Anda di halaman 1dari 113

ANGGOTA KELOMPOK 2:

LAPORAN
INGGIT LUTHFIA ZAHRA 201410330311012 HOME VISIT
LILIAN RAHMA ANANDA 201410330311014
WIBY FAHMI WIJAYA 201410330311018
SANTRI NINGTHIAS 201410410311015
DWI RIDHA NOVIANTI 20140104103110
DANIK WILUAJENG 201410410311219
IDENTITAS PENDERITA
1. Nama (Inisial) : Tn D 8. Pendidikan terakhir : SD tidak
2. Umur : 42 tahun tamat
3. Jenis Kelamin :L 9. Alamat lengkap : Jl. Sukun
Sidomulyo, RT 1 RW 7, Kelurahan
4. Agama : Islam
Tanjungrejo, Kecamatan Sukun,
5. Pekerjaan : Pemulung Kota Malang
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Jumlah Anak : 3 orang
IDENTITAS PASANGAN
PENDERITA
1. Nama (Inisial) : Ny H botol dan membuang label
2. Umur : 48 tahun 6. Status Perkawinan : Menikah
3. Jenis Kelamin :P 7. Jumlah Anak : 3 orang
4. Agama : Islam 8. Pendidikan terakhir : SD tamat
5. Pekerjaan : Bank 9. Alamat lengkap : serumah
Sampah, bagian membuka tutup dengan suami
INTERAKSI DALAM
KELUARGA
Hubungan Keterangan
Status Domisili
Nama Usia Keluarga Perkawinan
No Sex Pekerjaan (deskripsi lengkap) Serumah
(Inisial) (Bln/Th) (S, I, AK,
AA) (TK, K, J, D) Ya Tidak

Pemulung di tempat sampah,


1 Tn. D L 42 tahun S K 
bantaran sungai
Bank sampah bagian membuka tutup
2 Ny. H P 48 tahun I K 
botol dan membuang label
3 An. E L 22 tahun Pelayan di restoran AK TK 
4 An. Y L 15 tahun Siswa SMP AK TK 
5 An. Dw P 13 tahun Siswi SMP AK TK 
DATA DASAR KESEHATAN
Status Medis (Klinis) Tn. D
KU : mata merah berair, kabur, silau, rasa gatal dan panas daerah dahi disertai
mati rasa di sekitar dahi dan atas alis kiri.
Anamnesis :
RPS:
Awalnya tiba-tiba terasa nyeri di dahi yang menjalar ke bagian alis kiri, setelah nyeri selang
beberapa hari kemudian matanya merah seperti kelilipan, pasien berinisiatif beli insto dan antibiotik
(amoxan), tetapi tidak ada perubahan, kemudian pasien mencoba membeli rohto tapi tetap tidak ada
perbaikan, pasien mencoba memberi visine juga tidak memberikan hasil, pasien mencoba membeli cendo
xytrol tapi matanya juga tidak kunjung membaik, sampai pada akhirnya pasien berobat ke mantra lalu
diberi obat dan suntik di bokong, kondisi tidak kunjung membaik lalu pasien berobat ke puskesmas lalu
diberi obat seperti vitamin, kondisi pasien semakin parah akhirnya pasien berobat ke RST dr. Soepraoen
namun membayar sesuai pasien umum, karena tidak mampu dan ingin memanfaatkan kartu KIS

maka pasien berpindah tempat periksa ke RSI Aisyiyah, di RSI Aisyiyah pasien berobat ke dokter

kulit dan dokter mata, setelah dicek fungsi sensoris kulit dan dilaser, dokter mendiagnosis positif

Herpes. Lokasi mata yang sakit di mata kiri, kulit yang terasa panas dan gatal di dahi lalu menjalar

ke daerah alis kiri. Sakit dirasakan sejak 1,5 bulan yang lalu. Nyeri cenut-cenut di dahi. Nyeri

pasien tidak sampai mengganggu aktivitas, tapi pasien terhambat aktivitasnya akibat matanya

yang selalu silau ketika melihat cahaya, yang tampak hanya seperti bayangan merah. Pasien tidak

bisa melihat dengan fokus (memaksakan pandangannya) terlalu lama, karena akan sangat nyeri

pada matanya, nyeri pada mata akan berkurang dengan mengistirahatkan mata (melihat dengan

santai). Tidak ada keluhan penyerta.


RPD:

 7 tahun yang lalu: sakit paru-paru (nyeri di dada kanan), rawat jalan

 Jatuh karena kerja

 Pembuluh darah ke otak tersumbat sehingga tidak bisa jalan lurus (keseimbangan terganggu), makan

dan minum selalu muntah, sudah diterapi selama 2 bulan dan sembuh, tidak pernah kambuh lagi.

RPK: -

RPSos:

Aktivitas pasien tidur rata-rata 10 jam/hari, bekerja tidak menggunakan masker dan sarung tangan

saat bekerja, jarang makan siang atau hanya mengonsumsi roti di siang hari, merokok 12

batang/hari, mengonsumsi kopi 2 gelas/hari


Pem. Fisik :

GCS : 456

Kesadaran: Composmentis

Vital Sign:

Nadi : 100 x/menit

RR : 36 x/menit

Temp : 37,0 oC

Tensi : 100/70 mmHg


Kepala/Leher: A/I/C/D -/-/-/-, OD : dBN, OS : hiperemi, berair/nrocoh, nyeri tekan (+)

Thoraks: Inspeksi: Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris. Palpasi: Gerak nafas simetris, Fremitus

simetris. Perkusi: Sonor +/+. Auskultasi: vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Cor: S1S2 tunggal, Bising (-)

Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal. Palpasi: Supel (+), hepatosplenomegali (-),turgor baik. Nyeri

tekan (-). Perkusi: Tymphani (+). Auskultasi: Bising usus kesan normal

Ekstremitas: akral hangat seluruh ekstremitas, oedem (-), CRT < 2 dtk

Pem Penunjang : (-)


No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1 Visus - -
2 Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia
3 Gerakan Bola Mata Baik ke segala Baik ke segala arah
arah
Rima Okuli Sama lebar dan simetris
Margo Palpebra Tidak ada Ada sekret bening
sekret
4 Palpebra Superior Edema - -
Hiperemi - 
Pseudoptosis - -
Entropion - -
Ektropion - -
5 Palpebra Inferior Edema - -
Hiperemi - -
Entropion - -
Ektropion - -
6 Palpasi palpebra dBN Nyeri tekan, tidak
ada massa
7 Konjungtiva Palpebra Hiperemi - 
Superior Sikatrik - -
8 Konjungtiva Palpebra Hiperemi - 
Inferior Sikatrik - -
9 Konjungtiva Bulbi Injeksi - Mix injeksi
Konjungtiva
Injeksi Siliar - Mix injeksi
Massa - -
Edema - -
10 Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik - -
Benda Asing - -
11 Bilik Mata Depan Kedalaman Dalam Dalam
Hifema - -
12 Iris Warna Coklat Coklat
Bentuk Bulat, diameter Bulat, diameter
1,5cm 1,5cm
13 Pupil Bentuk simetris Bulat,simetris
Reflek Cahaya Normal Reflek (-)
Langsung
Reflek Cahaya Normal Reflek (-)
Tidak
Langsung
14 Lensa Kejernihan Jernih Jernih
Iris Shadow - -
15 TIO Palpasi dBN Nyeri tekan, tidak
ada massa,
konsistensi bola mata
padat kenyal
DATA DASAR KESEHATAN
Status Medis (Klinis) Ny. H
KU: Tidak ada
RPS:
• Tidak ada keluhan yang dirasakan
• BAB dan BAK lancar dbn.
RPD: -
RPK: -
Pmx Fisik:
Keadaan Umum: Baik; GCS 456
Vital Sign: TD: 120/90 mmHg, Nadi 82x/menit, RR 25x/menit, t: 37,5oC
Kepala/Leher: A/I/C/D -/-/-/-
Thoraks: Inspesksi: Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris. Palpasi: Gerak nafas
simetris, Fremitus simetris. Perkusi: Sonor +/+. Auskultasi: vesikular +/+, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Cor: S1S2 tunggal, Bising (-)
Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal. Palpasi: Supel (+), hepatosplenomegali (-
), Nyeri tekan (-). Perkusi: Tymphani (+). Auskultasi: Bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas: akral hangat seluruh ekstremitas, tidak didapatkan edema
DATA DASAR KESEHATAN
Status Medis (Klinis) An. E
KU: Tidak ada
RPS:
• Tidak ada keluhan yang dirasakan
• BAB dan BAK lancar dbn.
RPD: -
RPK: -
Pmx Fisik:
Keadaan Umum: Baik; GCS 456
Vital Sign: TD: 110/80 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 27x/menit, t: 36,5oC
Kepala/Leher: A/I/C/D -/-/-/-
Thoraks: Inspesksi: Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris. Palpasi: Gerak nafas
simetris, Fremitus simetris. Perkusi: Sonor +/+. Auskultasi: vesikular +/+, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Cor: S1S2 tunggal, Bising (-)
Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal. Palpasi: Supel (+), hepatosplenomegali
(-), Nyeri tekan (-). Perkusi: Tymphani (+). Auskultasi: Bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas: akral hangat seluruh ekstremitas, tidak didapatkan edema
DATA DASAR KESEHATAN
Status Medis (Klinis) An. Y
KU: Tidak ada
RPS:
• Tidak ada keluhan yang dirasakan
• BAB dan BAK lancar dbn.
RPD: -
RPK: -
Pmx Fisik:
Keadaan Umum: Baik; GCS 456
Vital Sign: TD: 120/80 mmHg, Nadi 87x/menit, RR 16x/menit, t: 37oC
Kepala/Leher: A/I/C/D -/-/-/-
Thoraks: Inspesksi: Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris. Palpasi: Gerak nafas
simetris, Fremitus simetris. Perkusi: Sonor +/+. Auskultasi: vesikular +/+, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Cor: S1S2 tunggal, Bising (-)
Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal. Palpasi: Supel (+), hepatosplenomegali
(-), Nyeri tekan (-). Perkusi: Tymphani (+). Auskultasi: Bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas: akral hangat seluruh ekstremitas, tidak didapatkan edema
DATA DASAR KESEHATAN
Status Medis (Klinis) An. Dw
KU: Tidak ada
RPS:
• Tidak ada keluhan yang dirasakan
• BAB dan BAK lancar dbn.
RPD: -
RPK: -
Pmx Fisik:
Keadaan Umum: Baik; GCS 456
Vital Sign: TD: 100/80 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 15x/menit, t: 37,5oC
Kepala/Leher: A/I/C/D -/-/-/-
Thoraks: Inspesksi: Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris. Palpasi: Gerak nafas
simetris, Fremitus simetris. Perkusi: Sonor +/+. Auskultasi: vesikular +/+, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Cor: S1S2 tunggal, Bising (-)
Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal. Palpasi: Supel (+),
hepatosplenomegali (-), Nyeri tekan (-). Perkusi: Tymphani (+). Auskultasi: Bising
usus (+) kesan normal
Ekstremitas: akral hangat seluruh ekstremitas, tidak didapatkan edema
UPAYA PERILAKU
KESEHATAN
UPAYA DAN PERILAKU
NO KOMPONEN URAIAN UPAYA & PERILAKU KETERANGAN
-
1 Promotif -
Pada saat bekerja menggunakan baju dan celana panjang, sepatu dan topi.
2 Preventif Rasional
Awalnya pasien berobat mandiri dengan membeli asam mefenamat, amoxan
dan obat tetes mata (visine  rohto  insto  cendo xytrol). Kemudian ke
mantri tidak kunjung sembuh, di mantra diberi obat dan disuntik im di
3 Kuratif Rasional
bokong. Kemudian pasien berobat ke puskesmas, diberi obat seperti vitamin.
Terakhir pasien berobat ke RST Dr. Supraoen dan dilanjutkan ke RSI Aisyiyah
Malang.
Istirahat cukup Rasional
4 Rehabilitatif
STATUS SOSIAL
Aspek: Aktivitas Sehari-hari
Tn. D
• Ibadah: Melakukan ibadah di rumah.
• Olahraga: Jalan pagi menggunakan sandal refleksi sejauh 20 m bolak-balik
• Rekreasi: Tidak pernah, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu.
• Sosial kemasyarakatan: berbincang bersama tetangga sekitar rumah dan di warung
• Pekerjaan: Sementara tidak bekerja (terkendala penyakitnya).

Ny. H
 Keseharian bekerja di bank sampah 08.00 WIB – 15.00 WIB.
 Ibadah : Melakukan ibadah di rumah terkadang di masjid pada waktu sholat maghrib.
 Olahraga: Tidak pernah.
 Rekreasi: Tidak pernah, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu.
 Sosial kemasyarakatan: berbincang dengan tetangga dan di tempat kerja.
An. E
 Keseharian bekerja di restoran jam 08.00 WIB – 18.00 WIB
 Ibadah: Melakukan ibadah di rumah atau di tempat kerja.
 Olahraga: jarang berolahraga.
 Rekreasi: Tidak pernah, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu.
 Sosial kemasyarakatan: berbincang bersama tetangga sekitar rumah dan di tempat kerja.

An. M
 Keseharian sekolah di SMP 19 Malang jam 06.30 WIB – 15.00 WIB
 Ibadah: Melakukan ibadah di rumah atau di sekolah.
 Olahraga: Setiap hari minggu sepakbola dan badminton dan jalan santai di CFD
 Rekreasi: Setiap hari minggu bermain dengan teman, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu
bersama keluarga
 Sosial kemasyarakatan: berbincang bersama tetangga sebaya di sekitar rumah.

An. D
 Keseharian sekolah di SMP 9 Malang jam 06.30 WIB – 15.30 WIB
 Ibadah: Melakukan ibadah di rumah atau di sekolah.
 Olahraga: Jarang berolahraga.
 Rekreasi: Setiap hari minggu bermain dengan teman, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu
bersama keluarga
 Sosial kemasyarakatan: berbincang bersama tetangga sebaya di sekitar rumah.
STATUS SOSIAL
Aspek: Status Gizi
Tn. D
BB: 55 kg, TB: 170 cm
IMT: 19, 03 kg/m2
 Makan : 3x/hari
 Menu makan:
Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur atau roti
Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
 Kebiasaan makan : makan di rumah, konsumsi kopi 2 gelas/hari
 Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai waktu
 Selera makan : pedas/asin
 Konsumsi makanan tertentu : Tidak ada
 Alergi makanan : tidak
 Lain-lain : Tidak ada
Ny. H An. E
BB: 66 kg, TB: 160 cm BB: 50 kg, TB: 168 cm
IMT : 25, 78 kg/m2 IMT : 17,73 kg/m2
• Makan : 3x/hari • Makan :3x/hari
• Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di • Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di
rumah, siang di tempat kerja rumah, siang di tempat kerja
Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
• Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai • Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai
waktu waktu
• Selera makan : Pedas / asin • Selera makan : Pedas / asin
• Alergi makanan : tidak • Konsumsi makanan tertentu : Tidak ada
• Makanan yang dihindari selama ini : tidak ada • Alergi makanan : tidak
• Lain-lain : Tidak ada • Makanan yang dihindari selama ini :tidak ada
• Lain-lain : Tidak ada
An. M An. Dw
BB: 50 kg, TB: 170 cm BB: 45 kg, TB: 155 cm
IMT : 17,3 kg/m2 IMT : 18,75 kg/m2
• Makan : 3x/hari • Makan : 3x/hari
• Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di • Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di
rumah, siang di sekolah dengan bekal rumah, siang di sekolah dengan bekal
Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
• Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai • Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai
waktu waktu
• Selera makan : Pedas / asin • Selera makan : Pedas / asin
• Alergi makanan : tidak • Alergi makanan : tidak
• Makanan yang dihindari selama ini : tidak ada • Makanan yang dihindari selama ini : tidak ada
• Lain-lain : Tidak ada • Lain-lain : Tidak ada
STATUS SOSIAL
Aspek: Pekerjaan
Tn. D: Sementara tidak bekerja (terkendala penyakit), ketika sehat bekerja sebagai
pemulung
Ny. H: Bekerja di bank sampah
An. I : Bekerja di restoran
An. M : Pelajar
An. D : Pelajar
STATUS SOSIAL
Aspek: Jaminan Kesehatan
SKM dari Dinas Kesehatan dan KIS
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Fisik
• Luas bangunan 5 x 5 meter 2 lantai
• Jenis dinding terbanyak: Tembok
• Jenis lantai terluas: Semen
• Sumber penerangan utama: Listrik
• Perbandingan ventilasi: Ventilasi kurang, hampir setiap kamar tidak
memiliki jendela yang langsung menghadap luar rumah
• Pencahayaan: Cukup
• Sarana MCK Pribadi: terdapat 1 MCK
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Biologi, Kimia, Sosial, Psikologi

Biologi Tidak memiliki hewan peliharaan


Kimia SPAL: Selokan kecil di depan rumah aliran kurang lancar
Sumber air minum: Galon, kadang air sumur dimasak (sumur umum)
Pasien dan anak pertama merokok

Sosial Komunikasi antar anggota keluarga baik dan sangat dekat, sering berbincang bersama
Budaya Hubungan kemasyarakatan sekitar terjalin baik dengan tetangga sekitar
Psikologi Pasien (Tn D) merupakan pribadi yang cukup terbuka, komunikatif dan mempunyai keinginan
kuat untuk sembuh.
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Ekonomi

Luas tanah / rumah, status kepemilikan Luas tanah 5x5 meter. luas rumah 5x5 meter. Status
kepemilikan tanah : milik pemerintah.
Fasilitas & pemilikan barang rumah tangga Perabot rumah tangga milik pribadi
Tingkat pendapatan keluarga : a. Penghasilan utama keluarga didapatkan Ny.H yang
a. Penghasilan utama (asal, besaran & bekerja sebagai karyawan bank sampah dan An. I
keajegan) sebagai pegawai di restoran. Penghasilan Ny. H adalah
b. Penghasilan tambahan (asal, besaran & 1.500.000/bulan dan An. E adalah 1.000.000/bulan
keajegan)Penghasilan lain (asal & b. Penghasilan tambahan (-)
besaran)
Pengeluaran rata- a. Secara umum keluarga membutuhkan Rp 30.000 untuk keperluan makan perhari
rata tiap bulan : sehingga rata-rata membutuhkan Sekitar Rp 900.000 perbulan.
a. Bahan b. Untuk kebutuhan di luar bahan makanan :
makanan: - Listrik : Rp 110.000/bulan
b. Diluar bahan - Sekolah : uang saku sekolah 2 anak masing-masing Rp. 7000/hari = Rp. 410.000/
makanan: bulan
- Kredit motor = Rp. 900.000
- Air  menggunakan sumur sanyo bersama sehingga tidak ada pengeluaran
- Telekomunikasi  pulsa Rp.50.000/bulan
- Transportasi  Bensin Rp. 60.000/bulan
- Kesehatan  gratis karena menggunakan KIS
- Sosial  tidak mengikuti arisan, membayar iuran RT Rp.5.000/bulan
- Pakaian  tidak selalu belanja per bulan
Sisa Penghasilan : Rp.65.000,-
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Ergonomi

Pasien banyak beraktivitas dengan berdiri, berjalan, dan


membungkuk.
DIAGNOSTIK HOLISTIK
Aspek 1: Personal
KU : mata merah berair, kabur, silau, rasa gatal dan panas daerah dahi disertai
mati rasa di sekitar dahi dan atas alis kiri.
Ketakutan : takut semakin memburuk hingga tidak bisa melihat seperti sedia kala
Harapan : mata bisa sembuh seperti sedia kala, tidak masalah kulit tidak sembuh
asalkan mata bisa sembuh total
Aspek 2: Klinis
Diagnosis Klinis : B02.32: Zoster Iridocyclitis
Diagnosis Banding: B00.1: Herpesviral Vesicular Dermatitis
Aspek 3: Faktor Internal

1. Jam kerja yang berlebihan (08.00-18.00) melebihi batas jam kerja maksimal selama 8 jam/hari

menyebabkan kelelahan sehingga imunitas menurun.

2. Merokok 12 batang/hari setiap hari

3. Konsumsi kopi 2 gelas/hari setiap hari

4. Asupan nutrisi sehari-hari tidak optimal, dilihat dari menu makanan sehari-hari (Pagi: nasi, tahu/tempe,

sayur. Siang: nasi, tahu/tempe, sayur atau roti. Malam: nasi, tahu/tempe, sayur).

5. Tidak menggunakan APD (masker, sarung tangan, sepatu boot) saat bekerja, melainkan hanya

menggunakan topi, baju lengan panjang, celana panjang, dan sepatu).


Aspek 4: Faktor Eksternal

1. Lingkungan tempat bekerja tidak bersih (tempat sampah, bantaran sungai)

2. Kondisi rumah masih dalam tahap pembangunan sehingga banyak debu.

3. Kondisi perekonomian yang sangat minim, dengan penghasilan pasti Rp. 30.000,-/hari.

Aspek 5: Fungsi Sosial

Tingkat tiga, karena pasien masih dapat melakukan aktivitas dasar secara mandiri namun pasien tidak

bisa melakukan pekerjaan ringan diluar ruangan atau dengan penerangan yang terang karena kondisi

matanya yang kabur dan silau.


PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF
Promotif:
• Mengkonsumsi makanan dengan gizi optimal agar imunitas bertambah
• Mengurangi jam kerja yang berlebihan, istirahat cukup
• Sosialisasi kebersihan tempat kerja dan penyakit akibat kerja di lingkungan

Preventif:
• Menggunakan APD yang layak pada saat bekerja sebagai sarana perlindungan diri
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
• Tidak menyentuh selaput basah (mata, mulut) setelah terpapar sampah
Kuratif:
Rawat bersama dokter spesialis mata dan dokter spesialis kulit dan kelamin
• Acyclovir 5x 800mg selama 7-10 hari (1 tab 400mg)
• Acyclovir eye ointment- Cendo Hervis 5x oles per hari sampai kering
• Cendo Xytrol tetea mata 1-2 tetes 4-6x sehari
• Asam mefenamat 500mg 2x sehari diminum setelah makan
• Amitriptylin 75mg/ hari dosis tunggal menjelang tidur malam

Rehabilitatif:
 Istirahat cukup
 Tertib minum obat sesuai petunjuk dokter
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varisela Zoster yang
menyerang kulit dan mukosa. (Handoko, 2009:112).

Kondisi ini memberikan gambaran yang mencolok, dengan vesikel, bula,


krusta, yang berbatas tegas di area tubuh. Herpes zoster dapat muncul dimana saja.
Namun, lebih sering pada daerah wajah dan sekitar mata (herpes zoster
optalmika). Beberapa komplikasi yang serius dapat terjadi bila terdapat di daerah
sekitar mata (Michael,2008:193).
Simtoma Herpes Zoster Opthalmic
Tanda awal dari Herpes Zoster Opthalmic adalah :

 Nyeri dan parestesia

 Gatal, kesemutan, rasa terbakar, sampai yang berat, nyeri yang sangat dalam.

 Sakit mata, mata merah, penurunan visus dan mata berair.

 Biasanya diikuti juga dengan gejala konstitusional seperti nyeri kepala, malaise, dan demam, dan berkembang menjadi
ruam dalam 5 hari.

 Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang
eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat menjadi pustul dan krusta.
Kadang – kadang vesikel mengandung darah dan disebut dengan herpes zoster hemoragik. Dapat pula timbul infeksi
sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.(Oxman, 2008:192).
Etiologi Herpes Zoster Optalmika

Herpes zoster optalmika disebabkan oleh reaktivasi dari virus


cacar air (varisela zoster) pada orang yang pernah terserang

virus ini sebelumnya. (Jarratt, 1996:131-133).


DATA DASAR KESEHATAN
Status Medis (Klinis) Tn. D

KU : mata merah berair, kabur, silau, rasa gatal dan panas daerah dahi disertai

mati rasa di sekitar dahi dan atas alis kiri.

Anamnesis:

RPS:

Awalnya tiba-tiba terasa nyeri di dahi yang menjalar ke bagian alis kiri, setelah nyeri selang beberapa hari kemudian
matanya merah seperti kelilipan, pasien berinisiatif beli insto dan antibiotik (amoxan), tetapi tidak ada perubahan, kemudian pasien
mencoba membeli rohto tapi tetap tidak ada perbaikan, pasien mencoba memberi visine juga tidak memberikan hasil, pasien
mencoba membeli cendo xytrol tapi matanya juga tidak kunjung membaik, sampai pada akhirnya pasien berobat ke mantra lalu diberi
obat dan suntik di bokong, kondisi tidak kunjung membaik lalu pasien berobat ke puskesmas lalu diberi obat seperti vitamin, kondisi
pasien semakin parah akhirnya pasien berobat ke RST dr. Soepraoen
namun membayar sesuai pasien umum, karena tidak mampu dan ingin memanfaatkan kartu KIS maka pasien berpindah

tempat periksa ke RSI Aisyiyah, di RSI Aisyiyah pasien berobat ke dokter kulit dan dokter mata, setelah dicek fungsi

sensoris kulit dan dilaser, dokter mendiagnosis positif Herpes. Lokasi mata yang sakit di mata kiri, kulit yang terasa panas

dan gatal di dahi lalu menjalar ke daerah alis kiri. Sakit dirasakan sejak 1,5 bulan yang lalu. Nyeri cenut-cenut di dahi.

Nyeri pasien tidak sampai mengganggu aktivitas, tapi pasien terhambat aktivitasnya akibat matanya yang selalu silau

ketika melihat cahaya, yang tampak hanya seperti bayangan merah. Pasien tidak bisa melihat dengan fokus (memaksakan

pandangannya) terlalu lama, karena akan sangat nyeri pada matanya, nyeri pada mata akan berkurang dengan

mengistirahatkan mata (melihat dengan santai). Tidak ada keluhan penyerta.


RPD:

 7 tahun yang lalu: sakit paru-paru (nyeri di dada kanan), rawat jalan

 Jatuh karena kerja

 Pembuluh darah ke otak tersumbat sehingga tidak bisa jalan lurus (keseimbangan terganggu), makan dan minum selalu muntah,

sudah diterapi selama 2 bulan dan sembuh, tidak pernah kambuh lagi.

RPK: -

RPSos:

Aktivitas pasien tidur rata-rata 10 jam/hari, bekerja tidak menggunakan masker dan sarung tangan saat bekerja, jarang makan

siang atau hanya mengonsumsi roti di siang hari, merokok 12 batang/hari, mengonsumsi kopi 2 gelas/hari
Pem. Fisik :

GCS : 456

Kesadaran : Composmentis

DATA HASIL PEMERIKSAAN


Vital sign
Parameter Hasil Nilai (Hasil Nilai Normal Tanggal Tempat pemeriksaan
Pemeriksaan) Pemeriksaan

Nadi 100 x/menit 80-100x/menit 25/10 Di rumah pasien

RR 36 x/menit 18-20 x/menit 25/10 Di rumah pasien

Temp 37,0 oC 37 ± 0,50C 25/10 Di rumah pasien

Tensi 100/70 mmHg 120/80 mmHg 25/10 Di rumah pasien

Kepala/Leher: A/I/C/D -/-/-/-, OD : dBN, OS : hiperemi, berair/nrocoh, nyeri tekan (+)


Thoraks: Inspeksi: Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris. Palpasi: Gerak nafas simetris, Fremitus simetris. Perkusi: Sonor +/+. Auskultasi: vesikular +/+,
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor: S1S2 tunggal, Bising (-)
Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal. Palpasi: Supel (+), hepatosplenomegali (-),turgor baik. Nyeri tekan (-). Perkusi: Tymphani (+). Auskultasi: Bising
usus kesan normal
Ekstremitas: akral hangat seluruh ekstremitas, oedem (-), CRT < 2 dtk
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keluarga (Ayah,ibu, ......) Riwayat Penyakit

Istri Pegal linu

Anak Alergi Dingin

RIWAYAT ALERGI (Tidak ada)


LIFE STYLE PASIEN

Life Style Keterangan


Kebiasaan Makan (Makanan berlemak, fast food, minuman Jarang makan siang atau hanya mengkonsumsi roti di siang
bersoda, dll) hari
Kebiasaan merokok 12 batang/hari
Kebiasaan tidur Pasien tidur rata-rata 10 jam/hari
Pola kebersihan pasien -
Kebiasaan olahraga Jarang
Lainnya Saat bekerja tidak menggunakan masker dan sarung tangan
saat bekerja
OBAT ANTIVIRAL ANALGETIK KORTIKOSTEROID OBAT TOPIKAL

Pemberian antiviral sistemik direkomendasikan untuk pasien sebagai berikut :


1. Infeksi menyerang bagian kepala dan leher, terutama mata (herpes zoster oftalmikus). Bila tidak diterapi dengan baik, pasien dapat mengalami keratitis
yang akan menyebabkan penurunan tajam penglihatan dan komplikasi ocular lainnya.
2. Pasien berusia lebih dari 50 tahun.
3. Herpes zoster diseminata (dermatom yang terlibat multipel) direkomendasikan pemberian antiviral intravena.
4. Pasien yang imunokompromais seperti pada pasien HIV, pasien kemoterapi, dan pasca transplantasi organ. Pada pasien HIV, terapi dilanjutkan hingga
seluruh krusta hilang untuk mengurangi risiko relaps
5. Pasien dengan dermatitis atopik berat
Antiviral yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir. Obat yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir
yang mempunyai waktu paruh eliminasi yang lebih lama sehingga cukup diberikan 3x250 mg sehari. Obat – obat tersebut diberikan dalam 3 hari
pertama sejak lesi muncul (Handoko, 2010).
Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari (Handoko, 2010), paling lambat dimulai 72 jam setelah
lesi muncul berupa rejimen yang dianjurkan (Habif, 2010).

PENATALAKSANAAN
OBAT ANTIVIRAL ANALGETIK KORTIKOSTEROID OBAT TOPIKAL

Menurut FDA, obat pertama yang dapat diterima untuk nyeri neuropatik pada neuropati perifer diabetik dan neuralgia pasca herpetik
adalah pregabalin. Obat tersebut lebih baik daripada obat gaba yang analog ialah gabapentin, karena efek sampingnya lebih sedikit, lebih
poten (2-4 kali), kerjanya cepat, serta pengaturan dosisnya lebih sederhana. Dosis awalnya ialah 2x75 mg sehari, setelah 3-7 hari bila
responnya kurang dapat dinaikkan menjadi 2x150 mg sehari. Dosis maksimumnya ialah 600 mg sehari. Efek samping obat ini ringan,
berupa dizzines dan somnolen yang akan menghilang sendiri (Handoko, 2010).
Obat lain yang dapat digunakan adalah anti-depresi trisiklik, misalnya notriptilin dan amitriptilin. Dosis awal amitriptilin adalah 75 mg
sehari, kemudian ditinggikan sampai timbul efek terapeutik, biasanya 150-300 mg sehari. Dosis notriptilin ialah 50-150 mg sehari
(Handoko, 2010). Selain obat-obatan tersebut, asam mefenamat juga dapat digunakan dengan dosis 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3
kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul.

PENATALAKSANAAN
OBAT ANTIVIRAL ANALGETIK KORTIKOSTEROID OBAT TOPIKAL

Indikasi pemberian kortikosteroid ialah sindrom Ramsay Hunt. Pemberian harus sedini mungkin untuk
mencegah terjadinya paralisis. Diberikan prednison dengan dosis 3 x 20 mg sehari, setelah seminggu dosis
diturunkan bertahap. Dengan dosis prednison setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik
digabung dengan obat anti viral. Dikatakan kegunaanya mencegah fibrosis ganglion (Handoko RP, 2010).

PENATALAKSANAAN
OBAT ANTIVIRAL ANALGETIK KORTIKOSTEROID OBAT TOPIKAL

Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan
tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan
kompres terbuka. Jika terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik (Handoko, 2011).
Terapi topikal seperti krim EMLA, lidokain patches, dan krim capsaicin dapat digunakan untuk
neuralgia paska herpes. Solutio Burrow dapat digunakan untuk kompres basah. Kompres diletakkan selama
20 menit beberapa kali sehari, untuk maserasi dari vesikel, membersihkan serum dan krusta, dan menekan
pertumbuhan bakteri. Solutio Povidoneiodine sangat membantu membersihkan krusta dan serum yang muncul
pada erupsi berat dari orang tua. Acyclovir topikal ointment diberikan 4 kali sehari selama 10 hari untuk
pasien imunokompromais yang memerlukan waktu penyembuhan jangka pendek (Habif, 2010).

PENATALAKSANAAN
DATA SWAMEDIKASI
Tersedia kotak obat dirumah: (Tidak )

Efek
Kandu Tempat Cara sampi Beli
Golongan Nama Tanggal
ngan Indikasi Jumlah satuan penyim minum ng yg diapotek/warun
Obat merk obat kedaluarsa
obat panan obat munc g/dll
ul
Pengobatan infeksi
karena strain bakteri Sesudah
gram positif dan gram
negatif yang rentan. makan,
Tidak
Tetracy Oftalmik: Profilaksis penggunaa
neonatorium ophthalmia; meras
cline Pengobatan infeksi Tidak Tidak n setiap ada
Antibiotik. Supertetra 250 mg, Kapsul akan Di Apotek
HCl 250 okular superfisial karena diketahui Ada luka, Beli
organisme rentan. apapu
mg Topikal: Pengobatan satuan
n
akne vulgaris; profilaksis sudah 5x
infeksi dalam luka kecil,
luka, luka bakar, dan pakai.
lecet.
Efek Beli
Golongan Nama merk Kandung Jumlah Tanggal Tempat Cara minum
Indikasi samping yg diapotek/warung
Obat obat an obat satuan kedaluarsa penyimpanan obat
muncul /dll

Pengobatan struktur telinga,


hidung, tenggorokan, GU, kulit
dan kulit, saluran pernapasan Tidak ada Tidak
Amoxic 1x sehari,
bagian bawah, dan infeksi Tidak tempat merasak
Antibiotik Amoxan illin gonore akut tanpa komplikasi
5 kapsul sesudah Di apotek
diketahui penyimpan an apa-
500 Mg yang disebabkan oleh strain makan
an apa
organisme spesifik yang
rentan.
Dexameth  Kondisi radang pada
Lain- Cendo asone mata yang disertai oleh
Tetes Tidak Tidak ada Sehari 1-2 Rasa Di Apotek
sodium infeksi oleh bakteri
lainnya. Xitrol mata diketahui tempat tetes gatal
phosphate tertentu.
1 mg atau  Uveitis anterior kronis menyimpa pada
0.1 % dan luka pada kornea
mata yang disebabkan nan area
Neomycin
oleh iritasi oleh bahan
sulphate mata
kimia, radiasi, panas,
setara
dan benda-benda asing.
neomycin
 inflamasi segmen
base 3.5
anterior yang disertai
mg
infeksi.
polymixin
B sulphate
6.000 IU
Efek
Tempat
Nama merk Kandunga Tanggal Cara minum samping Beli
Indikasi Jumlah satuan penyimpan
obat n obat kedaluarsa obat yg diapotek/warung/dll
an
muncul
Vicin Polietilen Tetes mata, 6 Ml Tidak diketahui Tidak ada 1-2 tetes perhari Tidak Di apotek
meredakan mata merah
Glikol 400 1%,
tempat merasakan
karena iritasi ringan,
menyimpana apapun
Gliserin 0.2%,
meredahkan mata kering n
Hidroksipropil karena iritasi lanjut.
Metil selulosa
0.2%

Rohto Nafazolin akibat iritasi ringan yang disebabkan Tetes mata Tidak diketahui Tidak ada Di teteskan jika Tidak Diapotek
HCl 0,012% oleh debu, asap, cuaca dingin, berenang tempat mata terasa tidak merasakan
dll menyimpana nyaman apapun
n

Insto Tetrahydrozol Mengatasi kemerahan dan rasa perih di Tetes Mata Tidak diketahui Tidak ada Diteteskan pada Tidak Di apotek
mata yang disebabkan oleh iritasi ringan
ine HCI tempat bagian mata yang merasakan
katena debu, asap, angin, dan setelah
0,05%b/v. berenang. penyimpana perih apapun
n
Benzalkoniu
m chloride
0,01%b/v.
Daun soro tidak ada tidak Dipetik didekat rumah
merasakn
apapun
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Pengobatan infeksi karena strain bakteri gram positif dan gram negatif yang rentan. pengobatan Rickettsia,
pneumonia Mycoplasma; infeksi klamidia termasuk pengobatan trachoma; pengobatan infeksi yang rentan
saat penisilin dikontraindikasikan; pengobatan amebiasis usus akut. Oftalmik: Profilaksis neonatorium
ophthalmia; Pengobatan infeksi okular superfisial karena organisme rentan. Topikal: Pengobatan akne
vulgaris; profilaksis infeksi dalam luka kecil, luka, luka bakar, dan lecet.

Supertetra (tetracycline HCl) A to Z


Drug Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Hipersensitivitas terhadap tetrasiklin atau komponen apapun; Penggunaan mata adalah


kontraindikasi pada keratitis herpes simpleks epitel, penyakit jamur pada struktur okular
dan setelah pengangkatan senyawa kornea.

Supertetra (tetracycline HCl) A to Z


Drug Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

PERORAL :
DEWASA: 1-2 g sehari dalam 2-4 dosis yang sama.
ANAK> 8 Tahun: PO 25-50 mg / kg dalam 4 dosis yang sama.

Infeksi Gonococcal Akut


DEWASA: PO 1,5 g awalnya, kemudian 500 mg q 6 jam sampai total 9 g.

Sipilis
DEWASA: PO 30-40 g dalam dosis terbagi rata selama 10-15 hari.

Klamidia
DEWASA: PO 500 mg qid minimal 7 hari.
Infeksi okuler
DEWASA: Infeksi akut mata: 1-2 gtt q 15-30 min awalnya atau salep 0,5 inci q 3-4 jam;
Infeksi sedang: 1-2 gtt 4-6 kali sehari atau 0,5-inci salep tiduran.

Pencegahan Neonatorium Ophthalmia


NEONATES: Ophthalmic 0.5-inch salep ke mata sekali.
Jerawat vulgaris DEWASA: Topikal Terapkan am dan pm 1-4 kali sehari ke daerah yang terkena dampak. PO 125-500 mg sekali sehari.
Supertetra (tetracycline HCl) A to Z
Drug Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

CV: Perikarditis. DERM: Ruam; urtikaria; fotosensitivitas. GI: Diare; mual; muntah; sakit perut atau
ketidaknyamanan; anoreksia; tinja yang besar dan longgar; sakit tenggorokan; glossitis; anoreksia. GU:
Peningkatan BUN. HEMA: anemia hemolitik; trombositopenia; neutropenia HEPA: Meningkatnya hasil tes
fungsi hati. LAINNYA: Hipersensitivitas, termasuk anafilaksis; reaksi lokal (misalnya sensasi menyengat atau
terbakar dengan aplikasi topikal).

Supertetra (tetracycline HCl) A to Z


Drug Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Kehamilan: Hindari selama kehamilan. Laktasi: Ekskresi dalam ASI. Anak-anak: Hindari pada anak-anak <8
thn karena pembentukan tulang yang tidak normal dan perubahan warna pada gigi mungkin terjadi. Produk
kedaluwarsa: Jangan gunakan karena produk degradasi sangat nefrotoksik. Penggunaan mata: Dapat
menghambat penyembuhan epitel kornea. Pseudotumor cerebri (hipertensi intrakranial jinak): Telah
dilaporkan pada orang dewasa. Manifestasi biasa adalah sakit kepala dan penglihatan kabur. Kerusakan ginjal:
Akumulasi berlebihan dapat terjadi pada pasien dengan kerusakan ginjal, yang mengakibatkan toksisitas hati;
Pengurangan dosis mungkin diperlukan. Superinfeksi: Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
pertumbuhan berlebih bakteri atau jamur.

Supertetra (tetracycline HCl) A to Z


Drug Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Pengobatan struktur telinga, hidung, tenggorokan, GU, kulit dan kulit, saluran pernapasan bagian bawah, dan
infeksi gonore akut tanpa komplikasi yang disebabkan oleh strain organisme spesifik yang rentan.

Amoxan (Amoxicilin) A to Z Drug


Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Hipersensitivitas terhadap penisilin, sefalosporin, atau imipenem. Tidak digunakan untuk


mengobati pneumonia berat, empiema, bakteremia, perikarditis, meningitis, dan artritis
purulen atau septik selama tahap akut.

Amoxan (Amoxicilin) A to Z Drug


Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kulit Dan Struktur Kulit, Infeksi Guci


DEWASA DAN ANAK YANG LEBIH MURAH TERAKHIR 40 KG: PO Infeksi ringan sampai sedang: 500 mg q 12 jam atau 250 mg q
8 jam. Infeksi berat: 875 mg q 12 jam atau 500 mg q 8 jam.
ANAK-ANAK (LEBIH DARI 3 MO DAN KURANG KURANG DARI 40 KG): PO Infeksi ringan sampai sedang: 25 mg / kg / hari
dalam dosis terbagi q 12 jam atau 20 mg / kg / hari dalam dosis terbagi q 8 jam Infeksi berat: 45 mg / kg / hari dalam dosis terbagi q 12
jam atau 40 mg / kg / hari dalam dosis terbagi q 8 jam.

Infeksi Saluran Pernapasan Bawah


DEWASA DAN ANAK MENDENGARKAN TERAKHIR 40 KG: PO 875 mg q 12 jam atau 500 mg q 8 jam.
ANAK-ANAK (LEBIH DARI 3 MO DAN KURANG KURANG DARI 40 KG): PO 45 mg / kg / hari dalam dosis terbagi q 12 jam atau
40 mg / kg / hari dalam dosis terbagi q 8 jam.

Gonore akut dan tidak rumit


DEWASA: PO 3 g sebagai dosis tunggal.
ANAK PREPUBERTAL (2 YR DAN LEBAR): 50 mg / kg amoksisilin dikombinasikan dengan 25 mg / kg probenecid sebagai dosis
tunggal.

Amoxan (Amoxicilin) A to Z Drug


Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

SSP: Pusing; kelelahan; insomnia; hiperaktif reversibel DERM: Urticaria; makulopapular sampai dermatitis
eksfoliatif; erupsi vesikular; eritema multiforme; ruam kulit EUL: Mata gatal; glossitis; stomatitis; mulut atau
lidah yang sakit atau kering; lidah hitam "berbulu"; Sensasi rasa tidak normal; laringospasme; edema laringeal
GI: Gastritis; anoreksia; mual; muntah; sakit perut atau kram; kesusahan epigastrik; diare atau diare berdarah;
pendarahan dubur; perut kembung; enterocolitis; kolitis pseudomembran. GU: Nefritis interstisial (misalnya
oliguria, proteinuria, hematuria, gips hyaline, pyuria); nefropati; vaginitis HEMA: Anemia; anemia hemolitik;
trombositopenia; purpura thrombocytopenic; eosinofilia; leukopenia; granulocytopenia; neutropenia; depresi
sumsum tulang; agranulositosis; mengurangi hemoglobin atau hematokrit; pendarahan yang berkepanjangan
dan waktu protrombin; bertambah atau menurun jumlah limfosit; peningkatan monosit, basofil, trombosit.
HEPA: hepatitis transien; ikterus kolestatik. META: Peningkatan serum alkaline phosphatase dan
hypernatremia; mengurangi potasium serum, albumin, protein total, dan asam urat. LAIN: Hipertermia.

Amoxan (Amoxicilin) A to Z Drug


Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Ekskresi dalam ASI. Hipersensitivitas: Reaksi berkisar dari ringan hingga
mengancam kehidupan. Gunakan hati-hati pada pasien sensitif sefalosporin karena kemungkinan alergenitas
silang. Infeksi streptokokus: Min 10 hari diperlukan untuk pengobatan yang efektif. Superinfeksi: Dapat
mengakibatkan pertumbuhan berlebih organisme bakteri atau jamur nonsusceptible.

Amoxan (Amoxicilin) A to Z Drug


Facts
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Kondisi radang pada mata yang disertai oleh infeksi oleh bakteri tertentu.
Uveitis anterior kronis dan luka pada kornea mata yang disebabkan oleh iritasi oleh bahan kimia, radiasi,
panas, dan benda-benda asing.
inflamasi segmen anterior yang disertai infeksi.

Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid, dan alergi antibiotik aminoglikosida.


Tidak diberikan pada pasien yang menderita glaukoma, epitheial herpes simplex keratitis,
dan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya. Tidak boleh diberikan pada penyakit
mata yang disebabkan oleh infeksi jamur.

Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

1-2 tetes setiap 1 jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada waktu malam hari. Setelah gejala berkurang, dosis
dapat diturunkan menjadi, 1 tetes setap 4 jam.

Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Penggunaan jangka panjang, bisa menyebabkan sensasi seperti terbakar, rasa gatal, iritasi, dan infeksi
sekunder. Kadang menimbulkan reaksi hipersensitif pada beberapa orang yang peka.

Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Penggunaan jangka panjang obat-obat golongan kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular
posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf optik, dan dapat meningkatkan terjadinya
infeksi okular sekunder oleh jamur atau virus.
Pemakaian obat-obat antibiotik bisa menyebabkan superinfeksi berupa pertumbuhan bakteri yang tidak peka.
Bila terjadi sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Kombinasi kortikosteroid bisa menyebabkan masking effect (kondisi dimana penderita merasakan penurunan
gejala, namun terjadi peningkatan infeksi)
Penggunaan lebih dari 10 hari, sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan okular mata.

Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Meredakan mata merah karena iritasi ringan, meredahkan mata kering karena iritasi lanjut

Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Hipersensitivitas terhadap obat tetes mata atau komponen apapun

Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Sehari 4 X 1 – 2 tetes pada mata yang sakit

Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Mata terasa pedih, terbakar, dan hipermia dapat terjadi pada penggunaan yang berlebihan.

Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Untuk anak dibawah 6 tahun tanya dokter sebelum menggunakan

Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Mengatasi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan oleh debu, asap, angin, terkena sengatan
matahari, dingin pemakaian lensa kontak, terlalu banyak membaca atau iritasi setelah berenang

Rohto (tetrahydrozoline HCl) DIH


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Tidak ada interaksi signifikan yang diketahui.

Rohto (tetrahydrozoline HCl) DIH


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Intranasal: Masukkan 2-4 tetes atau 3-4 semprotan larutan 0,1% setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih sering dari
setiap 3 jam. Ophthalmic: 1-2 tetes di setiap mata 2-4 kali / hari

Rohto (tetrahydrozoline HCl) DIH


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

> 10%: Lokal: Transient stinging Pernafasan: Bersin 1% sampai 10%: Kardiovaskular: Takikardia, palpitasi,
hipertensi, denyut jantung Sistem saraf pusat: Sakit kepala Neuromuskular & skeletal: Tremor Okuler:
penglihatan kabur

Rohto (tetrahydrozoline HCl) DIH


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Geriatrik Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit kardiovaskular. Faktor Risiko Kehamilan

Rohto (tetrahydrozoline HCl) DIH


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Mengatasi kemerahan dan rasa perih dimata yang disebabkan oleh iritasi ringan karena debu, asap,angin dan
setelah berenang.

Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Tidak ada interaksi signifikan yang diketahui.

Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

2 atau 3 tetes pada setiap mata.3 atau 4 kali sehari atau sesuai aturan dokter.

Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Mata terrasa pedih, rasa terbakar, dan reaksi hiperemia mungkin terjadi pada pemakaian berlebihan

Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Jika iritasi tidak mereda dalam 3 hari, segera minta nasihat dokter.
Tidak boleh digunakan penerta glaukoma

Insto
PENGGUNAAN OBAT RESEP

Nama obat(merk Tgl


Bentuk Resep Intruksi Efek samping yang
dan kandungan rute dosis Indikasi diagnosis Tgl mulai berhen Cara minum obat
sediaan dokter khusus timbul
obat) ti

1-2 tetes
tiap 4-6
jam, dan mengobati
dapat infeksi pada
Pasien tidak 17
Floxa ditingkatka mata yang
Tetes mata Okular memiliki buku 8 Oktober Oktobe Iya Tidak diketahui Tidak dijelaskan
(Ofloxacin 3 mg) n 1-2 tetes disebabkan
diagnosis r
tiap 2 jam oleh bakteri
selama 24- yang sensitif
48 jam
pertama.

dioleskan
sekitar 5-6
kali sehari
selama 5-10 Pasien tidak
Meredakan
hari, 17
gejala infeksi memiliki Tidak Dioleskan tipis-tipis
Acyclovir 5 % Salep Kulit terutama 8 Oktober Oktob Iya
herpes simplex buku diketahui diarea yang sakit
pada saat er
pada kulit diagnosis
sebelum
tidur atau
sebelum
istirahat.
Nama obat(merk Bentuk rute dosis Indikasi diagnosis Tgl mulai Tgl Resep Intruksi Cara minum obat Efek samping yang
dan kandungan sediaan berhen dokter khusus timbul
obat) ti

Mengurangi
iritasi pada
mata yang
kering
Strip Patahkan

Melindungi
Bagian tutup dibukan
mata
Cenfresh terhadap Pasien tidak
0,6 iritasi lebih 18 Teteskan 1 - 2 tetes
Carboxymethyl Tetes Membran selaput memiliki
ml/cend lanjut. Oktobe - iya Etiket hilang pada mata yang sakit 3
Cellulose Sodium 5 mata mata (ookular) buku
o r sampai 4 kali
mg Mengurangi diagnosis
perhari/sesuai
rasa tidak kebutuhan
nyaman
karena iritasi
mata ringan, Ditutup kembali.
terkena
angin, &
sinar
matahari.
Nama obat(merk Tgl
Bentuk Resep Intruksi Efek samping yang
dan kandungan rute dosis Indikasi diagnosis Tgl mulai berhen Cara minum obat
sediaan dokter khusus timbul
obat) ti

Buka penutup tube dan


jangan menyentuh
ujung tube dengan
tangan atau benda
lainnya.

Tarik kelopak bawah


mata dengan jari
(telunjuk) yang akan
diolesi obat hingga
Untuk Di oleskan
Oles tipis- membentuk kantung.
membantu tipis-tipis 4x
tipis pada Pasien tidak
Cendo hervis 3,5 Lewat mata meringankan sehari pada
Salep mata area kulit memiliki buku 18 Oktober - iya Arahkan ujung tube Tidak nyaman pada mata
gram (acyclovir) (okular) iritasi ringan mata kiri
mata yang diagnosis sedekat mungkin ke
yang terjadi
sakit kantung kelopak mata
pada mata
bawah tanpa
menyentuhnya.
Kemudian, oleskankan
obat kira-kira 1 cm

Setelah selesai,
kedipkan mata secara
perlahan

Tutup ujung tube


Nama obat(merk Tgl
Bentuk Resep Intruksi Efek samping yang
dan kandungan rute dosis Indikasi diagnosis Tgl mulai berhen Cara minum obat
sediaan dokter khusus timbul
obat) ti

Ophthalmic
Cendo Pasien
0,4 sampai : Produksi Digunakan
tidak 18
Tropine Tetes 0,6 mg tiap cycloplegia sebelum diteteskan pada
lewat mata memiliki Oktobe iya
(Atropin 1 mata 4 sampai 6 dan obat tetes bagian yang sakit
buku r
jam mydriasis. lainnya
%) diagnosis

Dioleskan Pasien tidak


Dioleskan tipis-tipis
Salep kulit tipis-tipis memiliki 18 Oleskan pagi
Salep Kulit - Iya pada sekitar dahi
racikan pada kulit buku Oktober dan sore
sampai bawah mata
yang sakit diagnosis
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Indikasi Bentuk parenteral: Pengobatan virus herpes simpleks mukosal dan kutaneous herpes simpleks (HSV)
dan varicella zoster (shingles) pada pasien yang immunocompromised; pengobatan ensefalitis herpes simpleks
pada bayi> 6 bulan; pengobatan episode klinis parah herpes genital. Bentuk oral: Pengobatan episode herpes
genital awal dan rekuren pada pasien tertentu; perawatan akut herpes zoster dan cacar air; terapi penekan
untuk sering kambuh herpes genital. Bentuk topikal: Pengobatan episode awal herpes genitalis dan beberapa
infeksi HSV mukoten pada pasien dengan immunocompromised.

Hervis (acyclovir) A to Z Drug Facts


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Kontraindikasi Pertimbangan standar.

Hervis (acyclovir) A to Z Drug Facts


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

PARENTERAL
Untuk infus infus saja; Cepat atau bolus IV harus dihindari. DEWASA: IV 15 sampai 30 mg / kg / hari dalam 3 dosis terbagi diberikan
selama 8 jam lebih dari 1 jam. ANAK: IV 250 sampai 500 mg / m2 selama 8 jam.

Oral
INITIAL GENITAL HERPES: DEWASA: PO 200 mg q 4 jam 5 kali / hari selama 10 hari. SUPPRESSIVE THERAPY FOR
RECURRENT GENITAL HERPES: DEWASA: PO 400 mg 2 kali sehari atau 200 mg selama 8 jam. INTERMITTENT THERAPY FOR
RECURRENT GENITAL HERPES: DEWASA: PO 200 mg selama 4 jam 5 kali / hari selama 5 hari pada tanda awal atau gejala
kekambuhan. HERPES ZOSTER ADULTS: PO 800 mg selama 4 jam 5 kali / hari selama 7 sampai 10 hari. CHICKENPOX ADULTS &
CHILDREN: PO 20 mg / kg / dosis (maksimum 800 mg / dosis) 4 kali sehari selama 5 hari.

Topikal
DEWASA & ANAK: Terapkan pada lesi sampai 3 jam 6 kali / hari.

Hervis (acyclovir) A to Z Drug Facts


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

CV: Flebitis di tempat suntikan. SSP: Perubahan ensefalopati; kelesuan; obtundasi; getaran; kebingungan;
halusinasi; sakit kepala; agitasi; kejang; koma. DERM: Peradangan di tempat suntikan; gatal; ruam; gatal-
gatal GI: Mual; muntah. HEPA: Peningkatan serum kreatinin serum, BUN, transaminase. LAIN: Asthenia;
paresthesis Bentuk topikal: Membakar atau menyengat; pruritis Penggunaan topikal dapat menyebabkan
reaksi merugikan yang sama dengan penggunaan sistemik

Hervis (acyclovir) A to Z Drug Facts


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Ekskresi dalam ASI. Anak-anak: Keselamatan dan kemanjuran pada anak-
anak <2 tahun tidak ditentukan. Perubahan ensefalopati: Pasien dengan kelainan neurologis yang
mendasarinya atau hipoksia berat mungkin memiliki peningkatan risiko efek neurotoksik. Penggunaan kulit:
Perhatian harus diberikan untuk menghindari terkena obat mata. Kerusakan ginjal: Penyesuaian dosis mungkin
diperlukan. Dengan penggunaan parenteral, asiklovir dapat mengendap sebagai kristal dalam tubulus ginjal.
Genital herpes: Hubungan seksual harus dihindari saat lesi ada. Penggunaan asiklovir tidak mencegah
penularan.

Hervis (acyclovir) A to Z Drug Facts


INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Administrasi sebelum anestesi untuk mengurangi atau mencegah sekresi saluran pernafasan; mengendalikan rhinorrhea;
pengobatan parkinson; pemulihan tingkat jantung dan tekanan arteri dalam beberapa situasi; pengobatan ulkus peptik;
pengelolaan hipersekresi, iritasi atau pembengkakan lambung, usus atau pankreas; pengobatan diare; bantuan kolik bayi;
pengelolaan kejang saluran empedu; Pengobatan hipertonisitas usus halus dan rahim; pengelolaan hypermotility usus besar;
pencegahan kejang pilorus, pohon empedu, ureter, dan bronki; Pengobatan sering buang air kecil dan mengompol; terapi
untuk bradikardia dan blok jantung tertentu; penanganan cedera kepala tertutup dengan pelepasan asetilkolin; pengurangan
tertawa dan tangisan yang berhubungan dengan lesi otak; pengobatan alkohol dengan gejala menarik; meringankan mabuk
perjalanan Penangkal keruntuhan kardiovaskular pada overdosis atau keracunan tertentu. Pengobatan jangka pendek dan
pencegahan bronkospasme berhubungan dengan asma bronkial kronis, bronkitis dan COPD. Persiapan Ophthalmic:
Produksi cycloplegia dan mydriasis.

Cendo Tropine (Atropine 1%)


(A to Z Drug Facts)
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Hipersensitivitas terhadap antikolinergik; glaukoma sudut sempit; adhesi antara iris dan lensa, hipertrofi
prostat; at; uropati obstruktif; if; iskemia; adhesi antara iris dan lensa; hipertrofi prostat; uropati obstruktif;
iskemia miokard; status jantung tidak stabil yang disebabkan oleh perdarahan; takikardia; myasthenia gravis;
obstruksi pilorus atau usus; asma; hipertiroidisme; penyakit ginjal; penyakit hati; megakolon beracun; atonia
usus atau ileus paralitik.

Cendo Tropine (Atropine 1%)


(A to Z Drug Facts)
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

DEWASA: 0,4 sampai 0,6 mg tiap 4 sampai 6 jam. ANAK: PO Gunakan dosis efektif terendah yang dimulai pada 0,01
mg / kg tiap 4 sampai 6 jam tidak melebihi 0,4 mg tiap 4 sampai 6 jam.
Operasi

DEWASA: SC / IM / IV 0,4 sampai 0,6 mg tiap 4 sampai 6 jam. ANAK: SC / IM / IV 0,01 mg / kg sampai maksimal 0,4
mg tiap 4 sampai 6 jam. INFANTS <5 KG: SC / IM / IV 0,04 mg / kg. INFANTS> 5 KG: SC / IM / IV 0,03 mg / kg.

Brady arrhythmias
DEWASA: SC / IM / IV 0,4 sampai 2 mg tiap 1 sampai 2 jam prn. ANAK: SC / IV / IM 0,01 sampai 0,03 mg / kg, tiap 1
sampai 2 jam bila perlu.

Cendo Tropine (Atropine 1%)


(A to Z Drug Facts)
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

antidotum

Keracunan insektisida. DEWASA: Parenteral Setidaknya 2 sampai 3 mg, diulang sampai tanda keracunan mereda atau tanda-tanda
keracunan muncul. ANAK: 0,02 sampai 0,05 mg / kg / dosis tiap 10 sampai 20 menit sampai tanda-tanda efek atropik diamati, maka tiap
1 sampai 4 jam paling sedikit 24 jam.

Ophthalmic
•Uveitis
DEWASA: 1 sampai 2 tetes larutan 0,5% sampai 1% 4 kali sehari atau salep 3 kali sehari. ANAK: 1 sampai 2 tetes larutan asam
0,5%.
•Refraction/Pembiasan
DEWASA: 1 sampai 2 tetes larutan 1% 1 jam sebelum pemeriksaan refraksi. ANAK: 1 sampai 2 tetes larutan 0,5% tawaran 1
sampai 3 hari sebelum pemeriksaan refraksi.

Cendo Tropine (Atropine 1%)


(A to Z Drug Facts)
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

CV: Palpitasi; bradikardia; takikardia; hipotensi ortostatik SSP: sakit kepala; kegugupan; kantuk; kelemahan;
pusing; kebingungan; insomnia; demam; sifat dpt dirangsang; kegelisahan; getaran. DERM: Reaksi alergi;
urtikaria; ruam; pembilasan. EENT: Kemacetan hidung; rasa yang berubah GI: Xerostomia; mual; muntah;
disfagia; mulas; sembelit; perasaan kembung; ileus paralitik. GU: Kehilangan dan retensi urin;
ketidakmampuan. RESP: Bronkospasme LAIN: Penekanan laktasi; menurun berkeringat

Cendo Tropine (Atropine 1%)


(A to Z Drug Facts)
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Jika memungkinkan, jangan gunakan. Bayi: Gunakan dengan hati-hati.
Pasien dengan risiko khusus: Gunakan dengan hati-hati pada pasien lanjut usia dan pada pasien dengan
sindrom Down, kerusakan otak atau kelumpuhan spastik. Psikolinergik psikosis: Telah terjadi pada pasien
yang sensitif. Diare: Mungkin merupakan gejala awal penyumbatan usus yang tidak lengkap. Ulkus
lambung: Dapat menunda waktu pengosongan lambung dan menyulitkan terapi. Glaukoma: Tentukan TIO
intraokular dan kedalaman sudut ruang anterior sebelum dan selama penggunaan oftalmik untuk menghindari
serangan glaukoma. Sujud panas: Dapat terjadi pada suhu lingkungan yang tinggi.

Cendo Tropine (Atropine 1%)


(A to Z Drug Facts)
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Mengurangi iritasi pada mata yang kering, melindungi mata terhadap iritasi lebih lanjut,
mengurangi rasa tidak nyaman karena iritasi mata ringan, terkena angin & sinar matahari

Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Hipersensitivitas pada Cenfresh

Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Dewasa: Mata kering: 1-2 tetes ke dalam masing-masing mata 3-4 kali/hari. Dosis lansia:
lihat dosis dewasa.

Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN

Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
ANALISIS MASALAH TERKAIT OBAT

Problem Medik S/O Terkait Terapi Analisis Masalah Rekomendasi Farmasi


Terkait Obat
Indikasi yang tidak • Mati rasa dibagian • Cendo Floxa Pasien rutin Farmasi menerangkan
tertangani sebelah kiri dari dahi • Acyclovir salep menggunakan obat bagaimana cara
hingga bawah mata kulit karena keinginan untuk pemakaian obat yang
(S) Di ganti dengan cepat sembuh benar kepada pasien agar
• Infeksi Herpes • Cenfresh pasien cepat sembuh
zoster pada mata (O) • Hervis salep mata
• Pandangan kabur (S) • Salep kulit racikan
• Merah pada bola • Cendo Tropine
mata (S)
• Iritasi pada mata (O)
Cara Pencegahan

– Jaga agar kulit tetap bersih dan sehat.


– Ketahui bahwa cara penularan melalui batuk, bersin, dan lesi kulit (keropeng).
– Sebaiknya penderita melapisi bagian tubuh yang terluka sehingga tidak
mencemari orang yang tiggal serumah,
– Lesi kulit (keropeng) yang gatal tidak boleh digaruk karena akan menimbulkan
luka yang mudah terinfeksi, dan juga untuk melindungi agar virus tidak terkena
ke kuku dan tangan sehingga tidak mengotori perabot atau barang-barang yang
ada di rumah.
– Istirahat yang cukup dan jaga pola makan.
– Barang-barang dicuci dengan air mendidih agar virus tidak menyebar.
DOKUMENTASI
Dokumentasi
Obat-obatan yang digunakan saat ini :
Tn. D, Pasien Herpes Zoster Opthalmic
Foto Bersama Keluar Tn. D dan Teman-teman Home Visite 2.1

Anda mungkin juga menyukai