Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

DENGAN POST OPEN


PROSTATECTOMY ATAS INDIKASI
BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA
DIRUANG WIJAYA KUSUMA III
RSUD CIAMIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benigna Prostatic Hyperplasia (BPH) atau dalam bahasa umumnya dinyatakan sebagai
pembesaran prostat jinak, merupakan suatu penyakit yang biasa terjadi. BPH (Benigna
Prostat Hipertropi) adalah pembesaran atau hipertropi prostat. Kelenjar prostat
membesar, memanjang kearah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran
keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah benigna prostat
hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar, tetapi
kelenjar-kelenjar periuretra lah yang mengalami hipeplasia (sel-selnya bertambah
banyak). Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut
kapsul surgical.
Hipertropi prostat mengenai kebanyakan pria diatas 50 tahun. Istilah “hipertropi” disini
kurang tepat, karena pembesaran prostat disini disebabkan hyperplasia unsure kelenjar
dan jaringan seluler. Biasanya berat kelenjar prostat adalah 20 gram, dan terdiri atas 4
lobu. Pada umur 70 tahun, berat prostat mencapai 60-200 gram.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi penyakit


Benigna Prostat hiperplasia adalah keadaan kondisi patologis yang
paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering
ditemukan untuk intervensi medis pada pria di atas usia 50 tahun (Wijaya.
A & Putri. Y, 2013).
Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah pembesaran jinak kelenjar
prostat, disebabkan oleh karena hyperplasia beberapa atau semua
komponen prostat meliputi jaringan kelenjar ataun jaringan fibromuskuler
yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu
Bedah RSUD dr.Sutomo, 1994: 193)
BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum
pada pria lebih dari 50 tahun) menyebabkan berbagai derejat obstruksi
retra dan pembatasan aliran urinarius. (Marilynn, E.D, 2000: 671)
2.2 Etiologi

Menurut Alam tahun 2004 penyebab pembesaran kelenjar prostat


belum diketahui secara pasti, tetapi hingga saat ini dianggap
berhubungan dengan proses penuaan yang mengakibatkan
penurunan kadar hormon pria, terutama testosteron. Para ahli
berpendapat bahwa dihidrotestosteron yang mamacu pertumbuhan
prostat seperti yang terjadi pada masa pubertas adalah penyebab
terjadinya pembesaran kelenjar prostat.
Anatomi dan Fisiologi

Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular


yang melingkari Bledder neck dan bagian proksimal uretra.
Berat kelenjar prostat pada orang dewasa kira-kira 20
gram dengan ukuran rata-rata : panjang 3,4 cm, lebar 4,4
cm, tebal 2,6 cm. Secara embriologis terdiri dari 5 lobus
yaitu lobus medius 1 buah, lobus anterior 1 buah, lobus
posterior 1 buah, lobus lateral 2 buah.
Pada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari:

a. Kapsul anatomis.
Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler.
Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian :
1) Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya.
2) Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebutjuga sebagai
adenomatus zone.
3)Di sekitar uretra disebut periuretral gland.
Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari
vesika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang
bermuara ke dalam uretra.
2.4 Patofisiologi

Menurut Mansjoer tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara


perlahan-lahan sehingga perubahan pada saluran kemih juga terjadi
secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran
prostat, resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat
meningkat, serta otot detrusor menebal dan merenggang sehingga
timbul sakulasi atau divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut
fase kompensasi. Apabila keadaan berlanjut, maka detrusor menjadi
lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi
untuk berkontraksi sehingga terjadi retensio urin yang selanjutnya
dapat menyebabkan hidronefrosis dan
disfungsi saluran kemih atas.
2.5 Klasifikasi

Menurut Rumahorbo (2000) terdapat empat derajat pembesaran


kelenjar prostat yaitu sebagai berikut:
A. Derajat rectal
B. Derajat Klinik
C. Derajat Intra Vesikal
D. Derajat Intra Uretral
2.6 Manifestasi klinis

A.Keluhan pada saluran kemih bagian bawah :


1.Obstruksi :
a)Hesistensi (harus menggunakan waktu lama bila mau miksi)
b)Pancaran waktu miksi lemah
c)Intermitten (miksi terputus)
d)Miksi tidak puas
e)Distensi abdomen
f)Volume urine menurun dan harus mengejan saat berkemih.
2. Iritasi : frekuensi sering, nokturia, disuria.
Gejala pada saluran kemih bagian atas Nyeri pinggang, demam (infeksi),
hidronefrosis.
Gejala di luar saluran kemih : Keluhan pada penyakit hernia/hemoroid sering
mengikuti penyakit hipertropi prostat.
2.7 Komplikasi

Pembesaran prostat jinak (BPH) kadang-kadang dapat mengarah


pada komplikasi akibat ketidakmampuan kandung kemih dalam
mengosongkan urin. Beberapa komplikasi yang mungkin dapat
timbul antara lain: seiring dengan semakin beratnya BPH , dapat
terjadi obstruksi saluran kemih, karena urin tidak mampu melewati
prostat. Hal ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan
apabila tidak diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal. (Corwin,
20002)
2.8 Penatalaksanaan

1. Modalitas terapi BPH adalah :


a. Obstruksi
b. Medikamentosa
c. Obat yang digunakan berasal dari phitoterapi (misalnya : Hipoxis rosperi
2. Indikasi pembedahan BPH
• Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut (100 ml).
• Klien dengan residual urin yaitu urine masih tersisa di kandung kemih setelah klien buang
air kecil > 100 Ml.
• Klien dengan penyulit yaitu klien dengan gangguan sistem perkemihan seperti retensi
urine atau oliguria.
• Terapi medikamentosa tidak berhasil.
• Flowcytometri menunjukkan pola obstruktif.
2.9 Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium
a. Sedimen urin
b. Kultur urin
2. Foto polos abdomen
3. IVP (Intra Vena Pielografi)
4. Ultrasonografi (trans abdominal dan trans rectal)
5. Systocopy
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian No. medrec : 518552


1. Pengumpulan Data Diagnose medis : Post Open
Prostatectomy atas indikasi
Identitas Klien Benigna ProstaticHyperplasia
Nama : Tn. D (BPH) POD I

TTL : 18- 12-1951 Alamat :Dusun Cibuluh 19/06


Pamarikan, Kab.Ciamis
Umur : 67 tahun 2. Identitas Penanggung Jawab
Jenis kelamin : Laki-laki Nama : Ny. O
Agama : Islam Usia : 65 Tahun
Pendidikan : SD Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani Pendidikan : SD
Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia Agama : Islam
Tanggal masuk RS :18 Desember 2018 Jam: 09.40 WIB Hubungan denga Klien : Istri
Tanggal operasi :19 Desember 2018 Jam: 10.00 WIB Alamat :Dusun cibuluh 19/06
Tanggal pengkajian : 20 Desember 2018 Jam: 09.05 WIB pamarican, kab. Ciamis
c. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang c. Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit Klien mengatakan 1 bulan yang lalu pernah
dirawat di ruang penyakit dalam di RSUD
Klien masuk ke Poli bedah ruang Wijaya Ciamis dengan keluhan nyeri saat akan BAK.
Kusuma 3 RSUD Ciamis. Pada hari Rabu
tanggal 18 Desember 2018 pukul 09.40 WIB 2) Riwayat Kesehatan Keluarga
karena mengeluh nyeri saat berkemih, tidak
dapat menahan miksi, pancaran urin lemah, Klien mengatakan didalam keluarga tidak ada
skala nyeri 4. yang mengalami penyakit yang sama dengan
klien dan tidak ada yang menderita penyakit
b. Keluhan Utama Saat Dikaji keturunan seperti DM, jantung, hipertensi
atau penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
Pada saat dikaji tanggal 20 Desember 2018 HIV dan AIDS.
pukul 09.05 WIB klien mengeluh nyeri pada
luka bekas operasi, nyeri yang dirasakan
seperti di tusuk-tusuk. Nyeri dirasakan pada
luka operasi di abdomen dengan skala 4 (0-
10), nyeri dirasakan terus menerus.
Pola aktivitas sehari-hari
NO JENIS AKTIVITAS DIRUMAH DI RUMAH SAKIT
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3 Kali/hari 3 Kali/hari
Jenis Nasi + Lauk Pauk Bubur + Lauk Pauk
Porsi 1 Porsi ¼ Porsi
Keluhan Tidak ada keluhan Nafsu makan menurun
b. Minum
Frekuensi 6 - 8 Gelas/ hari 6 - 8 Kali Gelas/hari
Jumlah 1200 – 1600 cc 1200 – 1600 cc
Jenis Air Putih , Kopi Air Putih
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2 Eliminasi
a) BAB
Frekuensi 1 -2 Kali/hari Belum BAB 1 hari yang lalu
Konsistensi Lembek Belum BAB
Warna Khas Feces Belum BAB
Bau Khas Feces Belum BAB
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b) BAK
Frekuensi 7– 8 Kali/hari Terpasang DC, drief/ spooling Merah
Warna Kuning Jernih
Jumlah 500 – 600 cc Tidak terkaji karena bersatu dengan drip/ spooling
Keluhan Tidak ada keluhan Nyeri saat berkemih
3 Istirahat Tidur
a) Siang 1 jam 1– 2 jam
b) Malam 6 – 8 jam 4-5 jam
c) Keluhan Tidak ada keluhan Tidur terganggu karena nyeri
luka bekas operasi

4 Personal Hygiene
1-2 kali sehari Belum pernah
a) Mandi
1-2 kali sehari Belum pernah
b) Gosok gigi 1-2 kali sehari Belum pernah
c) Keramas 1 kali seminggu Belum pernah
d) Gunting kuku 1-2 kali sehari 1 kali/ hari dibantu oleh
e) Ganti pakaian petugas dan keluarga

5 Aktivitas Klien beraktivitas secara Klien tampak lebih banyak


mandiri, berolahraga dan berbaring di tempat tidur dan
bertani aktivitas dibantu oleh perawat
dan keluarga
Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum 3. Pemeriksaan Fisik Per Sistem


Kesadaran : Compos mentis a) Sistem pernafasan
E4M6V5 = 15 Kondisi hidung simetris, rongga
Penampilan : Lemas hidung tidak ada lesi atau sinus.
2. Pemeriksaan Tanda - tanda Vital tidak ada sekret, terlihat bulu-bulu
hidung, pergerakan dada antara
Tekanan Darah: 130/90 mmHg kanan dan kiri simetris, tidak ada
retraksi dinding dada, tidak ada
Nadi : 85 x/menit nyeri tekan pada dada, ekspansi
Respirasi : 22 x/menit paru simetri, saat di perkusi area
Apikal posterior anterior lateral
Suhu : 36,5 0C hasil nya resonan.
Saturasi : 98% •
b. Sistem cardiovaskuler c. System pencernaan
Konjungtiva merah muda, nadi Bentuk bibir simetris, mukosa bibir
80x/menit. Pada saat auskultasi lembab, tidak terdapat gigi palsu, gigi
jantung S1 dan S2 lup dup, tidak sudah ada yang tanggal 2. Lidah
terdengar bunyi tambahan murmur dan berwarna merah muda, reflex menelan
gallop. Pada saat perkusi jantung baik, gusi berwarna merah muda, tidak
terdengar bunyi dullness dari ICS 2-4 di ada stomatitis. Pada saat di palpasi
bagian kiri. CRT kurang dari 3 detik. tidak ada pembesaran hati, bising usus
Tekanan darah 130/90 mmHg. 8x/menit, perkusi lambung hasilnya
timpani,terdapat luka bekas operasi
dibagian hipogastrik, panjang luka 12
cm dengan jumlah jahitan 13 jahitan,
terdapat nyeri pada daerah operasi.
d. System genitourinaria f. System persyarafan
Nyeri saat berkemih, terpasang kateter 1. Test fungsi cerebral
threeway dengan jumlah 40 - 60 tpm, Kesadaran klien composmentis, klien
produksi drain 15 cc berwarna merah mampu mengenali waktu sekarang, tempat
bening. dimana dia berada sekarang, dan
mengenali orang orang disekitar klien.
2. Tes Fungsi Nervus
e. System endokrin
Nervus olfaktorius
Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid dan parathyroid. Klien dapat membedakan aroma minyak
kayu putih dan kopi ketika klien di
perintahkan untuk menghirup aroma sambil
menutup mata.
Nervus optikus
Klien mampu melihat jauh minimal 40 cm
dan mampu mengenali objek atau tulisan
dari jauh, terbukti klien mampu membaca
papan nama perawat.
Nervus okulomoturius , trochlearis, Nervus facialis ( nervus VII )
abdusen (III,IV,VI)
Pada saat dikaji, klien dapat
Klien dapat memandang ke depan, klien mengerutkan dahinya, dapat
dapat melihat benda jauh, gerakan bola mengembungkan pipinya, tes rasa baik
mata simetris, refleks pupil mengecil hal ini dibuktikan dengan klien dapat
pada saat diberi cahaya. Klien dapat membedakan rasa manis, asin, asam dan
mengikuti gerakan penlight kearah atas pahit pada waktu diberi gula, garam,
dan bawah, kearah kanan dan kiri. asem dan kopi.
Nervus trigeminus ( nervus V ) Nervus vestibulokochlearis ( nervus VIII )
Klien tidak dapat mengunyah makanan Pendengaran klien baik, hal ini
secara maksimal, klien dapat dibuktikan dengan cara berkomunikasi
menggerakkan rahang bawah, klien dengan klien dan menjawab pertayaan
dapat merasakan sentuhan tangan dengan jelas
pemeriksa, refleks kornea baik yaitu
klien dapat mengedipkan mata dengan
cepat pada waktu diberi rangsangan
berupa kasa.
Nervus glosofaringeus ,vagus ( nervus IX,X )
f. System integument
Suara klien jelas dapat di mengerti, sesuai
dengan instruksi Kulit tampak keriput, lembab dan kotor. Rambut
sebagian beruban. Klien dapat membedakan permukaan
Nervus assecorius ( nervus XII ) kasar, lembut, tumpul, tajam, suhu 36,5℃ terdapat luka
Otot Sternokleido mastoideus baik, hal pada bagian hipogastrik luas luka ± 12 cm dan luka drain
ini dibuktikan dengan klien dapat melihat ke ± 1cm
kiri dan ke kanan, otot trapezius juga baik g. System musculoskeletal
hal ini dibuktikan dengan klien dapat
mengangkat kedua bahunya, klien juga Ekstermitas atas
mampu menahan tekanan dari pemeriksa. Tidak ada kelainan, gerakkannya masih berfungsi
Nervus hipoglosus ( nervus XII ) baik, refleks bisep trisep baik, kekuatan otot 2|2,
terpasang infus di tangan kanan.
Bentuk lidah simetris, warna lidah merah
muda, dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan. Ekstermitas bawah
Tidak ada kelainan, tidak dapat digerakkan dengan
bebas karena nyeri, refleks patela dan babinski baik,
kekuatan otot 2|2. Klien tampak banyak terbaring di
tempat tidur dan aktivitas seperti berpindah tempat
dibantu oleh perawat dan keluarga.
h. System penglihatan 2. Kecemasan
Kebersihan mata kurang baik terdapat kotoran pada kelopak Klien merasa cemas terhadap penyakit yang dideritanya. Klien bertanya
mata, refleks pupil baik terhadap cahaya, Konjungtiva anemis, tentang penyakitnya dan tampak kebingungan.
pergerakkan bola mata bebas dan daya akomodasi baik, klien
dapat membaca dari jarak 20 cm, tidak ada lesi. 3. Pola koping
i. Wicara dan THT Saat sakit klien menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
tidak mempermasalahkannya. Jika ada masalah klien selalu menceritakkan
Klien tidak tunak wicara,bentuk telinga simetris , fungsi dengan anggota keluarga lainnya.
pendengaran kurang baik , telinga tanpak bersih . Bentuk
hidung simetris tidak terdapat lesi ,tidak terdapat 4. Gaya komunikasi
secret,reflek menelan baik tanpa ada rasa sakit.
Klien berkomunikasi dengan keluarga tentang apa yang dideritanya dan
f. Data psikologis menggunakan Bahasa Sunda dan Indonesia.
1. Status emosi 5. Konsep diri
Klien menerima dengan lapang dada penyakit yang ia a. Gambaran diri : Klien bersyukur dengan tubuhnya saat ini
derita selama ini dan mengatakan ini adalah kehendak dari walaupun hanya terbaring lemah di Rumah Sakit.
yang maha kuasa.
b. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali
2. Kecemasan
beraktivitas seperti biasa.
Klien merasa cemas terhadap penyakit yang dideritanya.
Klien bertanya tentang penyakitnya dan tampak c. Harga diri Klien menilai dirinya bisa berguna untuk orang sekitar
kebingungan. maupun keluarga.
m. Data penunjang
1. Laboratorium
Nama : Tn. D
No.medrec : 518552
Waktu pengambilan : 17 Desember 2018
Tanggal Jenis Hasil Nilai rujukan Satuan
pemeriksaan
e. Peran : Klien berperan sebagai seorang 5 Hematologi

orang tua dari anak- anaknya, dan


desember Hemoglobin 12,7 P:12- 16; L: 14- g/dl
2018 Hematocrit 38,4 18 %

berkewajiban mencari nafkah.


Leukosit 6,6 P:35-45;L:40-50 10^3/uL
Dewasa: 5,0-10,0

f. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa


Bayi; 7,0-17,0
Trombosit 450 150-450 10^3/uL

ia adalah seorang laki-laki.


Eritrosit 4,3 P:4,0-5,5 L:0,5- Juta /uL
1,0

G. Data social : Klien dapat berkomunikasi


Waktu 2’00” 1-3 Menit
perdarahan 7’5” 1-7
dengan klien lain, dengan orang yang Waktu Menit

menjenguknya, keluarga, perawat, dan tim pembekuan

kesehatan lainnya terbukti klien dapat


mengungkapkan keluhannya.
Kimia darah
Guladarah 106 70-200 mg/dl

H. Data spiritual :Klien beragama islam, sewaktu

klien mengatakan selama sakit


Ureum 36 10-50 mg/dl
kreatinin 0,77 P:0,5-0,9;L0,5-

melaksanakan shalat dan selalu berdoa 1,1 mg/dl

untuk kesembuhannya SGOT 20 P:10-31 L:10-34 U/L/37^0C


SGPT 13 P:9-36 L:9-46 U/L/37^0C
USG • J. Program dan rencana pengobatan
Nama : Tn.D
Jenis terapi Dosis Cara Waktu
No.medrec : 518552
Waktu pemeriksaan : 13 pemberian
Desember 2018
Ampicillin 3x1 gram IV 12.00 – 20.00
Pemeriksaan : USG
abdomen – 04.00
Kesimpulan : BPH, vol.35
USG organ abdomen lainnya tidak Kalnex 1x500 mg IV 12.00 – 24.00
menunjukan kelainan. Vit K 2x10 mg IV 12.00 – 24.00
Analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Polikerasi abnormal sel stem Nyeri akut


 klien mngeluh nyeri karena bekas luka operasi
DO : Produksi stoma dan epitel
 klien terlihat meringis kesakitan berlebihan
 skala nyeri 4 (0 – 10)
 Terdapat nyeri tekan pada luka bekas operasi Prostat membesar
 Tanda – tanda vital :
TD : 130/90 mmHg Prostatektomi
N : 85 x/ menit
R : 22x/ menit Iritasi mukosa kandung
S : 36.5 ℃ kencing, terputusnya jaringan,
trauma bekas insisi

merangsang pembentukan zat


bradykinin, serotonin, histamine,
dan prostaglandin

merangsang ujung saraf nyeri

nyeri dipersepsikan

Nyeri akut
 klien mengatakan ada luka operasi di
bagian bawah pusar Iritasi mukusa kandung
Do : kemih, terputusnya
 Terdapat luka operasi di hipogastrik jaringan, trauma bekas
panjang 12 cm dan jumlah jahitan 13 insisi.
jahitan.
 Leukosit 66000/ µl
Adanya luka operasi
sebagai jalan masuk
kuman.

Resiko infeksi

3 Ds : Prostatektomi Gangguan eliminasi urine


 Klien mengeluh nyeri saat BAK
Do : Iritasi mukosa kandung
 Klien terpasang kateter kemih
 Karakteristik urine berwarna merah muda
 Tekanan spooling berhenti saat klien BAK Pembentukan stoesle

DC tidak keluar

Gangguan eliminasi urine


4 Ds : Post operatif Gangguan pola tidur
 klien mengeluh susah tidur di karenakan prostatectomy
nyeri luka operasi
Do : Nyeri Luka operasi
 klien terlihat lemas
Gangguan rasa nyaman

Gangguan pola tidur

5 DS : Prostattektomi Defisit Perawatan Diri


 Klien mengatakan belum mandi dari hari Mandi
kemarin Nyeri luka post operasi
DO :
 Penampilan klien tampak kurang baik
 Tercium bau Hambatan Mobilisasi Fisik
 Kulit klien teraba lengket
 Klien berkeringat
Ketidakmampuan dalam
merawat diri

Defisit Perawatan Diri


Mandi
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan
Prioritas
Tanggal Nama Tanda
No Diagnosa Keperawatan
ditemukan perawat tangan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik operasi 20 Desember Dina H
open prostatectomy ditandai dengan :
DS : 2018
-klien mngeluh nyeri karena bekas luka operasi
DO :
-klien terlihat meringis kesakitan
-skala nyeri 4 (0 – 10)
-Terdapat nyeri tekan pada luka bekas operasi
-Tanda – tanda vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 85 x/ menit
R : 22x/ menit
S : 36.5 ℃
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka 20 Desember 2018 Dina H
operasi sebagai jalan masuk kuman ditandai
dengan :
Ds :
-Klien mengatakan ada luka operasi di bagian
bawah pusar
Do :
-Terdapat luka operasi di hipogastrik panjang
12 cm dan jumlah jahitan 13 jahitan.
-Leukosit 66000/ µl

3. Gangguan eliminasi urine berhungan dengan 20 Desember 2018 Dina H


sumbatan saluran pengeluaran kandung kemih
ditandai dengan :
Ds :
-Klien mengeluh nyeri saat BAK
Do :
-Klien terpasang kateter
-Karakteristik urine berwarna merah muda
-Tekanan spooling berhenti saat klien BAK
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri 20 desember 2018 Dina H
luka post operasi ditandai dengan :
Ds :
-klien mengeluh susah tidur di karenakan nyeri
luka operasi
Do :
-klien terlihat lemas

5. Deficit perawatan diri mandi berhubungan dengan 20 desember 2018 Dina H


ketidakmampuan merawat diri ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan belum mandi dari hari
kemarin
DO :
- Penampilan klien tampak kurang baik
- Tercium bau
- Kulit klien teraba lengket
- Klien berkeringat
Diagnosa INTERVENSI
No
keperawatan Tujuan TINDAKAN RASIONAL
1 Nyeri akut berhubungan NOC NIC Untuk mengetahui
dengan agent injuri fisik - -Pain level Management nyeri frekuensi nyeri
- -Pain control 1.Lakukan pengkajian ,lokasi,dan
DS : - -Comfort level nyeri secara karakteristik yang
-klien mngeluh nyeri Setelah dilakukan tindakan komprehensif muncul pada klien
DO : keperawatan selama 1x24 jam termasuk lokasi,
-klien terlihat meringis psien tidak mengalami nyeri karakteristik, durasi,
kesakitan dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas,
-skala nyeri 4 1. Mampu mengontrol nyeri dan factor presipitasi.
-Terdapat nyeri tekan (tahu penyebab nyeri, mampu 2.Observasi reaksi
pada luka bekas operasi menggunakan teknik nonverbal dari Untuk mengetahui
Tanda – tanda vital : nonfarmakologiuntuk ketidaknyamanan. respon nonverbal
TD : 130/90 mmHg mengurangi nyeri) 3.Control lingkungan pasien terhadap
N : 85 x/ menit 2.Melaporkan bahwa nyeri yang dapat intesitas nyeri
R : 22x/ menit berkurang dengan menggunakan mempengaruhi nyeri Membantu
S : 36.5 ℃ manajemen nyeri. seperti suhu mengurangi nyeri
3.Mampu mengenali nyeri (skala ruangan,pencahayaan dari factor tersebut
intensitas, frekuensi dan tanda dan kebisingan.
nyeri)
3. Menyatakan rasa 4.Ajarkan tentang 4. Membantu
nyaman setelah nyeri teknik non mengurangi nyeri
Berkurang farmakologik napas dengan melakukan
4. Tanda vital dalam dalam, relaksasi, teknik relaksasai
rentan normal distraksi, kompres dan distraksi
5. Tidak mengalami hangat/dingin.
gangguan tidur 5.Berikan analgetik
6. Mampu mengenali untuk mengurangi 5. kolaborasi
nyeri nyeri pemberian obat
(skala,Intensitas,frekue 6. Monitor analgetik
nsi dan tanda nyeri ) vital sign sebelum farmakologi untuk
7. Menyatakan rasa dan sesudah mebantu
nyaman setelah nyeri pemberian mengurangi nyeri
berkurang analgetik pertama
kali 6. Mengetahui
perubahan tanda
vital pada klien

3 Resiko infeksi berhubungan NOC NIC


dengan luka operasi sebagai Immune status Infection control
jalan masuk kuman ditandai Knowledge : infection (control infeksi)
dengan : control
Risk control
Kriteria hasil :
Ds : Klien bebas dari 1. Gunakan Monitor
Klien mengatakan ada luka tanda dan gejala tanda – tanda
operasi di bagian bawah pusar infeksi infeksi
Do : 2. Cuci tangan
Terdapat luka operasi di setiap sebelum dan
hipogastrik panjang 12 cm dan sesudah tindakan
jumlah jahitan 13 jahitan. keperawatan
Leukosit 66000/ µl
3 Gangguan eliminasi urine NOC NIC 1. Mengetahui pola
berhungan dengan sumbatan Urinary Elimination Urinary Retention berkemih serta
saluran pengeluaran kandung Urinary Care masalah
kemih ditandai dengan : Continguence 1. Lakukan
Ds : Setelah dilakukan penilaian kemih
Klien mengeluh nyeri saat BAK tindakan yang 2. Sebagai intervensi
Do : keperawatan 2x24 komprehensif selanjutnya
Klien terpasang kateter jam diharapkan 2. Memantau
Karakteristik urine berwarna sumbatan pada penggunaan obat
merah muda pengeluaran urine dengan sifat
Tekanan spooling berhenti saat teratasi. Dengan antikolinergik
klien BAK kriteria hasil :
3. Merangsang 3. Kompres dingin
1. Kandung kemih reflek kandung dapat merangsang
teraba kosong kemih dengan rasa ingin berkemih
2. Tidak ada residu menerapkan
urin >100-200 cc kompres dingin
3. Intake cairan pada perut.
dalam rentang 4. Anjurkan pasien 4. Mengetahui
normal atau keluarga perubahan
4. Bebas dari ISK untuk melaporkan pengeluaran urin
5. Tidak ada tetesan macet
spasme bladder
6. Balanced cairan 5. Memantau 5. Memonitoring
seimbang masukan dan intake output
keluaran

6. Memantau 6. Mengetahui
tingkat distensi seberapa penuh
kandung kemih cairan urin dalam
dengan palpasi dan kandung kemih
perkusi
4 Gangguan pola tidur NOC NIC 1. memastikan
berhubungan dengan nyeri anxiety reduction Sleep and efek obat yang
luka post operasi ditandai comfort level enhancement diberikan pada
dengan : pain level 1. determinasi efek klien
Ds : rest : extend and patern - efek medikasi 2. tidur yang
klien mengeluh susah tidur sleep : extend and terhadap pola tidur cukup dapat
di karenakan nyeri luka pattern 2. jelaskan membuat klien
operasi Setelah di lakukan pentingnya tidur menjadi lebih
Do : tindakan keperawatan yang adekuat rileks dan nyeri
klien terlihat lemas 2x24 jam didapatkan dapat
kriteria hasil : 3. fasilitas untuk berkurang
1. jumlah jam tidur mempertahankan 3. membaca
dalam batas normal (6-8 aktifitas sebelum sebelum tidur
jam / hari) dia tidur dapat
2. pola tidur kualitas (membaca) meningkatkan
dalam batas normal kualitas tidur
3. perasaan segar 4. ciptakan 4. lingkungan
sesudah tidur lingkungan yang yang nyaman
4. mampu nyaman dapat
mengidentifikasikan hal mempengaruhi
hal yang meningkatkan kualitas tidur
tidur
5. pemberian terapi
5. kolaborasi obat tidur dapat
pemberian obat mempermudah
tidur klien untuk tidur
6. untuk
6. diskusikan menemukan tekhnik
dengan pasien dan tidur yang nyaman
keluarga tentang untuk klien
tekhnik tidur pasien 7. memastikan
instruksikan untuk bahwa klien
memonitor tidur mendapatkan tidur
yang cukup
7. monitor makan 8. menghindari
dan minum makanan dan
minuman yang
8. monitor atau dapat
catat kebutuhan mempengaruhi
tidur kualitas tidur
9. untuk
menentukan
intervensi yang
selanjutnya
5 Deficit perawatan diri mandi NOC NIC 1. mengetahui
berhubungan dengan activity intolerance Self care budaya pasien
ketidakmampuan merawat diri mobilyti: phycical assistance: ketika
ditandai dengan : impaired bathing/hygiene mempromosikan
DS : selfcare deficit 1. pertimbangan aktivitas perawatan
Klien mengatakan belum mandi hygiene budaya pasien diri
dari hari kemarin sensory ketika
DO : perception,auditory mempromosikan
Penampilan klien tampak kurang , disturbed aktivitas perawatan 2.mengidentifikasi
baik Setelah dilakukan diri usia pasien ketika
Tercium bau tindakan 2. pertimbangkan mempromosikan
Kulit klien teraba lengket keperawatan usia pasien ketika aktivitas perawatan
Klien berkeringat selama 1x24 jam mempromosikan diri
deficit perawatan aktivitas perawatan
diri teratasi dengan diri
kriteria hasil 3. menentukan 3. mengidentifikasi
1. perawatan diri jumlah dan jenis jumlah dan jenis
ostomi: tindakan bantuan yang bantuan yang
pribadi dibutuhkan dibutuhkan klien
mepertahankan
ostomi untuk
eliminasi
2. perawatan diri (ADL) 4. memfasilitasi gigi 4. membantu
mampu untuk melakukan pasien menyikat kebersihan gigi
aktivitas perawatan fisik 5. memantau pasien
dan pribadi secara mandiri pembersihan kuku
atau dengan alat bantu menurut 5. membantu
3. perawatan diri mandi : kemampuan diri kebersihan kuku
mampu membersihkan pasien klien
tubuh sendiri secara 6. memantau 6. mengidentifikasi
mandiri dengan atau tanpa integritas kulit kedaan kulit pasien
alat bantu pasien membantu orang
4. perawatan diri hygiene: 7. mendorong orang tua dan keluarga
mampu untuk tua /keluarga 7. pasien dalam
mempertahankan partisipasi dalam berpartisipasi
kebersihan dan kebiasaan tidur terhadap kebiasaan
penampilan yang rapi biasa tidur
secara dan mandiri
5. perawatan diri hiegine
oral: mampu untuk
merawat mulut dan gigi
secara mandiri dengan
atau tanpa alat bantu
6. mampu
mepertahankan
mobilitas yang
diperlukan untuk ke
kamar mandi dan
menyediakan
perlengkapan mandi
7. membersihkan
dan mengeringkan
tubuh
8. mengungkapkan
secara verbal
kepuasan tentang
kebersihan tubuh
dan hygiene oral
D. Pelaksanaan dan evaluasi formatif
No Tanggal/jam DP Tindakan Nama & TTD

1. 20– desember 2018 I 1. Mengkaji nyeri secara komprehensif


Jam 10.00 WIB Hasil :
-Lokasi nyeri di hipogastrik/ perut bagian tengah
-Karakteristik nyeri seperti teriris – iris benda tajam.
-Frekuensi nyeri terus menerus
-Skala nyeri 4 (0- 10)
2.Mengajarkan teknik nonfarmakologi Tarik nafas
dalam
Hasil :
-Klien dapat mengikuti instruksi perawat
-Skala nyeri tetap tidak berubah
3.Monitoring TTD
Hasil :
- TD : 130/90 mmHg
- N : 85x/ menit
- R : 22x/ menit
- S : 36,5 ℃
2. 20 desember 2018 II 1.Memonitoring tanda – tanda infeksi
10.20 WIB Hasil :
-tidak ada tanda kemerahan, tidak ada pus, tidak ada
edema.
2.Inspeksi kondisi luka
Hasil :
-luka bersih, tidak rembes, tidak bau, panjang luka 12
cm.
3.mengganti balutan luka
Hasil :
-luka tampak bersih, tidak ada tanda tanda infeksi.
4.Kolaborasi pemberian antibiotic ampicillin 3x 1 gram
pada jam secara iv
Hasil : tidak terlihat tanda – tanda infeski.

3 20 desember III 1. Lakukan penilaian kemih yang komprehensif


2018 Hasil :
10.40 WIB - Intake : 2000 cc
- Output : 3200 cc
4. 22 desember IV 1.Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
2018 Hasil : klien memahami penjelasan
10.45
perawat tentang pentingnya tidur
2.Fasilitasi untuk mempertahankan
aktivitas sebelum tidur
Hasil : menganjurkan klien untuk
mendengarkan music atau murotal
sebelum tidur
3.Ciptakan lingkungan yang nyaman
dengan membersihkan bed pasien dan
lingkungannya
Hasil : klien merasa lebih nyaman dengan
lingkungannya
4.Instruksikan keluarga untuk memonitor
tidur klien :
Hasil : keluarga mengatakan pasien baru
tidur 5 jam tadi malam
5. 20 desember V 1.Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang
2018 dibutuhkan
10.50 WIB Hasil :
Klien dibersihkan dengan washlap dan
mengganti pakaiannya.
2.Menyediakan lingkungan yang therapetik
dengan memastikan privacy yang terjaga
Hasil :
Klien merasa nyaman
3.Memfasilitasi diri klien mandi
Hasil :
Setelah dibersihkan dengan washlap kulit klien
tidak lengket dan bersih.
4.Mendorong keluarga berpartisipasi dalam
kebersihan diri klien
Hasil :
Keluarga memperhatikan penjelasan perawat
dan ikut berpartisipasi melakukan kebersihan
klien.
E. Evaluasi Sumatif
Tanggal DP Evaluasi Sumatif Nama & TTD

21 I S:
-Klien mengatakan masih terasa nyeri
desember O:
2018 -Skala nyeri 4 (0-10)
-Tampak meringis
-TTV
TD : 140/100 mmHg
N : 89 x/menit
RR : 23 x/menit
S : 36,8 oC
A : Nyeri akut
P : pain management , pain control
I:
-Mengkaji nyeri secara komprehensif
-Mengerjakan tehnik non farmakologi Tarik nafas dalam
-Monitoring TTV
E : - klien mengatakan nyeri berkurang
-Skala nyeri 3 (0-10)
-Td : 130/90 mmHg,N : 85 x/menit ,R :21 x/menit ,S : 36,5 ℃
21 2 S : klien mengatakan terdapat luka operasi di
desember daerah perut
2018 O:
- tidak terlihat kemerahan pada luka operasi
- tidak terdapat pus
- tidak terdapat edema
- luka tidak rembes
- S : 36,5 ℃
- Luka terlihat bersih
A : resiko infeksi
P : control infeksi
I:
- Monitoring tanda dan gejala infeksi
- inspeksi kondisi luka
- Mengganti balutan luka
- Kolaborasi pemberian antibiotic ampicillin 3
x 1 gram secara iv.
21 3 S : klien mengatakan nyeri saat BAK
desember O:
2018 Jumlah urine output : 3200 cc
Urine berwarna merah muda
A : gangguan eliminasi urine
P : intervensi dilanjutkan
I:
Lakukan penilaian kemih yang komprehensif
E : Klien mengatakan nyeri saat BAK
21 4
S : Klien mengatakan sudah tidur selama
desember 7 jam tadi malam
2018
O: Klien tampak segar
A : Gangguan pola tidur
P : Sleep Enhancement
I:
Lakukan penilaian kemih yang komprehensif
Memasang Kateter
Berkolabirasi dengan dokter dalam pemberian obat
antikolinergik
E : Urine Outpu kline berjumlah 1800 ml dan
berwarna kuning bening dan lancar

22 desember 1 S : klien mengatakan nyeri sedikit berkurang


2018 O: -Skala nyeri 3 (0-10)
Klien tampak sedikit meringis
09.00 TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
R : 21x/menit
S : 36,4o C
A : nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
P : pain management , pain control
I:
Mengkaji nyeri secara komprehensif
Mengerjakan tehnik non farmakologi
Memberikan analgetik
Monitoring TTV
22 desember 2 S : klien mengatakan sudah mandi dan terasa
2018 lebih segar
O : - kulit klien tampak bersih
Kulit klien tidak lengket
Keluarga dapat melakukan washlap setelah
di beri arahan
A : defisit perawatan diri mandi
P : self – care assistance : bathing / hygine
teratasi
22 Desember 3 S:
2018 Keluarga klien mengatakan bahwa klien telah dapat tidur
selama 6 jam dan klien terlihat nyenyak
Klien mengatakan sudah tidak terganggu lagi dengan adanya
nyeri
O : Klien terlihat lebih segar
A : gangguan pola tidur
P : sleep and enhancement teratasi
22 Desember 4 S : klien mengatakan tidak nyaman dengan terpasangnya
2018 kateter
O: Urine terlihat banyak pada urin bag, urine berwarna kuning
bening, jumlah urin 700 cc
A : Gangguan eliminasi Urine
P : Urinary retention care
I:
Lakukan penilaian kemih yang komprehensif
Memasang Kateter
Berkolabirasi dengan dokter dalam pemberian obat
antikolinergik
E : Urine Outpu kline berjumlah 500 ml dan berwarna merah
dan lancar
23 desember 1 S : klien mengatakan nyeri sedikit berkurang
2018
O: -Skala nyeri 2 (0-10)
- Klien tampak sedikit meringis
- TTV :
TD : 130/90 mmHg
N : 83x/menit
R : 23x/menit
S : 36,9o C
A : nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
P : pain management , pain control
I:
- Mengkaji nyeri secara komprehensif
- Mengerjakan tehnik non farmakologi
- Memberikan analgetik
- Monitoring TTV
BAB IV
PEMBAHASAN

Selama memberikan asuhan keperawatan tim penulis menemukan beberapa


kesenjangan antara konsep teoritis dan kasus yang ditemukan. Dalam bab
ini tim penulis akan membahasnya sesuai dengan asuhan keperawatan yang
sudah diterapkan meliputi pengkajian, diagnosa, inervensi, implementasi
dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Selama melakukan pengkajian tim penulis tidak banyak menemui
kesulitan, hal ini berkaitan dengan kerjasama dan partisipasi dari pasien
dan keluarga dalam memberikan informasi yang diperlukan, berkaitan
dengan penyakit yang di derita pasien. Pada pemerikasaan fisik, tim penulis
menemukan beberapa gejala khas yang sesuai dengan teoritis yaitu : nyeri
pada bagian post operasi pada bagian abdomen dan rasa tidak nyaman pada
daerah pemasangan kateter spuleblas.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tinjauan pustaka asuhan keperawatan pada kasus BPH tim
penulis mendapat hasil diagnosa keperawatan yaitu :
1.Nyeri akut berhubungan dengan sumbatan saluran pengeluaran pada
kandung kemih
2.Perubahan pola eliminasi : retensi urin berhubungan dengan obstruksi
sekunder
3.Disfungsi seksual berhubungan dengan hilangnya fungsi tubuh
4.Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entrée
mikroorganisme melalui kateterisasi
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit, perawatannya
6.Resiko perdarahan berhubungan dengan trauma efek samping pembedahan
7.Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan sebagai efek
sekunder dari prosedur pembedahan
8.Ansietas berhubungan dengan perasaan takut terhadap tindakan
pembedahan
Sedangkan diagnosa yang di dapat pada kasus ada 5 diagnosa yaitu
:
1.Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik operasi open
prostatectomy
2.Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi sebagai jalan
masuk kuman
3.Gangguan eliminasi urine berhungan dengan sumbatan saluran
pengeluaran kandung kemih
4.Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
5.Deficit perawatan diri mandi berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat

Anda mungkin juga menyukai