Anda di halaman 1dari 64

OSNA Grade III

ec Massa Laring
Dengan Trakeostomi
Pembimbing : dr. Lisa Apri Yanti, Sp.T.H.T.K.L, FICS
OUTLINE
01 Pendahuluan

02 Status Pasien

03 Tinjauan Pustaka

04 Kesimpulan
Pendahuluan
Fungsi utama respirasi adalah pertukaran O2 dan CO2 antara
darah dan udara pernapasan.

Saluran napas bagian atas terdiri dari hidung, faring dan


laring. Rongga mulut sering kali juga diikut sertakan dalam
struktur saluran pernapasan bagian atas.

Obstruksi saluran napas bagian atas disebabkan oleh


kelainan kongenital, trauma, tumor, infeksi, paralysis satu
atau kedua plika vokalis, maupun karena benda asing.

OSNA merupakan salah satu kegawatdaruratan dalam bidang


THT-KL. OSNA dapat bersifat parsial maupun total.
Status IDENTIFIKASI
Pasien
Nama : Tn. SK
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 57 tahun
Alamat : Sumber Hidup, Pedamaran Timur, OKI,
Sumatera Selatan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sumatra
Bangsa : Indonesia
Nomor RekMed : 1133914
MRS : 31 Juli 2019
Riwayat Perjalanan Penyakit
(Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan keluarga pasien pada 31
Juli 2018, pukul 16.00 WIB di IGD RSMH)

Keluhan Utama : Sesak nafas


Keluhan Tambahan : Suara serak disertai sulit menelan

Pasien mengeluh suara sering serak, serak hilang timbul, suara mengecil
(-), suara susah keluar (-), nyeri saat bersuara (-), nyeri menelan (-), sulit
menelan (-), sesak (+), tidak dipengaruhi cuaca dan posisi, batuk (+),
dahak (-), perasaan seperti ada yang mengganjal di tenggorokan (-),
penurunan nafsu makan (-), penurunan berat badan (-), pasien masih
makan nasi seperti biasa. Pasien belum berobat. 6 Bulan
SMRS
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mengeluh sesak napas semakin sering. Sesak tidak dipengaruhi aktivitas,
tidak dipengaruhi posisi, tidak dipengaruhi debu, cuaca, atau emosi, Mengi (-),
nyeri dada (-), demam (-), mual (-), muntah (-). Pasien mengeluh suara seraknya
juga semakin berat, suara mengecil (+), suara susah keluar (+), nyeri saat
bersuara (-). Pasien mengaku sulit menelan, seperti ada yang mengganjal (+),
nyeri menelan (+), pasien hanya bisa menelan makanan lembut seperti bubur,
nafsu makan berkurang (+), Penurunan berat badan (+). Hidung dan telinga tidak 2 Bulan
ada keluhan.
Pasien masih belum berobat ke dokter. SMRS

Sesak dirasakan pasien semakin memberat disertai sulit menelan


makanan. Pasien mengalami penurunan berat badan. Lalu pasien
dibawa ke RSUD Kayu Agung setelah dirawat 6 hari tidak ada perbaikan
lalu pasien dirujuk ke IGD RSMH dengan diagnosis OSNA grade II-III ec
massa laring susp ca laring. 1 minggu
SMRS
Status
Pasien RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkal
• Riwayat kencing manis disangkal
• Riwayat atopi disangkal
• Riwayat sakit jantung disangkal
• Riwayat trauma di daerah kepala disangkal
• Riwayat minum obat TB disangkal

RIWAYAT PENGOBATAN
Riwayat dirawat di RSUD Kayu Agung selama 6 hari
Status
Pasien
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Riwayat keluarga mengalami keluhan yang sama disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkal
• Riwayat kencing manis disangkal

RIWAYAT KEBIASAAN
• Riwayat merokok (+), 30 tahun, 3 bungkus rokok per-hari.
• Riwayat minum alkohol disangkal
Status
Pasien PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis.
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 113 kali/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup
Pernafasan : 28 kali/menit,
Suhu : 36,7 º C
SpO2 : 98 %
Status
Pasien PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Khusus
Kepala : Konjungtiva forniks OS dan OD tidak anemis,
sklera tidak ikterik.
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-),gallop (-).
Status
Paru-paru
Pasien Inspeksi : Statis dan dinamis simetris kanan dan kiri, retraksi
Suprasternal, Epigastrium dan Intercostal
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-), stridor
inspirasi dan ekspirasi.

Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral pucat (-), edema pretibia (-), deformitas (-)


Pemeriksaan I. Telinga Luar Kanan Kiri
Fisik Regio Retroaurikula
-Abses - -

Telinga -Sikatrik - -
-Pembengkakan - -
-Fistula - -
-Jaringan granulasi - -

Regio Zigomatikus - -
-Kista Brankial Klep - -
-Fistula - -
-Lobulus Aksesorius

Aurikula - -
-Mikrotia - -
-Efusi perikondrium - -
-Keloid - -
-Nyeri tarik aurikula - -
-Nyeri tekan tragus - -

Meatus Akustikus Eksternus


-Nyeri tarik aurikula - -
-Nyeri tekan tragus - -
Pemeriksaan
Fisik
Meatus Akustikus Eksternus
Telinga -Lapang/sempit Lapang Lapang
-Oedema - -
-Hiperemis - -
-Pembengkakan - -
-Erosi - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Perdarahan - -
-Bekuan darah - -
-Cerumen plug - -
-Epithelial plug - -
-Jaringan granulasi - -
Pemeriksaan
Fisik II.Membran Timpani
-Warna (putih/suram/hiperemis/hematoma) Putih Putih

Telinga -Bentuk (oval/bulat)


-Pembuluh darah
Bulat
Normal
Bulat
Normal
-Refleks cahaya + (arah + (arah
-Retraksi jam 5) jam 7)
-Bulging - -
-Bulla - -
-Ruptur - -
-Perforasi (sentral/perifer/marginal/attic) - -
(kecil/besar/ subtotal/ total) - -
-Pulsasi
-Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/ pus) - -
-Tulang pendengaran - -
-Kolesteatoma Normal Normal
-Polip - -
-Jaringan granulasi - -
- -
Pemeriksaan
Fisik

Telinga III. Tes Khusus Kanan Kiri


1. Tes Garpu Tala Tidak diperiksa Tidak diperiksa
 Tes Rinne
 Tes Weber
 Tes Scwabach
2. Tes Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan
Fisik

1. Tes Fungsi Tuba Kanan Kiri


Telinga
-Tes Valsava Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-Tes Toynbee Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. Tes Kalori
- Tes Kobrak Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan
Fisik
1. Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri
Hidung  Tes aliran udara Cukup Cukup
 Tes penciuman Tidak dilakukan Tidak
Teh dilakukan
Kopi
Tembakau
Pemeriksaan
Fisik 1. Hidung Luar Kanan Kiri
-Dorsum nasi Normal Normal
Hidung -Akar hidung Normal Normal
-Puncak Hidung Normal Normal
-Sisi hidung Normal Normal
-Ala nasi Normal Normal
-Deformitas - -
-Hematoma - -
-Pembengkakan - -
-Krepitasi - -
-Hiperemis - -
-Erosi kulit - -
-Vulnus - -
-Ulkus - -
-Tumor - -
-Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak tidak Tidak
tersumbat) tersumbat tersumbat
2. Hidung Dalam Kanan Kiri
-Tumor - -
-Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak tidak Tidak
Pemeriksaan
Fisik tersumbat) tersumbat tersumbat
2. Hidung Dalam Kanan Kiri

Hidung 1. Rinoskopi Anterior


a.Vestibulum nasi
-Sikatrik - -
-Stenosis - -
-Atresia - -
-Furunkel - -
-Krusta - -
-Sekret - -
(serous/seromukus/mukopus/pus)
b.Kolumela
-Utuh/tidak utuh Utuh Utuh
-Sikatrik - -
-Ulkus - -
Pemeriksaan
Fisik
2.Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
Hidung -Postnasal drip
-Mukosa (licin/tak licin) Tidak dilakukan Tidak
(merah muda/hiperemis) dilakukan
-Adenoid
-Tumor
-Koana (sempit/lapang)
-Fossa Russenmullery (tumor/tidak)
-Torus tobarius (licin/tak licin)
-Muara tuba (tertutup/terbuka)
(sekret/tidak)
Pemeriksaan
Fisik
1. Pemeriksaan Sinus Paranasal Kanan Kiri
Hidung -Nyeri tekan/ketok
-infraorbitalis - -
-frontalis - -
-kantus medialis - -
-Pembengkakan - -
-Transiluminasi Tidak Tidak
-regio infraorbitalis dilakukan dilakukan
-regio palatum durum
Pemeriksaan
Fisik I. Rongga Mulut Kanan Kiri
-Lidah (hiperemis/udem/ulkus/fissura) Normal Normal

Tenggorok (mikroglosia/makroglosia)
(leukoplakia/gumma/deviasi)
(papilloma/kista/ulkus)
-Gusi (hiperemis/udem/ulkus) Normal Normal
-Bukal (hiperemis/udem) Normal Normal
(vesikel/ulkus/mukokel)
-Palatum durum (utuh/terbelah/fistel) Normal Normal
(hiperemis/ulkus)
(pembengkakan/abses/tumor)
(rata/tonus palatinus)
-Kelenjar ludah (pembengkakan/litiasis) Normal Normal
(striktur/ranula)
-Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia) Normal Normal
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)
Pemeriksaan
Fisik II. Faring Kanan Kiri
-Palatum molle Normal Normal
(hiperemis/udem/asimetris/ulkus)

Tenggorok -Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating)


-Pilar anterior
Simetris Simetris

(hiperemis/udem/perlengketan) Normal Normal


(pembengkakan/ulkus)
-Pilar posterior
(hiperemis/edema/perlengketan) Normal Normal
(pembengkakan/ulkus)
-Dinding belakang faring
(hiperemis/udem) Normal Normal
(granuler/ulkus)
(sekret/membran)
-Lateral band (menebal/tidak) Tidak Tidak
-Tonsil Palatina
(derajat pembesaran) T1 T1
(permukaan rata/tidak) rata rata
(konsistensikenyal/tidak) Kenyal Kenyal
(lekat/tidak) Tidak lekat Tidak lekat
(kripta lebar/tidak) Tidak lebar Tidak lebar
(detritus/membran) Detritus (-) Detritus (-)
(hiperemis/edema) - -
(ulkus/tumor) - -
Pemeriksaan
Fisik III. Laring
Laringoskopi tidak langsung (indirect)

Tenggorok -Dasar lidah (tumor/kista) -


-Tonsila lingualis Grade I
-Valekula Hiperemis
-Fosa piriformis Tidak ada
-Epiglotis Hiperemis dan Edema
-Aritenoid (tampak massa meluas
(hiperemis/udem/ulkus/membran) hingga aritenoid,
berdungkul-dungkul)

-Pita suara Sulit dinilai


-Pita suara palsu Sulit dinilai
-Rima glottis Sulit dinilai
-Trakea Sulit dinilai
Laringoskopi
Direk

Tenggorok
Status
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pasien HEMATOLOGI
Hemoglobin (Hb) 14,1 g/dL 13,48-17,40 g/dL Normal
Eritrosit (RBC) 4,26/mm3 4,40-6,30 Rendah
103/mm3
Pemeriksaan
Leukosit (WBC) 15,4x103/mm3 4,73-10,89 Meningkat
Laboratorium
103/mm3
Hematokrit 40 % 41-51 % Normal
Trombosit (PLT) 193x103/µL 170-396 103/µL Normal
HITUNG JENIS
LEUKOSIT
Basofil 0% 0-1 % Normal
Eosinofil 1% 1-6 % Normal
Netrofil 81,9 % 50-70 % Meningkat
Limfosit 11 % 20-40 % Rendah
Monosit 7,1 % 2-8 % Normal
KIMIA KLINIK
METABOLISME KARBOHIDRAT
Gula darah sewaktu 88 mmol/L <200 mmol/L Normal
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 131 mEq/L 135-155 mEq/L Normal
Kalium (K) 3,4 mEq/L 3,5-5,5 mEq/L Rendah
Status
Pasien
Pemeriksaan
Radiologis

Rontgen
cervical
AP/LAteral

Kesan:
Trakea di tengah, tampak gambaran opaque
setinggi vertebrae C5-C6
Status
Pasien
Pemeriksaan
Radiologis

Rontgen
toraks PA

Kesan : Tidak tampak kelainan


Status Edukasi
PEMERIKSAAN ANJURAN • Menjelaskan penyakit ini disebabkan
Pasien • CT Scan Laring oleh pertumbuhan massa dalam
• Biopsi massa laring dengan saluran napas pasien.
pendekatan laringoskopi direkta • Menjelaskan bahwa penyakit ini akan
dengan endoskopi ditatalaksana dengan operasi dan
menjelaskan risiko operasi.
DIAGNOSIS KERJA • Menjelaskan pasien bahwa ia akan
• Obstruksi Saluran Napas Atas grade III menggunakan alat berupa kanul
e.c. Massa Laring setelah operasi trakeostomi.
• Mengedukasi pasien dan keluarga cara
TATALAKSANA merawat alat tersebut
Non Medikamentosa • Mengedukasi pasien untuk rutin kontrol
Suportif ke dokter.
• Oksigen NRM 8-10L/menit
• Diet, nasi lunak Medikamentosa
Operatif • IVFD RL gtt XX/menit
• Pro-Trakeostomi • Inj. Dexamethasone 1x5 mg (3x/@15menit)
Status
Pasien PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Dubia ad malam
Quo Ad Functionam : Dubia ad malam

Foto Pasien

Trakeostomi pada pasien


Saluran
Napas Atas
LARING
LARING
3 Fungsi Utama Laring
Perlindungan Jalan
Napas

Pembentukan
Suara
Respirasi
Obstruksi Saluran
Napas Atas
DEFINISI

Sumbatan saluran napas atas (hidung


sampai laring) karena kelainan kongenital,
radang, benda asing, trauma dan tumor
sehingga ventilasi terganggu.
PENYEBAB DAN GEJALA KLINIS
• Kongenital • Traumatik
• Atresia koane • Patah tulang wajah
• Stenosis supraglotis, glottis • Trauma Laring
dan subglotis • Menelan bahan kaustik
• Laringomalasia • Paralysis n. laringeus
• Radang • Tumor
• Epiglotitis • Papiloma laring
• Sindroma Croup • Tumor ganas laring
• Angina Ludwig
• Lain lain
• Abses retrofaring
• Aspirasi benda asing
• Tonsilitis
KONGENITAL

Atresia Koana
• Adalah tertutupnya satu atau kedua posterior kavum
nasi oleh membran abnormal atau tulang
• Gejala: Tidak ada atau tidak adekuat jalan napas
hidung
• Atresia koana bilateral memerlukan tindakan yang
darurat bertujuan untuk menjamin jalan napas
Stenosis Subglotik

Penyebab:
1.Penebalan jaringan submukosa dengan hyperplasia
kelenjar mucus dan fibrosis.
2. Kelainan bentuk tulang rawan krikoid dengan lumen yang
lebih kecil.
3. Bentuk tulang rawan normal dengan ukuran lebih kecil
4. Pergeseran cincin trakea pertama kearah atas belakang ke
dalam lumen krikoid.
Laringomalasia
• Epiglotis lemah • Tanda sumbatan jalan
nafas:
• Waktu inspirasi epiglotis
tertarik ke bawah dan • Retraksi supra sterna,
menutup rima glottis epigastrium, interkostal dan
supraklavikular.
• Stridor menetap atau hilang
timbul
RADANG

Epiglotitis Akut
• Adalah inflamasi akut yang terjadi pada daerah supraglotis dari
orofaring, meliputi epiglotis, valekula, aritenoid, dan lipatan ariepiglotika
• Disebabkan infeksi bakteri, paling sering Haemophilus influenza
• Paling sering anak 2-4 tahun
• Onset tiba-tiba
• Gejala:
• Sesak napas
• Stridor
• Didahului demam
• Pada dewasa, gejala lebih ringan
Abses Retrofaring
• Biasa pada anak < 5 tahun
• Etiologi:
• Infeksi saluran nafas atas -> limfadenitis retrofiring
• Trauma dinding belakang faring
• Tuberculosis vertebra servikalis bagian atas
• Gejala
• Rasa nyeri dan sukar menelan
Tonsilitis
• Adalah inflamasi pada tonsila palatine yang
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri
• 3 macam tonsilitis:
• Tonsillitis akut
• Tonsillitis membranosa
• Tonsillitis kronis
Sindroma Croup

• Merupakan penyakit peradangan akut di daerah


subglotis larings, trakea, dan bronkus
• Penyebab tersering OSNA pada anak
• Gejala:
• Suara serak
• Batuk kering seperti menggonggong
• Stridor inspirasi
• Penyebab tersering adalah virus
Angina Ludwig

• Ialah selulitis di dasar mulut dan leher akut yang


invasif, menyebabkan udem hebat di leher bagian
atas yang dapat menyumbat jalan napas
• Penyebab:
• Biasanya Streptokokus atau Stafilokokus
Trauma

Fraktur Tulang Mandibula


Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat kerusakan rahang
bawah dengan gejala berikut :
- Pembengkakan, ekimosis atau laserasi pada kulit
- Nyeri
- Anastesi pada satu bibir bawah, gusi,
- Maloklusi
- Gangguan morbilitas atau krepitasi
- Malfungsi berupa trismus, rasa nyeri waktu mengunyah
Trauma Laring

• Trauma laring merupakan suatu keadaan dimana laring mengalami


suatu kerusakan yang dapat disebabkan oleh trauma tumpul,
trauma tajam, dan penyebab lainnya.
• Hal ini menyebabkan fungsi laring sebagai proteksi jalan nafas,
pengaturan pernafasan dan penghasil suara terganggu, sehingga
dapat menimbulkan resiko kecacatan bahkan kematian
Menelan Bahan Kaustik Paralisis Laring

Paralisis n. laringeus superior


• Larutan asam kuat Paralisis n. laringeus superior di
seperti asam sulfat, proksimal percabangannya menjadi
nitrat dan hidroklorid cabang ekstern dan intern
menyebabkan penderita tersedak bila
atau basa kuat seperti minum akibat anastesi mukosa sebab
soda kaustik, tidak merasa minuman turun.
potassium kaustik dan
amonium bila tertelan Paralisis n. laringeus rekurens
Paralisis bilateral n. laringeus rekurens
dapat mengakibatkan menyebabkan sesak nafas karena
terbakarnya mukosa celah suara sempit karena kedua pita
saluran cerna. suara tidak dapat abduksi pada
inspirasi, sehingga menetap pada posisi
paramedian.
Tumor

Papiloma Laring Tumor Ganas Laring


• Gejala: Suara parau • Pada tumor ganas laring,
Apabila papiloma telah pita suara gagal berfungsi
menutup rima glottis maka secara baik.
timbul sesak nafas dengan
stridor.
DIAGNOSIS OSNA

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil


pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
• Gejala dan tanda sumbatan yang tampak adalah :
• Serak (disfoni) sampai afoni
• Sesak napas (dispnea)
• Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada waktu inspirasi.
• Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di suprasternal,
epigastrium, supraklavikula dan interkostal.
• Gelisah karena pasien haus udara (air hunger)
• Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia
4 stadium menurut Jackson:
Stadium I : Retraksi tampak pada waktu inspirasi di suprasternal, stridor
pada waktu inspirasi dan pasien masih tenang.
Stadium II : Retraksi pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin
dalan, ditambah lagi dengan timbulnya cekungan di daerah epigastrium.
Pasien sudah mulai gelisah. Stridor terdengar saat inspirasi.
Stadium III : Retraksi selain di daerah suprasternal, epigastrium juga
terdapat di Infrakalvikula dan sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan
dispnea. Stridor saat inspirasi dan ekspirasi
Stadium IV : Retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah dan tampak
sangat ketakutan serta sianosis. Jika keadaan ini berlangsung terus, maka
pasien akan kehabisan tenaga, pusat pernafasan paralitik karena
hiperkapnea. Pasien lemah dan tertidur dan akhirnya meninggal karena
asfiksia.
Pemeriksaan Penunjang

• Laringoskop
• Nasoendoskopi
• X-ray
• CT-Scan kepala dan leher
• Biopsi
TATALAKSANA OSNA

Tindakan konservatif : Tindakan operatif/resusitasi:


• Antiinflamasi • Intubasi endotrakea
• Antialergi • Membuat trakeostoma
pada obstruksi laring
• Antibiotika
stadium II dan III
• Oksigen intermiten
• Krikotirotomi pada obstruksi
laring stadium IV.
1. Intubasi Endotrakea
Intubasi endotrakeal adalah memasukan suatu lubang atau pipa melalui mulut
atau melalui hidung kedalam trakea
2. Krikotiroidektomi 3. Trakeostomi
• Klasifikasi:
• Needle cricothyroidotomy Trakeostomi adalah suatu tindakan
• Surgical cricothyroidotomy dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk
mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru dan
memintas jalan nafas bagian atas
TUMOR LARING
DEFINISI

• Tumor secara harfiah berarti pertumbuhan baru. Dengan kata lain,


merupakan massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan
dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal
meskipun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti.

• Tumor laring merupakan suatu neoplasma yang ditandai dengan sebuah


tumor yang berasal dari epitel struktur.

• Kebanyakan (70–90%) karsinoma laring ditemukan pada pria usia lanjut.


Tipe glotik merupakan 60–65%, supraglotik 30–35%, dan infraglotik
hanya 5%. Merokok merupakan penyebab utama.
ETIOLOGI

Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan


pasti.
a. Asap rokok dan alkohol
b. Karsinogen lingkungan
c. Human papilloma virus (HPV)
MANIFESTASI KLINIS PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Suara serak 1. CT Scan


2. Suara bergumam (hot potato 2. MRI
voice)
3. Dispnea dan stridor
4. Nyeri tenggorok
5. Disfagia
6. Batuk dan hemoptisis
Anamnesis

Sejak ± 2 bulan SMRS, pasien


Sejak ± 6 bulan SMRS Mengeluh sering sesak napas,
suaranya sering serak tidak dipengaruhi aktivitas,
yang hilang timbul dan tidak dipengaruhi posisi, tidak
pasien belum berobat. dipengaruhi debu, cuaca, atau
Analisis emosi.
Masalah
Pasien juga mengeluhkan suara
seraknya masih sering timbul, makin
lama semakin berat, suara mengecil,
dan suara susah keluar, kesulitan dan
nyeri saat menelan seperti ada yang
mengganjal dan mengalami penurunan
berat badan.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan inspeksi paru didapatkan


retraksi suprasternal, epigastrium, dan
intercostal.

Analisis
Pada auskultasi leher didapatkan stridor
Masalah inspirasi dan ekspirasi.

Pemeriksaan laringoskopi indirek didapatkan


valekula hiperemis, epiglottis hiperemis dan
edema, serta tampak massa meluas hingga
arytenoid, berdungkul-dungkul
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologis
• Rontgen cervical AP/Lateral
Kesan : Trakea di tengah, tampak gambaran
Analisis opaque setinggi vertebrae C5-C6
Masalah
• Rontgen Thoraks
Kesan : Tidak tampak kelainan
Tatalaksana

•Suportif : Oksigen NRM 8-


10L/menit dan Diet, nasi lunak
•Operatif : Pro-Trakeostomi
Analisis
Masalah
•IVFD RL gtt XX/menit
•Inj. Dexamethasone 1x5 mg
(3x/@15menit)
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai