Anda di halaman 1dari 59

PROSEDUR DIAGNOSTIK

PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Esi Afriyanti, S.Kp.M.Kes


• Diagnosis berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik : generalis, kulit,
kelamin
3. Pemeriksaan : lab. penunjang
• Prosedur diagnostik:
I. Pengisian status DV
II. Pemeriksaan khusus penyakit
tertentu
III. Pemeriksaan laboratorium
sederhana
I. Status DV
- Identitas pasien
- KU, RPS, RPD, RPK
- St. generalis
- St. dermatologikus/venereologikus
Status dermatologikus/venereologikus

 Regio atau lokasi lesi


 Distribusi lesi (generalisata, universalis, dermatomal,
unilateral)
 Tuliskan lesi primer (papul, vesikel dll), diikuti lesi
sekunder (skuama, krusta dll)
 Jumlah lesi (soliter, multipel, atau cantumkan
jumlahnya bila dapat dihitung)
 Sifat lesi
II. Pemeriksaan khusus
1. Biopsi
2. Immunoflourescence
3. Patch Testing
4. SKIN SCRAPINGS
5. Tzanck SMEAR
6. Diaskopi : pemr. eritema
7. Uji gores : pemr. skuama
8. Uji epidermolisis / Nikolsky
9. Psoriasis : - fen. tetesan lilin
- fen. Auspitz
- fen. Koebner
Biopsi
 Berasal dari bahasa latin yaitu bios:hidup dan opsi:
tampilan. biopsi adalah pengangkatan sejumlah jaringan
tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa.
 Terbagi atas:
 Biopsi tertutup : Tanpa membuka kulit,Bisa dikerjakan oleh
disiplin non-bedah
 Biopsi terbuka : Dengan membuka kulit/mukosa, Biasanya
dikerjakan oleh disiplin bedah, dan Akan mendapatkan spesimen
yang lebih representative
Biopsi terbuka
 Biopsi Insisional
 Yaitu pengambilan sampel jaringan melalui
pemotongan dengan pisau bedah. Dengan pisau bedah,
kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil
sedikit untuk diperiksa.Teknik suatu biopsi insisional
antara lain :
 Tentukan daerah yang akan dibiopsi.
 Rancang garis eksisi dengan memperhatikan segi kosmetik.
 Buat insisi bentuk elips dengan skalpel nomor 15.
 Angkat tepi kulit normal dengan pengait atau pinset bergerigi
halus.
 Teruskan insisi sampai diperoleh contoh jaringan. Sebaiknya
contoh jaringan ini jangan sampai tersentuh.
 Tutup dengan jahitan sederhana memakai benang yang tidak
dapat diserap
 Biopsi Eksisional
 Yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai
disertai jaringan sehat di sekitarnya. Metode ini
dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung
lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor
kecil dan belum ada metastase . Tehnik biopsi
eksisional, adalah sebagai berikut :
 Rancang garis eksisi,
 Sebaiknya panjang elips empat kali lebarnya.
 Lebar maksimum ditentukan oleh elastisitas, mobilitas, serta
banyaknya kulit yang tersedia di kedua tepi sayatan.
 Banyaknya jaringan sehat yang ikut dibuang tergantung pada
sifat lesi, yaitu:
 Lesi jinak, seluruh tebal kulit diangkat berikut kulit sehat di
tepi lesi dengan sedikit lemak mungkin perlu dibuang agar
luka mudah dijahit.
 Karsinoma sel basal, angkat seluruh tumor beserta paling
kurang 0.5 s/d 1 cm kulit sehat.
 Karsinoma sel skuamosa, angkat seluruh tumor beserta paling
kurang 1 s/d 2 cm kulit sehat.
 Insisi dengan skalpel nomor 15 hingga menyayat seluruh
tebal kulit.
 Inspeksi luka dan atasi perdarahan.
 Tutup dengan jahitan sederhana menggunakan benang yang
tidak dapat diserap
 Biopsi Jarum
 Yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan
cara disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan
dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum). Bisa
dilakukan secara langsung atau dibantu dengan
radiologi seperti CT scan atau USG sebagai panduan
untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang
diinginkan.
Imunofluoresen
 teknik yang memungkinkan untuk melihat protein atau
antigen spesifik dalam sel atau potongan jaringan dengan
cara mengikatkan antibodi spesifik yang dikonjugasikan
dengan fluorescent dye seperti fluorescein isothiocyanate
(FITC).
 Imunofluoresen telah digunakan 4 dekade untuk
investigasi patofisiologi penyakit kulit dan membantu
dokter mendiagnosis berbagai penyakit kulit, terutama
penyakit kulit berlepuh, penyakit jaringan ikat, dan
vaskulitis
Tzanck SMEAR

 The Tzanck smear adalah tes yang digunakan


untuk memeriksa sel dari terik kondisi kulit,
seperti sebagai herpes zoster, varisela, herpes
simpleks, dan semua bentuk pemfigus.
 Sekresi dari lesi yang dicurigai yang diterapkan
pada slide kaca, bernoda, dan diperiksa.
Diaskopi
 Diaskopi terdiri dari penekanan pada lesi dengan
menggunakan sebuah lensa datar transparan atau objek
lain (seperti slide kaca atau sekeping plastik yang tidak
berwarna, jernih, dan kaku).
 Alat ini mengkompresi darah dari pembuluh darah kecil,
supaya warna lain pada lesi dapat dievaluasi. Diaskopi
membantu pemeriksa menilai seberapa banyak darah
intravaskular sebuah lesi yang merah atau ungu.
 Jika lesi terutama terdiri dari kongesti vaskular, diaskopi
akan memucat.
 Tekanan yang lebih kuat pada kapiler akan mendorong sel
darah merah ke dalam pembuluh darah di sekitarnya yang
mempunyai tekanan yang lebih rendah.
 Jika pada diaskopi gagal terjadi pucat, atau pucat tidak
sempurna, hal ini bermakna banyak sel darah merah
mengalami ekstravasasi atau jaringan pembuluh yang berisi
darah tersebut abnormal, sehingga tidak memungkinkan sel
lewat dengan sempurna.
 Sarkoma Kaposi mencakup baik pembuluh darah neoplastik
aberan maupun eritrosit yang ekstravasasi, sehingga tidak
memucat.
 Pada nodul granulomatous, tampak gambaran warna
kecoklatan yang trasnlusen, dikenal sebagai nodul ‘apple
jelly’ (contohnya pada lupus vulgaris)
Diaskopi
SKIN SCRAPINGS/ kerokan
 Larutan KOH 10% atau 20% akan melisiskan
kulit, kuku dan rambut sehingga bila mengandung
jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hypha dan
atau spora.

 Menemukan adanya hypha dan atau spora pada


kuli pada kulit, kuku dan rambut
SKIN SCRAPINGS
 Sampel jaringan yang dikorek dari lesi jamur
diduga dengan pisau scalpel sehingga kulit
tergores mengikuti pisau.
 Materi yang tergores ditransfer ke slide kaca,
ditutupi dengan kaca penutup, dan diperiksa secara
mikroskopis
 Nikolsky sign dinamai dari dermatologis Russia
Piotr Vasiliyevich Nikolskiy yang
mendeskripsikannya pada tahun 1894.13Nikolskiy
sign yang positif menunjukkan pembelahan
intraepidermal dan membedakan lepuh
intraepidermal dari lepuh subepidermal.13 Tanda
ini merupakan patognomonik dari pemfigus
danstaphylococcal scalded skin
 syndrome.Nikolsky sign juga bisa dielisitasi pada ichthyosis bullosa
of Siemens(yang jarang terjadi), di mana ia dinamakan sebagai
`mauserung phenomenon'.
 Tanda ini dielisitasi dengan memberikan tekanan lateral dengan
menggunakan ibu jari atau fingerpad pada kulit pada tonjolan tulang
(bony prominence). Hal ini akan menyebabkan tekanan penggeseran
yang akan memisahkan lapisan atas epidermis dari lapisan bawah
epidermis.13 Penghapus (rubber eraser) atau sebarang objek tumpul
yang bisa mencengkeram kulit dengan utuh juga bisa digunakan.
Nikolsky sign juga bisa dielisitasi pada mukosa oral dengan
menggunakan penghapus atau swab kapas.
Tes psoriasis
 fenomena tetesan lilin dimana bila lesi yang berbentuk
skuama dikerok maka skuama akan berubah warna menjadi
putih yang disebabkan oleh karena perubahan indeks bias.
 Auspitz sign ialah bila skuama yang berlapis-lapis dikerok
akan timbul bintik-bintik pendarahan yang disebabkan
papilomatosis yaitu papilla dermis yang
memanjang tetapi bila kerokan tersebut diteruskan maka
akan tampak pendarahan yang merata.
 Fenomena kobner ialah bila kulit penderita psoriasis terkena
trauma misalnya garukan maka akan muncul kelainan yang
sama dengan kelainan psoriasis
10. Morbus Hansen
• uji sensibilitas
• uji gangguan fungsi motorik
• uji gangguan saraf otonom
• pembesaran saraf tepi
 N. Ulnaris:
 Anestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis
 Clawing kelingking dan jari manis
 Atrofi hipotenar dan otot interseus serta kedua otot lumbrikalis
medial
 N. medianus
 Anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk dan
jari tengah
 Tidak mampu aduksi ibu jari
 Clawing ibu jari, telunjuk dan jari tengah
 Ibu jari kontraktur
 Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
 N. Radialis
 Anestesia dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk
 Tangan gantung (wrist drop)
 Tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan tangan

 N. popliteal lateralis
 Anestesia tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis
 Kaku gantung (foot drop)
 Kelemahan otot peroneus

 N. tibialis posterior
 Anestesia telapak kaki
 Claw toes
 Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis
11. Uji gores :
• dermografisme
• white dermographisme
• scratch test
Uji tusuk
Uji kulit intradermal
PATCH TESTING
 Dilakukan untuk mengidentifikasi zat yang alergi pada
pasien
 patch pengujian melibatkan menerapkan alergen yang
dicurigai untuk kulit normal di bawah patch oklusif.
 kemerahan, benjolan halus, atau gatal dianggap positif
lemah
 reaksi; lepuh halus, papula, dan gatal parah menunjukkan
moderat
 reaksi positif; dan lecet, nyeri, dan ulserasi menunjukkan
reaksi positif yang kuat
Patch test
7. Pemr. ulkus :
• Jumlah ulkus
• Lokasi, bentuk, ukuran, tepi,
dinding, dasar, isi, jar. sekitar,
indurasi, nyeri, bau
8. Pemr. KGBR
• lokasi, jumlah, besar, konsistensi,
nyeri/tidak, perlekatan

9. Pemr. lampu Wood


• lokasi
• fluoresensi
WOOD’S LIGHT EXAMINATION
 Lampu Wood adalah lampu khusus yang
menghasilkan sinar ultraviolet gelombang panjang
yang menghasilkan karakteristik ungu gelap
fluoresensi.
 Warna cahaya neon terbaik dilihat dalam ruangan
gelap di mana dimungkinkan untuk membedakan
epidermal dari kulit
 lesidan lesi hipopigmentasi dan hiperpigmentasi
dari kulit normal.
 Pasien diyakinkan bahwa cahaya tidak berbahaya
pada kulit atau mata.
 Lesi yang masih mengandung melanin hampir
hilang di bawah sinar ultraviolet, sedangkan lesi
yang tanpa peningkatan melanin berwarna putih
dengan sinar ultraviolet
• Tatalaksana
a. Umum (non medikamentosa)
b. Medikamentosa
• sistemik
kausatif, simtomatik
• topikal
c. Tindakan (anjuran) :
• ekstraksi komedo
• enukleasi
• bedah listrik, b. beku, b. skalpel
• suntikan intralesi
• ekstraksi kuku
• Prognosis
• Quo ad vitam
• Quo ad fungsionam
• Quo ad sanationam
Sekian…

Anda mungkin juga menyukai