Anda di halaman 1dari 22

TIMPANOSKLE

R OS I S
ANGGOTA :
1. Hasna Zahro Iftikhonsa J500170038
2. Wilda Anggriani J500170044
3. Faiz Maulana J500170048
4. Celina Rizki Annisa J5001700
abstrak
Timpanosklerosis merupakan suatu kondisi yang mana didapatkan hialinisasi
dan kalsifikasi pada membran timpani, telinga tengah atau keduanya dan jika
meluas dapat mempengaruhi pendengaran. Timpanosklerosis merupakan kelanjutan
yang sering terjadi pada kasus- kasus otitis media kronis atau rekuren dan setelah
tindakan pembedahan pada telinga tengah. Etiologi timpanosklerosis belum diketahui
dengan pasti, namun faktor- faktor yang mungkin berhubungan antara lain OMSK, otitis
media dengan efusi, insersi Grommet, sklerosis sistemik, atheroma karotis atau
aterosklerosis, dan cholesteatoma. Jika proses timpanosklerosis ini hanya pada
membran timpani biasanya tidak mempengaruhi pendengaran, namun bila proses ini
telah mencapai telinga tengah dapat menyebabkan terjadinya tuli konduktif. Gambaran
timpanosklerosi pada pemeriksaan otoskopi adalah semisirkuler atau seperti sepatu
kuda yang berwarna putih pada membran timpani Pemeriksaan penunjang yang
dapat membantu antara lain audiometri, timpanometri, dan CT Scan. Plak
timpanosklerosis yang kecil tidaklah membahayakan dan dapat dibiarkan saja.
Timpanoplasti dan rekonstruksi osikular dapat dilakukan sebagai
penatalaksanaan.

2
pendahulu
an
Timpanosklerosis (TS) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
akumulasi abnormal plak berkapur di gendang telinga, telinga
tengah, dan-jarang-mastoid rongga (Asarkar, et al., 2013). Plak ini
terbentuk karena sklerotik dan degenerasi hialin dari serat-serat
elastis dan fi brous dalam lamina propria di gendang telinga dan
telinga tengah; Namun, etiopatogenesis mereka tetap tidak
sepenuhnya dipahami (Lalwani, AK, et al., 2010). Plak dapat
menumpuk di sekitar masing-masing tiga ossicles telinga tengah
dan memiliki kepentingan klinis karena mereka mengurangi
mobilisasi tulang kecil dan menyebabkan gangguan pendengaran
(Snow, Jr, et al., 2014).

3
Metode
Let’s start with the first
set of slides

4
dEFINISI
Timpanosklerosis merupakan kelanjutan yang sering
terjadi pada kasus-kasus otitis media kronis atau rekuren
dan setelah tindakan pembedahan pada membran
timpani atau telinga tengah.
Keadaan ini dikarakteristikkan oleh adanya hialinisasi
dan deposit kalsium. Muncul sebagai akibat dari inflamasi
atau trauma dan juga sering didapati setelah episode
rekuren dari otitis media akut, otitis media dengan efusi,
dan insersi ventilasi tuba (Asarkar, et al., 2013).
Merupakan keadaan yang irreversible, dapat
mengakibatkan gangguan fungsional yaitu gangguan
pendengaran konduksi.

5
klasifikasi

Miringosklerosis Intratimpanik

Hanya mengenai membran timpani Mengenai bagian telinga tengah lain.

6
Epidemiologi
 Banyak ditemui pada berbagai usia, tetapi biasanya terjadi di usia 30-
50 dan 87% pada pasien berusia lebih dari 40 tahun (Burkiewicz, et
al., 2017).

 Insiden berkisar antara 6,4-33% pada subjek dengan otitis media


kronis. Cenderung meningkat dengan pertambahan usia dan tindakan
timpanostomi penggantian tuba (insiden berkisar antara 28-61%)
(Asroel, H.A, et al., 2013).

 Insiden miringosklerosis berkisar 24-82% pada pasien dengan lesi


timpanosklerotik (Sheehy, J.L & House, W.F, 2011).

 Frekuensi miringosklerosis jauh lebih tinggi di membran timpani


dengan penyisipan tabung timpanostomi daripada di membran
timpani tanpa penyisipan tabung timpanostomi (23-70% dan 0-13%,
masing-masing).
7
eTIOLOGI
 Etiologi timpanosklerosis masih belum sepenuhnya dipahami. Sebuah
konsensus yang diterima secara luas mengakui perubahan
timpanosklerosis sebagai komplikasi dari peradangan akut atau cedera
dalam telinga tengah (Soetirto, I, et al., 2007).

 Faktor-faktor lain yang diperhitungkan dalam etiologi timpanosklerosis


mencakup proses immunological, kecenderungan genetik, tekanan tinggi
dan hiperkalsemia (Forséni, M, et al., 2011).

8
 Meningkat pada anak-anak yang memiliki riwayat
dimasukkan tabung ventilasi,
 Otitis media supurativa kronis (OMSK) dan otitis
media dengan efusi.
 Insersi Grommet (timpanostomi tuba) meningkatkan
resiko terjadinya timpanosklerosis
 Sklerosis sistemik
 Kemungkinan berhubungan dengan atheroma
karotis atau aterosklerosis
 Hubungan dengan cholesteatoma masih
diperdebatkan, meskipun dua keadaan ini dapat
muncul bersamaan

9
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLO
GI

10
Manifestasi klinis

• Gmbaran umum  ditemukan plak putih pada membran


timpani.

• Jika proses ini terbatas pada membran timpani  tidak


mempengaruhi pendengaran,

• Jika proses ini mencapai telinga tengah rantai osikular


menjadi tidak mobil yang akan menyebabkan terjadinya
tuli konduktif.
11
K S A A N
E M E R I
P JA N G
PENUN
 Audiometri, dapat menentukan derajat dan tipe gangguan
pendengaran
 Timpanometri, hasil timpanogram dapat dipengaruhi oleh
adanya timpanosklerosis
 CT Scan dapat membantu menegakkan diagnosis terutama bila
disertai dengan kelainan pada kavitas telinga tengah.

12
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan otoskopi
membran timpani tampak
• Timpanosklerosis di duga • Pada pemeriksaan
suram seluruhnya , atau
komplikasi dari otitis histopatologis dari lesi ini
seperti sepatu kuda menunjukkan, jaringan ikat
media, pasca trauma, berwarna putih, proses
dan tindakan fibrosa padat dan pauci-
sclerosis bisa sampai pada seluler, bersama dengan
pembedahan  osikula. degenerasi hialin.
ditemukan lapisan hialin
yang aseluler dan
akumulasi deposit • Didapatkan riwayat OMK
kalsium pada membran berulang. apabila terjadi
timpani dan submukosa hialinisasi dan kalsifikasi
telinga tengah. . yang besar pada
membran timpani,
memungkinkan untuk
terjadinya gangguan
pendengaran.

13
(A) (B)

(C) (D)

(A) Membran timpani pada timpanosklerosis, (B) Telinga kiri, perforasi anateroinferior kering,
(C) Perforasi anteroinferior dengan plak timpanosklerotik, (D) Telinga kiri, perforasi subtotal
karna timpanosklerosis 14
(A) Telinga kanan, plak timpanosklerosis pada
rantai osiikular, (B) Telinga kiri, perforasi total
dengan timpano sklerosis.

15
Diagnosis banding

malformasi
otitis media kolesteatoma vena saraf
wajah

16
penatalaksanaan

o Timpanoplasti dan rekonstruksi osikular dapat dilakukan sebagai


penatalaksanaan pada pasien-pasien dengan timpanosklerosis,
namun resiko untuk kerusakan kokhlea lebih tinggi dibandingkan
dengan yang disebabkan oleh penyakit telinga tengah lain, ini
dikarenakan oleh tindakandiseksi luas yang dibutuhkan pada
kasus timpanosklerosis dan terdapatnya erosi dari labirin.
o pembedahan  pengangkatan plak, remobilisasi ossicles, atau
untuk mengembalikan rekonstruksi pendengaran. Hal ini
menunjukkan keberhasilan rekonstruksi pendengaran satu tahap

17
komplikasi

Tuli Otosklerosis
Gangguan
pendengaran konduktif

18
prognosis
Kebanyakan kasus, timpanosklerosis tidak menyebabkan
gangguan pendengaran yang dapat dikenali hingga
sepuluh tahun setelah timbulnya penyakit awal.
Perubahan sklerotik tampaknya stabil, tetapi tidak hilang
atau larut, setelah 3 tahun.

19
Pencega
han
Pencegahan utama pada Place your screenshot
timpanosklerosis adalah here

dengan pengobatan radang


telinga otitis media yang tepat
waktu serta, hal ini juga
penting dalam waktu untuk
mengobati semua penyakit dan
menghilangkan alergi.

20
Terima
kasih

21
ANY QUESTION ???

22

Anda mungkin juga menyukai