Anda di halaman 1dari 45

Pengertian

One Group Pretest Posttest Design adalah eksperimen


yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa
kelompok pembanding.
Model ini lebih sempurna jika dibandingkan dengan
model lain yang termasuk ke dalam desain pra-
eksperimen. Karena sudah menggunakan tes awal
sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui
dengan pasti.
Di dalam one group pretest posttest design, hasil
dapat diketahui lebih akurat, karena membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
One group pretest posttest design disebut juga
dengan before-after design.
Contoh 1
Judul :
Pengaruh Pemberian Tugas Setiap Kali Kuliah terhadap
Peningkatan Prestasi Mahasiswa
VB : Pemberian Tugas
VT : Prestasi Mahasiswa
O1 : Ujian pada kuliah pertama
O2 : Ujian di akhir semester
Pemberian tugas diberikan setiap pertemuan selama 1
semester

Dalam contoh ini, dosen memberikan ujian pada awal


semester (pretest) dan ujian di akhir semester (posttest),
yang mana hasilnya ada perbedaan antara skor pretest dan
posttest. Skor posttest lebih tinggi secara signifikan. Maka
dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas meningkatkan
prestasi belajar.
Contoh 2
Metode diskusi sebagai metode yang efektif dalam mengajar
Prosedur :
1. Kenakan T1 , yaitu pretest, untuk mengukur mean
prestasi belajar sebelum subjek diajar dengan metode
diskusi.
2. Kenakan subjek dengan X, yaitu metode mengajar
dengan diskusi, untuk jangka waktu tertentu.
3. Berikan T2, yaitu posttest, untuk mengukur mean
prestasi belajar setelah subjek dikenakan variabel
eksperimental.
4. Bandingkan T1 dan T2 untuk menentukan seberapakah
perbedaan yang timbul, jika sekiranya ada, sebagai
akibat dari digunakannya variabel eksperimental X.
5. Terapkan test statistik yang cocok-dalam hal ini t test-
untuk menentukan apakah perbedaan itu signifikan.
Kelemahan
1. Tidak ada jaminan bahwa X adalah satu-satunya faktor-atau bahkan faktor utama-yang
menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2.
2. Ada beberapa hipotesis tandingan yang mungkin diajukan (atau yang merupakan
“probable error”) :
a. History, misalnya selama mendapat perlakuan sebagai subjek pindah kerumah yan
lebih baik atau orangtua mereka lebih menaruh perhatian terhadap kegiatan belajar
mereka.
b. Maturation, kenyataan bahwa mereka menjadi lebih dewasa, atau lelah, atau
menjadi kurang menaruh perhatian, atau menjadi lebih antusias.
c. Testing effect, pengalaman dengan T1 itu sendiri mungkin meningkatkan motivasi
belajar, atau mengubah sikap, atau merangsang persaingan terhadap diri sendiri.
d. Changing effect of instrumentation, setiap perubahan pada tes, cara skoringnya,
teknik observasi atau wawancara, menyebabkan bahwa T1 adalah berbeda dari T2.
e. Statistical regression, suatu hal yang tak dapat dihindarkan apabila kelompok-
kelompok ekstrim yang dibandingkan dengan pretest dan posttest.
f. Selection biases and mortality, apabila subjek yang sama tidak mengambil kedua tes
itu, yaitu T1 dan T2, perbedaan yang mungkin disebabkan oleh sifat-sifat yang tak
terkontrol yang berkaitan dengan perbedaan itu.
• Beberapa variabel sekunder tidak
terkontrol, karena memang tidak
mempunyai kontrol
• Tidak ada randomisasi, yang mana
randomisasi adalah syarat mutlak
dilakukannya penelitian eksperimental
• Memunculkan retroactive history
• Tidak ada kelompok pembanding
Keuntungan
1. Pretest memberi landasan untuk
membuat komparasi prestasi subjek
yang sama sebelum dan sesudah
dikenai X (eksperimental treatmen).
2. Desain ini memungkinkan untuk
mengontrol selection variable dan
mortality variable, jika subjek yang
sama mengambil T1 dan T2 kedua-
duanya.
• Desain ini lebih baik karena menggunakan
teknik kontrol konstansi terhadap proactive
history, yaitu dengan adanya pretest posttest.
• Pretest menjadi pembanding bagi posttest,
sehingga kesimpilan yang diperoleh lebih
meyakinkan.
• Desain yang banyak digunakan karena dalam
kehidupan sehari-hari seringkali peneliti tidak
mempunyai kuasa atau sangat sulit untuk
membentuk kelompok-kelompok penelitian
dan melakukan randomisasi
Definisi
Desain eksperimen yang dilakukan dengan jalan
melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum
perlakuan diberikan dan setelah perlakuan diberikan pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
Pretest Posttest Control Group Design termasuk ke dalam
eksperimen murni.

Psikologi Eksperimen
Kelebihan
1. Terdapat tiga syarat eksperimen yaitu kontrol, random, dan
manipulasi.
2. Jika pada posttest-only control group design tidak ada
pretest, maka pada pretest-posttest control group design,
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberi
pretest. Kemudian kelompok eksperimen diberi treatment.
Setelahnya maka dilakukan posttest terhadap kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol.

Psikologi Eksperimen
Kelemahan
1. Sulit dilaksanakan di lapangan
2. Sering tidak mungkin dilakukannya intervensi
pada kelompok satu dan kelompok lainnya

Psikologi Eksperimen
Prosedur
1. Pilih jumlah subjek secara random dari suatu populasi
2. Secara random, golongkan subjek menjadi 2 kelompok: 1)
kelompok eksperimen yang dikenai variabel perlakuan X,
2) kelompok kontrol yang tidak dikenai variabel perlakuan
3. Berikan pretest T1 untuk mengukur variabel tergantung
pada kedua kelompok, lalu hitung mean masing-masing
kelompok.
4. Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar
tetap sama, kecuali pada satu hal yaitu kelompok
eksperimen yang dikenai variabel perlakuan X untuk
jangka waktu tertentu

Psikologi Eksperimen
5. Berikan posttest T2 pada kedua kelompok untuk mengukur
variabel tergantung; lalu hitung meannya untuk masing-masing
kelompok
6. Hitung perbedaan antara hasil pretest T1 dan posttest T2 untuk
masing-masing kelompok
7. Bandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan
apakah penerapan perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan
yang lebih besar pada kelompok eksperimen
8. Gunakan tes statistik yang cocok untuk rancangan ini untuk
menentukan perbedaan dalam skor. Apakah perbedaan tersebut
cukup besar untuk menolak hipotesis 0 bahwa perbedaan itu
hanya terjadi secara kebetulan.

Psikologi Eksperimen
Desain Penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Random E T1 X T2
K T3 - T4
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
X : Perlakuan/treatment
T1 : pre test kelompok eksperimen
T2 : post test kelompok eksperimen
T3 : pre test kelompok kontrol
T4 : post test kelompok kontrol

Psikologi Eksperimen
Posttest Only Control Group Design

Posttest Only Control Group Design merupakan


desain eksperimen murni yang paling sederhana
tetapi cukup kuat.

Posttest Only Control Group Design terbagi menjadi


2 kelompok secara random, perlakuan di berikan
pada satu atau beberapa kelompok dan satu
kelompok menjadi kontrol.
Skema desain

R (KE) X → O
R (KK) - → O

KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok Kontrol
X : Perlakuan
O : Posttest
Contoh Posttest Only Control Group Design

Peneliti G ingin mengetahui pengaruh musik klasik


terhadap kecepatan mengerjakan puzzle pada anak
TK. Setelah mendapatkan 16 orang anak TK, ia
mengacak mereka untuk dimasukkan ke dalam KE
dan KK. Pada KE diperdengarkan musik klasik saat
setiap subjek mengerjakan puzzle, sedangkan pada
KK mengerjakan hal yang sama tanpa
diperdengarkan apapun. Skor VT setiap subjek
diperoleh dari waktu (detik) yang dibutuhkan untuk
Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan
Randomisasi. Sehingga dapat mengurangi bias peneliti
dalam pengertian bahwa tidak satupun anggota
mempunyai peluang lebih besar untuk terpilih
dibandingkan dengan anggota lainnya.

Variabel-variabel luar dan berbagai sumber


invaliditasnya terkendali.
Kekurangan

Rancangan ini tidak memungkinkan peneliti


untuk menentukan sejauhmana perubahan terjadi ,
sebab pretes tidak dilakukan untuk menentukan
data awal.
Pengaruh metode diskusi dalam
pembelajaran terhadap prestasi belajar
kualitatif pada mahasiswa Fakultas
Psikologi
Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu hal yang penting untuk


kita capai dalam meneruskan dan memajukan
bangsa kita. Untuk mencapai pendidikan yang
tinggi maka kita harus belajar mengenai apapun
yang ada di sekitar kita terutama untuk para
remaja yang memiliki pemikiran kritis dan
modern seperti mahasiswa. Dalam hal ini, dosen
berperan penting untuk meningkatkan kualitas
dan prestasi belajar mahasiswa. Dosen harus
membuat strategi khusus didalam pembelajaran
agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti
pelajaran atau materi yang diberikan dosen.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
Lanjutan…

Sebuah model pembelajaran yang dikembangkan di


kelas adalah merupakan salah satu cara untuk memacu
semangat serta prestasi belajar mahasiswa, oleh karena
itu model pembelajaran tersebut harus sejalan dengan
kondisi mahasiswa, sehingga selama proses belajar
berlangsung tidak akan mengalami persoalan yang
menyebabkan terhambatnya kinerja mahasiswa di
kelas. Disisi lain interaksi belajar mengajar dikelas
akan berdampak positif bagi mahasiswa manakala
materi yang disampaikan dianggap relevan dengan
fakta lapangan.
Metode Diskusi

Menurut Sanjaya (2011:154) metode diskusi


merupakan cara penyajian pelajaran, dimana
siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah
yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang
bersifat problematik untuk dibahas dan
dipecahkan bersama,sehingga dalam proses
pembelajaran semua siswa lebih aktif dalam
mengembangkan kreativitas dimana terjadi
interaksi tukar menukar pendapat, dalam
Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2008 : 320), Prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi belajar merupakan hasil dari proses
belajar Prestasi belajar merupakan tolak ukur
yang utama untuk mengetahui keberhasilan
seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi
dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam
belajar.
Metodologi Penelitian

• Identifikasi Variabel
Variabel bebas : Metode Diskusi
Variabel terikat : Prestasi belajar metodologi penelitian kualitatif

• Metode Pengukuran
Untuk mengetahui prestasi belajar pada mata pelajaran metodologi penelitian kualitatif pada
mahasiswa digunakan tes prestasi. Tes prestasi ini disusun berdasarkan mata pelajaran metodologi
penelitian kualitatif

• Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ditetapkan dengan teknik pengambilan sampel adalah random, Penentuan
partisipan dilakukan dengan memberikan pengumuman pada tiap Kordinator Mahasiswa (KOSMA).
Kosma kemudian memberikan nama-nama mahasiswa yang memiliki nilai kualitatif rendah yang
bersedia untuk menjadi partisipan dalam penelitian. Kemudian dari seluruh mahasiswa yang bersedia
itu diacak kemudian dibagi menjadi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
• Rancangan Eksperimen
Rancangan penelitian ini menggunakan posttest only control group
design. Dalam desain eksperimen ini subjek dibagi menjadi dua
kelompok atau lebih secara random, perlakuan diberikan pada satu
atau beberapa kelompok, dan satu kelompok sebagai kontrol. Setelah
waktu yang telah ditentukan, dilakukan pengukuran tehadap variabel
tercoba pada kedua kelompok.
Skema desain eksperimen sederhana ini sebagai berikut:
KE : R (X) --> Y1
KK : R (-) --> Y2
Keterangan :
KE : kelompok eksperimen
KK : kelompok kontrol
R : randomisasi sampel
(X) : pemberian perlakuan
(-) : tanpa perlakuan
Y1 : skor kelompok eksperimen
Y2 : skor kelompok kontrol
Prosedur Penelitian

• Persiapan Eksperimen
 Persiapan administrasi yang dilakukan kepada pihak-pihak
yang berwenang terhadap penggunaan ruangan kelas di Fakultas
Psikologi Uin Suska Riau.
 Persiapan alat ukur, yaitu dengan memberikan tes prestasi
belajar kepada subjek sEsudah diberikan treatment. Selain
menggunakan tes prestasi , penelitian ini juga menggunakan
observasi dengan cara mengamati dan mencatat kegiatan yang
dilakukan subjek selama berada di dalam ruangan penelitian
 Persiapan tester, memberikan instruksi dan menguasai alat tes
yang digunakan dalam penelitian. Mempersiapkan beberapa
observer untuk mengamati kegiatan subjek selama kegiatan
penelitian berdasarkan guide observasi ysng telah disiapkan.
Lanjutan…

• Pelaksanaan Eksperimen
 Penentuan sampel penelitian, memberikan
pengumuman pada tiap kordinator kelas (KOSMA) .
Koodinator kemudian memberikan nama-nama
mahasiswa yang memiliki nilai kualitatif rendah yang
bersedia untuk menjadi partisipan dalam penelitian.
 Perlakuan, perlakuan hanya diberikan pada kelompok
eksperimen saja. Perlakuan yang diberikan adalah
dengan memberikan metode diskusi pada mata
pelajaran metodologi penelitian kualitatif pada
kelompok eksperimen dengan waktu yang telah
ditentukan.
• Analisis Statistik
Metode yang digunakan untuk analisis data
adalah teknik uji t. Alasan penelitian ini
menggunakan teknik uji t yaitu karena teknik
tersebut dapat mengungkap perbedaan antar dua
kelompok subjek penelitian yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
• The solomon four group desaign
merupakan kombinasi Post-test
only control group desaign dan
Pre-Test-Post -Test Control Group
Desaign.

• The solomon group desaign


merupakan model desain ideal
untuk Penelitian eksperimen
• Peneliti dapat menekan
sekecil mungkin sumber
kesalahan dengan
memberikan pre-test dan
treatment secara variatif.

• Desain ini tidak banyak


digunakan pada jumlah
Keunggulan dan kelemahan desaign
solomon four group

• Keunggulan desain ini yaitu untuk


mengurangi pengaruh pre-test
terhadap unit percobaan dan
mengurangi eror interaksi antara
pre-test dan perlakuan.
• kelemahan utamanya yaitu
membutuhkan banyak sampel untuk
dimasukan kedalam empat kelompok
penelitian, juga membutuhkan
banyak waktu dan tenaga untuk
Desaign Four Group Solomon

Grup Pretes VT Postes


(R)/A Eksperimen O1 x O2

(R)/B Kontrol 1 O3 - O4

(R)/C Kontrol 2 - X O5

(R)/D Kontrol 3 - - O6
Keterangan desaign
• Peneliti memilih empat kelompok
secara random (R)
• Kelompok pertama merupakan
kelompok inti diberi perlakuan
dan dua kali pengukuran, yaitu
Pre-test dan Post-test.
• Kelompok kedua sebagai
kelompok pengontrol tidak diberi
• Kelompok ketiga diberi
perlakuan dan hanya
dilakukan pengukuran Post-
test.
• Kelompok keempat hanya
dilakukan pengukuran satu
kali saja
Judul :
Efektifitas permainan Puzzle dalam meningkatkan konsentrasi belajar pada
anak

Rumusan Masalah :
:”Apakah permainan puzzle efektif dalam meningkatkan konsentrasi belajar
pada anak ?”

V. Bebas : Permainan Puzzle


puzzle adalah kepingan gambar yang berdasarkan tingkat kesulitannya
memiliki beberapa jenis, yaitu mudah, sedang, dan sulit ( Zaman,
2007)

V. Terikat : Konssentrasi Belajar


konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses
perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
bidang studi (Daud, 2010)
PENDAHULUAN
Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa
bentuk desain eksperimen, yaitu:
(1) pre-experimental (nondesign);
(2) true-experimental, meliputi posttest only
control design, pretest-control group design;
(3) factorial experimental; dan
(4) Quasi experimental, meliputi time series
design dan nonequivalent control group
design.
NON-EQUIVALENT CONTROL GROUP
DESIGN

• Desain ini hampir sama dengan pretest-


posttest control group design, tetapi pada
desain ini group eksperimen maupun group
kontrol tidak dipilih secara acak
• Static group atau non-equivalent group
ataupun non-randomized group memiliki arti
yang sama yaitu tidak dilakukan randomisasi
untuk membentuk KE (kelompok eksperimen)
dan KK (kelompok kontrol).
Lanjutan….
• Pada desain ini dilakukan pre-test
• Dilakukannya pre-test dan posttest sebenarnya
melakukan kontrol konstansi terhadap proactive
history. Yang perlu diperhatikan pre-test dan
posttes harus merupakan tes yang sama agar
hasilnya dapat diperbandingkan.
• Pre-test menginformasikan kemampuan awal
(initial position) para subjek sebelum dilakukan
penelitian, atau dengan kata lain adalah proactive
history mereka.
Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih
dimungkinkan untuk membandingkan hasil
intervensi program kesehatan di suatu kontrol yang
serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-
benar sama misalnya kita akan melakukan studi
tentang Pengaruh Pemberian Tablet Zat Besi
Terhadap Prestasi Belajar kelompok yang kan
diberikan tablet Fe, tidak mungkin sama betul
dengan kelompok yang tidak akan diberika Fe
(kelompok kontrol).
Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Pretest Pretest
Diberi Perlakuan (Diberi tablet Tidak diberi perlakuan(tidak
zat besi) diberi tablet zat besi
Post Test Post Test

Rancangan non equivalent control group design ini


hampir sama dengan rancangan eksperiment
murni/sungguhan. Perbedaanya, hanya terletak
pada tidak dilakukannya randomisasi dalam
rancangan pengukuran ini.
Rancangan non-equivalent control group ini sangat baik
digunakan untuk evaluasi program pendidikan
kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya. Di
samping itu rancangan ini juga baik untuk
membandingkan hasil intervensi program kesehatan di
suatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau
desa lainnya. Dalam rancangan ini pengelompokan
anggota sampel pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau
acak. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut juga
“non-randomized control group pretest-postest
design”
Lanjutan….
• Konstansi terjadi karena skor VT adalah skor hasil
posttest dikurangkan dengan hasil pre-test setiap subjek.
• Jadi, skor yang diperolah adalah peningkatan atau
penurunan VT akibat dilakuan penelitian. skor jenis ini
disebut gain score (Robinson, 1981).
• Untuk mengetahaui apakah VB berpengaruh terhadap
VT, dilakukan analisis statis independent
sample/uncorrelated data t-test terhadap gain score
(selisih antara pretest dan posttest)
Lanjutan…
• Misalnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih
meyakinkan, dosen X memutuskan
memberikan pretest kepada kedua kelas pada
kuliah pertama. Setelah itu, selama 1
semester kelas A diberikan tugas setiap kali
kuliah sedangkan kelas B tidak diberikan tugas
sama sekali. Pengaruh VB terhadap VT
diketahui analisis uji T terhadap peningkatan
nilai ujian (nilain UAS dikurangi nilai pretest)
KELEBIHAN
• Desain ini memiliki keunggulan, karena dapat
diketahui kemampuan awal setiap subjek
sebelum dilakukan penelitian, sehingga
kesimpulan yang diambil mengenai pengaruh
VB terhadap VT lebih meyakinkan.
KEKURANGAN
• Namun karena tidak dilakukan randomisasi
subjek untuk membentuk KE dan KK,
menyebabkan kedua kelompok penelitian
tidak setara. Akibatnya kesimpulan penelitian
yang diambil bisa salah atau kurang kuat.
Dengan kata lain, karena tidak dilakukan
randomisasi maka proactive history/individual
differences tidak dapat dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai