Anda di halaman 1dari 28

Alim Nur Rohman G99162160

RESPONSI
Pembimbing : dr. Wisnu Prabowo, Sp.OG (K)
Kania Deazara
Maulida Narulita
G99172097
G99172009
Hananto Wildan H G99172083
Erinda Kusuma W G99172070
Ketuban Pecah Dini 2 hari pada Multigravida Hamil Preterm Belum
Dalam Persalinan + Ibu ada kelainan jantung STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Ny. NA Paritas : G7P3A3
Umur : 43 tahun HPMT : 12 Agustus 2018
Jenis Kelamin : Perempuan HPL : 19 Mei 2018
Pekerjaan : Ibu rumah tangga UK : 35+3 minggu
Agama : Islam Tanggal Masuk : 17 April 2018
Alamat : Surakarta No. RM : 01-41-62-xx
Status Perkawinan : Menikah 1 kali Berat badan : 50 Kg
selama 17 tahun
Tinggi Badan : 160 cm
KELUHAN UTAMA
rembes-rembes dari jalan lahir 2 hari SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang G7P3A3 43 tahun usia kehamilan 35+3 minggu datang rujukan dari RS Kustati
dengan keterangan hamil dengan penyakit jantung. Pasien merasa hamil 8 bulan
gerakan janin masih dirasakan. Kenceng – kenceng teratur belum dirasakan . air
kawah sudah dirasakan keluar sejak 2 hari yang lalu . Riwayat keputihan (+) putih
tidak gatal, riwayat anyang –anyangan (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : positif, baru tau 26/7/2017 diecho: EF= 61%,MR Tricuspid konsul ke
jantung UNS dikatakan normal tidak diberikan terapi.
 Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat penyakit Jantung : disangkal
 Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
RIWAYAT FERTILITAS
Baik

RIWAYAT OBSTETRI
I : Laki - laki, 16 tahun, BBL 2100 gr, spontan, dokter
II : Abortus, 2 minggu, dikuret
III : Perempuan , 13 tahun, 3100 gr, spontan, dokter
VI : Abortus, 2 minggu, dikuret
V : Laki-laki, 9 tahun, 3200gr , spontan, dokter
VI : Abortus , 3 minggu, dikuret
VII : Hamil ini
RIWAYAT ANC
Di RS Kustati teratur di dokter spesialis kandungan 1x satu bulan

RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 5-7 hari
Siklus menstruasi : Teratur, 28 hari
Volume menstruasi : 2-3 kali ganti pembalut setiap hari
Nyeri menstruasi : disangkal
HPMT : 12 Agustus 2018
HPL : 19 Mei 2018
Usia Kehamilan :35+3 minggu
RIWAYAT PERNIKAHAN
Menikah 1 kali, selama 17 tahun
RIWAYAT KB
Pasien menggunakan kontrasepsi suntik dan spiral dilepas 15 tahun yang lalu
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM THORAX
Sedang, compos mentis, gizi kesan cukup COR
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
VITAL SIGN • Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
• TD : 110/80 mmHg • Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
• RR : 20 x/m • Auskultasi : BJ I-II reguler, bising (+)
• HR : 82 x/m
• S : 36.4°C PULMO
KEPALA
• Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Mesocephal • Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri
• Perkusi : sonor// sonor
MATA
• Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara napas
• Conjungtiva anemis (-/-)
• Sklera Ikterik (-/-)
tambahan
LEHER
Kelenjar getah bening tidak membesar
ABDOMEN
• Inspeksi : Dinding perut lebih tinggi dinding dada, striae gravidarum (+)
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-),teraba janin tunggal intrauterine, memanjang, puka, preskep,
kepala belum masuk panggul, his (-), DJJ (+) 140x/menit, TFU 29 cm ~ TBJ 2.364 gr.
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : DJJ (+) 145x/menit/reguler, bising usus (+)

GENITAL
VT : V/U tenang, dinding vagina dalam batas normal, porsio livid, oue tertutup tampak cairan keluar
dari oue, tidak berbau , dibelakang, ϕ - cm, KK (-), AK (+), penunjuk belum dapat dinilai, lendir
darah (-).

EKSTREMITAS
Edema (-/-/-/-) Akral dingin (-/-/-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi rutin Ultrasonografi (USG) tanggal 18 April 2018
• Hemoglobin : 10,5 g /dL • Tampak janin tunggal, hidup, memanjang, intrauterin,
• Hematokrit : 31 % presentasi kepala, punggung kanan, DJJ (+)
• Eritrosit : 3.6 x 106/μL • BPD : 9,0 cm AC: 30,83 cm FL : 6,53 cm EFBW : 2.364 g
• Leukosit : 5.7 x 103/μL • Insersi plasenta di corpus uteri grade II
• Trombosit : 238 x 103/μL • Air kawah kesan cukup
• Golongan Darah : O • Tidak terlihat kelainan kongenital mayor
• Kesan saat ini janin dalam keadaan baik
Kimia Klinik
• GDS : 68 mg/dL
Hepatitis
• HBsAg rapid : Non reaktif
KESIMPULAN
Seorang G7P3A3, 43 tahun usia kehamilan 35+3 minggu dengan riwayat obstetri dan fertilitas
baik. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intra
uterin, memanjang, preskep, puka, his (-), DJJ (+) 145x/menit regular. TFU 29 cm ~ TBJ 2.364 gr.
Pemeriksaan dalam didapatkan vulva dan uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio
livid, oue tertutup, tampak air kawah keluar dari oue STLD (-). Hasil usg mengesankan kesan janin
dalam keadaan baik dan air ketuban kesan cukup.

DIAGNOSIS
Ketuban Pecah Dini 2 hari pada Multigravida Hamil Preterm Belum Dalam Persalinan + Ibu ada
kelainan jantung
PROGNOSIS
Dubia

TERAPI
•Konservatif Pertahankan Kehamilan
•Injeksi Vicilin 1 gram/8 jam
•Injeksi dexamethason 1 amp/12 jam
•Usul pemeriksaan staff fetomaternal
•Konsul jantung di PONEK
•Observasi di PONEK
•Cek lab
FOLLOW UP DPH 1 Genitalia
 darah (-), discharge (-), air kawah (+)
G7P3A3, 43 tahun, usia kehamilan: 35+4 minggu
Ultrasonografi (USG)
S : air kawah (+)  Tampak janin tunggal, hidup, memanjang, intra uterin, presentasi
kepala, punggung kanan, DJJ (+)
O : Keadaan umum :baik, compos mentis, gizi cukup
 BPD : 9,0 cm AC: 30,83 cm FL : 6,53 cm EFBW : 2.364 g
Vital sign  Insersi plasenta di corpus uteri grade II
• TD : 110/80 mmHg  Air kawah kesan cukup
• HR : 70 x/m  Tidak terlihat kelainan kongenital mayor
• RR : 20 x/m  Kesan saat ini janin dalam keadaan baik
• S : 36.8°C
A : KPD 4 hari pada multigravida hamil preterm belum dalam persalinan
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
P:
Thorax • konservatif pertahankan kehamilan
 Pulmo : dalam batas normal • Inj Vicillin 1 gr/8 jam
 Cor : BJ I = BJ II regular, bising (+) • Usul pemberian obat pematangan paru
Abdomen • Inj Dexamethason 1 amp/12 jam (2 hari)
 supel, nyeri tekan (-), teraba janin, tunggal IU, Puka, • Informed consent
preskep, kepala belum masuk panggul, HIS (-) • Usul terminasi kehamilan setelah pematangan paru (uk 36 minggu)
 DJJ :144x/m, regular.
FOLLOW UP DPH 2 Genitalia
 darah (-), discharge (-), air kawah (+)
G7P3A3, 43 tahun, usia kehamilan: 35+5 minggu
A : KPD 5 hari pada multigravida hamil preterm belum dalam persalinan
S : air kawah (+)
P:
O : Keadaan umum :baik, compos mentis, gizi cukup • konservatif pertahankan kehamilan
• Inj Vicillin 1 gr/8 jam
Vital sign
• TD : 110/80 mmHg • Usul pemberian obat pematangan paru

• HR : 70 x/m • Inj Dexamethason 1 amp/12 jam (hari ke 2)

• RR : 20 x/m • Konsul fetomaternal

• S : 36.8°C

Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Thorax
 Pulmo : dalam batas normal
 Cor : BJ I = BJ II regular, bising (+)

Abdomen
 supel, nyeri tekan (-), teraba janin, tunggal IU, Puka,
preskep, kepala belum masuk panggul, HIS (-)
 DJJ :140x/m, regular.
TINJAUAN PUSTAKA & ANALISIS KASUS
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE (PROM)

•Kondisi dimana ketuban pecah sebelum terdapat tanda-tanda inpartu atau selaput
ketuban pecah 6 jam kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan tanpa melihat
umur kehamilan.
•Terjadi karena adanya pengurangan kekuatan selaput ketuban, peningkatan
tekanan intrauterine, maupun keduanya.
•Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi pada
kehamilan (Caughey et al., 2008).
•Risiko infeksi pada KPD meningkat seiring dengan lamanya kejadian KPD.
• KPD yang terjadi pada usia gestasi ≥ 37 minggu disebut dengan KPD aterm
• KPD yang terjadi pada usia gestasi 34 - 37 minggu disebut dengan KPD preterm
• KPD yang terjadi pada usia gestasi 24 - 34 minggu disebut KPD sangat preterm
ANALISIS PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosis menurut Abadi (2008) adalah sebagai berikut :
bila air ketuban banyak dan mengandung mekonium verniks, maka diagnosis dengan inspekulo
(inspeksi) mudah ditegakkan. Tetapi, bila cairan yang keluar sedikit, maka diagnosis harus ditegakkan
dgn:
• Menanyakan riwayat keluar air dari vagina dan tanda lain persalinan.
• Pemeriksaan inspekulo – melihat adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteri (meminta pasien batuk atau
mengedan atau menggerakkan sedikit abgian terbawah janin). Atau terlihat kumpulan cairan di forniks
posterior.
• Vaginal toucher (VT), tidak dianjurkan kecuali pasien diduga inpartu. Hal ini karena VT dapat meningkatkan
insidensi korioamnionitis, postpartum endometritis, dan infeksi neonates. Selain itu, juga memperpendek periode
laten.
• pH vagina – menggunakan kertas lakmus (Nitrazin test). Bila ada cairan ketuban, warna merah berubah
menjadi biru. Selama hamil. pH normal vagina adalah 4.5-6.0. sedangkan pH cairan amnion 7.1-7.3.
• USG dapat mengkonfirmasi adanya oligohidramnion. Normal volum cairan ketuban antara 250-1200 cc.
• Singkirkan adanya infeksi – suhu ibu >38 derajat celcius, air ketuban keruh dan berbau, leukosit >
15000/mm3, janin takikardi.
ANALISIS FAKTOR RISIKO
Penyebab timbulnya KPD diantaranya adalah

• Idiopatik • Riwayat ketuban pecah dini


• Infeksi traktus genitalis • Trauma
• Perdarahan antepartum • Keadaan sosial ekonomi
• Polihidramnion • Peninggian tekanan intrauterine
• Inkompetensi serviks • Kesempitan panggul
• Abnormalitas uterus • Korioamnionitis
• Amniocentesis • Faktor keturunan
• Kelainan letak janin • Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
• Serviks yang pendek pada usia kehamilan 23 minggu

Pada pasien kemungkinan penyebab masih idiopatik karena tidak ditemukan sebab
lain yang menunjang terjadinya KPD.
ANALISIS PEMBERIAN TERAPI
Terapi pada pasien KPD dibedakan menjadi
• Terapi Aktif
• Terapi Konservatif

Manajemen pada pasien dengan ketuban pecah dini tergantung dari keadaan pasien.
• Pasien yang sedang dalam persalinan
• Pasien dengan paru-paru janin yang imatur
• Pasien dengan cacat janin
• Pasien dengan fetal distress
• Pasien dengan infeksi
TERAPI AKTIF
• kehamilan lebih dari 36 minggu, bila 6 jam belum terjadi persalinan maka induksi dengan oksitosin
atau misoprostol 25-50 mikrogram intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali sehari, bila gagal lakukan
section cesaria.
• pada keadaan DKP, letak lintang terminasi kehamilan dengan section cesaria
• bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan terminasi persalinan
• Bila bishop score kurang dari 5, lakukan pematangan serviks kemudian diinduksi, jika tidak berhasil,
akhiri persalinan dengan section cesaria
• Bila bishop score lebih dari 5, induksi persalinan dan partus pervaginam
• Bila ada infeksi berat maka lakukan section cesaria
TERAPI KONSERVATIF
Jika terjadi PPROM sangat disarankan untuk dirawat di rumah sakit selama minimal 48 jam
untuk diobservasi. Hal ini dikarenakan 48-72 jam merupakan waktu yang rentan persalinan
atau terjadi korioamnionitis. Prinsip tata laksana untuk perawatan di rumah sakit:

 Usia gestasi <37 minggu, disarankan dirawat inap, jika air ketuban masih keluar. Tunggu hingga berhenti,
berikan steroid, antibiotic, observasi kondisi ibu dan janin.
 Usia gestasi 32-37 minggu:
 Belum inpartu: steroid, profilaksis antibiotic, observasi tanda infeksi, dan kesejahteraan janin.
 Sudah ada tanda inpartu: berikan steroid, antibiotic intrapartum profilaksis, induksi setelah 24 jam.
 Usia gestasi >37 minggu, evaluasi infeksi, pertimbangkan pemberian antibiotic jika ketuban pecah sudah
lama, terminasi kehamilan (pertimbangkan pemberian induksi).

Pada pasien dilakukan terapi konservatif karena belum memasuki usia 36 minggu, pada pasien juga diberikan
terapi untuk maturitas paru janin. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut paru-paru janin sudah viable dan siap
difungsikan.
ANALISIS PEMBERIAN DEXAMETHASON
Maturitas paru janin dapat diketahui dari rasio lesitin-spingomielin,
phosphatidylglycerol dan rasio albumin-surfaktan. Maturitas paru janin diperlukan
untuk amniosintesis pada evaluasi awal pasien dengan ketuban pecah dini.

Pasien ini diberikan injeksi dexamehason sebanyak 1 amp/ 12 jam selama 2 hari untuk pembentukan paru
janin. Pemberian dexamethason selama 2 hari ini menyesuaikan usia kehamilan pasien (35+3 ) menuju usia
kehamilan aterm (≥36 minggu) dan siap untuk diterminasi.
Pemberian antibiotik, terutama pada usia gestasi <37 minggu, dapat mengurangi risiko
terjadinya korioamnionitis, mengurangi jumlah kelahiran bayi dalam 2-7 dan mengurangi
morbiditas neonateus. Salah satu rekomendasi mengenai pemilihan antibiotik antepartum
yaitu:
Ampicillin 1-2 gram IV setiap 4-6 jam, selama 48 jam
Eritromisin 250 mg IV, setiap 6 jam, selama 48 jam
Kemudian dilanjutkan dengan 2 terapi oral selama 5 hari, amoksisilin dan eritromisin (4x250
mg PO). Pada pasien yang alergi penisilin, diberikan teraou tunggal klindamisin 3x600mg
PO. SUmber lain mengatakan bahwa pada PPROM pemberian eritromisin hingga 10 hari.
Hindari pemberian co-amoksiklav pada perempuan dengan PPROM karena dapat
menyebabkan Necrotizing Enterocolitis (NEC).

Pada kasus ini, pasien KPD 5 hari diberikan injeksi antibiotik vicillin tiap 8 jam. Tujuan
pemberian antibiotik adalah untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi. Pemberian
antibiotik dapat dipertimbangkan digunakan bila KPD memanjang (> 24 jam).
KESIMPULAN
Pasien merupakan pasien dengan KPD preterm yang ditegakkan diagnosisnya
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. KPD dialami
pasien karena sebab idiopatik. Pasien diterapi konservatif karena blm masuk usia
kehamilan aterm, terapi termasuk pemberian dexamethasone untuk maturasi paru
janin dan penicillin untuk profilaksis infeksi. Terminasi diusulkan dilakukan setelah usia
gestasi 36 minggu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai