Anda di halaman 1dari 57

Child homicide victims in

forensic autopsy in taiwan: A 10


year retrospective study.
Dosen penguji:
dr. Bianti Hastuti Machroes, MH.Kes, Sp.KF
Residen pembimbing:
dr. Suroto
Tim penyusun!
▷ Thariq Ahmad
▷ Vian Aprilya
▷ Anthony Yaowono
▷ Gracenidy Mutiara Hermawan
▷ Maryani
▷ Jessica Trixie
▷ Erina
▷ Eunike Amadea

2
Journal Reading

3
Abstrak

Pelecehan Anak

Otopsi forensik
Trauma tumpul

Pembunuhan Mati lemas/


Anak strangulasi

Trauma tajam

Penyebab
kematian

4
Introduksi

▷ Kekerasan pada anak merupakan masalah


medikolegal yang penting dan menjadi
perhatian dunia.
▷ Baik di AS dan Taiwan pada tahun 2012
memiliki angkat pembunuhan anak
mencapai 2,7-4,1/100.000 dan 0,5/100.000
▷ Teknik pembunuhan anak ≠ pembunuhan
dewasa.
▷ Penelitian didesain untuk memeriksa
catatan otopsi dari kasus-kasus
pembunuhan anak 0-17 tahun di taiwan.

5
Metode

1. Studi disetujui Institutional Review


Board.
2. Data yang terkumpul dibawa untuk
otopsi medikolegal oleh ahli
patologis forensik.
3. Analisis deskriptif dilakukan
dengan statistical analysis system
versi 9.2.
4. Mean dan proporsi dihitung
dengan tes pearson x². 6
Hasil Penelitian

7
Januari 2001-Desember 2010
Dari 16.160 otopsi, pembunuhan 2.262, korban anak 193

100 korban laki-laki


Usia rata-rata 7-8 tahun

93 korban perempuan
Usia rata-rata 3-4 tahun

8
<1 tahun
38 kasus (19,7%)

1-5 tahun
82 kasus (42,5%)

6-12 tahun
25 kasus (13,0%)

13-17 tahun
48 kasus (24,9%)
9

Pelaku yang paling sering
menyerang korban didominasi
kalangan wanita. Terutama oleh
ibu kandung.

10
Cara pembunuhan
Tinju
PENGASUH

Tongkat

Pisau
BUKAN PENGASUH
Tinju

Tongkat

11
Diskusi

12
Kejadian pembunuhan
anak merupakan 17% dari
seluruh pembunuhan

Kejadian tersering adalah korban


dengan usia 1-5 tahun dengan
insiden tertinggi pada usia 2 tahun.

13
0-12 tahun 13-17 tahun disebabkan

Pelaku adalah ibu Orang lain 1. Benda tumpul


2. Asfiksia
3. Benda tajam

14
Trauma yang terjadi berupa luka
memar, lecet, dan robek.

Trauma yang terjadi pada anak juga


sama seperti pada dewasa, tidak
semua mengalami luka luar. Bisa juga
terjadi keracunan.

15
II.
Tinjauan Pustaka

16
Definisi anak

Pasal 1 Convention on the UU no. 39 tahun 1999 (Hak Pasal 1 ayat (1) UU no. 3
right of the child asasi manusia) tahun 1997 (Pengadilan
Mereka yang belum dewasa Setiap manusia yang anak)
(<18tahun) dan yang berusia di bawah 18 tahun Orang yang dalam perkara
menjadi dewasa karena dan belum menikah anak nakal telah mencapai
peraturan tertentu termasuk yang masih dalam umur 8 tahun tetapi belum
sedangkan secara mental kandungan mencapai 28 tahun dan
dan fisik masih belum belum pernah kawin.
dewasa.

17
Definisi anak

Pasal 1 ayat (1) UU no. 35 Pasal 1 angka 2 UU no. 4 Pasal 330 kitab UU hukum
tahun 2014 (Perlindungan tahun 1979 (Kesejahteraan perdata Burgelijk Weetbook
anak) anak) Anak adalah yang belum
Seseorang yang belum Seseorang yang belum berumur 21 tahun dan
berusia 18 tahun termasuk mencapai umur 21 tahun belum kawin.
anak yang masih dalam dan belum pernah kawin.
kandungan

18
Kekerasan pada anak
menurut WHO
Penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman, atau tindakan
terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau
masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar
mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis,
kelainan perkembangan atau perampasan hak. 19
Kekerasan terhadap anak
merupakan perilaku yang
dengan sengaja menyakiti
secara fisik dan atau psikis
dengan tujuan merusak,
melukai dan merugikan anak.

20
Faktor penyebab kekerasan pada anak

Diri anak Keluarga/orang tua


Anak dengan gangguan Keluarga yang sering bertengkar
perkembangan, cacat tubuh, mempunyai tingkat tindakan
retardasi mental, gangguan kekerasan terhadap anak yang
tingkah laku, perilaku lebih tinggi.
menyimpang, tipe kepribadian.

Lingkungan luar Media massa Budaya


Lingkungan sekitar anak seperti Media massa baik cetak maupun Budaya yang menganut pemikiran
memiliki sejarah penelantaran virtual dewasa ini banyak bahwa status anak yang lebih
anak dan tingkat kriminal tinggi. menayangkan kejadian-kejadian rendah dan jika tidak dapat
kekerasan. memenuhi keinginan orang tua
maka anak harus dihukum.

22
Bentuk Kekerasan pada anak

▷ Kekerasan fisik
▷ Kekerasan seksual
▷ Kekerasan emosional
▷ Penelantaran anak
▷ Exploitasi anak

23
Dampak kekerasan pada
anak

▷ Dampak fisik
▷ Dampak psikologis
▷ Dampak seksual
○ Betrayal
○ Traumatic sexualizatin
○ Powerlessness
○ Stigmatization

24
Traumatologi
TRAUMATOLOGI

TRAUMA : Kekerasan
LOGOS : Ilmu

Ilmu yang mempelajari semua aspek yang


berkaitan dengan kekerasan terhadap
jaringan tubuh yang masih hidup

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007 26
sayat
Tajam tusuk
bacok
Memar
Tumpul Luka lecet
Mekanik Luka robek

Fisik Benda
mudah
TRAUMA pecah
Kombinasi

Golongan asam
Kimia
atau basa

27
Trauma tajam

Trauma tajam adalah suatu ruda paksa


yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda
tajam.

28
Luka sayat (vulnus schissum)
karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka karena alat
ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian
digeserkan sepanjang kulit
Ciri luka sayat adalah:
pinggir luka rata
sudut luka tajam
rambut ikut terpotong
jembatan jaringan tidak ada
biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak
sampai tulang.

29
Luka tusuk (vulnus ictum)
luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata
tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan
tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh.

dalam luka
lebih besar sudut luka
tepi luka rata
dari panjang tajam
luka

sisi tumpul
sering ada
pisau
memar /
menyebabkan
echymosis di
sudut luka
sekitarnya
kurang tajam
30
Luka bacok (vulnus caesum)
Dihasilkan oleh benda tajam yang dipegang dengan
kecepatan masuk yang sangat kuat dengan benda
berat dan bergerak dengan kecepatan tinggi

Luka
Pinggir luka Sudut luka
biasanya
rata tajam
besar

Hampir selalu menimbulkan Tepi luka


kerusakan pada tulang, dapat terdapat
memutuskan bagian tubuh yang memar,
terkena bacokan abrasi
31
Trauma Tumpul
Luka memar

Ditandai oleh kerusakan jaringan tanpa


disertai diskontinuitas permukaan kulit.

Kerusakan akibat pecahnya kapiler


sehingga darah keluar dan meresap ke
jaringan sekitarnya.

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007
33
Luka lecet
Disebabkan oleh rusaknya atau
lepasnya lapisan luar dari kulit

SIFAT LUKA

Permukaan tertutup
Bentuk dan batas Tepi luka
oleh krusta, warna
luka tidak teratur tidak rata merah kecoklatan

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007 34
Luka Robek
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan
kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit
terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit.

SIFAT

• Batas luka tidak teratur dengan tepi luka tidak rata


• Tebing luka tidak rata
• Terdapat jembatan jaringan
• Disekitar luka ditemukan memar

Budiyanto A. Winardi T, Puwardianto A, Budiningsih Y.


Ilmu kedokteran Forensik . Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 35
Fraktur

• Hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,


tulang rawan epifisis baik yang bersifat total
Definisi maupun yang parsial
Fraktur

• Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan


tulang menahan tekanan terutama tekanan
Proses membengkok, memutar dan tarikan
Terjadinya
Fraktur

Solomon L, Warwick D, Nayagam S, Apley A. Apley's system of orthopaedics and fractures. 9th ed.
36
London: Hodder Education; 2010.
Undang-undang menurut
derajat luka

1. Luka ringan: Pasal 352 KUHP


2. Luka sedang: Pasal 351 (1) dan 353
(1)
3. Luka berat: Pasal 90 KUHP

37
Luka Ringan

Luka ringan adalah luka yang tidak


menimbulkan penyakit atau halangan
dalam menjalankan perkerjaan jabatan
atau pekerjaan mata pencahariannya

38
Luka Sedang

Luka yang dapat menimbulkan penyakit


atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan/pekerjaan mata
pencaharian untuk sementara waktu

39
Luka Berat

Beberapa syarat luka berat:

Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh


dengan sempurna

Luka yang datang mendatangkan bahaya maut

Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau


pekerjaan mata pencaharian

40
Asfiksia

41
Gangguan pertukaran udara

penurunan kadar oksigen darah (hipoksia)

peningkatan kadar karbondioksida darah


(hiperkapnea)

Organ kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik)

kematian

42
Penyebab Asfiksia

Penyebab alamiah Trauma mekanik

Keracunan

43
Fase asfiksia
• penurunan kadar oksigen dan penimbunan
karbondioksida
• Perangsangan medula oblongata
dispnea • peningkatan frekuensi napas, peningkatan nadi,
peningkatan tekanan darah, mulai tampak sianosis

peningkatan kadar karbon dioksida →


konvulsi Perangsangan sistem saraf pusat
Kejang klonik, tonik, spasme opistotonik
hipoksia pada otak: dilatasi pupil, penurunan denyut
jantung, penurunan tekanan darah

• Napas melemah hingga terhenti


• Penurunan kesadaran, terjadi relaksasi
Apnea sfingter (keluar urin, feses, dan cairan
sperma)

• Paralisis pusat napas lengkap


Akhir • Kontraksi otot pernapasan kecil
pada leher sehingga terjadi henti
napas
44
Pemeriksaan jenazah dengan
asfiksia
Pemeriksaan luar jenazah Pemeriksaan bedah jenazah (tanda
klasik asfiksia)

Sianosis pada bibir, ujung jari tangan dan Petekie pada mukosa usus halus,
kaki epicardium, subpleura viseralis paru

Pembendungan sistemik maupun pulmoner Kongesti sirkulasi seluruh organ dalam


dan dilatasi jantung kanan tubuh, berwarna lebih gelap dan pengirisan
banyak mengeluarkan darah

Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap Edema paru

Terdapat busa halus pada hidung dan mulut Kelainan yang berhubungan dengan
kekerasan, seperti fraktur laring

Gambaran pembendungan pada mata Busa halus pada saluran pernapasan

Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer

45
Tanda Klasik Asfiksia

46
Asfiksia Mekanik

Bekap Gagging Choking

Cekik Jerat Gantung

47
Pembekapan

Pembekapan adalah penutupan lubang hidung


dan mulut yang menghambat pemasukan udara
ke paru-paru.

Cara kematian pembekapan dapat berupa:


• Bunuh diri
• Kecelakaan
• Pembunuhan

48
Gagging dan Choking

Gagging atau choking adalah sumbatan


jalan nafas oleh benda asing, gagging
pada orofaring dan choking pada
laringofaring.

Cara kematian berupa:


• Bunuh diri
• Kecelakaan
• Pembunuhan 49
Pencekikan

Manual Strangulation (pencekikan)


adalah salah satu bentuk asfiksia yang
diakibatkan oleh adanya penyumbatan
pada pembuluh darah atau saluran
pernafasan dikarenakan penekanan
pada leher dengan tangan.

Mekanisme yang terjadi:


• Asfiksia
• Refleks vagal

50
Penjeratan

Strangulation (penjeratan) adalah penekanan benda


asing berupa tali, ikat pinggang, dan sebagainya, yang
melingkari atau mengikat leher yang makin lama
semakin kuat, sehingga saluran napas tertutup.

Mekanisme yang terjadi:


• Asfiksia
• Refleks vagal

Pada pemeriksaan jenazah perlu diperhatikan


jejas jerat dan bahan tali jerat.

Cara kematian berupa:


• Bunuh diri,
• Pembunuhan
• Kecelakaan
51
Gantung

Pada penjeratan, tenaga tersebut datang dari luar,


namun pada kasus jantung penjeratan pada berat
badan sendiri.

Mekanisme kematian pada kasus gantung:


• Kerusakan pada batang otak dan medulla spinalis
akibat dislokasi fraktur vertebrae leher
• Asfiksia
• Iskemia otak akibat terhambatnya arteri
pada leher
• Refleks vagal
52
Tipikal Vs Atipikal
Jenis gantung diri:
• Typical hanging, titik penggantungan pada daerah oksiput
dan tekanan pada a. karotis paling besar
• Atypical hanging, titik penggantungan disamping sehingga
leher dalam posisi miring dan terjadi hambatan pada a.
vertebralis dan a. karotis

53
Definisi

▷ Here you have a list of items


▷ And some text
▷ But remember not to overload
your slides with content

Your audience will listen to you or


read the content, but won’t do both.

54
JURNAL
PEMBANDING

55
56
Daftar Pustaka

▷ 1. Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi


Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. 2007.
▷ 2. Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik
Fakulatas Kedokteran Universitas Indonesiai. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik Fakulatas Kedokteran Universitas
Indonesia. 1997.

57

Anda mungkin juga menyukai