Anda di halaman 1dari 14

EVOLUSI

TAFSIR

PAKAIAN ADAT BALI


UNTUK BERSEMBAHYANG
KE PURA

KIRANA GUSPIARI
021611133005
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
Pada dasarnya tata busana yang digunakan pada saat berlangsungnya upacara
keagamaan, yakni sesuai dengan konsepsi Tri Angga, yang terdiri dari:

⬗ a) Busana/pakaian pada Uttama Angga (kepala).


b) Busana/pakaian Madyama Angga (badan), dan
c) Busana/pakaian Kanistama Angga (dari pinggang ke bawah)

⬗ Dari ketiga unsur di atas dapat dibedakan antara pria dan


wanita. Di samping itu penggunanan warna disesuaikan dengan
jenis upacara Yajña yang bersangkutan.

2
Secara umum busana adat Bali dibagi tiga yaitu:
⬗ 1. Busana adat Nista : digunakan sehari, ngayah, dan tidak
digunakan untuk persembahyangan (busana adat yang belum
lengkap)
⬗ 2. Busana adat Madya : digunakan untuk persembahyangan
(secara filosofis sudah lengkap)
⬗ 3. Busana adat Agung : untuk upacara pernikahan/pawiwahan
(sedah lengkap secara aksesoris)

3
⬗ Busana pada bagian kepala (utama angga) bagi masyarakat umum
adalah udeng (destar), udeng (destar) sebagai simbol Om
kara(tuhan),ikatan udeng mengelilingi kepala sehingga berbentuk
lingkaran dan pada bagian ujung udeng diikatkan dengan ujung
menghadap ke atas yang bermakna memusatkan pikiran kepada
Hyang Kuasa (memuja Tuhan).aturan memakai udeng berdasarkan
tradisi jika ke pura berwarna putih, simbol kesucian yang berarti
memuja tuhan) sedangkan jika hendak melayat menggunakan udeng
hitam yang melambangkan seseorang sedang berkabung.

4
⬗ Pada bagian madyama angga (badan) menggunakan baju sapari,
pakaian untuk badan biasanya menyesuaikan dengan perkembangan
jaman.
⬗ Bagian kanistama angga (pinggang ke bawah) menggunakan
kamben, sesaput untuk pinggang dan sandal sebagai alas kaki.

5
BUSANA ADAT LAKI-LAKI

⬗ Bagi Pria:
⬗ Baju
⬗ Kampuh
⬗ Kain panjang
⬗ Sabuk
⬗ Alas kaki.

6
BUSANA ADAT PEREMPUAN


⬗ Baju/kebaya
⬗ Kain panjang
⬗ Sesenteng
⬗ Sabuk
⬗ Alas kaki

7
?????

8
⬗ “
Terdapat beberapa perubahan dalam
pakaian sembahyang, seperti contoh
yang positif adalah kamen jadi untuk
wanita. Selain karena mudah cara
pemakaiannya serta tetap tidak banyak
jahitan, kamen ini juga memudahkan
penggunanya ketika harus mengendarain
motor dan mengurangi risiko kecelakaan
dibandingkan dengan menggunakan
kamen konvensional.
⬗ Ada positif dan negatifnya.

9
Namun, saat ini banyak remaja
atau generasi muda Hindu
terutama wanita, menggunakan
pakaian sembahyang yang lebih
mengutamakan mode daripada
kesopanan itu sendiri. Seperti
menggunakan kebaya yang
transparant, kamen yang belahan
kainnya tinggi hingga lutut serta
sangat ketat.
Pikiran setiap manusia tentu tidak
sama, ada yang berpikir positif
bahwa itulah trend mode masa
kini. Tapi yang berpikiran
negatif tentu tidak sedikit,
inilah permasalahanya pikiran
negatif, paling tidak busana
terbuka akan mempengaruhi
kesucian pikiran umat lain
yang melihatnya sehingga
mempengaruhi konsentrasi
persembahyangan.
⬗ Dewasa ini “globalisasi
mempengaruhi jaman. Segala aspek
sangat

menjadi berubah akibat dari arus


globalisasi. Termasuk etika dalam
menggunakan busana adat Bali. Sejak
dahulu hingga sekarang busana adat
Bali selalu berubah sesuai
perkembangan jaman. Seharusnya dalam
menggunakan busana adat Bali terutama
untuk persembahyangan harus sesuai
dengan tata cara dan norma yang
berlaku.

12

ajaran Hindu itu sendiri bersifat fleksibel dan elastis, salah satu contohnya
adalah pakaian sembahyang ke Pura bisa berbeda akibat adanya kreatifitas.
Dengan adanya perbedaan penafsiran tersebut menjadikan Hindu sebagai
agama yang beraneka ragam dan fleksibel, tetapi tetap memuja satu Tuhan,
yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan seluruh manifestasi-Nya. Namun, ada
baiknya untuk tetap memperhatikan norma kesopanaan dalam penggunaan
pakaian persembahyangan.


13
TERIMA KASIH
14

Anda mungkin juga menyukai