Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

ASWAJA DAN NAHDLATUL ULAMA

Fidjrina Rahma Innaya (1130117006)


Wahyu Agung Pranata (1130117009)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sejarah dan Perkembangan NU

Sejarah Nahdlatul Ulama


Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami
bangsa Indonesia akibat penjajahan maupun akibat kungkungan
tradisi telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk
memperjuangkan martabat bangsa ini melalui jalan pendidikan dan
organisasi. Karena dirasa perlu untuk mengantisipasi perkembangan
zaman, maka setelah berkoordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya
muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31
Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari
sebagai Rais Akbar.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Perkembangan Nahdlatul Ulama


Munculnya gairah intelektualisme NU tidak lepas dari keputusan NU
meninggalkan hiruk-pikuk kehidupan politik praktis dengan konsep
kembali ke khitah 1926 pada 1984. Dengan keputusan itu, warga dan
elite NU tidak lagi disibukkan urusan-urusan politik praktis sehingga
mempunyai waktu lebih banyak untuk memperhatikan masalah
pendidikan. Selah itu, terpilihnya Kyai Achmad Siddiq sebagai Rais
‘Aam Syuriyah dan Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Umum
Tanfiziyah PB NU pada Muktamar di Situbondo tahun 1984
mempunyai pengaruh signifikan perkembangan pemikiran keagamaan
NU. Dalam konteks inilah, Muktamar Pemikiran Islam di NU
mempunyai makna yang strategis untuk terus menjadikan NU sebagai
eksemplar gerakan intelektual, bukan semata-mata sebagai gerakan
politik.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Visi, Misi Nahdlatul Ulama


• Visi NU
NU sebagai wadah tatanan masyarakat yang sejahtera, berkeadilan
dan demokratis atas dasar Islam Ahlussunnah Waljamaah.
• Misi NU
1.Mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahiriah maupun batiniah,
dengan mengupayakan sistem perundang-undangan dan
mempengaruhi kebijakan yang menjamin terwujudnya tata
kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera.
2.Mewujudkan masyarakat yang berkeadilan dengan melakukan
upaya pemberdayaan dan advokasi masyarakat.
3.Mewujudkan masyarakat yang demokratis dan berakhlaqul
karimah.
4
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Tujuan dan Nilai Dasar Perjuangan NU


Tujuan didirikannya NU adalah untuk memelihara,
melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran
islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan
menganut salah satu dari mazhab empat (Hanafi, maliki,
Syafi’I dan Hambali)
1.Ketauhidan 6.Kesederhanaan
2.Kemanusiaan 7.Persaudaraan
3.Keadilan 8.Kekesatriaan
4.Kesetaraan 9.Kearifan Lokal
5.Pembebasan 5
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama


• K.H. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar (Ketua Pertama NU)
• K.H. Abdul Wahab Hasbullah
• K.H. Bisri Syansuri
• K.H. Muhammad Ali Maksum
• K.H. Achmad Muhammad Hasan Siddiq
• K.H. Hasan Gipo
• K.H. Idham Chalid
• K.H. Abdurrahman Wahid
• K.H. Ali Yafie
• K.H. Mohammad Ilyas Ruhiat
• K.H. Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz
• K.H. Hasyim Muzadi
• Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A.
6
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Beragam Peranan NU
• Di bidang agama; mengupayakan terlaksananya ajaran islam yang menganut
paham ahlussunnah waljamaah dan menurut salah satu madzhab empat dalam
masyarakat dengan melaksanakan dakwah islamiyah dan amar ma’ruf nahi munkar.
• Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan; mengupayakan terwujudnya
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan yang
sesuai dengan ajaran islam untuk membina umat agar menjadi muslim yang takwa,
berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, bangsa
dan negara.
• Di bidang sosial; mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi
rakyat indonesia.
• Di bidang ekonomi; mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi untuk
pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil pembangunan, dengan
mengutamakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
• Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna
erwujudnya khaira ummah. 7
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

ASWAJA Menurut NU
 KH. Hasyim Asyari’ dalah suatu paham berteologi Asy’ariyah
dan Maturidiyah, berfiqh madzhab yang empat (Hanafi,
Maliki, Syafi’I, dan Hambali) dan bertashuwf al-Ghazali dan
Junaid al-Baghdadi. Selain itu dalam mengimplementasikan
Aswaja adalah dengan prinsip at-Tawazun (keseimbangan), at-
Tasamuh (toleran), at-Tawasuth (moderat), at-Ta'adul (patuh
pada hokum/adil), dan amar makruf nahi mungkar.
 KH. Said Aqil Siradj memandang Aswaja adalah
sebagai Manhaj al Fikr (landasan berpikir). Dalam hal inilah
Aswaja dapat dipahami sebagai sesuatu yang bisa ditafsiri
secara kontekstual dan lebih modern. 8
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Usaha NU mempertahankan dan


mengembangkan Aswaja
Untuk mempertahankan dan mengembangkan faham
ahlussunnah wal jamaah para ulama pesantren mendirikan
organisasi Nahdlotul ulama. Setelah NU berdiri para ulamma’
melestarikan Faham Ahlussunnah waljamaah dengan cara :
1. Meneliti dan mengkaji kitab-kitab kuning
2. Menerbitkan buku-buku agama
3. Meningkatkan kegiatan pengajian, diskusi, dll.
4. Melestarikan amaliyah yang sudah dirintis oleh ulama’
terdahulu seperti : dibaan, hadrah(terbangan),tahlilan ,
istighosah, dll.
9
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

SESI TANYA JAWAB


1.

2.

3.

4.
10

Anda mungkin juga menyukai