Anda di halaman 1dari 21

Efusi Pericardium

Ghani Abdurahim
Humamuddin
Marcell Claudio
Sekar Ayu Kinanti

Pembimbing : Sri Lilijanti, dr., Sp.A (K), M.Kes


Pendahuluan
Efusi perikardium,baik sebagai Dampak klinis dari manifestasi
manifestasi suatu penyakit sistemik ini berkisar antara ringan
atau penyakit jantung, sering sampai berat yang berpotensi
ditemukan pada praktik klinis.
fatal bila tidak ditangani
Efusi dapat menimbulkan gejala
klinis maupun tanpa gejala.

2
“ Definisi
Efusi perikardium adalah penumpukan
cairan abnormal dalam ruang perikardium.
Merupakan hasil perjalanan klinis dari
suatu penyakit yang disebabkan oleh
infeksi, keganasan maupun trauma.

3
Efusi Perikardium
- Cairan dapat berupa
transudat, eksudat,
pioperikardium, atau
hemoperikardium.

-Dapat terjadi akut maupun


kronik

4
Anatomi
Perikardium adalah lapisan
pembungkus jantung. Perikardium
terdiri dari 2 lapisan, perikardium
parietal dan perikardium visceral, dan
diantaranya terdapat cavitas perikardial
yang berisi cairan.
Cairan tersebut merupakan cairan
serous dan berwarna jernih, volumenya
berkisar antara 15-50 ml.

5
Etiologi
1. Inflamasi dari perikardium (pericarditis)
Sebagai suatu respon dari penyakit, injury atau
gangguan inflamasi lain pada pericardium
Jumlah efusi perikardium dapat bervariasi tetapi biasanya
tidak banyak, bisa keruh tetapi tidak pernah purulen.

6
Etiologi spesifik
●Infeksi ●Inflamasi idiopatik ●Inflamasi dari pericardium
akibat operasi jantung dan
Virus, bakterial, jamur
serangan jantung
●Gangguan Autoimmune, ●Uremia
seperti rheumatoid arthritis atau ●Hipotiroid
lupus. Akibat gagal ginjal

●HIV/AIDS ●Obat-obat tertentu ●Metastasis kanker


Isoniazid, fenitoin, dll Kanker paru, Ca
mammae,limfoma, dll
●Trauma/luka tusuk
didekat jantung ●Terapi radiasi dan
kemoterapi kanker
7
Patofisiologi
● Pada perikardial metastasis, tumor ini secara langsung dapat
mensekresi cairan (eksudat), tetapi dapat juga menghalangi aliran
limfe.
● Adanya tumor, timbunan cairan serta penebalan perikardium ->
mengganggu gerak jantung.
● Penimbunan cairan akan mengganggu pengisian diastolik
ventrikel kanan -> menurunkan isi sekuncup (stroke volume).
● Hal ini diimbangi oleh mekanisme kompensasi berupa takikardia
dan peningkatan kontraksi miokardium -> setelah itu bisa terjadi
syok

8
Patofisiologi
● Bila volume cairan melebihi "penuh" di tingkat
perikardium, efusi perikardial mengakibatkan tekanan
pada jantung dan terjadi Cardiac
Tamponade (tamponade jantung) yaitu terjadinya
kompresi jantung akibat darah atau cairan menumpuk di
ruang antara miokardium dan perikardium-> tekanan
intraperikardial naik

9
Patofisiologi
Pada tamponade jantung terjadi penurunan pengisian darah saat diastolik
karena otot jantung tidak mampu melawan peningkatan tekanan
intraperikardial. Terdapat 3 fase perubahan hemodinamik :
● Fase 1: Peningkatan cairan perikardial meningkatkan tekanan
pengisian ventrikel. Pada fase ini tekanan ventrikel kanan dan kiri
tetap lebih tinggi daripada tekanan intraperikardial.
● Fase 2: Peningkatan tekanan intraperikardial melebihi tekanan
pengisian ventrikel kanan, sehingga curah jantung turun.
● Fase 3: Tercapai keseimbangan antara peningkatan tekanan
intraperikardial dengan tekanan ventrikel kiri sehingga terjadi
gangguan curah jantung yang berat
10
Manifestasi Klinis
Banyak yang tidak menimbulkan gejala, Gejala klinik tergantung
dari jumlah cairan dan kecepatan penimbunan cairan dalam
kavum perikardium.

Efusi Perikardial
● Dada seperti ditekan dan terasa
sakit
● Sesak Napas
● Terasa mual
● Perut terasa penuh dan
kesulitan menelan

11
Manifestasi Klinis
Cardiac Tamponade
● Trias Beck meliputi hipotensi, peningkatan JVP dan suara jantung
melemah.
● Pulsus paradoksus: penurunan tekanan sistolik lebih dari 12 mm Hg pada
saat inspirasi.
● Kussmaul sign: penurunan tekanan dan distensi JVP yang sebelumnya
meningkat saat inspirasi.
● Tanda Ewart: gambaran redup di daerah di bawah skapula kiri ; terjadi
pada efusi perikardial luas.

12
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik Elektrokardiografi Rontgen paru
-Tanda gagal jantung Normal atau terdapat Pembesaran jantung tanpa
kanan (karena perubahan pada kelainan paru
peningkatan tekanan gelombang ST-T,
intrakardiak-> peningkatan electrical alternans (QRS,
tekanan atrium kanan-> T jarang), bradikardia
berkurangnya venous (end-stage),
return. electromechanical
dissociation (agonal
phase).

13
Diagnosis
Ekokardiografi
Pemeriksaan untuk konfirmasi diagnosis efusi perikardium. Besarnya efusi dapat
diukur dan dapat dibagi menjadi:
(1) kecil (echo-free space pada diastol <10 mm),
(2) sedang (paling tidak ≥ 10 mm secara posterior),
(3) besar (≥ 20 mm), atau
(4) sangat besar (≥ 20 mm dengan kompresi pada jantung). Pada efusi yang besar
dapat ditemukan “swinging heart” dimana janutng dapat bergerak secara bebas

14
Terapi
Medikamentosa
● Kebanyakan perikarditis akut idiopati atau perikarditis akibat virus
dapat sembuh sendiri dan berespon terhadap terapi NSAID.
● Kolkisin atau prednison dapat diberikan pada efusi perikardium
dengan inflamasi berat atau ketika terapi dengan NSAID gagal

15
Terapi
Medikamentosa
● agen anti-inflammatory drugs (NSAIDs), seperti indometasin,
ibuprofen, naproxen, diklofenak, ketoprofen, dan aspirin
● Kortikosteroid, seperti prednison, metilprednisolon, prednisolon
● Kolkisin
● Terapi antineoplstik (misalnya : kemoterapi sistematik, radiasi) dalam
hubungannya dengan pericardiosintesis telah terbukti efektif dalam
mengurangi rekurensi dari efusi ganas.

16
Terapi
Non-Medikamentosa
● Perikardiosentesis
Perikardium dibuka untuk
mengalirkan cairan yang terkumpul
didalamnya, dengan membuat insisi
kecil dibawah ujung sternum atau
melalui suatu insisi kecil diantara
tulang iga di sisi kiri toraks

17
Terapi
Non-Medikamentosa
● Perikardiosentesis

Indikasi Kontraindikasi
Efusi perikardium berulang/massif Efusi perikardium berulang, kronis serta
dengan tamponade jantung “bloody”
Biopsi perikardium Perikarditis infeksiosa
Pemasangan alat pacu jantung Infeksi
epikardium
Keganasan
18
Terapi
Non-Medikamentosa
● Pembuatan pericardial window
memerlukan torakotomi dan dilakukan drainase dari kavum pericardium ke
kavum pleura.
● Perikardiodesis
dilakukan pemberian tetrasiklin, thiothepa atau bleomisin ke dalam kavum
pericardium untuk melengketkan perikard.
● Pericardiectomy
sebagian besar pericardium diangkat sehingga angka kekambuhan kecil, tetapi
mortalitas dan morbiditas lebih besar
19
Prognosis
Kebanyakan pasien dengan perikarditis akut dapat kembali
sembuh tanpa sekuele

Prognosis buruk jika:


● Demam lebih dari 380 C
● Pasien dengan kondisi immunosuppression.
● Perikarditis akibat trauma
● Perikarditis pada pasien yang mendapatkan antikoagulan oral
● Efusi perikardium yang besar (>20mm echo free space atau terdapat
tamponade)
● Gagal diterapi dengan NSAID 20
Terimakasih
21

Anda mungkin juga menyukai