Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

“SINDROM KORONER AKUT”

Oleh
Richa Hesty Putri Pratiwi
FAA 110 026

Pembimbing :
dr. Yusuf Galenta, Sp.JP-FIHA

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
APRIL
2016
Pendahuluan
• Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah masalah
kardiovaskuler yang utama karena
menyebabkan angka perawatan rumah sakit
dan angka kematian yang tinggi.

• STEMI, NSTEMI, dan angina pektoris tidak


stabil adalah spektrum klinis yang disebut
SKA.
Kasus
Nama : Tn. A
Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Ruang : ICCU
Alamat : Kuala Kurun
Pekerjaan : Swasta
Tanggal MRS : 27 Februari 2016
Anamnesis
• Keluhan utama nyeri dada kiri sejak 5 hari yang
lalu
• Nyeri hilang timbul dan semakin memberat sejak
beberapa jam SMRS.
• Nyeri seperti tertekan benda berat dan menjalar
ke punggung belakang.
• Nyeri muncul saat pasien beraktivitas dan
berkurang saat istirahat. Nyeri dirasakan selama
lebih dari 20 menit.
Anamnesis…

• Nyeri dada disertai dengan sesak napas.

• Sesak napas timbul mendadak dan hilang bila


beristirahat.

• Keluhan juga disertai dengan berdebar-debar dan


mual. Keluhan seperti demam, batuk, muntah,
sakit kepala, keluhan BAB dan BAK tidak ada.
Anamnesis…

Riwayat penyakit dahulu:


• Diabetes Melitus tipe-2 sejak 12 tahun yang lalu
(tahun 2004) tidak terkontrol, terakhir kontrol
untuk DM 1 tahun yang lalu, tidak rajin
meminum obat antidiabetes.

• Riwayat Hipertensi disangkal.


Anamnesis…

• Riwayat penyakit keluarga : tidak ada yang


pernah mengalami keluhan yang sama.

• Faktor risiko : merokok sejak usia muda.


Merokok 1 bungkus per hari dan sekarang mulai
belajar untuk berhenti merokok.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital:
- TD : 140/90 mmHg
- N : 82 x/menit regular kuat angkat isi cukup
- R : 20x/menit torakho-abdominal
- T : 36,1 °C

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis (E4 V5 M6)


Pem. Fisik…
• Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik
(-), refleks pupil (+) isokor.

• Leher : pembesaran KGB (-), peningkatan


JVP (-).

• Thoraks : hemithoraks simetris kiri dan kanan,


ketinggalan gerak (-), retraksi
dinding dada (-), fremitus vocal
(+/+)
Pem. Fisik…

• Paru : perkusi sonor, vesikuler (+/+),


rhonki (-/-), wheezing (-/-)

• Jantung : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis


teraba di ICS VI 1 cm lateral
midklavikula sinistra, S1-S2 tunggal
regular, murmur (-), gallop (-).
Pem. Fisik…

• Abdomen : datar, supel, nyeri tekan (-), bising


usus normal 12 x/menit, hepar lien
tidak teraba membesar.

• Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT <2


detik.
Diagnosis
• Diagnosis simptom : angina pectoris, dispnea
• Diagnosis klinis : sindrom koroner akut
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :
• Hb :15,1 g/dL
• Leukosit : 5.170 uL
• Trombosit : 234.000 uL
• Hematokrit : 47,1%
• GDS : 283 mg/dL
• Kreatinin : 1,79 mg/dL.
Pem. Penunjang…

• EKG : irama sinus, heart rate 83 kali permenit


dan tidak ditemukan elevasi pada segmen
ST.
Pem. Penunjang…

• Foto thoraks : CTR 56% kardiomegali dan


sudut costofrenikus masih lancip pada kedua
hemithoraks.
Penatalaksanaan
• Oksigen 3-4 lpm • As. salisilat 1x2
• infus NaCl 0,9% tablet
500cc/24 jam • Klopidogrel 1x4
• Inj. Ranitidin 2x1 amp tablet
• inj. Enoxaparin 2x0,6 cc • ISDN 3x5 mg
• inj. Insulin Detemir 10 • Captopril 3x12,5 mg
IU malam • Atorvastatin 1x1
tablet
SKA (Sindrom Koroner Akut)

Kumpulan gejala dan tanda iskemia miokard


yang terdiri dari:
 Angina pectoris tidak stabil (unstable pectoris
angina / UAP)
 Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (non
ST elevation myocardial infarction/STEMI)
 Infark miokard dengan elevasi segmen ST (ST
elevation myocardial infarction/NSTEMI).
FAKTOR RESIKO
Teori Pada Pasien
• Faktor resiko yang dapat • Faktor resiko yang tidak dapat
dimodifikasi : dimodifikasi
- Usia - Jenis kelamin laki-laki yang
- Jenis kelamin lebih rentan terserang SKA
- Riwayat keluarga dengan dibandingkan dengan wanita.
penyakit jantung koroner • Faktor resiko yang dapat
• Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
dimodifikasi : - Merokok
- Merokok - Hipertensi
- Hiperlipidemia - Diabetes mellitus.
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Obesitas
- Kerja fisik/olahraga
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis
Teori Pada pasien

- Nyeri dada tipikal (angina) berupa nyeri - Nyeri dada tipikal yaitu nyeri dada
dada substernal, retrosternal, dan substernal
precordial. - Nyeri dada seperti ditindih beban
- Nyeri seperti ditekan, ditindih benda berat
berat, rasa terbakar, seperti ditusuk, rasa - Nyeri terasa di bagian dada kiri dan
diperas dan terpelintir menjalar ke punggung.
- Nyeri menjalar ke leher, lengan kiri, - Nyeri dirasakan selama >20menit
mandibula, gigi, punggung/interskapula - Disertai gejala mual
- Berlangsung intermiten/ beberapa menit
atau persisten (> 20 menit)
- Nyeri membaik atau hilang dengan
istirahat atau minum obat nitrat
- Dapat disertai gejala mual, muntah, sulit
bernapas, keringat dingin dan lemas
Elektrokardiogram

• Angina Pektoris Tak Stabil : Depresi segmen ST


dengan atau tanpa inversi gelombang T, kadang-
kadang elevasi segmen ST sewaktu ada nyeri,
tidak dijumpai gelombang Q.

• Infark Miokard ST Elevasi (STEMI): terdapat


elevasi segmen ST yang peristen dan adanya
hiperakut T, elevasi segmen ST, gelombang Q
inversi gelombang T
• Infark Miokard non ST elevasi (NSTEMI): tidak
ditemukan elevasi segmen ST persisten. Biasanya
berupa depresi segmen ST, inversi gelombang T
dalam, gelombang T yang datar, gelombang T
pseudo-normalization, atau bahkan tanpa
perubahan EKG saat presentasi.

• Pada pasien ini hasil pemeriksaan EKG tidak


didapatkan adanya elevasi pada segmen ST.
Petanda Biokimia/Marker Jantung

• Kreatinin kinase-MB (CK-MB) atau troponin I/T


merupakan marker nekrosis miosit jantung dan
menjadi marker untuk diagnosis infark miokard.

• Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan


marker jantung, karena pada saat itu masih
belum tersedianya alat pemeriksaan tersebut.
DIAGNOSIS BANDING
• Sindrom koroner akut NSTEMI
• Angina pektoris tidak stabil
• Penyakit jantung katup
• Miokarditis atau perikarditis
• Stroke
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EKG
• Foto Rontgen Dada
• Petanda biokimia : darah rutin, CK, CKMB,
troponin I/T, profil lipid, gula darah, ureum,
kreatinin.
• Echocardiograf
• Tes treadmill
• Angiografi koroner
KRITERIA DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Pasien NSTEMI harus istirahat ditempat tidur
dengan pemantauan EKG. Empat komponen
terapi pada setiap pasien NSTEMI yaitu:
1. Terapi antiiskemia
2. Terapi anti platelet/antikoagulan
3. Terapi invasif (kateterisasi dini/
revaskularisasi)
4. Perawatan sebelum meninggalkan RS dan
sesudah perawatan RS.
Berdasarkan terapi yang diberikan Berdasarkan teori

Ranitidine adalah suatu histamin


antagonis reseptor H2 yang menghambat
Ranitidine kerja histamin secara kompetitif pada
reseptor H2 dan mengurangi sekresi
asam lambung.

Merupakan ling insulin analog yang


Insulin Detemir
digunakan untuk mengontrol gula darah.

Merupakan trombolitik/fibrinolitik yang


berguna untuk melarutkan trombus
dengan cara mengubah plasminogen
Enoxaparin menjadi plasmin, suatu enzim yang
dapat menguraikan fibrin. Fibrin ini
merupakan zat pengikat dari gumpalan
darah.
Berdasarkan terapi yang diberikan Berdasarkan teori

Merupakan suatu anti platelet yang pada


infark miokard akut asam salisilat
Asam salisilat bermanfaat untuk mencegah kambuhnya
miokard infark yang fatal maupun
nonfatal.

Merupakan suatu anti agregasi trombosit


Klopidogrel / anti platelet yang bekerja menghambat
reseptor P2Y12 secara irreversibel.

Merupakan antiiskemi, yang akan


Isosorbid dinitrat (ISDN) menimbulkan vasodilatasi di sel otot
polos.
Berdasarkan terapi yang diberikan Berdasarkan teori

Merupakan antihipertensi yang


Captopril berguna untuk mengontrol tekanan
darah pasien.

Merupakan anti oksidan dan juga lipid


Atorvastatin manajemen pada pasien stabil pasca
SKA.
Komplikasi
1. Syok Kardiogenik
2. Aritmia Malignant
3. Gagal Jantung
4. Mechanical ruptur, MR akut, VSD
5. Gangguan Hantaran
KESIMPULAN
• Laki-laki, 54 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan nyeri dada kiri sejak 5 hari yang lalu disertai
sesak napas, berdebar-debar dan mual.
• Pada pemeriksaan thorax tampak cor menunjukkan
adanya pembesaran jantung yaitu pada saat palpasi
ictus cordis teraba di ICS VI 1cm lateral midclacularis
sinistra dengan CTR 56%.Pemeriksaan EKG tidak
ditemukan elevasi pada segmen ST.
• Berdasarkan hal-hal diatas pasien mengalami
Sindrom Koroner Akut non ST-elevasi.
• Prognosis pada pasien ini baik apabila berhenti
merokok, minum obat teratur, rutin control kesehatan,
olahraga teratur, diet rendah garam dan lemak serta
melakukan reperfusi jantung untuk terapi lebih lanjut.
Daftar Pustaka
• Myrtha R. Patofisiologi Sindroma Koroner akut. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran. Vol.39.
2012
• Alwi I. Infark miokard akut dengan elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
II. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing;2009.
• Hamm C, Heeschen C, Falk E, Fox Keith A. Acute coronary syndromes; pathophysiology,
diagnosis and risk stratification in European society textbook of cardiovascular medicine. 1st
edition. Blackwell Publishing, 2011.
• By Kristen J. Overbaugh, MSN, RN, APRN-BC. Acute Coronary Syndrome. American
Journal of Nursing.2010.
• Karo K.S., Kaunang Dolly RD. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Jakarta : PERKI.
2010.
• O’Gara Patrick T, et all. ACCF/AHA guideline for the management of ST-elevation
myocardial infarction. Developed in Collaboration With the Ameerican College of Emergency
Physicians and Society for Cardiovaskular Angiography and Interventions. 2013.
• L Tao, K Kendall. Sinopsis organ sistem kardiovaskular. Tangerang Selatan : Karisma
Publishing Group. 2013.
• Gray Huon H, Dawkins Keith D, Morgan John M, Simpson Iain A. Lecture notes kardiologi.
Edisi keempat. Jakarta : Gelora Aksara Pratama. 2005.
• Dokterwork TM Health. Sindroma Koroner Akut. [diunduh pada tanggal 3 April 2016].
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai