Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : An. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 15 Oktober 2007
Usia : 11 tahun 3 bulan
Alamat : Salagombong
Agama : Islam
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Tanggal masuk RS : Rabu, 13 Februari 2019
Tanggal pemeriksaan : Rabu, 13 Februari 2019
Identitas Orang tua
AYAH IBU
Nama Ayah : Tn. C Nama Ibu : Ny. N
Usia : 45 tahun Usia : 35 tahun
Alamat : Salagombong Alamat : Salagombong
Pekerjaan : Buruh bangunan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendapatan : ± Rp 750 ribu – 1 Sebagai caregiver
juta / bulan
Anamnesis
Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan ibu pasien
pada tanggal 13 Februari 2019
Keluhan Utama
• Kontrol Thalasemia
Keluhan Tambahan
• Perut membesar sejak 1 tahun SMRS
• Mata dan kulit kuning 1 tahun SMRS
• Lemas dan mudah lelah sejak 2 tahun SMRS
• Pucat sejak 2 tahun SMRS
• Penurunan nafsu makan sejak 2 tahun SMRS
• Berat badan dan tinggi badan sulit meningkat sejak 2 tahun SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli anak RSUD
Syamsudin SH diantar oleh ibu pasien
untuk kontrol Thalasemia
Mata dan kulit yang menjadi berwarna kuning sejak 1 tahun SMRS
• Mudah lelah dan terlihat lemas apabila beraktivitas seperti bermain dengan teman
temannya, sekolah, dan pasien juga sering mengeluh “capek” kepada ibunya
• Pucat terlihat pada telapak tangan, kaki serta bagian merah mata pasien.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Dirawat 8 hari
Dibawa ke • Transfusi darah 5
puskesmas kantung
• Pucat
• Gagal jantung
• Lemas • Pasien dikatakan karena kurang
kurang darah darah yang berat
• Hb pasien 4 g/dL • Pasien
Pertengahan Juni dipulangkan
2017 – bulan (20/6/17) , diberi
Ramadhan asam folat
RSUD Syamsudin
SH
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pucat, mata dan kulit
pasien yang menjadi
kuning Poli anak
• Dibawa ke poli anak
• Pengecekkan fungsi • Transfusi darah 1 labu
hati serta pengecekan • Kontrol rutin 3 minggu
darah sekali
• Enzim hati yang
meningkat dan Hb 5,4
g/dL
September
2017
Riwayat Penyakit Sekarang
13 Februari
2019
• Transfusi rutin >10x • Terakhir dilakukan
• Ferritin = 1021 ng/ml transfusi
• Deferasirox 1 x 500mg
tablet dan asam folat • Transfusi darah 250ml
1 x 1 tablet • Saat dan setelah transfusi
keadaan pasien tetap stabil
7 Maret 2018
Riwayat Penyakit Sekarang
Berat badan dan tinggi badan anaknya sulit bertambah
Keluhan keluar darah saat BAB, BAB berwarna hitam, muntah darah disangkal
Keluhan sering mengkonsumsi benda yang tidak lazim untuk dimakan dan es batu
disangkal
Keluhan luka pada sudut mulut dan kuku seperti sendok disangkal
Dirawat ke PICU
• Batuk, demam • 4 hari
sumeng • Akhir Juni 2017
• 2 hari
• Pasien tiba-tiba • Dirujuk ke poli DOTS
kejang • Mantoux, rontgen
dada
• Radang selaput otak
Juni 2017 – satu dan flek paru
minggu setelah Ruang Tanjung
dipulangkan
Riwayat Penyakit Dahulu
• OAT (4 tablet KDT
HRZ/ hari) dan
etambutol selama 2
bulan, dilanjut KDT
HR selama 10 bulan
• Kontrol rutin setiap
bulan
• Sembuh (5/18)
Juni 2017
Poli DOTS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kuning
Riwayat kelainan sebelumnya (lahir, Riwayat penyakit
darah lain disangkal setelah lahir) hati disangkal
disangkal
Riwayat
Riwayat perdarahan Riwayat infeksi
pengobatan TB
sebelumnya cacing sebelumnya
dengan OAT dan
disangkal disangkal
dinyatakan sembuh
Riwayat penyakit
Riwayat penyakit Riwayat penyakit
hati dan batu
kuning disangkal limpa disangkal
empedu disangkal
Kesimpulan: Tumbuh
kembang sesuai
menurut
developmental
milestones
Tanner stage 1
(breast bud dan
rambut pubis belum
ada)
Pemeriksaan Fisik
(dilakukan pada tanggal 13 Februari 2019)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital :
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung keseluruhan, penonjolan (-),
pelebaran vena (-)
Auskultasi : Bising usus (+), 8 x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba di bawah
arkus kosta, lien schuffner 5, nyeri tekan (-).
Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-/-/-), koilonikia (-),
kuku pucat (+), garis tangan pucat (+), penonjolan tulang
dan sendi (-)
Kulit : Turgor kulit baik, jaundice (-), rash (-), ulkus (-)
Punggung : Alignment vertebra tampak baik
Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora, sekret (-)
Pemeriksaan Fisik
RANGSANG MENINGEAL: NERVUS KRANIALIS
- Otonom
BAK (+), BAB (+), Keringat (+)
Pemeriksaan Penunjang
Resume
Anak perempuan, usia 11 tahun 3 bulan datang ke
poliklinik anak RSUD Syamsuddin SH untuk kontrol
Thalasemia. Pasien rutin kontrol sejak 2 tahun SMRS dan
transfusi secara rutin setiap 2-3 minggu sekali. Ibu pasien
juga mengeluhkan adanya perut yang menjadi lebih besar,
mata dan kulit yang menjadi berwarna kuning sejak 1
tahun SMRS. Pasien menjadi lemas, pucat yang terlihat
pada telapak tangan, kaki serta bagian merah mata pasien
sejak 2 tahun SMRS. Berat badan dan tinggi badan pasien
yang sulit meningkat. Pasien memiliki riwayat 27x transfusi
darah.
Resume
Keluhan BAK berwarna seperti teh dan BAB berwarna
dempul disangkal. Perdarahan disangkal. Keluhan sering
mengkonsumsi benda yang tidak lazim untuk dimakan, luka
pada sudut mulut dan kuku seperti sendok disangkal.
Keluhan nyeri dada, sesak napas dan berdebar-debar
disangkal.
Kakak pasien mengalami hal yang serupa yaitu lemas,
mudah lelah, pucat sejak usia 15 tahun. Tanggal 14 Februari,
kakak pasien diperiksa Hb nya 5,5 g/dL lalu dirawat RS dan
diberikan transfusi darah. Riwayat keluhan serupa, transfusi
darah berulang, dan kelainan darah pada anggota keluarga
lain disangkal.
Resume
Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital pasien
stabil, berat badan kurang, tinggi badan kurang, status gizi
cukup menurut CDC. Konjungtiva anemis, sklera ikterik,
mukosa bibir, kuku dan garis tangan pucat. Didapatkan
splenomegali schuffner 5, nyeri tekan (-).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia
hipokrom mikrositer. Pada morfologi darah tepi adanya
eritrosit: poikilositosis, sel target dan fregmentosit. Pada
pemeriksaan elektroforesis Hb didapat HbF dan HbA2 yang
meningkat lebih dari normal.
Diagnosa Kerja
Thalasemia mayor
Faliure to thrive e.c. hipermetabolism state e.c. thalasemia
Perawakan pendek e.c thalasemia
Status imunisasi lengkap menurut KEMENKES
Status perkembangan sesuai menurut developmental milestones
Status gizi cukup menurut CDC
Diagnosa Banding
Anemia hemolitik autoimun
Anemia defisiensi besi
Saran Pemeriksaan
Untuk meneggakkan diagnosis:
- Elektroforesis Hb (sudah dilakukan)
Analisis Kasus
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
BAB III
Tinjauan Pustaka
Thalassemia
Kelompok penyakit genetik dimana terjadi
gangguan produksi rantai globin
Ketidakseimbangan antara produksi rantai globin α
dan rantai globin β
Epidemiologi
•Insidensi 4,4 tiap 10.000
kelahiran diseluruh dunia
•Penyebaran thalassemia :
• Mediterania, Afrika, Timur
Tengah, Asia Tenggara
termasuk Cina, Semenanjung
Malaysia dan Indonesia
Thalassemia di
Indonesia
Penurunan Gen Thalassemia
Rantai Hemoglobin
Patofisiologi - thalasemia β
Eritropoiesis inefektif
Karakteristik
Kompensasi sumsum tulang masif
dengan hipereaktivitas eritroid
Terdapat 2 teori :
1. Produksi gen β globin inadekuat sehingga menyebabkan penurunan
level hemoglobin normal (HbA)
2. Produksi rantai globin α dan β yang tidak seimbang.
• Deteksi awal
– serum ferritin
– pemeriksaan fungsi jantung seperti elektrokardiograf,
ekokardiograf, stress test, dan sebagainya
• T2 weighted cardia MRI menilai secara akurat derajat
kelebihan zat besi
Tatalaksana
1. Terapi Transfusi
2. Terapi Kelasi
3. Hidroksiurea
5. Splenektomi
6. Nutrisi
1. Terapi Transfusi
Indikasi memulai terapi :
Tujuan : 1. Hb <7 g/dL diperiksa 2x berurutan
1. Menjaga hemoglobin jarak 2 minggu
pretransfusi 9,5-10,5 g/dL 2. Hb ≥ 7 g/dL disertai dengan gejala
klinis :
2. ⬇ hepatosplenomegali dengan
mengurangi eritopoiesis a. Facies Cooley
b. Gangguan tumbuh kembang
3. ⬇ proses hemolitik c. Fraktur tulang;
4. ⬆ oksigenasi jaringan. d. Curiga adanya hematopietik
ekstrameduler (massa
mediastinum)
Transfusi = 10-15 ml/kg dengan kecepatan 3-4 ml/kg/jam tiap 2-4 minggu
Efek Samping
Kelebihan
Infeksi
Besi
2. Terapi Kelasi
Indikasi :
1. Deferoxamine 2. Deferasirox 1. Serum feritin ≥1000
ng/mL
2. Transfusi telah
dilakukan >10 kali
3. Konsentrasi besi hepar
3. Deferiprone > 3,2 mg/g.
Kombinasi Terapi Kelasi
Indikasi :
1. Feritin ≥ 3000 ng/mL yang bertahan minimal selama 3 bulan
2. Adanya gangguan fungsi jantung/kardiomiopati akibat kelebihan besi
Lebih HLA-
Kuratif
efektif match
Suplemen
Vitamin D Vitamin E
tasi
Asam
Folat
Diagnosis Prenatal
Pemeriksaan sintesis rantai globin pada sampel darah janin
dengan fetoskopi (gestasi 18-20 minggu)
Analisis DNA diambil dari sampel villi chorion (usia gestasi 9-
12 minggu).
◦ Southern Blotting dari DNA menggunakan restriction fragment length
polymorphism (RELPs)
◦ Polymerase chain reaction (PCR)
Deteksi dini
Tujuan:
◦ mencegah perburukan/komplikasi dari Thalassemia mayor
◦ mendapatkan carrier & penyandang Thalassemia