DISUSUN OLEH :
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
’dengan’ dan kata tattein yang berarti ’menempatkan’. Jadi, secara
etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. Selain dari bahasa Yunani, sintaksis
juga berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis. Sintaksis juga
berasal dari bahasa Inggris yaitu syntax. Istilah sintaksis (Belanda,
Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan tentang seluk beluk wacana , kaliamat, prase dan
klausa.
PENGERTIAN SINTAKSIS
MENURUT AHLI
1) Menurut Gleason (1955)
“Syntax maybe roughly defined as the principles of
arrangement of the construction (word) into large
constructions of various kinds.” Artinya adalah sintaksis
mungkin dikaitkan dari definisi prinsip aransemen
konstruksi (kata) ke dalam konstruksi besar dari
bermacam-macam variasi.
2) Robert (1964:1)
Sintaksis adalah bidang tata bahasa yang menelaah
hubungan kata-kata dalam kalimat dan cara-cara
menyusun kata-kata. Verhaar mengatakan bahwa
sintaksis adalah terdiri dari susunan subjek (s) predikat
3) Prof.Drs.M.Ramlan
mengatakan bahwa sintaksis merupakan cabang
ilmu bahasa (linguistik) yang membicarakan seluk
beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
4) Prof.Dr.Suparman Herusantosa
mengatakan bahwa sintaksis merupakan studi
tentang hubungan antara kata yang satu dengan
kata yang lain.
LINGKUP CAKUPAN SINTAKSIS
Parera (1994)
yang memberi batasan frasa sebagai suatu konstruksi yang dapat
dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola
dasar kalimat maupun tidak.
Chaer (1998)
menyatakan bahwa frasa merupakan gabungan dua kata atau
lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur
atau fungsi kalimat (subjek, predikat, objek, atau keterangan).
PENGERTIAN KLAUSA
1. Menurut kridalaksana,
2. Ramlan
3. H. Alwi,
klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau
lebih dan mengandung unsur predikasi.
4. Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam
satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan
itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa
(Chaer,2009:150).
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat
atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
a) Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa
sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di
samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
B. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-
kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
C. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan
atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun,
kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
4. Kalimat Mayor dan Minor
A. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya
mengandung dua unsur inti.
Contoh: Amir mengambil buku itu.
Arif ada di laboratorium.
Kiki pergi ke Bandung.
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah
menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di
sekolah.
B. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur
inti atau unsur pusat.
Contoh: Diam!, Sudah siap?, Pergi!, Yang baru!
5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau
penulis secara singka, jelas, dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.