SYOK ANAFILAKTIK
Disusun Oleh :
Roberto Daniel Halomoan Hutapea
1261050024
Dokter Pembimbing :
dr. Mas Wisnuwardhana, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD BEKASI
PERIODE 9 MEI 2018 – 21 JULI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
1. Definisi
• Syok anafilaktik adalah suatu respons
hipersensitivitas yang diperantarai oleh
Immunoglobulin E (hipersensitivitas tipe I)
yang ditandai dengan curah jantung dan
tekanan arteri yang menurun hebat .
• Syok distributif
• Vasodilatasi pembuluh darah dan kolaps
distribusi
4. Patofisiologi
2. Diagnosis
• Dua atau lebih gejala dibawah ini yang timbul secara
cepat (menit-jam) setelah pajanan alergen (American
Academy of Allergy, Asthma and Immunology) :
– Utikaria, gatal atau kemerahan seluruh badan, edema
bibir/lidah/uvula
– Sesak, mengi, stridor, turunnya PEF, hipoksemia
– Penurunan tekanan darah setelah terpapar alergen
• Pada bayi dan anak-anak, tekanan darah sistolik yang rendah (spesifik
umur) atau penurunan darah sistolik lebih dari 30%. Sementara pada
orang dewasa, tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau
penurunan darah sistolik lebih dari 30% dari tekanan darah awal.
– Nyeri abdomen, muntah
• Pemeriksaan Penunjang
– Hematologi rutin: hemokonsentrasi, eosinofilia
– Foto thoraks: hiperinflasi dengan atau tanpa
atelektasis yang disebabkan mukus di jalan nafas
– EKG: konduksi yang abnormal, atrial atau disritmia
ventrikular, perubahan gelombang ST-T karena
iskemia miokardial atau jejas, dan kor pulmonale
akut.
– Plasma histamine dan serum tryptase meningkat
3.Tatalaksana
• Perawatan Umum
– Hentikan pajanan antigen
– Penilaian terhadap jalan nafas dan sirkulasi
– Nadi dan tekanan darah dipantau
– Berikan oksigen dengan sungkup atau kanul
• Epinefrin
– Epinefrin 1:1000 dengan dosis 0,01mL/kg maksimal 0,3
ml disuntikkan intramuskular. Dosis yang sama dapat
diulangi dengan jarak 5-15 menit sampai 2-3 kali.
• Cairan
– Berikan infus kristaloud 20-30ml/kg dalam 1 jam
pertama.
• Antihistamin
– Difenhidramin 1-2mg/kg masimal 50mg berikan secara
IM atau IV
• Bronkodilator
– Inhalasi B2-agonis berguna mengatasi
bronkokontriksi.
• Kortikosteroid
– Metilprednisolon dosis 1-2mg/kg IV setiap 4-6 jam
• Vasopresor
– Bila hipotensi berlanjut perlu diberikan dopamin
atau epinefrin
Daftar Pustaka
• Longecker, DE. Anaphylactic reaction and Anesthesia dalam Anesthesiology. 2008; Chapter 88, hal 1948-1963.2.
• Anonim. Severe Allergic Reaction, Anaphylactic Shock. 2008 [cited: 20 Maret 2009].Available from: URL: www.emedicine.com.4.
• Ewan, PW. Anaphylaxis dalam ABC of Allergies; 1998. BMJ. Vol 316. Hal 1442-14455.
• Anonim. Anaphylactic Shock. 2008 [cited: 20 Maret 2009]. Available from: URL: www.duniakedokteran.cq.bz.7 .
• Sampson HA, et al. Clinicl Immunologist and Allergist Pricess. Margaret and Fremantle Hospitals, Western Australia; 20068.
• Brown SGA. Clinical Feature and Severity Grading of Anaphylaxis. Allergy Clinical Immunology. Hobart, Australia; 2004. pp.371-376.9.
• Anonim. Penggunaan Adrenalin dalam Pengobatan Anafilaksis. 2009 [cited: 20 Maret2009]. Available from: www.farmakoterapi-info.htm.11 .
Accessed at April
• Working Group of the Resuscitation Council (UK) Emergency treatment of anaphylactic reactions Guidelines for healthcare providers. January
2008.
• Putra TR, Herman H. Reaksi Anafilaksis dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Dalam. SMF Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana; 1994. hal 77-80.12.
• Anonim. Syok dan Penanggulangannya. 2009 [cited: 20 Maret 2009]. Available from:URL: www.shineupyourlife.com.
Terima Kasih