Laporan Home Visit Super Fix Fk+farmasi
Laporan Home Visit Super Fix Fk+farmasi
LAPORAN
INGGIT LUTHFIA ZAHRA 201410330311012 HOME VISIT
LILIAN RAHMA ANANDA 201410330311014
WIBY FAHMI WIJAYA 201410330311018
SANTRI NINGTHIAS 201410410311015
DWI RIDHA NOVIANTI 20140104103110
DANIK WILUAJENG 201410410311219
IDENTITAS PENDERITA
1. Nama (Inisial) : Tn D 8. Pendidikan terakhir : SD tidak
2. Umur : 42 tahun tamat
3. Jenis Kelamin :L 9. Alamat lengkap : Jl. Sukun
Sidomulyo, RT 1 RW 7, Kelurahan
4. Agama : Islam
Tanjungrejo, Kecamatan Sukun,
5. Pekerjaan : Pemulung Kota Malang
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Jumlah Anak : 3 orang
IDENTITAS PASANGAN
PENDERITA
1. Nama (Inisial) : Ny H botol dan membuang label
2. Umur : 48 tahun 6. Status Perkawinan : Menikah
3. Jenis Kelamin :P 7. Jumlah Anak : 3 orang
4. Agama : Islam 8. Pendidikan terakhir : SD tamat
5. Pekerjaan : Bank 9. Alamat lengkap : serumah
Sampah, bagian membuka tutup dengan suami
INTERAKSI DALAM
KELUARGA
Hubungan Keterangan
Status Domisili
Nama Usia Keluarga Perkawinan
No Sex Pekerjaan (deskripsi lengkap) Serumah
(Inisial) (Bln/Th) (S, I, AK,
AA) (TK, K, J, D) Ya Tidak
maka pasien berpindah tempat periksa ke RSI Aisyiyah, di RSI Aisyiyah pasien berobat ke dokter
kulit dan dokter mata, setelah dicek fungsi sensoris kulit dan dilaser, dokter mendiagnosis positif
Herpes. Lokasi mata yang sakit di mata kiri, kulit yang terasa panas dan gatal di dahi lalu menjalar
ke daerah alis kiri. Sakit dirasakan sejak 1,5 bulan yang lalu. Nyeri cenut-cenut di dahi. Nyeri
pasien tidak sampai mengganggu aktivitas, tapi pasien terhambat aktivitasnya akibat matanya
yang selalu silau ketika melihat cahaya, yang tampak hanya seperti bayangan merah. Pasien tidak
bisa melihat dengan fokus (memaksakan pandangannya) terlalu lama, karena akan sangat nyeri
pada matanya, nyeri pada mata akan berkurang dengan mengistirahatkan mata (melihat dengan
7 tahun yang lalu: sakit paru-paru (nyeri di dada kanan), rawat jalan
Pembuluh darah ke otak tersumbat sehingga tidak bisa jalan lurus (keseimbangan terganggu), makan
dan minum selalu muntah, sudah diterapi selama 2 bulan dan sembuh, tidak pernah kambuh lagi.
RPK: -
RPSos:
Aktivitas pasien tidur rata-rata 10 jam/hari, bekerja tidak menggunakan masker dan sarung tangan
saat bekerja, jarang makan siang atau hanya mengonsumsi roti di siang hari, merokok 12
GCS : 456
Kesadaran: Composmentis
Vital Sign:
RR : 36 x/menit
Temp : 37,0 oC
Thoraks: Inspeksi: Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris. Palpasi: Gerak nafas simetris, Fremitus
simetris. Perkusi: Sonor +/+. Auskultasi: vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen: Inspeksi: Bentuk abdomen normal. Palpasi: Supel (+), hepatosplenomegali (-),turgor baik. Nyeri
tekan (-). Perkusi: Tymphani (+). Auskultasi: Bising usus kesan normal
Ekstremitas: akral hangat seluruh ekstremitas, oedem (-), CRT < 2 dtk
Ny. H
Keseharian bekerja di bank sampah 08.00 WIB – 15.00 WIB.
Ibadah : Melakukan ibadah di rumah terkadang di masjid pada waktu sholat maghrib.
Olahraga: Tidak pernah.
Rekreasi: Tidak pernah, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu.
Sosial kemasyarakatan: berbincang dengan tetangga dan di tempat kerja.
An. E
Keseharian bekerja di restoran jam 08.00 WIB – 18.00 WIB
Ibadah: Melakukan ibadah di rumah atau di tempat kerja.
Olahraga: jarang berolahraga.
Rekreasi: Tidak pernah, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu.
Sosial kemasyarakatan: berbincang bersama tetangga sekitar rumah dan di tempat kerja.
An. M
Keseharian sekolah di SMP 19 Malang jam 06.30 WIB – 15.00 WIB
Ibadah: Melakukan ibadah di rumah atau di sekolah.
Olahraga: Setiap hari minggu sepakbola dan badminton dan jalan santai di CFD
Rekreasi: Setiap hari minggu bermain dengan teman, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu
bersama keluarga
Sosial kemasyarakatan: berbincang bersama tetangga sebaya di sekitar rumah.
An. D
Keseharian sekolah di SMP 9 Malang jam 06.30 WIB – 15.30 WIB
Ibadah: Melakukan ibadah di rumah atau di sekolah.
Olahraga: Jarang berolahraga.
Rekreasi: Setiap hari minggu bermain dengan teman, terakhir kali ke pantai 6 bulan yang lalu
bersama keluarga
Sosial kemasyarakatan: berbincang bersama tetangga sebaya di sekitar rumah.
STATUS SOSIAL
Aspek: Status Gizi
Tn. D
BB: 55 kg, TB: 170 cm
IMT: 19, 03 kg/m2
Makan : 3x/hari
Menu makan:
Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur atau roti
Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Kebiasaan makan : makan di rumah, konsumsi kopi 2 gelas/hari
Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai waktu
Selera makan : pedas/asin
Konsumsi makanan tertentu : Tidak ada
Alergi makanan : tidak
Lain-lain : Tidak ada
Ny. H An. E
BB: 66 kg, TB: 160 cm BB: 50 kg, TB: 168 cm
IMT : 25, 78 kg/m2 IMT : 17,73 kg/m2
• Makan : 3x/hari • Makan :3x/hari
• Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di • Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di
rumah, siang di tempat kerja rumah, siang di tempat kerja
Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
• Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai • Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai
waktu waktu
• Selera makan : Pedas / asin • Selera makan : Pedas / asin
• Alergi makanan : tidak • Konsumsi makanan tertentu : Tidak ada
• Makanan yang dihindari selama ini : tidak ada • Alergi makanan : tidak
• Lain-lain : Tidak ada • Makanan yang dihindari selama ini :tidak ada
• Lain-lain : Tidak ada
An. M An. Dw
BB: 50 kg, TB: 170 cm BB: 45 kg, TB: 155 cm
IMT : 17,3 kg/m2 IMT : 18,75 kg/m2
• Makan : 3x/hari • Makan : 3x/hari
• Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di • Kebiasaan makan : pagi dan malam makan di
rumah, siang di sekolah dengan bekal rumah, siang di sekolah dengan bekal
Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Pagi: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Siang: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur Malam: nasi, tahu/tempe/telur, sayur
• Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai • Kesesuaian waktu makan : kadang-kadang sesuai
waktu waktu
• Selera makan : Pedas / asin • Selera makan : Pedas / asin
• Alergi makanan : tidak • Alergi makanan : tidak
• Makanan yang dihindari selama ini : tidak ada • Makanan yang dihindari selama ini : tidak ada
• Lain-lain : Tidak ada • Lain-lain : Tidak ada
STATUS SOSIAL
Aspek: Pekerjaan
Tn. D: Sementara tidak bekerja (terkendala penyakit), ketika sehat bekerja sebagai
pemulung
Ny. H: Bekerja di bank sampah
An. I : Bekerja di restoran
An. M : Pelajar
An. D : Pelajar
STATUS SOSIAL
Aspek: Jaminan Kesehatan
SKM dari Dinas Kesehatan dan KIS
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Fisik
• Luas bangunan 5 x 5 meter 2 lantai
• Jenis dinding terbanyak: Tembok
• Jenis lantai terluas: Semen
• Sumber penerangan utama: Listrik
• Perbandingan ventilasi: Ventilasi kurang, hampir setiap kamar tidak
memiliki jendela yang langsung menghadap luar rumah
• Pencahayaan: Cukup
• Sarana MCK Pribadi: terdapat 1 MCK
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Biologi, Kimia, Sosial, Psikologi
Sosial Komunikasi antar anggota keluarga baik dan sangat dekat, sering berbincang bersama
Budaya Hubungan kemasyarakatan sekitar terjalin baik dengan tetangga sekitar
Psikologi Pasien (Tn D) merupakan pribadi yang cukup terbuka, komunikatif dan mempunyai keinginan
kuat untuk sembuh.
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Ekonomi
Luas tanah / rumah, status kepemilikan Luas tanah 5x5 meter. luas rumah 5x5 meter. Status
kepemilikan tanah : milik pemerintah.
Fasilitas & pemilikan barang rumah tangga Perabot rumah tangga milik pribadi
Tingkat pendapatan keluarga : a. Penghasilan utama keluarga didapatkan Ny.H yang
a. Penghasilan utama (asal, besaran & bekerja sebagai karyawan bank sampah dan An. I
keajegan) sebagai pegawai di restoran. Penghasilan Ny. H adalah
b. Penghasilan tambahan (asal, besaran & 1.500.000/bulan dan An. E adalah 1.000.000/bulan
keajegan)Penghasilan lain (asal & b. Penghasilan tambahan (-)
besaran)
Pengeluaran rata- a. Secara umum keluarga membutuhkan Rp 30.000 untuk keperluan makan perhari
rata tiap bulan : sehingga rata-rata membutuhkan Sekitar Rp 900.000 perbulan.
a. Bahan b. Untuk kebutuhan di luar bahan makanan :
makanan: - Listrik : Rp 110.000/bulan
b. Diluar bahan - Sekolah : uang saku sekolah 2 anak masing-masing Rp. 7000/hari = Rp. 410.000/
makanan: bulan
- Kredit motor = Rp. 900.000
- Air menggunakan sumur sanyo bersama sehingga tidak ada pengeluaran
- Telekomunikasi pulsa Rp.50.000/bulan
- Transportasi Bensin Rp. 60.000/bulan
- Kesehatan gratis karena menggunakan KIS
- Sosial tidak mengikuti arisan, membayar iuran RT Rp.5.000/bulan
- Pakaian tidak selalu belanja per bulan
Sisa Penghasilan : Rp.65.000,-
FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
Komponen: Ergonomi
1. Jam kerja yang berlebihan (08.00-18.00) melebihi batas jam kerja maksimal selama 8 jam/hari
4. Asupan nutrisi sehari-hari tidak optimal, dilihat dari menu makanan sehari-hari (Pagi: nasi, tahu/tempe,
sayur. Siang: nasi, tahu/tempe, sayur atau roti. Malam: nasi, tahu/tempe, sayur).
5. Tidak menggunakan APD (masker, sarung tangan, sepatu boot) saat bekerja, melainkan hanya
3. Kondisi perekonomian yang sangat minim, dengan penghasilan pasti Rp. 30.000,-/hari.
Tingkat tiga, karena pasien masih dapat melakukan aktivitas dasar secara mandiri namun pasien tidak
bisa melakukan pekerjaan ringan diluar ruangan atau dengan penerangan yang terang karena kondisi
Preventif:
• Menggunakan APD yang layak pada saat bekerja sebagai sarana perlindungan diri
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
• Tidak menyentuh selaput basah (mata, mulut) setelah terpapar sampah
Kuratif:
Rawat bersama dokter spesialis mata dan dokter spesialis kulit dan kelamin
• Acyclovir 5x 800mg selama 7-10 hari (1 tab 400mg)
• Acyclovir eye ointment- Cendo Hervis 5x oles per hari sampai kering
• Cendo Xytrol tetea mata 1-2 tetes 4-6x sehari
• Asam mefenamat 500mg 2x sehari diminum setelah makan
• Amitriptylin 75mg/ hari dosis tunggal menjelang tidur malam
Rehabilitatif:
Istirahat cukup
Tertib minum obat sesuai petunjuk dokter
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varisela Zoster yang
menyerang kulit dan mukosa. (Handoko, 2009:112).
Gatal, kesemutan, rasa terbakar, sampai yang berat, nyeri yang sangat dalam.
Biasanya diikuti juga dengan gejala konstitusional seperti nyeri kepala, malaise, dan demam, dan berkembang menjadi
ruam dalam 5 hari.
Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang
eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat menjadi pustul dan krusta.
Kadang – kadang vesikel mengandung darah dan disebut dengan herpes zoster hemoragik. Dapat pula timbul infeksi
sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.(Oxman, 2008:192).
Etiologi Herpes Zoster Optalmika
KU : mata merah berair, kabur, silau, rasa gatal dan panas daerah dahi disertai
Anamnesis:
RPS:
Awalnya tiba-tiba terasa nyeri di dahi yang menjalar ke bagian alis kiri, setelah nyeri selang beberapa hari kemudian
matanya merah seperti kelilipan, pasien berinisiatif beli insto dan antibiotik (amoxan), tetapi tidak ada perubahan, kemudian pasien
mencoba membeli rohto tapi tetap tidak ada perbaikan, pasien mencoba memberi visine juga tidak memberikan hasil, pasien
mencoba membeli cendo xytrol tapi matanya juga tidak kunjung membaik, sampai pada akhirnya pasien berobat ke mantra lalu diberi
obat dan suntik di bokong, kondisi tidak kunjung membaik lalu pasien berobat ke puskesmas lalu diberi obat seperti vitamin, kondisi
pasien semakin parah akhirnya pasien berobat ke RST dr. Soepraoen
namun membayar sesuai pasien umum, karena tidak mampu dan ingin memanfaatkan kartu KIS maka pasien berpindah
tempat periksa ke RSI Aisyiyah, di RSI Aisyiyah pasien berobat ke dokter kulit dan dokter mata, setelah dicek fungsi
sensoris kulit dan dilaser, dokter mendiagnosis positif Herpes. Lokasi mata yang sakit di mata kiri, kulit yang terasa panas
dan gatal di dahi lalu menjalar ke daerah alis kiri. Sakit dirasakan sejak 1,5 bulan yang lalu. Nyeri cenut-cenut di dahi.
Nyeri pasien tidak sampai mengganggu aktivitas, tapi pasien terhambat aktivitasnya akibat matanya yang selalu silau
ketika melihat cahaya, yang tampak hanya seperti bayangan merah. Pasien tidak bisa melihat dengan fokus (memaksakan
pandangannya) terlalu lama, karena akan sangat nyeri pada matanya, nyeri pada mata akan berkurang dengan
7 tahun yang lalu: sakit paru-paru (nyeri di dada kanan), rawat jalan
Pembuluh darah ke otak tersumbat sehingga tidak bisa jalan lurus (keseimbangan terganggu), makan dan minum selalu muntah,
sudah diterapi selama 2 bulan dan sembuh, tidak pernah kambuh lagi.
RPK: -
RPSos:
Aktivitas pasien tidur rata-rata 10 jam/hari, bekerja tidak menggunakan masker dan sarung tangan saat bekerja, jarang makan
siang atau hanya mengonsumsi roti di siang hari, merokok 12 batang/hari, mengonsumsi kopi 2 gelas/hari
Pem. Fisik :
GCS : 456
Kesadaran : Composmentis
PENATALAKSANAAN
OBAT ANTIVIRAL ANALGETIK KORTIKOSTEROID OBAT TOPIKAL
Menurut FDA, obat pertama yang dapat diterima untuk nyeri neuropatik pada neuropati perifer diabetik dan neuralgia pasca herpetik
adalah pregabalin. Obat tersebut lebih baik daripada obat gaba yang analog ialah gabapentin, karena efek sampingnya lebih sedikit, lebih
poten (2-4 kali), kerjanya cepat, serta pengaturan dosisnya lebih sederhana. Dosis awalnya ialah 2x75 mg sehari, setelah 3-7 hari bila
responnya kurang dapat dinaikkan menjadi 2x150 mg sehari. Dosis maksimumnya ialah 600 mg sehari. Efek samping obat ini ringan,
berupa dizzines dan somnolen yang akan menghilang sendiri (Handoko, 2010).
Obat lain yang dapat digunakan adalah anti-depresi trisiklik, misalnya notriptilin dan amitriptilin. Dosis awal amitriptilin adalah 75 mg
sehari, kemudian ditinggikan sampai timbul efek terapeutik, biasanya 150-300 mg sehari. Dosis notriptilin ialah 50-150 mg sehari
(Handoko, 2010). Selain obat-obatan tersebut, asam mefenamat juga dapat digunakan dengan dosis 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3
kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul.
PENATALAKSANAAN
OBAT ANTIVIRAL ANALGETIK KORTIKOSTEROID OBAT TOPIKAL
Indikasi pemberian kortikosteroid ialah sindrom Ramsay Hunt. Pemberian harus sedini mungkin untuk
mencegah terjadinya paralisis. Diberikan prednison dengan dosis 3 x 20 mg sehari, setelah seminggu dosis
diturunkan bertahap. Dengan dosis prednison setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik
digabung dengan obat anti viral. Dikatakan kegunaanya mencegah fibrosis ganglion (Handoko RP, 2010).
PENATALAKSANAAN
OBAT ANTIVIRAL ANALGETIK KORTIKOSTEROID OBAT TOPIKAL
Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan
tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan
kompres terbuka. Jika terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik (Handoko, 2011).
Terapi topikal seperti krim EMLA, lidokain patches, dan krim capsaicin dapat digunakan untuk
neuralgia paska herpes. Solutio Burrow dapat digunakan untuk kompres basah. Kompres diletakkan selama
20 menit beberapa kali sehari, untuk maserasi dari vesikel, membersihkan serum dan krusta, dan menekan
pertumbuhan bakteri. Solutio Povidoneiodine sangat membantu membersihkan krusta dan serum yang muncul
pada erupsi berat dari orang tua. Acyclovir topikal ointment diberikan 4 kali sehari selama 10 hari untuk
pasien imunokompromais yang memerlukan waktu penyembuhan jangka pendek (Habif, 2010).
PENATALAKSANAAN
DATA SWAMEDIKASI
Tersedia kotak obat dirumah: (Tidak )
Efek
Kandu Tempat Cara sampi Beli
Golongan Nama Tanggal
ngan Indikasi Jumlah satuan penyim minum ng yg diapotek/warun
Obat merk obat kedaluarsa
obat panan obat munc g/dll
ul
Pengobatan infeksi
karena strain bakteri Sesudah
gram positif dan gram
negatif yang rentan. makan,
Tidak
Tetracy Oftalmik: Profilaksis penggunaa
neonatorium ophthalmia; meras
cline Pengobatan infeksi Tidak Tidak n setiap ada
Antibiotik. Supertetra 250 mg, Kapsul akan Di Apotek
HCl 250 okular superfisial karena diketahui Ada luka, Beli
organisme rentan. apapu
mg Topikal: Pengobatan satuan
n
akne vulgaris; profilaksis sudah 5x
infeksi dalam luka kecil,
luka, luka bakar, dan pakai.
lecet.
Efek Beli
Golongan Nama merk Kandung Jumlah Tanggal Tempat Cara minum
Indikasi samping yg diapotek/warung
Obat obat an obat satuan kedaluarsa penyimpanan obat
muncul /dll
Rohto Nafazolin akibat iritasi ringan yang disebabkan Tetes mata Tidak diketahui Tidak ada Di teteskan jika Tidak Diapotek
HCl 0,012% oleh debu, asap, cuaca dingin, berenang tempat mata terasa tidak merasakan
dll menyimpana nyaman apapun
n
Insto Tetrahydrozol Mengatasi kemerahan dan rasa perih di Tetes Mata Tidak diketahui Tidak ada Diteteskan pada Tidak Di apotek
mata yang disebabkan oleh iritasi ringan
ine HCI tempat bagian mata yang merasakan
katena debu, asap, angin, dan setelah
0,05%b/v. berenang. penyimpana perih apapun
n
Benzalkoniu
m chloride
0,01%b/v.
Daun soro tidak ada tidak Dipetik didekat rumah
merasakn
apapun
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Pengobatan infeksi karena strain bakteri gram positif dan gram negatif yang rentan. pengobatan Rickettsia,
pneumonia Mycoplasma; infeksi klamidia termasuk pengobatan trachoma; pengobatan infeksi yang rentan
saat penisilin dikontraindikasikan; pengobatan amebiasis usus akut. Oftalmik: Profilaksis neonatorium
ophthalmia; Pengobatan infeksi okular superfisial karena organisme rentan. Topikal: Pengobatan akne
vulgaris; profilaksis infeksi dalam luka kecil, luka, luka bakar, dan lecet.
PERORAL :
DEWASA: 1-2 g sehari dalam 2-4 dosis yang sama.
ANAK> 8 Tahun: PO 25-50 mg / kg dalam 4 dosis yang sama.
Sipilis
DEWASA: PO 30-40 g dalam dosis terbagi rata selama 10-15 hari.
Klamidia
DEWASA: PO 500 mg qid minimal 7 hari.
Infeksi okuler
DEWASA: Infeksi akut mata: 1-2 gtt q 15-30 min awalnya atau salep 0,5 inci q 3-4 jam;
Infeksi sedang: 1-2 gtt 4-6 kali sehari atau 0,5-inci salep tiduran.
CV: Perikarditis. DERM: Ruam; urtikaria; fotosensitivitas. GI: Diare; mual; muntah; sakit perut atau
ketidaknyamanan; anoreksia; tinja yang besar dan longgar; sakit tenggorokan; glossitis; anoreksia. GU:
Peningkatan BUN. HEMA: anemia hemolitik; trombositopenia; neutropenia HEPA: Meningkatnya hasil tes
fungsi hati. LAINNYA: Hipersensitivitas, termasuk anafilaksis; reaksi lokal (misalnya sensasi menyengat atau
terbakar dengan aplikasi topikal).
Kehamilan: Hindari selama kehamilan. Laktasi: Ekskresi dalam ASI. Anak-anak: Hindari pada anak-anak <8
thn karena pembentukan tulang yang tidak normal dan perubahan warna pada gigi mungkin terjadi. Produk
kedaluwarsa: Jangan gunakan karena produk degradasi sangat nefrotoksik. Penggunaan mata: Dapat
menghambat penyembuhan epitel kornea. Pseudotumor cerebri (hipertensi intrakranial jinak): Telah
dilaporkan pada orang dewasa. Manifestasi biasa adalah sakit kepala dan penglihatan kabur. Kerusakan ginjal:
Akumulasi berlebihan dapat terjadi pada pasien dengan kerusakan ginjal, yang mengakibatkan toksisitas hati;
Pengurangan dosis mungkin diperlukan. Superinfeksi: Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
pertumbuhan berlebih bakteri atau jamur.
Pengobatan struktur telinga, hidung, tenggorokan, GU, kulit dan kulit, saluran pernapasan bagian bawah, dan
infeksi gonore akut tanpa komplikasi yang disebabkan oleh strain organisme spesifik yang rentan.
SSP: Pusing; kelelahan; insomnia; hiperaktif reversibel DERM: Urticaria; makulopapular sampai dermatitis
eksfoliatif; erupsi vesikular; eritema multiforme; ruam kulit EUL: Mata gatal; glossitis; stomatitis; mulut atau
lidah yang sakit atau kering; lidah hitam "berbulu"; Sensasi rasa tidak normal; laringospasme; edema laringeal
GI: Gastritis; anoreksia; mual; muntah; sakit perut atau kram; kesusahan epigastrik; diare atau diare berdarah;
pendarahan dubur; perut kembung; enterocolitis; kolitis pseudomembran. GU: Nefritis interstisial (misalnya
oliguria, proteinuria, hematuria, gips hyaline, pyuria); nefropati; vaginitis HEMA: Anemia; anemia hemolitik;
trombositopenia; purpura thrombocytopenic; eosinofilia; leukopenia; granulocytopenia; neutropenia; depresi
sumsum tulang; agranulositosis; mengurangi hemoglobin atau hematokrit; pendarahan yang berkepanjangan
dan waktu protrombin; bertambah atau menurun jumlah limfosit; peningkatan monosit, basofil, trombosit.
HEPA: hepatitis transien; ikterus kolestatik. META: Peningkatan serum alkaline phosphatase dan
hypernatremia; mengurangi potasium serum, albumin, protein total, dan asam urat. LAIN: Hipertermia.
Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Ekskresi dalam ASI. Hipersensitivitas: Reaksi berkisar dari ringan hingga
mengancam kehidupan. Gunakan hati-hati pada pasien sensitif sefalosporin karena kemungkinan alergenitas
silang. Infeksi streptokokus: Min 10 hari diperlukan untuk pengobatan yang efektif. Superinfeksi: Dapat
mengakibatkan pertumbuhan berlebih organisme bakteri atau jamur nonsusceptible.
Kondisi radang pada mata yang disertai oleh infeksi oleh bakteri tertentu.
Uveitis anterior kronis dan luka pada kornea mata yang disebabkan oleh iritasi oleh bahan kimia, radiasi,
panas, dan benda-benda asing.
inflamasi segmen anterior yang disertai infeksi.
Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
1-2 tetes setiap 1 jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada waktu malam hari. Setelah gejala berkurang, dosis
dapat diturunkan menjadi, 1 tetes setap 4 jam.
Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Penggunaan jangka panjang, bisa menyebabkan sensasi seperti terbakar, rasa gatal, iritasi, dan infeksi
sekunder. Kadang menimbulkan reaksi hipersensitif pada beberapa orang yang peka.
Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Penggunaan jangka panjang obat-obat golongan kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular
posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf optik, dan dapat meningkatkan terjadinya
infeksi okular sekunder oleh jamur atau virus.
Pemakaian obat-obat antibiotik bisa menyebabkan superinfeksi berupa pertumbuhan bakteri yang tidak peka.
Bila terjadi sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Kombinasi kortikosteroid bisa menyebabkan masking effect (kondisi dimana penderita merasakan penurunan
gejala, namun terjadi peningkatan infeksi)
Penggunaan lebih dari 10 hari, sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan okular mata.
Cendo Xitrol
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Meredakan mata merah karena iritasi ringan, meredahkan mata kering karena iritasi lanjut
Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Mata terasa pedih, terbakar, dan hipermia dapat terjadi pada penggunaan yang berlebihan.
Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Visine
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Mengatasi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan oleh debu, asap, angin, terkena sengatan
matahari, dingin pemakaian lensa kontak, terlalu banyak membaca atau iritasi setelah berenang
Intranasal: Masukkan 2-4 tetes atau 3-4 semprotan larutan 0,1% setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih sering dari
setiap 3 jam. Ophthalmic: 1-2 tetes di setiap mata 2-4 kali / hari
> 10%: Lokal: Transient stinging Pernafasan: Bersin 1% sampai 10%: Kardiovaskular: Takikardia, palpitasi,
hipertensi, denyut jantung Sistem saraf pusat: Sakit kepala Neuromuskular & skeletal: Tremor Okuler:
penglihatan kabur
Geriatrik Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit kardiovaskular. Faktor Risiko Kehamilan
Mengatasi kemerahan dan rasa perih dimata yang disebabkan oleh iritasi ringan karena debu, asap,angin dan
setelah berenang.
Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
2 atau 3 tetes pada setiap mata.3 atau 4 kali sehari atau sesuai aturan dokter.
Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Mata terrasa pedih, rasa terbakar, dan reaksi hiperemia mungkin terjadi pada pemakaian berlebihan
Insto
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Jika iritasi tidak mereda dalam 3 hari, segera minta nasihat dokter.
Tidak boleh digunakan penerta glaukoma
Insto
PENGGUNAAN OBAT RESEP
1-2 tetes
tiap 4-6
jam, dan mengobati
dapat infeksi pada
Pasien tidak 17
Floxa ditingkatka mata yang
Tetes mata Okular memiliki buku 8 Oktober Oktobe Iya Tidak diketahui Tidak dijelaskan
(Ofloxacin 3 mg) n 1-2 tetes disebabkan
diagnosis r
tiap 2 jam oleh bakteri
selama 24- yang sensitif
48 jam
pertama.
dioleskan
sekitar 5-6
kali sehari
selama 5-10 Pasien tidak
Meredakan
hari, 17
gejala infeksi memiliki Tidak Dioleskan tipis-tipis
Acyclovir 5 % Salep Kulit terutama 8 Oktober Oktob Iya
herpes simplex buku diketahui diarea yang sakit
pada saat er
pada kulit diagnosis
sebelum
tidur atau
sebelum
istirahat.
Nama obat(merk Bentuk rute dosis Indikasi diagnosis Tgl mulai Tgl Resep Intruksi Cara minum obat Efek samping yang
dan kandungan sediaan berhen dokter khusus timbul
obat) ti
Mengurangi
iritasi pada
mata yang
kering
Strip Patahkan
Melindungi
Bagian tutup dibukan
mata
Cenfresh terhadap Pasien tidak
0,6 iritasi lebih 18 Teteskan 1 - 2 tetes
Carboxymethyl Tetes Membran selaput memiliki
ml/cend lanjut. Oktobe - iya Etiket hilang pada mata yang sakit 3
Cellulose Sodium 5 mata mata (ookular) buku
o r sampai 4 kali
mg Mengurangi diagnosis
perhari/sesuai
rasa tidak kebutuhan
nyaman
karena iritasi
mata ringan, Ditutup kembali.
terkena
angin, &
sinar
matahari.
Nama obat(merk Tgl
Bentuk Resep Intruksi Efek samping yang
dan kandungan rute dosis Indikasi diagnosis Tgl mulai berhen Cara minum obat
sediaan dokter khusus timbul
obat) ti
Setelah selesai,
kedipkan mata secara
perlahan
Ophthalmic
Cendo Pasien
0,4 sampai : Produksi Digunakan
tidak 18
Tropine Tetes 0,6 mg tiap cycloplegia sebelum diteteskan pada
lewat mata memiliki Oktobe iya
(Atropin 1 mata 4 sampai 6 dan obat tetes bagian yang sakit
buku r
jam mydriasis. lainnya
%) diagnosis
Indikasi Bentuk parenteral: Pengobatan virus herpes simpleks mukosal dan kutaneous herpes simpleks (HSV)
dan varicella zoster (shingles) pada pasien yang immunocompromised; pengobatan ensefalitis herpes simpleks
pada bayi> 6 bulan; pengobatan episode klinis parah herpes genital. Bentuk oral: Pengobatan episode herpes
genital awal dan rekuren pada pasien tertentu; perawatan akut herpes zoster dan cacar air; terapi penekan
untuk sering kambuh herpes genital. Bentuk topikal: Pengobatan episode awal herpes genitalis dan beberapa
infeksi HSV mukoten pada pasien dengan immunocompromised.
PARENTERAL
Untuk infus infus saja; Cepat atau bolus IV harus dihindari. DEWASA: IV 15 sampai 30 mg / kg / hari dalam 3 dosis terbagi diberikan
selama 8 jam lebih dari 1 jam. ANAK: IV 250 sampai 500 mg / m2 selama 8 jam.
Oral
INITIAL GENITAL HERPES: DEWASA: PO 200 mg q 4 jam 5 kali / hari selama 10 hari. SUPPRESSIVE THERAPY FOR
RECURRENT GENITAL HERPES: DEWASA: PO 400 mg 2 kali sehari atau 200 mg selama 8 jam. INTERMITTENT THERAPY FOR
RECURRENT GENITAL HERPES: DEWASA: PO 200 mg selama 4 jam 5 kali / hari selama 5 hari pada tanda awal atau gejala
kekambuhan. HERPES ZOSTER ADULTS: PO 800 mg selama 4 jam 5 kali / hari selama 7 sampai 10 hari. CHICKENPOX ADULTS &
CHILDREN: PO 20 mg / kg / dosis (maksimum 800 mg / dosis) 4 kali sehari selama 5 hari.
Topikal
DEWASA & ANAK: Terapkan pada lesi sampai 3 jam 6 kali / hari.
CV: Flebitis di tempat suntikan. SSP: Perubahan ensefalopati; kelesuan; obtundasi; getaran; kebingungan;
halusinasi; sakit kepala; agitasi; kejang; koma. DERM: Peradangan di tempat suntikan; gatal; ruam; gatal-
gatal GI: Mual; muntah. HEPA: Peningkatan serum kreatinin serum, BUN, transaminase. LAIN: Asthenia;
paresthesis Bentuk topikal: Membakar atau menyengat; pruritis Penggunaan topikal dapat menyebabkan
reaksi merugikan yang sama dengan penggunaan sistemik
Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Ekskresi dalam ASI. Anak-anak: Keselamatan dan kemanjuran pada anak-
anak <2 tahun tidak ditentukan. Perubahan ensefalopati: Pasien dengan kelainan neurologis yang
mendasarinya atau hipoksia berat mungkin memiliki peningkatan risiko efek neurotoksik. Penggunaan kulit:
Perhatian harus diberikan untuk menghindari terkena obat mata. Kerusakan ginjal: Penyesuaian dosis mungkin
diperlukan. Dengan penggunaan parenteral, asiklovir dapat mengendap sebagai kristal dalam tubulus ginjal.
Genital herpes: Hubungan seksual harus dihindari saat lesi ada. Penggunaan asiklovir tidak mencegah
penularan.
Administrasi sebelum anestesi untuk mengurangi atau mencegah sekresi saluran pernafasan; mengendalikan rhinorrhea;
pengobatan parkinson; pemulihan tingkat jantung dan tekanan arteri dalam beberapa situasi; pengobatan ulkus peptik;
pengelolaan hipersekresi, iritasi atau pembengkakan lambung, usus atau pankreas; pengobatan diare; bantuan kolik bayi;
pengelolaan kejang saluran empedu; Pengobatan hipertonisitas usus halus dan rahim; pengelolaan hypermotility usus besar;
pencegahan kejang pilorus, pohon empedu, ureter, dan bronki; Pengobatan sering buang air kecil dan mengompol; terapi
untuk bradikardia dan blok jantung tertentu; penanganan cedera kepala tertutup dengan pelepasan asetilkolin; pengurangan
tertawa dan tangisan yang berhubungan dengan lesi otak; pengobatan alkohol dengan gejala menarik; meringankan mabuk
perjalanan Penangkal keruntuhan kardiovaskular pada overdosis atau keracunan tertentu. Pengobatan jangka pendek dan
pencegahan bronkospasme berhubungan dengan asma bronkial kronis, bronkitis dan COPD. Persiapan Ophthalmic:
Produksi cycloplegia dan mydriasis.
Hipersensitivitas terhadap antikolinergik; glaukoma sudut sempit; adhesi antara iris dan lensa, hipertrofi
prostat; at; uropati obstruktif; if; iskemia; adhesi antara iris dan lensa; hipertrofi prostat; uropati obstruktif;
iskemia miokard; status jantung tidak stabil yang disebabkan oleh perdarahan; takikardia; myasthenia gravis;
obstruksi pilorus atau usus; asma; hipertiroidisme; penyakit ginjal; penyakit hati; megakolon beracun; atonia
usus atau ileus paralitik.
DEWASA: 0,4 sampai 0,6 mg tiap 4 sampai 6 jam. ANAK: PO Gunakan dosis efektif terendah yang dimulai pada 0,01
mg / kg tiap 4 sampai 6 jam tidak melebihi 0,4 mg tiap 4 sampai 6 jam.
Operasi
DEWASA: SC / IM / IV 0,4 sampai 0,6 mg tiap 4 sampai 6 jam. ANAK: SC / IM / IV 0,01 mg / kg sampai maksimal 0,4
mg tiap 4 sampai 6 jam. INFANTS <5 KG: SC / IM / IV 0,04 mg / kg. INFANTS> 5 KG: SC / IM / IV 0,03 mg / kg.
Brady arrhythmias
DEWASA: SC / IM / IV 0,4 sampai 2 mg tiap 1 sampai 2 jam prn. ANAK: SC / IV / IM 0,01 sampai 0,03 mg / kg, tiap 1
sampai 2 jam bila perlu.
antidotum
Keracunan insektisida. DEWASA: Parenteral Setidaknya 2 sampai 3 mg, diulang sampai tanda keracunan mereda atau tanda-tanda
keracunan muncul. ANAK: 0,02 sampai 0,05 mg / kg / dosis tiap 10 sampai 20 menit sampai tanda-tanda efek atropik diamati, maka tiap
1 sampai 4 jam paling sedikit 24 jam.
Ophthalmic
•Uveitis
DEWASA: 1 sampai 2 tetes larutan 0,5% sampai 1% 4 kali sehari atau salep 3 kali sehari. ANAK: 1 sampai 2 tetes larutan asam
0,5%.
•Refraction/Pembiasan
DEWASA: 1 sampai 2 tetes larutan 1% 1 jam sebelum pemeriksaan refraksi. ANAK: 1 sampai 2 tetes larutan 0,5% tawaran 1
sampai 3 hari sebelum pemeriksaan refraksi.
CV: Palpitasi; bradikardia; takikardia; hipotensi ortostatik SSP: sakit kepala; kegugupan; kantuk; kelemahan;
pusing; kebingungan; insomnia; demam; sifat dpt dirangsang; kegelisahan; getaran. DERM: Reaksi alergi;
urtikaria; ruam; pembilasan. EENT: Kemacetan hidung; rasa yang berubah GI: Xerostomia; mual; muntah;
disfagia; mulas; sembelit; perasaan kembung; ileus paralitik. GU: Kehilangan dan retensi urin;
ketidakmampuan. RESP: Bronkospasme LAIN: Penekanan laktasi; menurun berkeringat
Kehamilan: Kategori C. Laktasi: Jika memungkinkan, jangan gunakan. Bayi: Gunakan dengan hati-hati.
Pasien dengan risiko khusus: Gunakan dengan hati-hati pada pasien lanjut usia dan pada pasien dengan
sindrom Down, kerusakan otak atau kelumpuhan spastik. Psikolinergik psikosis: Telah terjadi pada pasien
yang sensitif. Diare: Mungkin merupakan gejala awal penyumbatan usus yang tidak lengkap. Ulkus
lambung: Dapat menunda waktu pengosongan lambung dan menyulitkan terapi. Glaukoma: Tentukan TIO
intraokular dan kedalaman sudut ruang anterior sebelum dan selama penggunaan oftalmik untuk menghindari
serangan glaukoma. Sujud panas: Dapat terjadi pada suhu lingkungan yang tinggi.
Mengurangi iritasi pada mata yang kering, melindungi mata terhadap iritasi lebih lanjut,
mengurangi rasa tidak nyaman karena iritasi mata ringan, terkena angin & sinar matahari
Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Dewasa: Mata kering: 1-2 tetes ke dalam masing-masing mata 3-4 kali/hari. Dosis lansia:
lihat dosis dewasa.
Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
INDIKASI KONTRAINDIKASI DOSIS EFEK SAMPING PERHATIAN
Cenfresh (carboxymethylcellulose
Sodium) DIH 36th Edition
ANALISIS MASALAH TERKAIT OBAT