Anda di halaman 1dari 6

RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI FUNGI

• Respon imun tubuh terhadap jamur terdiri atas respon alamiah dan juga adaptif
• Respon imun alamiah berperan sebagai barier pertahanan pertama yang melawan
masuknya patogen ke dalam tubuh
• Respon imun adaptif merupakan mekanisme lanjutan dari respon imun alamiah
untuk dapat mengeradikasi patogen di dalam tubuh
• Produk akhirnya pada respon imun adaptif adalah terbentuknya sel memori
terhadap antigen spesifik
RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI FUNGI
• Tahap awal, Pengenalan permukaan antara sel imun (makrofag) dengan konidia
• Konidia yang berstruktur Pathogen Associated Molecular Pattern (PAMPS) dikenali
oleh makrofag melalui Pattern Recognition Receptor (PRRs) spesifik
PRRs terbagi 2 yaitu: Bentuk yang melekat pada permukaan sel
1. Toll like receptor (TLRs)
2. Mannan binding lectin (MBL)
3. C-Type lectin receptor / CLR (dectin-1)
Bentuk yang disekresikan
1. Lung surfactant protein A dan D (SP-A dan SP-D)
• PRRs mengenali struktur permukaan dinding sel jamur, terutama TLR Karena
merupakan kelas mayor PRRs
RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI FUNGI
• TLR2 mengenali struktur zimosan, fosfolipomanan serta glukuronoksilomanan pada dinding sel
jamur
• TLR4 mengenali struktur glukuronoksilomanan & O-Linked mannan
• Dectin-1 mengenali struktur betaglucan
Pengenalan ini meningkatkan pembentukan sitokin pronflamatori TNF-alfa

• SP-A, SP-D, an MBL mengenali gugus karbohidrat pada permukaan jamur


Pengenalan ini meningkatkan kemotaksis, fagositosis, oxidative killing, aglutinasi konidia

• Pengenalan PRRs dengan PAMPS juga meningkatkan Macrophage Inflammatory Protein (MIP)
yang berperan dalam induksi kemotaksis ke jaringan lesi
RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI FUNGI
• Makrofag mengeradikasi konidia melalui proses fagositosis
• Berlanjut ke proses asidifikasi dan pembentukan Reactive Oxygen Intermediet (ROI) di
fagolisosom (fagosom & lisosom)
• 90% konidia yang terinternalisasi mati dalam 24 jam
• 10% lainnya berkembang menjadi hifa atau tetap bertahan dalam bentuk resting conidia
• Jika berbentuk resting conidia, akan menginduksi aktivasi komplemen melalui jalur
alternative
• Jika berbentuk hifa, akan menginduksi komplemen melalu jalur klasik
• Hifa yang menembus makrofag akan menginduksi aktivasi system imun ekstraseluler yang
ditandai dengan inflamasi, sekresi ROI, peningkatan kemotaksis netrofil dan peningkatan
produksi peptide antimikrobal
RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI FUNGI
• Sel dendritic (DCs), penghubung system imun alamiah dan adaptif
• Respon imun seluler akan terinduksi oleh pengenalan konidia oleh DCs melalui TLR4 yang
diperankan oleh Th1
• Th1 Menginduksi terjadinya inflamasi untuk menghilangkan pathogen intraseluler
• Respon imun humoral akan terinduksi oleh pengenalan hifa oleh DCs melalui TLR2 yang
diperankan oleh Th2
• Antibodi utama yang berperan pada infeksi jamur adalah IgE
• Th2 mengsekresikan immunoglobulin yaitu IgE.
• Proses ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan
RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI FUNGI
• Dalam bentuk hifa dapat menginduksi terjadinya infeksi kronis
• Bentuk hifa mampu melekat pada matriks ekstraseluler dan memproduksi kolagenase,
elastase dan protease yang berperan dalam destruksi matriks ekstraseluler
• Hal ini memfasilitasi terjadinya infeksi kronis dan progresif yang diikuti oleh kerusakan
jaringan kembali
• Respon imun Th1 berperan sebagai factor proteksi terhadap infeksi jamur
• Sistem imun hormonal digunakan oleh jamur untuk menghindar dari system imun seluler

Anda mungkin juga menyukai