TEORI PEMBENTUKAN :
1. TEORI MONOFILATIK
Sel darah berasal dari satu sel induk.
Sel-sel mesenkim berubah menjadi
hemohistioblast Bergranula (hemahotioblast
myeloid) : mieloblast, eritroblast, megakarioblast.
Tidak bergranula (hemohistioblast limfoid) :
limfoblast, monoblast.
Hematopoiesis
2. POLIFILEKTIK
Masing-masing sel darah mempunyai induk
steam sel yang tertentu dan terpisah satu sama
lain.
Sel-sel mesenkim itu masing-masing : mieloblast,
proeritrosit, eritroblast, megakarioblast, RES
(Retikulo Endotelia Sytem)
Hematopoiesis
3. TEORI KOMBINASI ANTARA MONOFILEKTIK DAN
POLIFILEKTIK
Duofilektik : Sel Mesenkim mieloblast dan
limfoblast
Triofilektik : Sel Mesenkim mieloblast,
pronormoblast, limfoblast.
TEMPAT PEMBUATAN
1. Awal Kehamilan
Pada awal kehamilan sampai 4 bulan, tempat
pembuatan sesuai dengan hematopoiesis.
Bulan-bulan pertama, 7-10 bulan di hepar
dan lien
Sekitar 6-7 bulan, di sumsum tulang, selama
masa awal dan dewasa normal.
Hematopoiesis
HEMOPOIESIS PRENATAL
1. Stadium Mesoblastik.
Tampak kelompok pada “yolk sac” dan jaringan
mesenkim embrional sampai minggu ke 10
kehamilan.
Bagian dalam mengalami hematogen, eritrosit
yang awal sekali (eritrosit primitif)
Bagian luar mengalami maturasi (pematangan
sel-sel eritrosit) ± minggu ke 3-10
Hematopoiesis
HEMATOPOIESIS POSTNATAL
Sumsum tulang aktif membentuk sel.
Organ yang Berperan :
1. Sumsum Tulang (Born Marrow)
a. Sumsum merah, aktif hematopoiesis
b. Kuning tidak aktif (Sel endotel, retikulum,
lemak)
Hematopoiesis
5. Hepar
Perombakan pigmen empedu
Depo Vit. B12
Detosifikasi
Proses Pembentukan Darah
Hematopoiesis
6. Enteropoietin
Hormon yang terdapat di dalam ginjal penyakit
ginjal terlebih yang berat akan berpengaruh
terhadap hormon enteropoietin.
Bila hormon ini berkurang, eritrosit juga berkurang
meskipun di tempat produksi yang lain masih
baik, tapi karena hormon tersebut diproduksi di
ginjal jadi tetap akan berkurang.
Hematopoiesis
7. Kelenjar Endokrin
Mampu mempengaruhi perkembangan &
pertumb. Eritrosit
8. Nutrisi
Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
molekul, as. folat, dll maturasi/pematangan sel
9. RES (Retikulo Endotelia System)
Hematopoiesis
Hematopoiesis
Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K
BATASAN
Kecenderungan terjadinya perdarahan akibat
gangguan proses koagulasi yang disebabkan
oleh kekurangan vitamin K atau dikenal
dengan Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB).
PATOFISIOLOGI
Vitamin K diperlukan untuk sintesis prokoagulan
faktor II, VII, IX dan X yang berperan sebagai
antikoagulan (menghambat proses pembekuan).
Vitamin K diperlukan untuk konversi faktor
pembekuan tidak aktif menjadi aktif.
Ada 3 Kelompok :
VKDB dini
VKDB lambat atau acquired prothrombin complex
deficiency (APCD)
Secondary prothrombin complex (PC) deficiency
DIAGNOSIS
Anamnesis
· onset perdarahan
· lokasi perdarahan
· pola pemberian makanan
· riwayat pemberian obat-obatan pada ibu
selama kehamilan
Pemeriksaan fisik
Adanya perdarahan di saluran cerna, umbilikus,
hidung, bekas sirkumsisi dan lain sebagainya
Pemeriksaan penunjang
Waktu pembekuan memanjang
PPT (Plasma Prothrombin Time) memanjang
Partial Thromboplastin Time (PTT) memanjang
Thrombin Time normal
USG, CT Scan atau MRI untuk melihat lokasi
perdarahan
DIAGNOSIS BANDING
VKDB dibedakan dengan gangguan hemostasis
lain misalnya gangguan fungsi hati.
PENATALAKSANAAN
Pencegahan VKDB
Profilaksis Vitamin K1 pada bayi baru lahir 1 mg
im (dosis tunggal)
Pengobatan VKDB
Vitamin K1 dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari
Fresh frozen plasma (FFP) dosis 10-15 ml/kg
Hematopoiesis