Anda di halaman 1dari 23

TUMOR INTRAKRANIAL

dr. Imam Hidayat, M.Kes., Sp. BS


Pendahuluan

 Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat


jinak (benigna) ataupun ganas (maligna),
membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala
(intra cranial) atau di sumsum tulang belakang
(medulla spinalis).

 Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat


berupa tumor primer maupun metastase
Anatomi SSP
Epidemiologi

• Laki-laki (60,74 persen) > perempuan (39,26 persen)

• Usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85 persen)

• Kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan - usia 50

tahun
Etiologi

 Belum diketahui secara jelas


 Faktor-faktor:
 Herediter

 Sisa-sisa embrional

 Radiasi

 Virus

 Substansi-substansi Karsinogenik
Patofisiologi

 Tumor intrakranial = massa baru TIK


 Gangguan fokal (tergantung lokalisasi tumor)
 Peningkatan TIK – mengganggu sirkulasi otak =
nekrosis di otak.
 Penambahan massa atupun oedem otak (sirkulasi yg
terhambat)  herniasi.
Manifestasi Klinis

Gangguan kesadaran akibat tekanan intrakranium


yang meninggi:
Fenomena peningkatan tekanan intrakranium dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1.Sindroma unkus atau sindroma kompresi
diansefalon ke lateral
2.Sindroma kompresi sentral rostro-kaudal terhadap
batang otak
3. Herniasi serebelum di foramen magnum
 Gejala-gejala umum tekanan intrakranium yang
tinggi:
 Sakit kepala
 Muntah
 Gangguan mental
 Kejang fokal
Tanda-tanda lokalisatorik

Tumor di lobus frontalis


 Sakit kepala
 muntah
 papiludema
 gangguan mental
 kemunduran intelegensi
 gejala “Witzelsucht”
 refleks memegang dan anosmia
 Kejang adversif (kejang tonik fokal)
Tumor di lobus presentralis
 Tumor di daerah presentralis akan merangsang derah
motorik sehingga menimbulkan kejang pada sisi
kontralateral
 hemiparesis kontralateral
 paparesis inferior

Tumor di lobus temporalis


 afasia sensorik.
 gangguan pada funsgi penciuman
 halusinasi auditorik
 bila daerah unkus terkena, akan timbul serangan “uncinate fit”
pada epilepsi
Tumor di lobus parietalis
 merangsang daerah sensorik
 thalamic over-reaction
 hemianopsia.

Tumor pada lobus oskipitalis


 Sakit kepala di daerah oksiput
 Gangguan medan penglihatan

Tumor pada korpus kalosum


Gangguan ingatan

Tumor di ventrikel ke III


Pasien tiba-tiba nyeri kepala , penglihatan kabur dan
penurunan kesadaran.
Tumor di cerebello pontin angie
Gangguan fungsi pendengaran

Tumor hipotalamus
Menyebabkan gejala TIK akibat oklusi dari foramen Monroe .
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gangguan perkembangan
seksuil pada anak-anak, amenorhoe, dan dwarfism.

Tumor di cerebellum
Gangguan berjalan dan gejala TIK akan dapat terjadi di sertai dengan
papil udem. Nyeri kepala khas di daerah oksipital yang menjalar ke
leher dan spasme dari otot-otot servikal.

Tumor fosa posterior


Di temukan gangguan berjalan,nyeri kepala dan muntah disertai dengan
nistagmus,biasanya merupakan gejala awal dari medulablastoma
Diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang:
 Elektroensefalografi (EEG)

 Foto polos kepala

 Arteriografi

 Computerized Tomografi (CT Scan)

 Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Penilaian CT Scan pada
tumor otak:
 Tanda proses desak
ruang:
 Pendorongan struktur
garis tengah otak
 Penekanan dan
perubahan bentuk
ventrikel
Gambaran MRI Tumor Otak

MRI dapat mendeteksi tumor dengan jelas dan dapat mendeteksi kelainan
jaringan sebelum terjadinya kelainan morfologi.
Diagnosa Banding

• Abses intraserebral
• Epidural hematom
• Hipertensi intrakranial benigna
• Meningitis kronik
Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung
pada beberapa faktor, antara lain :
1. kondisi umum penderita:
2. Tersedianya alat yang lengkap
3. Pengertian penderita dan keluarganya
4. Luasnya metastasis
Penatalaksanaan

Terapi Suportif Terapi Definitif


 Antikonvulsan  Pembedahan
 Kortikosteroid  Radiasi
 Kemoterapi
 Imunoterapi
Prognosis

 Tergantung jenis tumor spesifik atau tipe tumor.


 Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival)
berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10
tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.
 Prognosis di Indonesia masih buruk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai