Anda di halaman 1dari 45

PERAN DAN FUNGSI STRATEGIS

PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN


TPS 3R
DISAMPAIKAN OLEH :
IR. MA AGUS PRASODJO
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN TEMANGGUNG

JL. S. KADAR NO. 21 MARON SIDOREJO TEMANGGUNG

SEMARANG, MARET 2018


VISI
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2013 – 2018

Terwujudnya Temanggung sebagai


Daerah Agraris Berwawasan Lingkungan,
Bermasyarakat Agamis, Berbudaya, dan
Sejahtera dengan Pemerintahan yang
Bersih
MISI
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2013 - 2018
Untuk mewujudkan Visi Daerah Kabupaten Temanggung di atas,
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dilakukan dalam
6 (enam) Misi Daerah, yaitu:
1. Mewujudkan Pertanian Moderen yang Berwawasan
Lingkungan;
2. Mewujudkan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan yang
Agamis, Berbudaya, dan Sejahtera;
3. Mewujudkan Infrastruktur Permukiman Perdesaan dan
Perkotaan yang Layak dan Berwawasan Lingkungan;
4. Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas tanpa
Meninggalkan Kearifan Lokal;
5. Mewujudkan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan
Masyarakat;
6. Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Transparan, Tidak
KKN, dan Berorientasi pada Pelayanan Publik
VISI
TERKAIT PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Daerah agraris berwawasan Lingkungan merupakan
sebuah kondisi daerah yang ingin diwujudkan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
yaitu suatu kondisi daerah yang secara ekonomi
bertumpu pada sektor pertanian sebagai penggerak
utama perekonomian daerah dan tumpuan
kehidupan masyarakat. Sebagai sektor penggerak
perekonomian daerah maka pengembangan sektor
pertanian tetap dengan memperhatikan
peningkatan kualitas lingkungan hidup
VISI
TERKAIT PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Berbudaya merupakan sebuah kondisi yang
ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu
kondisi masyarakat yang memiliki budaya sehat,
budaya peduli pendidikan, budaya kebersihan
lingkungan khususnya tempat tinggal dan
lingkungan perumahan dan budaya peduli atas
lingkungan sosial kemasyarakatan dan
kebudayaan yang berkembang di lingkungan
sekitarnya
MISI
TERKAIT PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
• Misi Kesatu:
Mewujudkan peningkatan pertanian modern yang
berwawasan lingkungan
• Misi Ketiga :
Mewujudkan peningkatan infrastruktur permukiman
perdesaan dan perkotaan yang layak dan
berwawasan lingkungan
• Misi Kelima :
Mewujudkan Peningkatan budaya sehat dan
aksesbilitas kesehatan masyarakat
TUJUAN
1. Peserta mengetahui manfaat TPS3R bagi Pemda dan
Masyarakat
2. Peserta memahami dan dapat menjelaskan tugas
dan wewenang pemerintah pusat, pemda dan
Masyarakat (KSM) dalam pengelolaan TPS 3R
3. Peserta memahami dan dapat menjelaskan
pembagian peran dan fungsi Pemerintah Pusat dan
Pemda dalam pengelolaan TPS 3R

7
LATAR BELAKANG
1. Timbulan Sampah sampai saat ini masih
menjadi permasalahan di masyarakat dan perlu
untuk dikelola.
2. Beberapa Kelurahan/ Desa di Kabupaten
Temanggung, dalam musrenbang permasalahan
pengelolaan sampah telah muncul menjadi
peringkat utama.
3. Tidak mudah mendapatkan lokasi sebagai TPA
disamping dalam operasionalnya membutuhkan
biaya tinggi
FILOSOFI
BERTAMBAHNYA JUMLAH PENDUDUK SEMAKIN BERTAMBAH
PULA VOLUME SAMPAH YANG DIHASILKAN

PENGELOLAAN SAMPAH HARUS MEMPERHATIKAN ASPEK


KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI TANGUNGJAWAB BERSAMA,


PERAN SERTA MASYARAKAT merupakana aspek yang sangat
penting

Tidak Mudah mencari lokasi TPA

Membangun TPA yang sesuai peraturan perundangan


sangat mahal harganya

Pengurangan/ Reduksi sampah sejak dari sumbernya


sangat dibutuhkan untuk memperpanjang umur TPA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 81/2012
TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN
SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

 TPS dan/atau TPS 3R sebagaimana dimaksud pada pasal 18 ayat (2)


dan ayat (3) harus memenuhi persyaratan:
a. tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi paling
sedikit 5 (lima) jenis sampah;
b. luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan;
c. lokasinya mudah diakses;
d. tidak mencemari lingkungan; dan
e. memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan
 persyaratan teknis pengumpulan dan penyediaan TPS dan/atau TPS
3R diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pekerjaan umum (pasal 18 ayat 5).
ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
• Penguatan Kelembagaan Pengelola Sampah
• Sosialisasi ke seluruh elemen masyarakat
tentang pengelolaan sampah yang benar
(Paradigma baru  Sampah sebagai sumber
daya)
• Peningkatan partisipasi / pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan sampah
dengan konsep 3R hingga 5R (re-use, re-duce,
re-cycle, re- pair & re-place)
Mengapa Perlu
TPS 3R ?

12
Masih Banyak Kita Temui
KUMPUL
PARADIGMA
LAMA

BUANG ANGKUT
Makin besar sampah  makin besar kebutuhan biaya
PARADIGMA BARU

REDUCE

SAMPAH RECYCLE
REUSE

RESIDU

Angkut buang
Olah /
manfaatkan
UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Persampahan

Pola kumpul-angkut-buang
beralih ke pola pengurangan
dan pemanfaatan

TPA yang beroperasi dengan sistem


open dumping tidak diperkenankan
lagi beroperasi tahun 2013

Konsekuensinya: proses perencanaan


memegang peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan
PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI
INDONESIA

BAK
TPS TPA
SAMPAH

E. Tempat Pemrosesan Akhir


C. Tempat Penampungan Sementara
A. Timbulan Sampah 1. Susah mencari lokasi
1. Susah mencari lokasi 2. Lokasi jauh diluar kota
1. Terus meningkat 2. Tidak ada pemilahan 3. Biaya pembangunan mahal
2. Tidak dimanfaatkan 3. Terbuka, bau, berlalat 4. Biaya OP mahal
3. Tidak dipilah 4. Tidak setiap hari diangkut ke TPA 5. Masih Open Dumping
4. Tidak semua dibuang 6. Pengolahan Lindi terbatas
ke bak sampah, 7. Terbuka, Bau, Berlalat
sebagian dibuang ke: 8. Sumber penyakit
- Sungai
- Kebun D. Pengangkutan ke TPA
- Pekarangan
B. Pengangkutan ke TPS
- Jalan 1. Tidak ada pemilahan
1. Biaya angkut mahal
- dll 2. Jarak ke TPA jauh
2. Jadwal angkut tidak rutin 3. Jadwal angkut tidak rutin
3. Perlu biaya angkut 4. Tidak ada pemilahan
4. Kondisi alat angkut tidak 5. Kondisi alat angkut tidak
memadai memadai
Sistem Pengelolaan Sampah Eksisting

Kertas dll

Gelas dll
TPS 3R
PEMILAHAN
DAN
Organik DAN/ATAU
PEWADAHAN
Bahan
TPST
SUMBER Beracun
SAMPAH Berbahaya
TEMPAT
Residu
PENAMPUNGAN
B3

RESIDU

TPA
SAMPAH
TPS 3R: Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recyle, berbasis masyarakat
TPST: Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, berbasis institusi
Sistem Pengelolaan Sampah Mendatang
Kertas dll

30% pengurangan TPS 3R


Gelas dll

RESIDU
PEMILAHAN
Organik
DAN
PEWADAHAN
Bahan
TPST,
SUMBER termasuk
Beracun
SAMPAH 70% penanganan infrastruktur
Berbahaya
WTE
Residu
TEMPAT 20%
WTE (Waste to Energy), merupakan proses PENAMPUNGAN
pengkonversian pengolahan sampah menjadi energi B3
(listrik dan panas) yang menggunakan teknologi termal
atau non termal.

Teknologi termal termasuk: insinerasi, gasifikasi, TPA


pirolisis, dll
Teknologi non termal termasuk: anaerobic digestion, SAMPAH
fermentasi, dan Mechanical Biological Treatment (MBT).
TPS 3R: Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recyle berbasis
masyarakat
TPST: Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, berbasis institusi
UNDANG -UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2008
TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 13 : Daerah permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas umum,
fasilitas sosial dll wajib menyediakan fasilitas pemilahan
sampah (dalam 1 tahun)

Pasal 20 : Ketentuan 3 R & kewajibanemerintah dan


pemerintah daerah (target, fasilitasi teknologi,
pelabelan produk ramah lingkungan, kegiatan 3 R
dan pemasaran produk daur ulang)

Pasal 21 : Insentif & Disinsentif 3 R

Pasal 22 : Pemilahan sesuai jenis sampah


Pengelolaan Sampah (UU no 18/2008)

Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang


meliputi : Pengurangan & Penanganan Sampah
Penanganan Sampah : Pengurangan Sampah :
PEMILAHAN
1. Pembatasan timbulan sampah
- Jenis , jumlah 2. Pendaur ulangan sampah
, sifat 3. Pemanfaatan kembali sampah

PENGUMPULAN PENGOLAHAN PEMROSESAN


• Sumber  TPS • mengubah btk AKHIR SAMPAH
PENGANGKUTAN
• TPS 3R skala karakteristik, (TPA)
kawasan • sumber / TPS 3R / komposisi, jml
TPST  TPA
• TPS terpadu sampah
MANFAAT TPS 3R BAGI PEMERINTAH DAN
MASYARAKAT APABILA DISINERGIKAN

 PEMERINTAH : EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI, ALAT ANGKUT,


LAHAN UNTUK TPA, BIAYA OPERASIONAL

 MASYARAKAT : NILAI EKONOMI, LAPANGAN PEKERJAAN,


KEBERLANJUTAN BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN,
DUKUNGAN JARINGAN BISNIS, INTEGRASI PELAYANAN RESIDU
TPS 3R
Pengembangan TPS 3R

Pengelolaan dan pengembangan TPS 3R Berbasis


Masyarakat harus dilakukan dengan :
1) Proses pelibatan masyarakat
2) Proses pemberdayaan masyarakat
3) Proses pembinaan dan pendampingan oleh
pemerintah daerah
TPS 3R
• TPS 3R adalah Tempat Pengelolaan Sampah terpadu
merupakan bentuk implementasi 3R pada skala
kawasan.
• Tempat pengelolaan sampah warga masyarakat sekitar
yang menggabungkan beberapa cara teknis baik
manual maupun mekanik guna mengurangi timbulan
sampah untuk mencapai lingkungan yang layak, bersih
dan sehat.
• Pengelolaan sampah berarti sampah : dipilah,
dikumpulkan, dianggkut dan diproses melalui
komposting aerob/anaerob serta residunya dikirim ke
TPA.
Fungsi dan Kegunaan
• Megurangi jumlah timbulan sampah yang
harus dikirim ke TPA sehingga umurnya lebih
panjang
• Memproses barang tak berguna menjadi
berguna (kompos, kerajinan, lapak dsb)
• Bisa menjadi unit/Badan Usaha bersama
RT/RW/kampung
• Sarana peningkatan komunikasi sosial
KELEMBAGAAN
Komitmen Pemangku Kepentingan dalam pengelolaan
persampahan
- Surat Minat Dari Bupati/Walikota dalam menjalankan
program 3R benar benar ditaati sampai tingkat paling bawah
(Kelurahan/Desa)
- Mengawal dan mengawasi pelaksanaan kegiatan dari
perencanaan awal (penentuan lokasi, DED), konstruksi,
pelaksanaan 3R, serta maintenance dan operasional
- Koordinasi antar SKPD terkait dalam mengawal berjalannya
kegiatan 3R (Bappeda, BPPKAD, DPUPKP, DLH, Setda,
Perindagkop dan UMKM, Dintanpangan dll)
- Sektor persampahan dalam RPJMD, Buku Putih Sanitasi,
Renstra dan Renja kegiatan 3R harus benar benar ada dan
diterapkan
KELEMBAGAAN DI TINGKAT
MASYARAKAT (KSM)
• Pemilihan anggota KSM, Kader Lingkungan,
pengelola TPS 3R, harus tepat selalu
berkoordinasi dengan Kepala Kelurahan/Desa,
LPMK/BPD, tokoh masyarakat.
• Salah memilih akan berakibat tidak jalannya 3R.
• Pemda harus selalu mengawal jalanya proses
pembentukan KSM dan memberikan pengarahan.
• Surat minat dari masyarakat untuk mengikuti
program 3R (per rumah tangga)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Peran serta masyarakat secara individual dapat dimulai dengan mereduksi
timbulan sampah rumah tangga dengan metoda 3R (reduce, reuse,
recycle).
• Secara berkelompok (komunal), masyarakat dapat ikut berperan dalam
pengelolaan sampah pengolahan sampah skala lingkungan
• Pembiayaan
Kemauan untuk membayar iuran pengelolaan sampah
Pemecahan masalah
Masalah menipisnya peran serta masyarakat dipecahkan melalui :
Penyuluhan:
memasyarakatkan Kebijakan tentang kebersihan
memasyarakatkan aset kebersihan
Insentif memberikan potongan iuran/retribusi bagi pemilahan sampah di
sumbernya
Desinsentif : mengenakan denda bagi yang terlambat membayar iuran
atau yang membuang sampah sembarangan

Kunci kesuksesan 3R adalah


kemauan masyarakat untuk memilah sampah
PEMBIAYAAN
• Pemerintah
Pengadaan sarana dan prasarana
Operasinal dan perawatan
• Swasta (CSR)
Pengadaan sarana dan prasarana
• Masyarakat :
Iuran untuk operasional dan pembayaran retribusi
Pemerintah Jangan sampai melepas total KSM yang
melaksanakan 3R, bagaimanapun KSM tetap membutuhkan
bimbingan dan kadangkala biaya untuk perbaikan sarpras yang
rusak.
Di Temanggung, Kelurahan yang melaksanakan 3R secara penuh,.
Operasional (gaji pengelola, BBM) TPST 3R dikelola oleh KSM , biaya berasal
dari :
- retribusi kebersihan (pemda tidak menarik)
- Penjualan kompos dan rongsok
KEBERLANJUTAN (MONITORING DAN EVALUASI)
• Untuk menuju kegiatan 3R yang berkelanjutan (sustainable) maka :
1. Pemda jangan pernah punya perasaan untuk melepas total
kegiatan tersebut.
2. KSM dibimbing dan diperhatikan
3. Pemasaran kompos dan produk TPS 3R dibantu
4. KSM harus transparan dan akuntable dalam melaksanakan
kegiatan 3R
5. KSM harus selalu mengembangkan diri dalam menjalankan
usahanya
6. Pemda, Kelurahan, LPMK, KSM, tokoh masyarakat, dan
pengelola TPST 3R harus selalu berkoordinasi dan berkolaborasi
dalam menjalankan 3R.
7. Masyarakat agar selalu diberi semangat untuk selalu memilah
dan menjalankan konsep 3R
OUT COME & IMPACT

Outcome / hasil jangka pendek kegiatan 3R :


- Sampah menjadi bernilai ekonomis
- Menambah lapangan kerja
Impact / hasil jangka panjang kegiatan 3R :
- Umur TPA semakin panjang
- Masyarakat yang heigenis dan nyaman
- Kehidupan masyarakat yang berwawasan
lingkungan
STRATEGI KABUPATEN TEMANGGUNG
Untuk menangani permasalahan sampah agar tidak
menjadi bom waktu, Pemkab Temanggung telah
menempuh berbagai macam kebijakan antara lain :
a. membentuk perda tentang persampahan
b. Menyusun buku manajemen pengelolaan
sampah seluruh kabupaten
c. Menyusun buku putih sanitasi
d. Mensosialisasikan kampanye 3R ke masyarakat
(Bank sampah, pemilahan sampah)
e. Menciptakan TPA yang ramah lingkungan
(diterima masyarakat dan tidak mencemari)
f. Sektor persampahan telah masuk dalam RPJMD
Sosialisasi kebijakan persampahan
• Sosialisasi Pelaksanaan 3 Perda;
• Sosialisasi metode pengumpulan sampah di
tingkat sumber sampah (sampah dipilah di
rumah dan hanya residu yang dibuang ke
TPS/TPA);
• Sosialisasi pembentukan bank sampah dengan
program peningkatan kualitas lingkungan
(sejak Tahun 2012);
• Sosialisasi TPS 3R berbasis masyarakat.
Perda kabupaten temanggung
yang berkaitan dengan persampahan

• NOMOR 12 TAHUN 2011


TENTANG
KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KETERTIBAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

• NOMOR 29 TAHUN 2011


TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH

• NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG


RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN
TPS 3R Madureso
• Pengelola KSM Madu Asri
• Dibangun Tahun 2015
• Produksi Kompos rata-rata 3 s/d 5 kwintal/ bulan
dengan harga jual Rp 1.250 / kg
• Hasil dari sampah Anorganik (rosok) rata-rata 50 Kg/
hari
• Iuran dari pelanggan : Perumahan Rp. 7.500,- /bulan
Non Perum Rp 5.000,-/bulan
• Karyawan 4 orang dengan gaji saat ini Rp. 787.500,-
• Residu Diambil oleh DLH Kabupaten Temanggung
TPS 3R MADURESO TEMANGGUNG
PEMBANGUNAN TAHUN 2015
TPS 3R MADURESO YANG DIKELOLA
OLEH KSM MADU ASRI
TPS 3R MADURESO YANG DIKELOLA
OLEH KSM MADU ASRI
TPS 3R Parakan
• Pengelola Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Temanggung (Pemerintah Daerah)
• Beroperasi tahun 2016
• Pelanggan : 2 kelurahan (Parakan Kauman dan Parakan
Wetan) 22 RW
• Produksi rata-rata 22 Kg/hari
• Pendapatan dari sampah an organik (rosok) 25 x 4
kg/hari dengan nilai penjualan rata-rata 2.400.000,-
perbulan
• Iuran dari pelanggan : Rp. 5.100.000,- per tahun
• Karyawan 15 orang terdiri dari PNS 4 Orang, PTT 2
Orang dan PHL 9 Orang
TPS 3R PARAKAN TEMANGGUNG
Proses Penimbangan Sampah
Anorganik di TPS 3R Parakan
Kunci Utama Pengelolaan Sampah
• Partisipasi Masyarakat
• Peraturan yang ditegakkan
• Anggaran yang memadai
• Pemangku Kepentingan (Pemda) yang
Peduli

Kita Bangun Komitmen dan Tekad


Menjalankan Program 3R secara
Konsisten dan Berkelanjutan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai