Anda di halaman 1dari 21

Aplikasi Bioteknologi di Bidang

Perbenihan: Terminator Gene


Bioteknologi Pertanian
Pertemuan 10 (12112013)
Terminator?
 Teknologi terminator merujuk pada tanaman yang
telah dimanipulasi secara genetik agar menjadi biji
steril pada saat panen.
 Hal ini dapat dilakukan melalui mekanisme mokuler
terinduksi, yang berarti gen yang mengendalikan sifat
steril atau perkecambahan dapat diaktifkan atau
dinonaktifkan dari luar – dengan memberi perlakuan
khusus berupa bahan kimia atau bahan lainnya.
 Teknologi ini dikenal dengan istilah Genetic Use
Restriction Technology (GURT) atau suicide seed.
 Teknologi terminator dikembangkan oleh kerjasama
penelitian dan pengembangan antara Agricultural
Research Service, Departemen Pertanian Amerika
Serikat dan Delta and Pine Land company pada tahun
1990.
Terminator, atau secara resmi dinamakan
dengan Technology Protection System (TPS),
adalah suatu upaya menambahkan satu
karakter yang dapat mematikan embrio
tanaman sehingga biji tidak dapat disimpan
dan ditanam kembali pada musim-musim
tanam berikutnya.
 Pada tahun 2006, Monsanto mengakuisisi
Delta and Pine Land Company, termasuk
rumah kaca yang digunakan untuk percobaan
benih terminator.
 Monsanto akhirnya mendapatkan hak atas
teknologi terminator pada 11 Oktober 2005.
 Beberapa komoditas yang menjadi target
utama adalah padi, gandum dan kedelai.
 Teknologi ini mendapat perhatian dari banyak
pihak dan didiskusikan secara khusus pada
Convention on Biological Diversity di Brazil
pada 20-31 Maret 2006.
Tipe GURT
1. V-GURT
2. T-GURT
1.V-GURT
 Tipe GURT ini memproduksi benih steril yang berarti
petani yang telah membeli benih ini tidak dapat
menyimpan hasil panennya untuk ditanam di musim
tanam berikutnya.
 Hal ini tidak akan berdampak besar terhadap petani di
negara barat yang biasa menggunakan benih hibrida,
dimana mereka tidak memproduksi benih mereka
sendiri tetapi membeli benih hibrida dari perusahaan
benih.
 Tetapi sekitar 80% petani di negara berkembang
termasuk Brazil dan Pakistan bergantung pada biji dari
hasil panen untuk ditanam sebagai benih pada periode
tanam berikutnya.
 Sebagai konsekuensinya, penolakan terhadap teknologi
GURT di negara berkembang sangat kuat.
 Teknologi ini terbatas pada level varietas tanaman (plant
variety level) sehingga diistilahkan dengan V-GURT.
II. T-GURT
 Tipe kedua dari GURT memodifikasi
tanaman sedemikian rupa sehingga biji hasil
panen dapat digunakan kembali jika diberi
perlakuan bahan kimia tertentu dari
perusahaan bioteknologi.
 Petani dapat menyimpan hasil panen sebagai
benih tetapi mereka harus membeli bahan
kimia khusus sebagai senyawa aktivator.
 Teknologi ini terbatas pada level karakter
tanaman (the trait level) sehingga dikenal
dengan istilah T-GURT.
Outline Teknologi Terminator
 Teknologi terminator terdiri dari 3 gene
yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan.
 Sebelum dijual ke petani, benih terminator
diberi perlakuan khusus (inducer) misalnya
berupa tetrasiklin untuk menginisiasi
interaksi gen terminator.
 Ada beberapa mekanisme gen yang terjadi.
Penjelasan di bawah ini adalah salah satu
dari mekanisme tsb.
Gene terminator pada saat Gene terminator pada saat
inducer tidak digunakan inducer digunakan
Gen I: repressor (penekan) Protein represor yang sama juga
Gen represor memproduksi diproduksi
protein represor
Gene II: Recombinase
Gen Recombinase dikontrol oleh sebuah promoter. Sebuah fragmen
DNA diletakkan di antara promoter dan gen Recombinase yang
merupakan daerah perlekatan (binding site) untuk represor dari Gene I.
Pada kondisi tidak ada inducer, Pada kondisi tersedianya inducers
represor akan melekat pada binding maka inducer akan menginterfensi
site dan tanaman tidak mampu perlekatan represor pada binding
menghasilkan protein Recombinase site sehingga memungkinkan Gen II
yaitu enzim yang mampu untuk menghasilkan Recombinase
memotong bagian DNA.
Gene III:Toksin
Gen yang mengakibatkan embrio lethal/mati disebut dengan gen
toksin.
Gen ini dikendalikan oleh late promoter yang aktif hanya pada tahap
akhir dari perkembangan biji ketika embrio sedang berkembang.
Potongan DNA yang disebut dengan Blocker diletakkan di antara late
promoter dan gen toksin.
Blocker mempengaruhi kemampuan promoter untuk mengaktifkan
gen.

Tanpa inducer, tidak ada Recombinase Recombinase dari Gen II memotong


yang dapat memotong Blocker. Blocker dan memungkinkan promoter
Jika ada Blocker, tidak ada toksin yang untuk mengaktifkan late promoter.
dihasilkan (benih masih VIABLE) Late promoter mengaktifkan produksi
gen toksin menjelang panen (late
session).
Oleh karenanya, dengan menggunakan
inducer, perusahaan benih dapat
menghasilkan generasi benih yang (1)
TIDAK viable (untuk type V-GURT),
atau (2) sifat yg direkayasa berfungsi
(untuk type T-GURT).
Pro dan Kontra GURT
 Keuntungan yang mungkin timbul
◦ Di negara dimana sistem perlindungan properti intelektual belum
berjalan dengan baik, GURT dapat menjadi alternatif bagi produsen
benih untuk mencegah penggunaan biji hasil panen sebagai benih
pada periode tanam berikutnya.
◦ Biji dari tanaman GURT yang bersifat non-viable dapat mengurangi
tumbuhnya tanaman yang tidak diinginkan. Pada sistem pertanaman
skala besar terutama yang menerapkan rotasi tanaman, tumbuh dan
berkembangnya tanaman yang tidak diinginkan dari hasil panen
sebelumnya, dapat menimbulkan kerugian besar.
◦ Pada kondisi hangat dan kondisi panen lembab, biji tanaman sangat
mudah berkecambah sehingga dapat menurunkan kualitas produksi
biji. Dengan adanya GURT, masalah ini dapat diminimalisasi.
◦ GURT mencegah peluang transgenes berinteraksi dengan tanaman
liar dan dampak lainnya terhadap keragaman hayati.
◦ Biji dapat disimpan lebih lama tanpa mempengaruhi aspek fisiologi
dan kimiawinya (berguna bagi petani dan industri makanan).
Pro dan Kontra GURT
 Kontra:
◦ Teknologi GURT belum mencapai skala komersial
karena mendapat perlawanan dari petani, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) dan beberapa pemerintah.
◦ Pada tahun 2000, United Nations Covention
Biological Diversity merekomendasikan fakta
penundaan percobaan lapang dan penjualan komersial
benih terminator.
◦ India dan Brazil telah membuat hukum yang berlaku di
tingkat nasional untuk melarang teknologi ini.
◦ Petani di negara berkembang dimungkinkan menjadi
lebih termarjinalisasi dengan adanya teknologi ini.
Alternatif teknologi Terminator,
Verminator
 Baru-baru ini, Zeneca dari UK mengindikasikan bahwa
mereka akan mendapatkan paten di lebih dari 50
negara untuk teknologi verminator.
 Teknologi ini akan menghambat pertumbuhan
tanaman, berbeda dengan terminator dimana biji hasil
panen akan mati.
 Teknologi ini menggunakan sebuah gen dari jaringan
lemak tikus yang akan memblokir pertumbuhan
normal tanaman kecuali proses tsb dideaktivasi oleh
senyawa kimia tertentu.
 Walaupun sedikit berbeda, kedua teknologi ini
memiliki tujuan yang sama yaitu mencegah
digunakannya biji hasil panen sebagai benih pada
musim tanam berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai