HAK ASASI MANUSIA (HAM).

BAGINDA HARAHAP
DOSEN IPDN
1. UU NO 39 THN 1999 TENTANG HAM.
2. UU NO.23 THN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.
3. UU NO. 5 THN 1997 TTG PSIKOTROPIKA.
4. UU NO.22 THN 1997 TTG NARKOTIKA.
5. UU NO. 3O THN 2002 TTG TINDAK PIDANA KORUPSI.
6. UU NO.5 THN 1999 TTG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI
DAN PERSAINGAN USAHA.
7. DEKLARASI UNIVERSAL TTG HAK-HAK ASASI MANUSIA ,
DISETUJUI DAN DAN DIUMUMKAN OLEH RESOLUSI MAJELIS
UMUM PBB 217 A(III) TGL 10 DESEMBER 1948.
8. KOVENAN INTERNATIONAL TTG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK,
RESOLUSI MAJELIS UMUM PBB 2200 A (XXI) 16 DESEMBER
1966 “YAITU PENGAKUAN THD HARKAT YG MELEKAT
SEMUA ANGGOTA UMAT MANUSIA”
9. PROTOKOL OPSIONAL KOVENAN TTG HAK-HAK SIPIL DAN
POLITIK RESOLUSI MAJELIS UMUM PBB 2200(XXI) 16
DESEMBER 1966 “ YAITU MEMBERI KIEWENANGAN KOMITE
HAK-HAK ASASI MANUSIA UTU MENERIMA PENGADUAN”
10. PROTOKOL OPSIONAL KEDUA PADA KOVENAN
INTERNATIONAL TTG HAK-HAK SILIK DAN POLITIK : YAITU
KHUSUS PENGHAPUSAN HUKUMAN MATI”
11. KOVENAN INTERNATIONAL TTG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL
DAN BUDAYA RESOLUSI MAJELIS UMUM PBB 2200(XXI) 16
DESEMBER 1966.
12. PROKLAMASI TEHERAN TTG HAK-HAK ASASI MANUSIA DI
TEHERAN PADA KONFRENSI INTERNATIONAL TGL. 13 MEI
1968.
13. PIAGAM TENTANG HAK-HAK DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
EKONOMI NEGARA , RESOLUSI MAJELIS UMUM PBB 3281
(XXIX) TGL 12 DESEMBER 1974.
14. RESOLUSI 1503 (XLVIII); PROSEDUR UNTUK MENANGANI
SURAT PENGADUAN TTG PELANGGARAN HAM, DISETUJUI
OLEH DEWAN EKONOMI DAN SICIAL PBB 27 MEI 1970.
15. RESOKUSI 1235 (XLII); PELANGGARAN HAM DAN KEBEBASAN DASAR,
TERMASUK KEBIJAKAN2 DISKRIMINASI RASIAL DAN PEMISAHAN RASIAL DAN
APARTHEID.
16. PIAGAM AFRIKA TTG HAM DAN HAK RAKYAT, DISETUJUI MAJELIS KE 18 OLEH
KEPALA NEGARA DAN PEMERINTAH ORGANISASI KESATUAN AFRIKA (OAV) TGL
27 JUNI 1981 DI NAIROBI.
17. KONVENSI AMERIKA TTG HAM, DITANDA TANGANI DI SAN JOSE TGL 22 NOP
1969.
18. DEKLARASI AMERIKA TTG HAN DAN KEWAJIBAN MANUSIA. DITANDA TANGANI
DI SAN JOSE TGL 22 NOP 1969.
19. KONVENSI PERLINDUNGAN HAM DAN KEBEBASAN DASAR, MUPBB DI ROMA
TGL. 4 NOP 1950.
20. PROTOKOL PERTAMA KONVENSI DITANDA TANGANI DI PARIS TGL. 20 MARET
1955.
21. DEKLARASI TTG PEMBERIAN KEMERDEKAAN KPD NEGARA
DAN BANGSA JAJAHAN, RESOLUSI MAJELIS UMUM PBB
NO.1514 (XV) TGL 14 DESEMBER 1960.
22. RESOLUSIMAJELIS UMUM PBB 1803(XVII) TGL 14 DES 1962 “
KEDAULATAN PERMANEN ATAS SUMBER DAYA ALAM.
23. UU RI NO 5 THN 1998 TENTANG PENGESAHAN “
CONVENTION AGAINST TORTURE AND CRUEL, INHUMAN OR
DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT ( KONVENSI
MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU
PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI ATAU
MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA.
• KEPRES NO. 181 THN 1998 TENTANG KOMISI NASIONAL ANTI
KEKERASAN TERHADAP PREMPUAN , TUJUANNYA :
1. UNTUK MENCEGAH KEKERASAN THD PREMPUAN.
2. PENYEBARLUASAN BEDNTUK KEKERASAN.
3. MENGEMBANGKAN KONDUSI KONDUSIF PENGHAPUSAN
KEKERASAN PREMPUAN.
4. PENINGKATAN UAPAYA PENCEGAHAN.

• UU NO. 26 THN 2000 TTG PENGADILAN HAK ASASI

MANUSIA.
• HAM ADALAH SEPERANGKAT HAK YANG MELEKAT PADA
HAKIKAT DAN KEBERADAAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK
TUHAN YANG MAHA ESA DAN MERUPAKAN ANUGERAHNYA
YANG WAJIB DIHORMATI, DIJUNJUNG TINGGI DAN
DILINDUNGI OLEH NEGARA, HUKUM, PEMERINTAH DAN
SETIAP ORANG DEMI KEHORMATAN SERTA PERLINDUNGAN
HARKAT DAN MARTABAT MANUSIA.
• KEWAJIBAN DASAR MANUSIA ADALAH SEPERANGKAT
KEWAJIBAN YANG APABILA TIDAK DILAKSANAKAN, TIDAK
MEMUNGKINKAN TERLAKSANA DAN TEGAKNYA HAK ASASI
MANUSIA.
• DISKRIMINASI ADALAH SETIAP PEMBATASAN,
PELECEHAN TAU PENGUCILAN YANG LANGSUNG
ATAUPUN TIDAK LANGSUNG DI DASARKAN PADA
PEMBEDAAN MANUSIA ATAS DASAR AGAMA, SUKU,
RAS, ETNIK, KELOMPOK, GOLONGAN, SATATUS
SOSIAL,EKONOMI, JENIS KELAMIN, BAHASA,
KEYAKINAN POLITIK, YANG BERAKIBAT PENGURANGAN,
PENYIMPANGAN, ATAU PENGHAPUSAN PENGAKUAN,
PELAKSANAAN TAU PENGGUNAAN HAK ASASI
MANUSIA, DAN KEBEBASAN DASAR DALAM
KEHIDUPAN BAIK INDIVIDUAL MAUPUN KOLEKTIF
DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, HUKUM, SOSIAL,
BUDAYA, DAN ASPEK KEHIDUPAN LAINNYA.
• PENYIKSAAN ADALAH SETIAP PERBUATAN YANG
DILAKUKAN DENGAN SENGAJA, SEHINGGA MENIMBULKAN
RASA SAKITTAU PENDERIATAAN YANG HEBAT, BAIK
JASMANI MAUPUN ROHANI,PADA SESEORANG UNTUK
MEMPEROLEH PENGAKUAN ATAU KETERANGAN DARI
SESEORANG ATAU DARI ORANG KETIGA, DENGAN
MENGHUKUMNYA ATAS SUATU PERBUATAN YANG TELAH
DILAKUKAN OLEH SESEORANG ATAU ARANG KETIGA, ATAU
MENGANCAM ATAU MEMAKSA SESEORANG ATAU ORANG
KETIGA, ATAU UNTUK SUATU ALASAN YANG DIDASARKAN
PADA SETIAP BENTUK DISKRIMINASI, APABILA RASA SAKIT
ATAU PENDERIATAN TERSEBUT DITIMBULKAN OLEH, ATAS
HASUTAN DARI DENGAN PERSETUJUAN, ATAU
SEPENGETAHUAN SIAPPUN DAN ATAU PEJABAT PUBLIK.
• ANAK ADALAH SETIAP MANUSIA YANG BERUSIA DI BAWAH 18 THN DAN
BELUM MENIKAH, TERMASUK ANAK YANG MASIH DALAM KANDUNGAN
APABILA HAL TERSEBUT DALAH DEMI KEPENTINGANNYA.
• PELANGGARAN HAM ADALAH SETIAP PERBUATAN SESEORANG ATAU
KELOMPOK ORANG TERMASUK APARAT NEGARA BAIK DISENGAJA
MAUPUN TIDAK DISENGAJA ATAU KELALLAIAN YANG SEVARA MELAWAN
HUKUM MENGURANGI, MENGHALANGI, MEMBATASI, DAN ATAU MEN
CABUT HAM SESEORANG ATAU KELOMPOK ORANG YANG DIJAMIN UU,
DAN TIDAK MENDAPATKAN, ATAU DIKHAWATIRKAN TIDAK AKAN
MEMPEROLEH PENYELESAIAN HUKUM YANG ADIL DAN BENAR,
BERDASARKAN MEKANISME HUKUM YANG BERLAKU.
• KOMNAS HAM ADALAH LEMBAGA MANDIRI YANG KEDUDUKANNYA
SETINGKAT DENGAN LEMBAGA NEGARA LAINNYA YANG BERFUNGSI
MELAKSANAKAN PENGKAJIAN, PENELITIAN, PENYULUHAN, PEMANTAUAN,
DAN MEDIASI HAM.
• KEJAHATAN GENOSIDE ADALAH SETIAP PERBUATAN YANG
DILAKUKAN DENGAN MAKSUD UNTUK MENGHANCURKAN
ATAU MEMUSNAHKAN SELURUH ATAU SEBAGIAN KELOMPOK
BANGSA, RAS, KELOMPOK, ETNIS, AGAMA, DENGAN CARA :
1. MEMBUNUH ANGGOTA KELOMPOK.
2. MENGAKIBATKAN PENDERIATAAN FISIK SELURUH ATAU
SEBAGIAN.
3. MENCIPTAKAN KONDISI KELOMPOK YANG AKAN
MEMUSNAKAN.
4. MEMAKSAKAN MENCEGAH KELAHIRAN KE;OMPOK.
5. MEMINDAHKAN ANAK2 DR KELOMPOK.
• KEJAHATAN KEMANUSIAAN ADALAH PERBUATAN SERANGAN YANG
MELUAS ATAU SISTEMATIK YANG DIKETAHUI BAHWA SERANGAN
TERSEBUT DI TUJUKAN SECARA LANGSUNG TERHADAP PRODUK
SIPIL ,BERUPA :
1. PEMBUNUHAN.
2. PEMUSNAHAN,
3. PERBUDAKAN,
4. PENGUSIRAN, (PEMINDAHAN) PENDUDUK.
5. PERAMPASAN KEMERDEKAAN (KEBEBASAN).
6. PENYIKSAAN /PERKOSAAN/PELACURAN/PEMAKSAAN
KEHAMILAN/PEMANDULAN.
7. PENGANIAYAAN/PENGHILANGAN.
8. DAN KEJAHATAN APARTHEID.
• PS.1 : 3 UUD 1945 JUNTO PS.2 UU NO.39/1999 TTG HAM,
YAITU : KEBEBASAN ASASI MANUSIA BUKANLAH KEBEBASAN
ABSOLUT TANPA BATAS, KARENA HAK ASASI DIBATASI
DENGAN TATA KEHIDUPAN YANG TERATUR DAN TERHORMAT,
MAKA KETERBATASAN DIMAKSUD DI DASARKAN PADA
PENGAKUAN BENTUK NEGARA, MISALNYA INDONESIA
SEBAGAI NEGARA HUKUM.
• PS.28 A UUD 1945 JUNTO PS.4 UU NO. 30/1999 TTG HAM
YAITU : BAHWA SETIAP ORANG BERHAK UNTUK HIDUP,
MEMPERTAHAN HIDUP DAN KEHIDUPANNYA, KEADAAN
DEMIKIAN BUKAN BERARTI PENGAKUAN MUTLAK, DIMANA
KEADAAN KEPENTINGAN HIDUP DIBATASI DGN UU.
• PS. 28B UUD 1945 JUNTO PS. 10 UU NO 39/1999 TTG HAM YAITU :
BAHWA SETIAP ORANG BERHAK UTJ MEMBENTUK KELUARGA
MELALUI PERKAWINAN UNTUK MELANJUTKAN KETURUNAN,
DIMANA ANAK YANG DILAHIRKAN DARI PERKAWINAN DILINDUNGI
HAK KELANGSUNGAN HIDUPNYA UNTUK TUMBUH DAN
BERKEMBANG SERATA DARI KEKERASAN DAN DISKRIMINASI.
• PS. 13 DAN 28 C UUD 1945 JUNTO PS.15 DAN 16 UU 39/1999 TTG
HAM YAITU :BAHWA SETIAP ORANG BERHAK UNTUK
MENGEMBANGKAN DIRI MELALUI KEBUTUHAN DASARNYA,
PENDIDIKAN, MANFAAT DARI ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA DEMI MENINGKATKAN KUALITAS
HIDUPNYA DAN KESEJAHTERAAN UMAT, SEBAGAI PRIBADI BERHAK
MEMAJUKAN DIRINYA DAN PERJUANGAN HAKNYA SECARA
KOLEKTIF MEMBANGUN MASYARAKAT DAN BANGSA.
• PS. 28 I UUD 1945 JUNTO PS.4 S/D 6 DAN 17 S/D 19 UU
NO.39/1999 TTG HAM YAITU : BAHWA SETIAP ORANG
BERHAK ATAS PENGAKUAN, JAMINAN, KEPASTIAN HUKUM
SERTA PERSAMAAN DIHADAPAN HUKUM, UAPAH KERJA,
PERLAKUAN ADILDALAM HUBUINGAN KERJA, MEMPEROLEH
KESEMPATAN DLM PEMERINTAHAN SERTA STATUS KEWARGA
NEGARAAN, DIHADAPAN HUKUM, RETROAKTIF, ASASI TDK
DIKURANGI, BEBAS PERLINDUNGAN DR SIFAT DISKRIMINASI,
IDENTITAS BUDAYA, PENGHORMATAN TRDISIONAL,
PEMAJUAN, PENEGAKAN, SESUAI P0RINSIP NEGARA JUKUM
YANG DEMOKRATIS, DAN PELAKSANAANNYA DIJAMIN DGN
UU.
• PS. 28 J UUD 1945 JUNTO PS. 67 S/D 70 UU 39/99 TTG HAM
YAITU : BAHWA SETIAP ORANG WAJIB MENGHORMATI HAK
ASASI ORANG LAIN DALAM TERTIB MASYARAKAT, BANGSA
DAN NEGARA, TUNDUK PADA PEMBATASAN UNTUK
MENJAMIN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ORANG LAIN
UNTUK MEMENUHI RASA ADIL SESUAI PERTIMBANGAN
MORAL, NILAI AGAMA, KEAMANAN, KETERTIBAN UMUM
MASYARAKAT DEMOKRATIS.
 PENGERITAN.
1. HAM ADALAH SEPERANGKAT HAK YANG MELEKAT PADA
HAKIKAT DAN KEBERADAAN MANUSIASEBAGAI MAHLUK
TUHANDAN MERUPAKAN ANUGERAHNYA YANG WAJIB
DIHORMATI, DIJUNJUNG TINGGI DAN DILINDUNGI OLEH
NEGARA, HUKUM DAN PEMERINTAH DAN KEHORMATAN
SERTA HARKAT DAN MATABAT MANUSIA.
2. KEWAJIBAN DASAR MANUSIA ADALAH SEPERANGKAT
LEWAJIBAN YANG APABILA TIDAK DILAKSANAKAN, TIDAK
MEMUNGKINKAN TERLAKSANA DAN TEGAKNYA HAM.
• DISKRIMINASI ADALAH SETIAP PEMBATASAN, pelecehan,
pengucilan, langsung atau tidak langsung pada pembedaan manusia
atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, ekonomi, kelamin,, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat
pengurangan penyimpangan atau penghapusan pengakuan,
pelaksanaan, penggunaan asasi dan kebebasan dasar kehidupan
baik individu, kolektif, bidang politik, ekonomi, hukum, social
budaya, dll aspek kehidupan.
• Penyiksaan adalah setiap perbiuatan yg dilakukan dgn sengaja
menimbulkan rasa sakit, penderitaan hebat baik jasmani dan
rochani, guna memperoleh pengakuan atau keterangan dari orang
ketiga dengan menghukumnya atas suatu perbuatan yg telah
dilakukan atau diduga mengncam atas dasar diskriminasi, apabila
penderitaan yg ditimblkan atas hasutan dgn persetujuan atau
sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik
• Pelanggaran ham adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara disengaja maupun
tidak atau kelalaian secara melawan hukum dengan
mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut ham
seseorang atau kelompok serta tidak mendapat
ataudikhawatirkan tidak akan mendapat penyelesaian hukum
yang adil dan benar menurut hukum.
• Ps. 28 d uud 1945 junto ps.22 UU No.39/199 MENGAMANATKAN
BAHWA SETIAP ORANG BEBAS MEMELUK AGAMA DAN BERIBADAT,
MEMILIH PENDIDIKAN, PENGAJARAN, PEKERJAAN, TEMPAT
TINGGAL,KEWARGA NEGARAAN SERTA BERHAK KEMBALI, MEYAKINI
KEPERCAYAAN, MENYATAKAN PIKIRAN, SIKAP HATI NURANI, BERSERIKAT,
BERKUMPUL, DAN MENGELUARKAN PENDAPAT.
• PS. F UUD 1945 JUNTO PS. 23 UU NO 39/1999
MENGAMANATKAN HAK UTUK BERKOMUNIKASI DAN
INFORMASI.
• PS.28 G UUD 1945 JUNTO PS. 29 DAN 30 UU NO 39/1999
MENGAMANATKAN HAK ATS PERLINDUNGAN, KEHORMATAN,
MARTABAT DAN HARTA BENDA.
• PS. 27 DAN 28 H UUD 1945 JUNTO PS. 9 DAN PS. 36 S/D 42 UU
NO.39/1999,MENGAMANATKAN HAK HIDUP
SEJAHTERA,TEMAPAT TINGGAL, LINGKUNGAN HIDUP
PELAYANAN KESEHATAN, DAN MENCAPAI PERSAMAAN
KEADILAN, JAMINAN SOSIA DLL.
• DEKLARASI UNIVERSAL HAM, INDONESIA TELAH MENANDA
TANGANI KONVENSI TERSEBUT PADA SIDANG PBB TGL 23
OKTOBER 1985 , ALASAN INDONESIA MENJADI NEGARA PIHAK
DALAM KONVENSI ADALAH :
1. PANCASILA DAN UUD 1945 SELARAS.
2. INDONESIA INGIN MENGIMPLEMENTASIKAN SECARA NYATA
SEBAGAI NEGARA HUKUM.
3. AGAR LEBIH MAMPU MEWUJUDKAN PERADABAN DUNIA
DAN NASIONAL.
4. UNTUK LEBIH MENINGKATKAN CITRA POSITIF INDONESIA DI
DUNIA INTERNATIONAL.
• SYARAT DAPAT MENJADI PIHAK NEGARANYA :
1. MENYATAKAN TIDAK MENGAKUI KEWENANGAN KOMITE
MENENTANG PENYIKSAAN
2. MENYATAKAN TIDAK TERIKAT PADA PENYELESAIAN SUATU
PERSELISIHAN DIANTARA PIHAK KEPADA MAHKAMAH
INTERNATIONAL.
• INPRES RI NO. 26 THN 1998 TTG MENGHENTIKAN
PENGGUNAAN ISTILAH PRIBUMI DAN PRIBUMI DALAM
SEMUA PERUMUSAN DAN PENYELENGGARAAAN KEBIJAKAN
PROGRAM ATAU PELAKSANAAN KEGIATAN PEMERINTAHAN,
ALASAN :
1. UTK MENGUATKAN NKRI.
2. MENGHINDARI DISKRIMINASI.
3. MENCEGAH KEKERASAN YANG BERBAU RAS.
4. UTK MEMBERI PERSAMAAN HAK DI DEPAN HK DAN
PEMERINTAHAN.
 • HAM DALAM KITAB UNDANG2 HUKUM ACARA PIDANA (KUHAPID)
MENJAMIN :
1. ASAS PRADUGA TAK BERSALAH, YAITU , SETIAP ORANG DISANGKA ,
DITANGKAP, DITAHAN, DITUNTUT BAIK DI DEPAN HAJIM WAJIB
DIANGGAP TIDAK BERSALAH DAN APABILA TANPA ALASAN YANG JELAS
ATAU KARENA KEKELIRUAN ORANGNYA(PELAKU), MAKA WAJIB DIBERI
GANTI RUGI DAN REHABILITASI DAN PEJABAT NEGARA YBS DIKENAKAN
SANKSI ADMINISTRASI.
2. BANTUAN HUKUM , YAITU : SETIAP ORANG YANG TERSANGKA PERKARA
WAJIB DIBERI KESEMPATAN MEMPEROLEH BANTUAN HUKUM UTK
KEPENTINGAN PEMBELAAN DAN KEPADA SESEORANG SEJAK SAAT
DILAKUKAN PENANGKAPAN WAJIB DIBERITAHUKAN DAKWAAN DAN
DASAR HUKUMNYA.
3. PERADILAN , YAITU : PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH HAKIM
DALAM PERKATA HAKIM MENJUNJUNG TINGGI PERADILAN YANG BEBAS
SERTA TIDAK TERPENGARUH KEPADA KEKUASAAN YANG MANAPUN.
 PRA PERADILAN.
1. PRA PERADILAN ADALAH SUATI INSTANSI UNTUK MEMERIKSA TAU
MENELITI APAKAH SUATU PERKARA DAN ATAU PENANGKAPAN
ATAU PENAHAN ATAS DIRI SESEORANG TERSANGKA DILAKUKAN
SECARA SAH ATAU TIDAK SERTA KURANG ALASAN DAN
BERTENTANGAN DGN UU.
2. PRAPERADILAN DIBERI WEWWENANG UNTUK MEMUTUS
TENTANG GANTI RUGI DAN REHABILITASI YANG DIAJUKAN OLEH
TERSANGKA.
3. PRAPERADILAN DAPAT JUGA DIMINTA GANTI RUGI DAN
REHABILITASI KARENA DIHENTIKAN PENYIUDKAN DAN
PENUNTUTAN BAIK OLEH PERINTAH ATASAN MAUPUN SIPENYIDK
• BADAN2 PENEGAK HUKUM INTERNATIONAL,
ANTARA LAIN TERDIRI DARI :
1. ICJ : INTERNATIONAL COURT JUSTICE.
2. IKC : INTERNATIOAN LAW COMMISSION.
3. ICERD : INTERNATIONAL CONVENTION ON ELIMINATION OF
ALL FORM OF RACIAL DISCRIMINATION.
4. CHR : COMMISSION ON HUMAN RIGHTS.
5. ECOSOC : ECONOMIC AND SOCIAL COUNCIL OF THE UNITED
NATIONS .
6. UNHCR : UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR
REFUGEES.
6. ICCPR : INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND
POLITICAL RIGHTS.
7. ICESCER : INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC,
SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS.
8. CAT : CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL,
INHUMAN ORDEGREDING TREATMEN OR PUNISHMENT.
9. CCLEO : CODE OF CONDUCT FOR LAW ENFORCEMENT
OFFICIALS.
10. ACHR : AMERICAN CONVENTION ON HUMAN RIGHTS.
11. PERADILAN HAM INTERNATIONAL (ICC) BERKEDUDUKAN DI
DEEN HAAG, BELANDA
• KONVENSI INTERNATIOANAL DALAM ICCPR DIAMANATKAN PS. 9, BAHWA
TAK SEORANGPUN BOLEH DITANGKAP ATAU DITAHAN SECARA SEMENA-
MENA.

• HAK-HAK TAHANAN DANATAU PENASEHAT HUKUM :

1. KESEMPATAN UNTUK DIDENGAN KETERANGANNYA OLEH PENGADILAN
DAN OTORITAS LAINNYA.
2. MENERIMA KOMUNIKASI DENGAN CEPAT DAN TUNTAS MENGENAI
PERINTAH PENAHANAN.
3. BERKOMUNIKASI SATU DENGAN LAINNYA DAN MEMILIKI WAKTU DAN
FASILITAS CUKUP UNTUK KONSULTASI TANPA PENANGGUHAN ATAU
SENSOR,
4. BERKOMUNIKASI DENGAN LAINNYA TANPA DIDENGAR PETUGAS.
5. MEMPUNYAI HAK TERCATAT BERAPA LAMA DI INTEROGASI.
• PENDAPAT “THOMAS JEFFERSON” MENETAPKAN SUATU
PRINSIP DASAR BAGI BERDIRINYA PEMERINTAHAN
DERMOKRATIS, ARTINYA TIDAK MEMBERIKAN KEBEBASAN
DASAR SEMATA, TAPI MELINDUNGI SECARA TERBATAS DGN
ATURAN HUKUM, KECUALI KARUNIA TUHAN.
• PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAM UNTUK
MENINGKATKAN MARTABAT MANUSIA, KARENA TANPA HAL
TERSEBUT MANUSIA AKAN KEHILANGAN SIFAT DAN
MARTABATNYA, SEHINGGA DAPAT MENDORONG MANUSIA
MENJADI SERIGALA BAGI MANUSIA LAINNYA (HOMO HOMINI
LUPUS ).
• PENDAPAT “LEONARD LEVY” MENGATAKAN INDIVIDU MUNGKIN BEBAS
SAAT PEMERITAH MEREKA TIDAK. MISALNYA AMANDEMEN PERTAMA
KONSTITUSI AMERIKA SERIKAT, DIMANA TIDAK MEMBERIKAN KEBEBASAN
BERAGAMA ATAU KEBEBASAN PERS KEPADA RAKYAT, TETAPI MELARANG
KONGRES UNTUK MEMBUAT UU YANG MENGHALANGI KEBEBASAN
BERBICARA, BERAGAMA DAN BERSERIKAT SECARA DAMAI .
• PARADIGMA HUKUM DALAM HAM BERGESER SECARA POLITIS SEJAK
PERISTIWA WTC 11 SEPT 2001, DIMANA ISU PENEGAKAN HAM DAN
PENDIDIKAN HAM TERGESER SECARA POLITIS OLEH ISUSU PERANG
MELAWAN TERORIS YANG DI MOTORI OLEH AMERIKA SERIKAT.
• PARADIGMA INI TERJADI DI INDONESIA DENGAN KASUS : TRISAKTI,
SEMANGGI 1 DAN 2 , TANJUNG PRIUK, KASUS WARSIDI LAMPUNG, TETAPI
YANG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN POLITIK DAN EKONOMI
ADALAH BANK CENTURY, BLBI, NAZARUDDIN KASUS CALO POLITIK.
• HUBUNGAN HAM DENGAN DEMOKRASI :
HAM DALAM DEMOKRASI MEMBUATNYA BERJALAN,
WALAUPUN TIDAK MUDAH UNTUK PENEGAKANNYA, ARTINYA
BEBAS BERTANGGUNG JAWAB BUKAN BEBAS TIDAK BERTANGGUNG
JAWAB. WALAUPUN DEMOKRASI UNTUK MEWUJUDKAN
KEBEBASAN DAN PENGUNGKAPAN DIRI, TETAPI A JUGA BERMATA
TAJAM TERHADAP HAKEKAT MANUSIA, AGAR MEREKA
BERTANGGUNG JAWAB.
• HUBUNGAN HAM DENGAN KEPEMIMPINAN YAITU :
1. PENDAPAT KOUZEZ DAN POSNER (1995 :25) DALAM BUKUNYA THE
LEADERSHIP CHALLENGE, MENDEFINISIKAN KEPEMIMPINAN
ADALAH SENI MEMOBILISASI ORANG LAIN SUPAYA INGIN
BERJUANG MENGEJAR ASPIRASI BERSAMA.
2. RONALD HEIFETSZ DAN LAURE (1998), BAHWA
KEPEMIMPINAN MASA DEPAN ADALAH SEORANG PEMIMPIN
YANG ADAFTIF TERHADAP TANTANGAN, PERATURAN YANG
MENEKAN, MEMPERHATIKAN PEMELIHARAAN DISIPLIN,
MEMBERIKAN KEMBALI BERBAGAI KEBERHASILAN
ORGANISASI KEPADA KARYAWAN DAN MENJAGA
KEPEMIMPINANNYA.
3. MENURUT PROF DR. ERMAYA.S.DRS.SH,MS,MH. ADALAH BAIK
UNTUK TINGKAT DAERAH DAN PUSAT, KEPEMIMPINAN TIDAK
BISA LEPAS DARI KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN
GEOPOLITIK DAN GEOSTRTEGI DUNIA DAN HAM MAUPUN
PERKEMBANGAN INDONESIA.
• KETERKAITAN HAM DENGAN PEMERINTAHAN YANG BAIK.
1. UCAPAN DARI HASIL PEMIKIRAN YANG DAPAT MENCERMINKAN
PERHATIAN TERHADAP ORANG LAIN, YAITU PERASAAN ORANG
LAIN, KEPENTINGAN ORANG LAIN, DAN KEPEDULAN TERHADAP
ORANG LAIN.
2. SENANTI ASA SOPAN TERHADAP SIAPA SAJA NAMUN TEGAS DAN
BER P[ENAMPILAN MENARIK.
3. MENGHARGAI DAN MENGHOMATI PENDAPAT YANG BERBEDA
DARI ORANG LAIN.
4. SENYUM RAMAH, TIDAK SOMBONG, DAN MENGHARGAI KARYA
ORANG LAIN.
5. PRILAKU BERSAHABAT DAN DAPAT MENYENANGKAN ORANG LAIN
SESUAI NORMA.
 KYBERNOLOGI DAN KJEPAMONGPRAJAAN DALAM HAM.
HUBUNGAN KYBERNOLOGI DAN KEPANGMOPRAJAAN AKHRI-AKHIR INI MENDAPAT SOROTAN,
TERUTAMA DIHUKU, DITENGAN DAN HILIR :
1. DIHULU “BERKAIT DENGAN ONTOLOGI”, YAITU YAITU GENEALOG MANUSA DAN KUALITAS
MANUSIA TERDRI DARI
a. MANUSIA SEBAGAI CIPTAAN ALLAH.
b. MANUSIA SEBAGAI PENDUDUK.
c. MANUSA SEBAGAI MASYARAKAT.
d. MANUSIA SEBAGAI WARGA BANGSA.
e. MANUSIA SEBAGAI APARAT PELAYAN / PEMERINTAH.
f. MANUSIA SEBAGAI YANG DILAYANI
1. DITENGAH “BERKAITAN DENGAN EPISTEMOLOGI “ HUBUNGAN ANATAR NEGARA DENGAN
MANUSIA, YAITU
a. PELAYANAN CIVIL SIFATNYA KEWAJIBAN NEGARA.
b. PELAYANAN PUBLIK YANG SIFATNYA KEWENANGAN NEGARA.
1. DIHILIR “BERKAITAN DENGAN AKSIOLOGI” PERAN KYBERNOLOGI DAN KEPAMONGPRAJAAN
SEBAGAI PELAKU GARIS DEPAN PEMERINTAHAN KHUSUSNYA TINGKAT KECAMATAN ( WALAU
SUDAH MENJADI PERANGKAT DAERAH, TAPI PRAKTEK MASIH POSISI DEPAN PERANNYA),
KELURAHAN DAN PEMERINTAHAN DESA.
• HAK-HAK YANG TIDAK DAPAT DICABUT DAN YANG PALING
MENGESANKAN PADA DEKLARASI KEMERDEKAAN , MENURUT
“THOMAS JEFFERSON” MENETAPKAN PRINSIP DASAR BAGI
BERDIRINYA PEMERINTAHAN DEMOKRATIS, YAITU KEBEBASAN
DASAR YANG DISEBUT “PEMERINTAH DICIPTAKAN UNTUK
MELINDUNGI KEBEBASAN YANG DIMILIKI OLEH INDIVIDU
BERDASARKAN EKSISTENSI INDIVIDU ITU.
• OLEH PARA FILSUF ZAMAN PENCERAHAN ABAD KE 17 DAN 18,
KEBEBASAN DIRUMUSKAN HAK-HAK ALAMIAH YANGDFAPAT
DICABUT ADALAH KARUNS TUHAN, SERTA HAK-HAK INI TIDAK
HANCUR KETIKA MASYARAKAT SIPIL DICIPTAKAN, BEGITU
JUGA BAUK MASYARAKAT MAUPUN PEMERINTAH TIDAK
DAPAT MENCABUT. ANATARA LAIN :
1. HAK BICARA.
2. KEBEBASAN BERAGAMA.
3. KEBEBASAN BERKEYAKINAN.
4. KEBEBASAN BERSERIKAT.
5. DAN KEBEBASAN HAK UNTUK MENDAPATKAN
PERLINDUNGAN SAMA.

SEJARAWAN “LEONARD LEVY” MENGATAKAN BAHWA

KEBEBASAN ITU MINGKIN SAJA TIDAK TERBATAS SEPANJANG
PADA SAAT ITU DALAM KEADAAN “INDIVIDU MUNGKIN
BEBAS SAAT PEMERINTAH MEREKA TIDAK “
• DALAM PERKEMBANGAN HAM MENJADIKAN DESIMINASI
HAK SIPIL POLITIK MASIH MENDOMINASI PENDIDIKAN HAM,
BAIK YANG DILAKUKAN OLEH INSTITUSI PENDIDIKAN
MAUPUN YANG DILAKUKAN OLEH LEMBAGA SWADAYA
MASYARAKAT, DALAM KONTEKS INDONESIA, HALI INI
BERAKIBAT MUNCULNYA EKSES PERATURAN DAN
PERUNDANGAN-UNDANGAN YANG MEMBERIKAN HAK
DIPILIH DAN MEMILIH KEPADA MASYARAKAT.
• SETELAH MUNCULNYA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001, YAITU
PEMBOMAN WTC, KEMUDIAN SANGAT BERPENGARUH PADA
GERAKAN HAM, AKIBATNYA ISU PENEGAKAN DAN
PENDIDIKAN HAM TERGESER SECARA POLITIS OLEH ISSU
PERANG MELAWAN TERORIS.
• PELANGGARAN HAM YANG BERAT :
1. KEJAHATAN GENOSIDE YAITU : SETIAP PERBUATAN YANG
DILAKUKAN DENGAN MAKSUD UNTUK MENGHANCURKAN AYAU
MEMUSNAKAN SELURUH ATAU SEBAGIAN KELOMPOK BANGSA,
RAS, GOLONGAN, ETNIS, AGAMA, DENGAN CARA
a. MEMBUNUH
b. MENGAKIBATKAN PENDERIATAAN FISIK DAN MENTAL
YANG BERAT TERHADAP KELOMPOKNYA.
c. MENCIPTAKAN AKAN KEHIDUPAN KELOMPOK YANG AKAN
MENGALAMI KEMUSNAHAN.
d. memaksakan tindakan yang bertujuan ,mencegah kelahiran di
dalam kelompok
1. KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN adlah salah satu perbuatan
yang dilakukan
 2. KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN adalah salah satu perbuatan
yang dilakukan SEBAGAI BAGIAN DARI SERANGAN YANG MELUAS ATAU
SISTEMATIK YANG DIKATAHUI BAHWA SERANGHAN ITU DITUJUKAN
SECARA LANGSUNG TERHADAP PRODUK SIPIL, BERUPA :
a. PEMBUNUHAN. K. PELACURAN SECARA PAKSA.
b. PEMUSNAHAN. L. PEMAKSAAN KEHAMILAN.
c. PERBUDAKAN. M. PEMANDULAN.
d. PENGUSIRAN DAN ATAU N. STERILISASI PAKSA.
e. PEMINDAHAN PENDUDUK. O. PENGANIAYAAN TERHADAP KELOM
f. PERAMPASAN KEMERDEKAAN.
g. PERAMPASAN KEBEBASAN
h. PENYIKSAAN.
i. PERBUDAKAN SEKSUAL
• UU NO. 20 THN2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK
PIDANA KORUPSI, BELUM MENGENAL KEJAHATAN
PELANGGARAN HUKUM DAN HAM INTERNATIONAL.
• APABILA DIDEKATI DALAM HAL GARATIFIKASI DALAM
PRAKTEK YANG DIBERIKAN OLEH PT.FREEPORT INDONESIA
KEPADA APARAT KEAMANAN TNI DAN POLRI.
• KEJAHATAN PIDANA KORUPSI DI INDONESIA BELUM ADA
YANG MENGATUR PTAKTIK SUAO INTERNATIONAL (FOREIGN
BRIBERY).
• OLEH KARENA ITU DIPERLUKAN PS. 16 DAN PS.21 UNITED
NATION CONVENTION AGAINST CORRUPTION (UNCAC) DI
ADOPSI DALAM UU NO. 20 THN 2001 TTG T.P.K.
• DISAMPING ITU DIPERLUKAN JUGA UU NO. 20 THN 2001 TTG
T.P.K. MENGADOPSI KONVENSI ORGANISATION FOR
ECONOMIC CO-OPERATION AND DEVELOPMENT (OECD).
• SEMENTARA DI AMERIKA SERIKAT (AS) , FREEPORT MC-
MORAN DILAPORKAN OLEH UNITED STEELWORKER KEPADA
US DEPARTEMENT OF JUSTICE, KARENA TERINDIKASI
MELAKUKAN PEMBAYARAN ILEGAL KEPADA APARAT
KEAMANAN DI INDONESIA, YANG BERPOTENSI MELANGGAR
UU A.S. TENTANG PENYUAPAN LUAR NEGERI (FOREIGN
CORRUPT PRACTICE ACT).
• KAPOLRI MINTA AGAR JANGAN MENDUGA-DUGA BANTUAN
DANA 14 JUTA DOLLAR AS. DAN AKAN DISAMPAIKAN KEPADA
MASYARAKAT
 REFRENSI.
1. TODUNG MULYA LUBIS,2005, HAM,AGAMA DAN ETIKA SOSIA;,
YOGYAKARTA, JUNI 2005.
2. JHON P.CRISP JR, ANDREW C. FORSAITH, MATTHEW GANDAL, THEODOR
RABARBER, DAN CHESTER E, FINN JR “ POLITICS IN A FREE SOCIETY”
EDUCATION EXCELLENCE NETWORK, UNIVERSITY VANDERBIT, 1990.
3. UU NO. 23/ 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEJAHATAN DALAM RUMAH
TANGGA.
4. UU 21 / 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG.