Anda di halaman 1dari 69

Macam Penyakit Pulpa

• Pulpitis reversibel
• Pulpitis ireversibel
• Nekrosis pulpa
Pulpitis Reversibel

• Ada inflamasi ringan dan dapat menyembuh


bila iritasi / rangsangan dihilangkan
– Sakit
rangsangan dingin, manis, kadang panas
Sakit hilang dalam bebeapa detik apabila rangsangan
diambil
– Rasa sakit tidak spontan
– Tidak ada perubahan gambaran radiografik pada
daerah periapikal
Pulpitis Irreversibel

• Jaringan pulpa yang rusak tidak dapat


menyembuh
– Sakit pada rangsangan thermal panas atau dingin
hingga beberapa menit sampai beberapa jam
setelah rangsangan diambil
– Sakit bertambah apabila berbaring
– Rasa sakit spontan
– Rasa sakit pada waktu perkusi (mengenai jaringan
periapikal)
Nekrosis

– Tidak ada reaksi dari sensor syaraf


– Biasanya tidak ada rasa sakit, apabila partial
nekrosis kadang merasa sakit atau discomfort
– Gigi berubah warna  tanyakan riwayat trauma
atau riwayat restorasi dan karies
– Foto rontgen dapat membantu melihat keadaan
periradikuler
Macam Perawatan
Pulpa Gigi Sulung

• Indirect pulp capping


• Direct pulp capping
• Pulpotomi:
– Vital, devital, nonvital (Andlaw, Nikhil Marwah)
• Pulpektomi:
– Vital, devital
– Pulpektomi total (full pulpectomy)
– Pulpektomi sebagian (partial pulpectomy)
(Mc Donald)
Indirect Pulp Capping

• Definisi:
meletakkan bahan pada karies yang dalam untuk
mencegah terbukanya ruang pulpa (Ingle)
• Objektif:
menghentikan proses karies dan menambah
kekerasan dentin dengan menstimulasi pembentukan
dentin tertier dan remineralisasi dari dentin yang
karies (Eidelman, 1965)
• Indikasi:  pulpitis reversibel
– Sakit yang ringan waktu makan
– Sakit spontan tidak ada
– Karies dalam, pulpa masih tertutup dentin yang tipis
– Gigi tidak goyang
– Lamina dura normal

• Kontra indikasi:
– gigi dengan diagnosa pulpitis ireversibel atau gigi non vital
• Prosedur kerja:
• Visit 1:
– LA  pasang rubber dam
– Pengambilan debris dan dentin nekrotik yang lunak
dengan low speed handpiece
– Ekskavasi dihentikan setelah dirasa dentin sehat, tepi yang
tajam diambil
– Kavitas dibersihkan dengan salin dan dikeringkan dengan
cotton pellet
– Tutup dengan Ca(OH)2  diisi ZNOE cement
• Visit 2: 6-8 minggu kemudian
– Buat bite wing foto  mendeteksi adanya sclerotik dentin
– Tumpatan sementara diambil
– Selapis dentin yang karies akan kering dan mudah diambil
(hati-hati)
– Preparasi kaviti dan keringkan
– Dasar atap pulpa tutup dengan Ca(OH)2
– Basis ZnOE cement atau GIC
– Restorasi tetap
Direct Pulp Capping

• Definisi:
Meletakkan bahan pelapis diatas pulpa terbuka yang
disebabkan ekskavasi dari karies yang dalam atau akibat
trauma (Kopel 1992)
• Objektif:
– Untuk membentuk dentin bridge di daerah pulpa terbuka
dan healing dari pulpa
– Mengusahakan penutupan daerah terbuka secara biologis
dengan adanya dentin bridge di antara jaringan pulpa dan
bahan capping
• Bahan:
– Ca(OH)2
– Corticosteroid dan antibiotik
– Direct bonding
– Mineral Trioxide Aggregate (MTA)
– Collagen fibers
– Dll
• Indikasi:
– Perforasi mekanik kecil dan dentin sekitarnya sehat
– Gigi sulung vital tidak ada gejala sakit
– Darah yang keluar saat preparasi merah terang dan mudah
dihentikan dengan cotton pellet kering + tekanan ringan

• Kontra indikasi:
– Bila ada gejala pulpitis ireversibel atau gigi nonvital
– Gigi goyang
– Degenerasi procesus alveolaris
– External / internal root resorbtion
• Prosedur kerja
– LA  isolasi dengan rubber dam
– Bila menghadapi pulpa terekspose, hindari manipulasi
pulpa lebih lanjut
– Kaviti irigasi dengan saline, chloramine, atau aquadest
steril
– Perdarahan dihentikan dengan cotton pellet steril dengan
tekanan ringan
– Letakkan bahan pelapis pada pulpa terbuka dengan
tekanan ringan
– Tumpat sementara
– Restorasi tetap bila pulp capping berhasil
Evaluasi Keberhasilan Pulp capping

• Pulp capping berhasil:


– Terbentuk dentin bridge
– Pulpa tetap vital
– Tidak sakit
– Reaksi terhadap rangsangan: minimal
Pulpotomi
• Definisi:
– Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal diikuti dengan
meletakkan bahan di atas pulpa yang diamputasi sehingga
terjadi penyembuhan dan mempertahankan gigi tetap vital
(Finn, 1973)
• Objektif:
– Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang terinfeksi
serta mengalami keradangan dan meninggalkan jaringan
pulpa dalam saluran akar tetap vital dan sehat
– Apabila jaringan pulpa dalam saluran akar sehat akan
memudahkan penyembuhan setelah amputasi jaringan
pulpa yang terinfeksi
• Indikasi:
– Gigi vital
– Pulpa terbuka < 1mm tetapi tidak ada radang pada
saluran akar
– Sakit spontan
– Pendarahan merah terang
– Resorbsi akar < 1/3 panjang akar
– Gigi masih dapat direstorasi tetap
• Kontra indikasi >< indikasi
– Sakit waktu perkusi
– Karies >> tidak dapat dibuat restorasi tetap
– Perdarahan hebat
– Ada pembengkakan atau fistula
– Ada eksternal atau internal resorbsi
– Goyang patologis
– Resorbsi akar > 1/3 panjang akar
Vital Pulpotomy Gigi Sulung 1 Visit
• Prosedur kerja:

– LA  isolasi dengan rubber dam


– Ambil atap pulpa dengan round bur
– Bersihkan / ambil semua undercut dengan low speed round bur
– Dengan ekskavator yang tajam, amputasi jaringan pulpa delam ruang pulpa
– Bersihkan dengan larutan saline
– Tekan perlahan dengan cotton pellet steril + formokresol selama 4 menit
untuk menghentikan perdarahan
– Isi ruang pulpa dengan pasta antiseptik
– Basis dengan semen
– Restorasi tetap (SSC)
Vital Pulpotomy Gigi Sulung 2 Visit
• Indikasi:
– Gigi vital
– Ada perdarahan yang sukar dikontrol sesudah
amputasi
– Ada pus pada ruang pulpa, tetapi tidak pada
daerah teramputasi
– Pelebaran periodontal membran
– Ada riwayat sakit
• Prosedur kerja
• Visit 1:
– = vital pulpotomi
– Apabila pendarahan hebat
Tutup dengan cotton pellet + lar formokresol
Tumpatan sementara

• Visit 2:
– LA
– Tumpatan sementara diambil
– Pendarahan berhenti
– Tidak ada keluhan
– Ruang pulpa diisi pasta antiseptik
– Basis
– Restorasi SSC
Vital pulpotomi: gigi vital
Devital Pulpotomi
• Prosedur kerja:
• Visit 1:
– LA  pasang isolasi dengan rubber dam
– Karies yang dalam diekskavasi
– Lebarkan perforasi dengan round bur, hindari rasa sakit
– Letakkan pasta paraformaldehyde dengan cotton pellet di
atas pulpa terbuka
– Tumpat sementara
(gas formaldehyde akan masuk ke dalam saluran akar
untuk fiksasi jaringan)
• Visit 2 (1-2 minggu kemudian):
– Isolasi gigi
– Tumpatan sementara diambil, juga cotton pellet
– Bersihkan kavitas dengan saline dan keringkan dengan
cotton pellet steril
– Lakukan test jaringan pulpa  sudah nonvital
– Ruang pulpa diisi dengan pasta antiseptik
– Restorasi dengan SSC
– Apabila masih vital dapat diulang diberi pasta
paraformaldehyde atau lakukan lokal anestesi
Devital pulpotomi: gigi vital  non vital
Non Vital Pulpotomi
= mortal pulpotomi (Andlaw, 1987) (Marwah,
2008)

• Ideal:
– gigi sulung non vital dirawat pulpektomi
– Tetapi kadang tidak dapat dilakukan

• Bahan:
– Beechwood creosot
– Formokresol
• Indikasi:
– Khusus “gigi sulung non vital”
saluran akar tidak terlihat jelas, akar
membengkok dengan tajam, saluran
akar banyak percabangan
– Pasien non kooperatif
– Pasien dengan medically
compromised
– Resorbsi akar < 1/3 panjang akar
• Prosedur Kerja:
• Visit 1:
– Pengambilan jaringan pulpa nekrotik daerah
koronal
– Irigasi ruang pulpa dengan salin, keringkan dengan
cotton pellet
– Dilakukan sterilisasi dengan cotton pellet + larutan
antiseptik yang kuat, mis: beechwood creosot
– Tutup dengan tumpatan sementara
Pengambilan atap pulpa
• Visit 2: 1-2 minggu kemudian
– Anamnesa: tidak ada keluhan
• Isi ruang pulpa bagian koronal dengan pasta antiseptik,
mis:
– Pasta formokresol
– Pasta tempophore
– dll
– Restorasi tetap SSC
Non vital / mortal pulpotomi: gigi non vital
Pulpektomi
• Definisi:
– Pengambilan seluruh jaringan pulpa gigi sulung yang
terinfeksi sampai dengan saluran akar dan diisi dengan
bahan yang dapat diresorbsi sehingga gigi dapat bertahan
pada lengkungannya (Matthewson)

– Hal ini sukar dilakukan pada gigi molar sulung sebab:


• Banyaknya saluran akar yang bercabang
• Bentuk saluran akar yang menyempit dan pipih
• Jumlah saluran akar molar sulung bervariasi (RA  3-5 SA , RB 
3-4 SA)
• Saluran akar sering membengkok
• Resorbsi akar yang tidak jelas pada foto rontgen
• Indikasi = indikasi perawatan pulpa gigi sulung
– Gigi vital / non vital, serta ada tanda-tanda keradangan
– Rontgen:
• Akar masih kelihatan utuh sampai dengan apikal
• Akar tidak membengkok
• Saluran akar terlihat jelas
– Pasien dan orang tua kooperatif
– Kesehatan umum baik, tidak ada penyakit sistemik

• Kontra indikasi >< indikasi:


– Pasien dengan penyakit sistemik mis: congenital heart desease,
leukimia, dll
– Anak dengan terapi kortiko steroid yang panjang
– Kerusakan periradikuler yang hampir mengenai benih gigi
– Resorbsi akar internal / eksternal
– Bone loss dari apeks atau pada furkasi
• Prosedur kerja:
– LA  isolasi dengan rubber dam
– Pengambilan seluruh atap pulpa hingga orifice terlihat
– Irigasi dengan larutan saline
– Pengukuran panjang gigi (DWP dengan jarum miller)
– Pengambilan seluruh jaringan pulpa bagian koronal dan saluran akar
(dengan jarum eksterpasi)
– Preparasi saluranakar dengan jarum k-file sesuai panjang kerja
– Irigasi dengan larutan saline
– Keringkan dengan paper point steril
– Isi saluran akar dan ruang pulpa dengan pasta antiseptik (pasta ZnO
Eugenol memakai jarum lentulo)
– Basis dengan semen ZnPO4
– Restorasi tetap SSC
2 tahun

1 tahun
Pulpektomi Sebagian
• Pulpektomi sebagian (Mc Donald) = partial
pulpectomy

• Indikasi:
– Gigi vital
– Jaringan pulpa bagian coronal dan saluran akar masih vital
– Ada tanda-tanda klinis keradangan pulpa pada saluran akar
– Ronten foto tidak ada kerusakan akar atau pelebaran
ligamen
• Prosedur = perawatan pulpektomi

Preparasi saluran akar gigi dengan k-file

Tetapi
panjang kerja = panjang gigi – 2mm
• Panjang gigi sebenarnya =

Panjang gigi dalam foto x panjang alat sebenarnya


panjang alat dalam foto

Guttap percha

Jarum miller
Kegagalan / Kesulitan Pulpektomi

• Banyak visit
• Perawatan tidak selesai oleh karena:
– Penderita dan orang tua  mengabaikan
– Sebab pada perawatan emergency rasa sakit sudah
hilang
• Untuk molar sulung  sulit dilakukan karena:
– Morfologi saluran akar molar sulung :
• Pipih
• Membengkok
• Untuk molar sulung  sulit dilakukan karena:
– Morfologi saluran akar molar sulung :
• Pipih
• Membengkok m1 RA
• Banyak percabangan
• Banyak penggabungan m1 RB

akar m2 RA

m2 RB

Variasi bentuk saluran akar molar sulung


• Untuk molar sulung  sulit dilakukan karena:
– Morfologi saluran akar molar sulung :
• Pipih
• Membengkok
• Banyak percabangan
• Banyak penggabungan akar
• Jumlah saluran akar 2-5
• Untuk molar sulung  sulit dilakukan karena:
– Morfologi saluran akar molar sulung :
• Pipih
• Membengkok
• Banyak percabangan
• Banyak penggabungan akar
• Jumlah saluran akar 2-5
– Resorbsi akar tidak jelas :
Jika preparasi mekanis kurang hati-hati
Akan membahayakan benih gigi
AKIBATNYA
Preparasi tidak sempurna
Evaluasi Keberhasilan pulpektomi

• Anamnesi: tidak ada keluhan


• Tidak ada gejala klinis
• Tidak ada resorbsi patologis (Rontgen)
• Gigi masih bertahan setelah 6 bulan
Perawatan Pulpa Gigi Sulung
di
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Anak
FKG Unair
Pulpotomi

Indikasi= indikasi perawatan pulpa gigi sulung


• Gigi vital atau non vital
• Ada resorbsi akar < 1/3 (panjang akar)
• SA tidak terlihat (obliterasi) Ro foto
• Akar membengkok tajam
• Penderita tidak kooperatif
Prosedur kerja:
• Gigi vital  devitalisasi lebih dulu
• Gigi non vital:
- Pengambilan atap pulpa hingga orifce terlihat
- Bersihkan dengan larutan saline
- Sterilisasi dengan obat sterilisasi (minimal 2x) dengan jarak
pemanggilan 3 hari atau sampai tidak berbau
- Pengisian dengan pasta antiseptik, beri kapas, tumpat
sementara
- Foto pengisian, bila sudah baik basis ZnPO4
- Restorasi tetap (mahkota)  SSC
Pulpektomi
Indikasi= indikasi perawatan pulpa gigi sulung
 Gigi vital atau non vital
 Akar terlihat masih utuh Ro foto
 SA terlihat jelas
 dapat dilakukan preparasi saluran akar secara
mekanis (penderita kooperatif)
Prosedur kerja
= Prosedur partial pulpektomi
 Foto diagnosa
 Bila vital  devitalisasi
 Pengambilan atap pulpa
 Pengambilan jaringan pulpa bagian koronal
 pengukuran panjang gigi (DWP dengan jarum miller)
 ekstirpasi SA
 Preparasi SA sesuai panjang kerja
(panjang gigi sebenarnya – 2 mm)
 Jangan mengenai apeks (panjang gigi-2mm)
 Foto preparasi
 Irigasi, keringkan dengan paper point
 Sterilisasi SA dengan pp + obat sterilisasi (min: 2x) atau hingga
paper point kering dan tidak berbau
 Isi saluran akar dengan pasta ZnOE memakai lentulo baru
Mula-mula konsistensi cair kemudian agak kental)
 tekan dengan kapas steril sampai penuh
 Tutup kapas  tumpat sementara
 Foto pengisian
 Apabila sudah terisi baik  basis semen ZnPO4
 Tumpat sementara
 Kontrol 1 minggu kemudian
 restorasi tetap  SSC
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai