Anda di halaman 1dari 16

MASALAH-MASALAH

KEAGAMAAN SAAT INI


Oleh:
H. ABRAR MUNANDA, M. Ag
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota
Bukittinggi
A. Pendahuluan
Berbicara masalah keumatan, khususnya
isu-isu sensitif masalah keagamaan sangat
menarik untuk didiskusikan.
Isu-isu sensitif ini banyak dibahas dalam
berbagai media, mulai dari media sosial dan
media informasi lainnya.
A. Pendahuluan....
Isu sensitif tentang agama nampaknya bukan
hanya terjadi di Indonesia. Akan tetapi juga
terdapat di banyak negara dengan mayoritas
penduduknya beragama Islam. Sebagaimana
di Indonesia, maka isu sensitif agama juga
menjadi persoalan yang tidak kalah serius.
Itulah sebabnya masalah isu sensitif agama ini
menjadi tema yang memantik banyak reaksi
dari kaum muslimin.
B. Isu-isu keagamaan
Kementerian Agama menggelar simposium
internasional tentang kehidupan keagamaan
atau International Symposium on Religious
Life dengan tema "Managing Diversity,
Fostering Harmony".
Dalam hal ini ada lima isu-isu sensitif
keagamaan.
B. Isu-isu keagamaan
1. Posisi penganut agama-agama di luar enam
agama.
2. Kasus pendirian rumah dan tempat ibadah.
3. Munculnya gerakan keagamaan,
4. Tindakan kekerasan terhadap kelompok
minoritas,
5. Adanya penafsiran keagamaan tertentu yang
mengancam kelompok agama yang
memiliki tafsir berbeda.
1. Posisi penganut agama-agama di
luar
enam agama.
"Fakta sosiologis saat ini, di negara kita
untuk menganut agama secara sukarela
sesuai keinginannya di luar enam agama
yang dilayani pemerintah.
Ahmadiyah, Syi’ah, ajaran Lia Eden, dll
Dari sisi kenegaraan, mereka adalah warga
negara Indonesia yang juga harus diayomi
oleh pemerintah.
1. Posisi penganut agama-agama
di luar enam agama.
Para penganut agama selain Islam, Katolik,
Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu,
berharap keyakinan mereka juga bisa
disebutkan di dalam kartu tanda penduduk
(KTP), akta kelahiran, buku nikah, dan lain-
lain dokumen yang mencantumkan kolom
agama. Lebih jauh, mereka juga ingin
praktik-praktik ritualnya mendapat tempat
sewajarnya di tengah masyarakat.
2. Kasus pendirian rumah dan tempat
ibadah
Kasus pendirian rumah dan tempat ibadah
yang masih terjadi walau sudah ada
Peraturan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan 9
Tahun 2016. Selain itu, muncul juga
gerakan keagamaan yang meningkat.
3. Munculnya gerakan keagamaan

Banyaknya muncul gerakan keagamaan


baru, yang semakin lama semakin
menunjukkan grafik peningkatan seiring
dengan semakin terbukanya masyarakat
karena informasi global.
4.Tindakan kekerasan terhadap
kelompok minoritas,
Sebutan mayoritas dan minoritas tidak
hanya berdasar wilayah geografis tertentu,
tetapi bisa hingga dalam ruang lingkup
organisasi atau kelompok tertentu.
Seseorang yang bekerja pada sebuah
perusahaan yang pemiliknya atau mayoritas
karyawan lainnya beragama berbeda, juga
bisa rawan mendapatkan perlakuan
kekerasan, baik secara fisik maupun psikis.
5. Penafsiran keagamaan tertentu yang
mengancam kelompok agama yang
memiliki tafsir berbeda.
Penafsiran keagamaan yang sempit yang
kemudian mengancam kelompok agama
yang memiliki tafsir berbeda. Penafsiran
sempit ini bisa mengancam toleransi, malah
sampai pada aksi kekerasan, baik kepada
antarumat beragama, maupun antara sesama
penganut agama yang sama.
C. Faktor latar belakang sosiologis

Berkembangnya faham liberalisme yang


berkorelasi dengan modernisasi dan Hak
Asasi Manusia (HAM).
Pemikiran liberal tersebut banyak
menghinggapi masyarakat terutama dalam
kaitannya dengan keinginan untuk membela
kebebasan beragama.
C. Faktor....
Bagi kelompok ini, semua orang bebas
untuk beragama dan bahkan juga tidak
beragama.
Makanya, jika ada orang yang ingin
beragama dengan caranya sendiri, ingin
berTuhan sendiri, ingin menjadi nabi
sendiri, maka hal itu harus dibenarkan sebab
beragama adalah hak asasi yang tidak bisa
diatur oleh negara sekalipun.
C. Faktor....
Kaum liberal juga menafsirkan agama atas
dasar pikiran bebas. Bisa jadi penafsiran
mereka terlepas dari teks karena penafsiran
harus sesuai dengan konteks zamannya.
Teks yang tidak sesuai dengan zaman harus
ditafsir ulang dan bahkan dianggap sudah
tidak lagi berguna. Contohnya ayat tentang
memilih pemimpin muslim sudah tidak
relevan lagi.
D. Antisipasi
Mulai dari keluarga
Menyamakan persepsi dalam dakwah dan
membina umat
Dakwah secara tematik dan sistimatis
Peningkatan kualitas SDM
Koordinasi dan sinergi dengan berbagai
pihak
E. Penutup
Semoga bermanfaat
Terimakasih
Wallahu a’lam bishhsawab

Anda mungkin juga menyukai