Anda di halaman 1dari 11

O Audit investigatif merupakan pengujian secara

mendalam untuk mencari kebenaran yang


terbukti atau tidak terbukti.
O Kegiatan audit investigatif mencakup
pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat
mendukung fakta yang dipermasalahan
O Semakin kecil selang antara waktu kejadian
tindak kejahatan dengan waktu untuk
merespon maka kemungkinan bahwa suatu
tindak kejahatan dapat terungkap akan semakin
besar
O Auditor menentukan apakah suatu tindak
kejahatan telah dilakukan atau tidak
O Auditor mengumpulkan fakta-fakta
O Bukti fisik merupakan bukti nyata.
O Penggunaan tenaga ahli
O Investigatif auditor harus selalu berusaha untuk
mengkonfirmasikan setiap pernyataan dan
keterangan yang diberikan oleh saksi
O Jika auditor mengajukan pertanyaan yang cukup
kepada sejumlah orang cukup, maka akhirnya ia akan
mendapatkan jawaban yang benar
O Auditor harus mempertimbangkan segala
kemungkinan untuk dapat memperoleh informasi
O Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan
bagian yang penting dalam audit investigatif.
Proses Audit Investigasi
1. Penelaahan Informasi Awal
pengumpulan informasi tambahan, penyusunan fakta dan proses kejadian,
penetapan dan penghitungan kerugian keuangan, dan penyusunan hipotesa awal

2. Perencanaan Pemeriksaan Investigasi


pengujian hipotesa awal, identifikasi bukti bukti, menentukan tempat atau sumber
bukti, analisa hubungan bukti dengan pihak terkait, dan penyusunan program
pemeriksaan investigasi

3. Pelaksanaan
pengumpulan bukti-bukti, pengujian fisik, konfirmasi, observasi, analisa dan
pengujian dokumen, interview, penyempurnaan hipotesa dan review kertas kerja
4. Pelaporan
unsur-unsur melawan hukum, fakta dan proses kejadian, dampak kerugian
keuangan akibat penyimpangan/tindak melawan hukum, sebab-sebab terjadinya
tindakan melawan

5. Tindak Lanjut
proses sudah diserahkan dari tim audit kepada pimpinan organisasi dan secara
formal selanjutnya diserahkan kepada penegak hukum.
Pemeriksaan
Konfirmasi
Fisik

Memeriksa
Dokumen
Menghitung
Kembali

Review

Menghitung
Kembali Meminta Penjelasan
Lisan atau Tertulis dari
Auditan
a. Analisa terhadap data yang tersedia.
Sebelum sebuah audit investigasi dilakukan, dimana
berkaitan dengan interview atau bentuk-bentuk
lanjutan dari investigasi, maka perlu dilakukan
analisa terhadap data yang ada untuk menentukan
data yang diketahui. Jika diperlukan audit
pendahuluan maka audit tersebut dilakukan terlebih
dahulu.

b. Menciptakan sebuah hipotesa.


O Yang dimaksud dengan hipotesis di sini adalah suatu
skenario kasar yang dibuat dari data-data yang
diperoleh. Dalam hal ini dibuatkan bentuk-bentuk
dugaan tindakan melawan hukum yang terjadi,
bagaimana terjadinya dan perkiraan pihak-pihak
yang terkait.

c.
Menguji Hipotesa.
O Yang dimaksud dengan menguji hipotesis adalah
membuat skenario bagaimana jika. Sebagai contoh
jika dalam sebuah bagian dari hipotesa, suatu
tindakan penyuapan dari bagian pengadaan dicurigai
terjadi, seorang auditor investigasi melakukan untuk
mendapat beberapa fakta-fakta:
1) Hubungan personal antara pembeli dan rekanan.
2) Kemampuan dari bagian pengadaan untuk
mengendalikan agar proses pengadaan memenangkan
rekanan tertentu.
3) Pelaksanaan pembelian terhadap barang yang
harganya mahal dengan kualitas yang rendah.
4) Pengeluaran-pengeluaran yang berlebih dari
kebutuhan oleh bagian pengadaan.
d. Menyempurnakan dan melakukan penyesuaian atas
Hipotesa.
Dalam melakukan pengujian terhadap hipotesa, Auditor
Investigasi seringkali menemukan bahwa fakta-fakta
yang ditemukan ternyata tidak bersesuaian dengan
skenario yang telah diperkirakan. Dalam hal ini, maka
skenario harus direvisi dan kemudian dilakukan
pengujian ulang, namun pada banyak kasus jika
kenyataanya fakta yang diproleh tidak sesuai dengan
skenario awal bisa saja menunjukkan hasil tidak dapat
membuktikan telah terjadi tindak pidana korupsi, atau
tidak dapat dibuktikan.
Aksioma menurut Tuanakotta adalah asumsi dasar yang begitu gamblangnya
sehingga tidak memerlukan pembuktian mengenai kebenarannya.

1. Fraud selalu tersembunyi.


Pihak-pihak yang terlibat menutup rapat-rapat kebusukan mereka. Metode
dalam menyembunyikan fraud tersebut begitu rapi sehingga pemeriksa fraud
atau investigator yang berpengalaman sekalipun dapat terkecoh.
2. Melakukan pembuktian timbal balik.
Seorang auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat bukti yang dapat
memberatkan seorang tersangka yang tidak pernah melakukan fraud. Dan
sebaliknya, auditor juga harus dapat mempertimbangkan apakah bukti yang
tidak memberatkan seseorang telah melakukan fraud.
3. Fraud terjadi merupakan kewenangan pengadilan untuk memutuskannya.
Dalam menyelidiki fraud, investigator hanya membuat dugaan mengenai
apakah seseorang bersalah atau tidak berdasarkan bukti-bukti yang telah
dikumpulkannya. Tetapi adanya suatu fraud yang terjadi dapat dipastikan jika
telah diputuskan oleh majelis hakim dan para jury di pengadilan.
O

Anda mungkin juga menyukai