Optimality
Kelompok 5 :
M. Hasan Bisri 185020201111050
M. Irsyad G. B. 185020201111049
Andika Mehaga 185020200111066
Problem Dual
Istilah dualitas menunjuk pada kenyataan bahwa setiap LP terdiri dari dua
bentuk. Bentuk pertama(asli) dinamakan primal, sedangkan bentuk yang kedua
dinamakan dual. sehingga suatu solusi terhadap LP yang asli juga memberikan
solusi pada bentuk dualnya. Jadi, jika suatu LP diselesaikan dengan metode
simpleks, sesungguhnya diperoleh penyelesaian untuk dua masalah LP.
Bentuk Primal Bentuk Dual
Peubah ke-j tandanya tidak dibatasi Kendala ke-j yang bertanda sama dengan
Kendala ke-i yang bertanda sama dengan Peubah ke-i tandanya tidak dibatasi
Perusahaan sepatu “IDEAL” membuat 2 macam sepatu. Yang pertama adalah sepatu dengan sol karet
(X1), dan yang kedua adalah sepatu dengan sol dari kulit (X2). Untuk memproduksi kedua macam
sepatu tersebut perusahaan menggunakan 3 jenis mesin. Mesin 1 = khusus untuk membuat sepatu
karet, dengan kapasitas max = 8 jam. Mesin 2 = khusus untuk membuat sepatu dari kulit, dengan
kapasitas max = 15 jam. Mesin 3 = khusus untuk assemblim kedua macam sepatu tersebut, dengan
kapasitas max = 30 jam.
Ø Setiap lusin X1 mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam dan selanjutnya menuju mesin 3
selama 6 jam. Sedangkan X2 dikerjakan oleh mesin 2 selama 3 jam dan langsung ke mesin 3 selama 5
jam.
Ø Sumbangan terhadap laba untuk setiap sepatu X1 = Rp. 30.000 sedangkan sepatu X2 = Rp. 50.000.
Ø Untuk mendapatkan hasil yang optimal, berapakah sepatu X1 dan X2 yang harus diproduksi?
Langkah pertama kita buat tabel dari soal diatas agar lebih mudah penyelesaiannya, lihat tabel
dibawah ini
Y1 2 0 ≤8
Y2 0 3 ≤ 15
Y3 6 5 ≤ 30
2X1 ≤ 8 2X1 + X3 = 8
3X2 ≤ 15 3X2 + X4 = 15
6X1 + 5X2 ≤ 30 6X1 + 5X2 + X5 = 30
Kemudian kita rubah fungsi Z menjadi fungsi tujuan maks, lihat perumusan dibawah ini :
5/6
(2) --------------------------------------------------------- –
0 0 1 5/9 –1/3
6 1/3
Setelah itu kita masukkan hasil perhitungan diatas kedalam tabel simpleks, lihat tabel dibawah ini :
Variabel Z X1 X2 S1 S2 S3 NK
Dasar
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
Kesimpulan :
Dari hasil tabel diatas sudah dinyatakan optimal karena nilai pada kolom X1 dan X2
sudah bernilai positif (+). Oleh karena itu kita bisa lanjutkan ke proses dualitas
dengan cara dibawah ini :
§ Pertama kita masukkan nilai solusi optimal simpleksnya :
Ø X1 = 5/6
Ø X2 = 5
Ø Laba = 27 1/2
§ Kemudian dengan cara yang sama, masukkan solusi optimal masalah dualnya :
Ø Y1 = 0
Ø Y2 = 5/6
Ø Y3 = 1/2
§ Terakhir kita masukkan perumusan Fungsi Tujuan Dual :
Minimalkan Y = 8Y1 + 15Y2 + 30Y3
= 8(0) + 15(5/6) + 30(1/2)
= 27 1/2 → “nilai ini sama dengan yang dihasilkan dari fungsi tujuan
primal / simpleks sebelumnya”.
Tujuan melakukan analisis sensitivitas dalam pengambilan
keputusan
Untuk mengetahui dampak yang terjadi terhadapa solusi optimal apabila terjadi
perubahan-perubahan parameter.
Analisis Sensitivitas
1. Perubahan pada koefisien fungsi tujuan, baik pada koefisien dasar atau
bukan dasar dan pengaruhnya terhadap variabel dual.
2. Perubahan pada kendala, baik pada kapasitas atau koefisien.
3. Penambahan variabel keputusan baru.
4. Penambahan kendala/batasan baru.
Analisis Dari Dampak Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan
● Fungsi tujuan :
Maks Z = 160 X1 + 200 X2
● Fungsi batasan :
○ 2 X1 + 4 X2 < 40 jam tenaga kerja
○ 18 X1 + 18 X2 < 216 pon kayu
○ 24 X1 + 12 X2 < 240 m2 tempat penyimpanan
○ X1 , X2 > 0
Dimana
X1 = jumlah meja yang diproduksi,
X2 = jumlah kursi yang diproduksi
Tabel simpeks optimal :
Basis Kuant. X1 X2 S1 S2 S3
200 X2 8 0 1 ½ -1/18 0
160 X1 4 1 0 -1/2 1/9 0
0 S3 48 0 0 6 -2 1
zj 2240 160 200 20 20/3 0
cj - zj 0 0 -20 -20/3 0
● Bila koefisien fungsi tujuan diberi notasi cj, maka untuk
masalah ini diketahui bahwa
○ c1 = laba yang diperoleh dari meja = $160
○ c2 = laba yang diperoleh dari kursi = $ 200
● Seandainya, nilai c1 dari 160 dirubah, maka dapat
dituliskan bahwa c1 = 160 + ∆.
● Analisis sensitivitas berusaha menentukan seberapa
jauh (range) perubahan pada cj dapat dilakukan tanpa
harus mengubah solusi optimal
Dampak perubahan ini pada solusi model dapat diperlihatkan pada tabel
simpleks optimal dengan
c1 = 160 + ∆ , sbb.:
0 S3 48 0 0 6 -2 1
Misal akan ditentukan range untuk q1 agar solusi tetap dalam daerah yang feasible, maka batasan model untuk
masalah diatas menjadi :
Basis Kuantitas X1 X2 S1 S2 S3
0 S3 48 + 6∆ 0 0 6 -2 1
cj - zj 0 0 -20 -20/3 0
Perlu diingat bahwa salah satu persyaratan metode simpleks adalah
nilai kuantitas tidak boleh negatif. Jika salah satu nilai qi menjadi
negatif, maka solusi menjadi tidak feasible lagi.
Sehingga pertidaksamaan-pertidaksamaan diatas berlaku:
8 + ∆/2 > 0 4 - ∆/2 > 0 48 + 6∆ > 0
∆/2 > -8 - ∆/2 > -4 6∆ > -48
∆ > -16 - ∆ > -8 ∆ > -8
∆<8
Karena q1 = 40 + ∆ , maka ∆ = q1 – 40. Nilai ini disubstitusikan ke dalam pertidaksamaan-
pertidaksamaan di atas menjadi :
Selama q1 berada pada range ini, maka solusi tetap dalam daerah yang feasible
(meskipun nilai kuantitas dari variabel tersebut mungkin saja berubah).
Sedangkan untuk q3, tidak perlu dihitung seperti diatas karena dari tabel simpleks
optimal terlihat bahwa sumber daya ke-3 masih tersisa 48 m2 tempat penyimpanan.
TERIMA KASIH