Anda di halaman 1dari 15

Prinsip Pengambilan

Contoh Tanah

 Sebelum suatu analaisis tanah


dilakukan sangatlah penting untuk
memperoleh contoh tanah yang
representatif.
 Contoh yang representatif sulit
didaptkan.
 Kesalahan mengambil contoh tanah
seringkali lebih besar dari kesalahan
analisis.
Hasil analisis kimia tanah dapat membantu
untuk menggambarkan sifat tanah dengan
tepat hanya jika ;

 Contoh besar (gross sample) benar-benar mewakili keseluruhan


tanah darimana tanah tesebut diambil.
 Tidak terjadi perubahan dalam contoh besar dan sub-sampel
sebelum analisis.
 Subsampel yang dianalisis benar-benar mewakili contoh besar
 Analisis tanah dilakukan secara teliti sehingga diperoleh nilai dari
sifat yang benar.

Keempat masalah ini masalah contoh tanah adalah merupakan masalah


yang paling besar dikarenakana variabilita tanah.
Perbedaan dalam hal komposisi dan sifat-sifat tanah tidak hanya
dijumpai antar daerah ke daerah melainkan juga dari salaha satu
bagian dari lahan tertentu dengan lahan yang lainnya yang dijumpai
dengan jarak yang dekat.
Hal ke dua dan ketiga dapat dikontrol dengan baik selama persiapan
contoh.
Hal keempat terutama berhubungan dengan pemilihan prosedur analisis
perlu dicermati.
Seringkali pemilihan prosedur yang benar lebih sulit dibandingkan
dengan pelaksanaan analisisnya sendiri.
Cara pengambilan contoh tanah

 Pengambilan contoh tanah secara representatif


dapat dibedakan menjadi 4 cara yaitu:
1.pengambilan contoh secara acak (simple random
sampling).
2. Pengambilan contoh tanah secara sistimatis
(systematic sampling)
3. Pengambilan contoh tanah secara stratifikasi
(stratified sampling).
4. Contoh tanah secara komposit (composite)
 Dari keempat cara tersebut ,
pengambilan secara acak merupakan
cara yang paling sederhana. Pemilihan
contoh dilakukan tanpa melihat variasi
dalam suatu populasi tanah semua
contoh dalam suatu lahan mempunyai
peluang yang sama untuk terambil tanpa
melihat variasi yang ada.
 Cara ini merupakan cara yang baik jika
tanah tidak terlalu heterogen.
Pengambilan tanah sitimatik

 Tanah diambil dengan cara sistimatis,


seperti: Pengambilan contoh setiap interval
5 m, atau diambil hanya pada kaki lereng
dan puncak bukit. Atau menurut
topsequences.
 Pengambilan cara ini lebih akurat
debandingkan dengan cara acak , karena
contoh tanah yang diambil terdistribusi lebih
merata dari suatu hamparan lahan.
Cara stratifikasi
 Pengambilan contoh secara stratifikasi
biasanya dilakukan pada suatu lahan yang
heterogen.
 Jika kita dapat membuat sub-populasi
sehingga populasi yang heterogen dibagi-
bagi bagian-bagian yang disebut starata.
 Masing strata menjadi homogen, sehingga
pengambilan contoh yang lebih tepat dapat
diperoleh.
 Areal dibagi menjadi strtata, dan contoh
diambil darisetiap strata.
Pengambilan secara komposit

 Merupakan pencampuran unit-unit contoh tanah


untuk menjadikan contoh tunggal yang digunakan
untuk analisis kimia.
 Cara ini memberikan keuntungan dengan akurasi
yang meningkat melalui penggunaan jumlah unit-
unit contoh (sampling unit) yang besar untuk tiap
contoh.
 Dalam cara ini, asumsi yang mendasar adalah
bahwa analisis contoh yang dikomposisikan
menghasilkan suatu perkiraan nilai rata-rata yang
baik.
Asumsi nilai rata-rata ini dikatakan
baik apabila:
 Volume contoh mewakili suatu populasi yang
homogen
 Jumlah tiap sampling unit harus sama banyak
 Tidak ada perubahan setelah diambil, baik dalam
contoh komposit dan sub sampel sebelum analisisi
 Tidak banyak keragaman (unbiased estimate of the
mean).
 Jumlah sampling unit untuk dijadikan satu contoh
komposit antara 4-16. Secara umum, luas total
yang diwakili oleh 1 contoh komposit tidak melebihi
1 ha.
 Batasan ini dapat dilebihkan jika lahan cukup
homogen dalam karakteristik tanah dan jika lahan
dapat diperlakukan sebagai suatu unit tunggal
dalam hal perlakuan dan urutan penanaman.
Persiapan contoh tanah
 Penjagaan contoh.
Setelah contoh besar (gross sample) dikimpulkan, penjagaan
contoh harus dilakukan untk menghindari kontaminasi dan
untuk mencegah terjadinya reaksi kimia lebih jauh.
Contoh tanah harus dipertahankan atau dijaga semaksimal
mungkin dalam kondisi lapangan.
Pengeringan udara merupakan prosedur penjagaan contoh yang
paling banyak dipakai.
Pengeringan udara dapat menurunkan kecepatan reaksi dalam
contoh tanah terganggu.
Suatu contoh tanah tidak diperbolehkan dalam keadaan lembab
untuk perode yang lama.
Agregat tanah harus dihancurkan secara hati-hati untuk
mempercepat proses pengeringan.
Secara umum dianggap bahwa reaksi kimia dan biokimia dalam
tanah kering udara menjadi turun sampai tingkat minimum,
walaupun rekasi ini masih mungkin sebagai sumber
kesalahan.
Penyimpanan contoh tanah

 Contoh tanah harus dikeringkan dan


dismpan dalam tempat yang tertutup rapat
untuk menghindari adsorpsi gas NH3, SO3
dan So2 dalam laboratorium.
 Tempat tersebut harus bersih dan harus
terbuat dari bahan yang tidak akan
mengkontaminasi contoh
 Botol kaca atau botol plasrik cocok untuk
penyimpanan contoh tanah tersebut.
Persiapan contoh tanah
 Contoh tanah yang terdiri dari banyak individu-individu(sub sampel),
yang membentuk suatu populasi atau konstituen tanah dengan
berbagai ukuran dan komposisi.
 Fraksi tanah anorganik terdiri dari berbagai ukuran, kerikil, pasir, debu
atau liat yang menyusun contoh tanah tersebut.
 Sebagai contoh, kuarsa sering dijumpai dalam fraksi-fraksi partikel
kasar, sedangkan mineral liat diakumulasikan dalam fraksi partikel
halus.
 Dalam tanah beragregasi baik, konstituen anorganik dari tanah
dengan konstituen organik membentuk agregat.
 Agregat cenderung menyebabkan heterogenitas yang besar, dalam
fraksi tertentu. Keseluruhan campuran yang heterogen tersebut harus
dipersiapkan dan diambil sebagaian untuk analisis, dengan sutu cara
sehingga analisis akan menghasilkan hasil yang dapat mengidentifikasi
sifat tanah secara tepat.
 Agar tujuan tersebut tercapai maka saat pengambilan contoh setiap
partikel mempunyai suatu peluang yang sama untuk dapat terambil
dengan cara pencampuran yang merata.
Pada masa lalu, saringan 0,5 mm banyak digunakan
untuk tujuan analisisi. Dan pada saat ini saringan 2
mm lebih banyak digunakan ubtu persiapan tanah
untuk analisis.
Fraksi yang melewati saringan 2 mm dikumpulkan dan
disimpan sebagai persediaan contoh.
Prosedur penyaringan contoh melewati saringan 2 mm
adalah sesuai dengan standar internasional untuk
analisis kimia.
Analisis contoh dengan contoh yang disaring melalui
saringan yang berukuran berbeda dapat dapat
menghasilkan hasil yang tidak akan dapat
dibandingkan dengan data-data lainnaya.
Pengahancuran contoh tanah

 Pencampuran yang sempurna menghendaki bahan


contoh tanah dihancurkan dan dihaluskan menjadi
partikel-pertikel ukuran yang seragam.
 Tujuan dari penghalusan adalah untuk mengurangi
heterogenitas.
 Pemilihan alat untuk menghancurkan tergantung
pada faktor :1. jumlah conoth yang dihancurkan
dan dihaluskan, tingkat kehalusan yang diinginkan,
kontaminasi yang dapat ditoleransi, dan analsisis
yang akan dilakukan.
Penyaringan contoh tanah

Penyarin contoh tanah merupakan bagian penting


dalam menghomogenkan contoh tanah setelah
penghalusan contoh.
Semua partikel tidak dapat dihancurkan dalam
penghancuran tunggal karena bebrapa partikel
sangat keras menjadi terselimuti dengan bahan-
bahan halus seperti tepung.
Bahan halus me;lindungi dan mencegah partikel-
partikel keras tersebut dari penghancuran secara
sempurna. Kemudian contoh disaring dan bahan-
bahan yang tertinggal dihaluskan lagi dan disaring
lagi sehingga seluruh contoh melewati saringan
yang digunakan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai