAN/
LAUT
PERKEBUNAN
10
WILAYAH PERTAMBANGAN (LANJUTAN)
WUP
Kriteria WPN :
WPN tidak terikat dengan batasan administrasi
pemerintahan;
Memiliki singkapan geologi untuk mineral radioaktif,
WPN logam dan/atau batubara berdasarkan peta/data geologi
WIUPK 1 Mempunyai batas dengan koordinat geografis pada
sistim lembar peta rupa bumi Indonesia skala 1:250.000
dari Bakosurtanal;
Komoditi andalan meliputi batubara dan mineral logam:
Sn, Fe, Au, Ni, Cu dan Al serta mineral lain yang
dinyatakan strategis;
Mempunyai potensi sebagai pusat pertumbuhan
WUPK WIUPK 2 ekonomi;
Fungsi sebagai daerah konservasi dalam rangka
menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan;
Daerah-daerah dan/atau pulau-pulau yang berbatasan
dengan negara lain;
WIUPK 3 Terdiri dari satu atau lebih Wilayah Izin Usaha
Pertambangan Khusus (WIUPK);
WIUPK dapat berada di dalam dan/atau di luar kawasan
lindung.
13
II. PENYESUAIAN KP/SIPD/SIPR MENJADI IUP/IPR
1. Latar Belakang
Dengan terbitnya UU 22/1999 yang diamandemen menjadi UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah
(Pemda), Pemda (Bupati/Walikota/Gubernur)/Pemerintah sesuai kewenangan dapat menerbitkan izin KP.
Maka dalam periode 2000-2009 terdapat banyak KP (kuasa Pertambangan yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah
Dalam rangka penataan seluruh IUP yang diterbitkan oleh Pemda, maka berdasarkan UU
4/2009 dilaksanakan rekonsiliasi nasional IUP, yang terdiri dari inventarisasi, verifikasi dan
klasifikasi, sehingga akan dihasilkan sistem informasi IUP nasional yang komprehensif.
Kegiatan penataan IUP tersebut amat penting bagi optimalisasi target-target Pemerintah
(penerimaan negara, pengelolaan lingkungan, peningkatan nilai tambah, usaha jasa, tenaga
kerja, dll)
2. Dasar Hukum
Pasal 112 Ayat (4) :
Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat izin pertambangan rakyat, yang
diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum ditetapkannya Peraturan
Pemerintah ini tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhir serta wajib:
a. disesuaikan menjadi IUP atau IPR sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini
dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Pemerintah
ini dan khusus BUMN dan BUMD, untuk IUP Operasi Produksi merupakan IUP Operasi
Produksi pertama;
b. menyampaikan rencana kegiatan pada seluruh wilayah kuasa pertambangan sampai dengan
jangka waktu berakhirnya kuasa pertambangan kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
c. melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dalam jangka waktu paling lambat 5
(lima) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
B. Peningkatan KP PU ke KP Eksplorasi
Surat pengantar dari Gubernur/Bupati/Walikota kepada Dirjen Minerba dengan menyebutkan
perusahaan pemegang KP serta jenis permohonan peningkatan tahap kegiatan dengan melampirkan :
a. Surat permohonan
b. SK KP dari Gubernur/Bupati/Walikota (yang lama) lengkap dengan lampirannya
c. Peta Wilayah dan Batas Koordinat
d. Foto copy bukti pemenuhan kewajiban keuangan dan pelaporan
e. Surat persetujuan laporan akhir tahap kegiatan KP (PU atau Eksplorasi)
f. Surat persetujuan laporan FS (untuk KP Eksplorasi ke IUP Operasi Produksi)
g. Surat persetujuan AMDAL/UKL/UPL (untuk KP Eksplorasi ke IUP Operasi Produksi)
h. Berkas persyaratan administrasi, finansial dan teknis
3. Persyaratan Penyesuaian KP menjadi IUP (lanjutan)
Pada tanggal 3-6 Mei 2011 KESDM c.q Ditjen Minerba mengadakan Rekonsiliasi Nasional Data IUP
yang bertujuan untuk Penataan IUP yang diterbitkan Pemda seluruh Indonesia.
Pemda (Bupati/Walikota/Gubernur) menyampaikan seluruh IUP yang diterbitkan dilengkapi dengan
seluruh dokumen pendukungnya antara lain: SK IUP yang masih berlaku dengan lampiran peta dan
koordinat, tidak tumpang tindih, kewajiban keuangan, tidak masuk kawasan konservasi, dan
persetujuan AMDAL. Berdasarkan verifikasi dan klasifikasi, IUP dikelompokkan menjadi : IUP Clear
and Clean serta IUP Non Clean and Clear
4. PROSES PENATAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (lanjutan)
WILAYAH
USAHA PERTAMBANGAN Diselesaikan berdasarkan
kategori permasalahan
IUP Clear and Clean adalah IUP yang perizinannnya tidak bermasalah dan wilayahnya tidak
tumpang tindih sehingga dapat masuk dalam Wilayah Usaha Pertambangan.
IUP Non Clear and Clean adalah IUP yang perizinannya bermasalah dan/atau wilayahnya
tumpang tindih yang terinventarisasi terbagi atas 7 permasalahan.
7 permasalahan IUP Non Clear and Clean diselesaikan berdasarkan kategori permasalahan sehingga
setelah memenuhi syarat dapat menjadi IUP Non Clear and Clean
4. PROSES PENATAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (lanjutan)
2 Tumpang Tindih (TT) WIUP Tumpang tindih sama Kepmen ESDM 1603
sama komoditi komoditas tidak tahun 2003 tentang
diperbolehkan Pedoman
Pencadangan
Wilayah
3 Tumpang Tindih Beda Komoditas tambang lainnya PP 23 Tahun 2010
Komoditi bukan asosiasi mineral, Pasal 44, boleh
pemegang IUP memperoleh namun dengan
keutamaan dalam persyaratan
mengusahakan komoditas
tambang lainnya yang
ditemukan
5. PERMASALAHAN IUP NON-CNC (Lanjutan)