Anda di halaman 1dari 20

 Adalah urutan penyelenggaraan atau melaksanakan

pengetesan dari awal sampai akhir dengan laporan


tertulis lengkap
 Dalam laporan ini sudah termasuk interpretasi dan
kesimpulan hasil pengetesan, bahkan sudah disertai
dengan rekomendasinya
 Individual
 Satu testee dan satu tester

 Klasikal
 Tes dilakukan pada sejumlah orang dalam satu ruangan
dan waktu pengerjaan yang sama
 Tester memberikan instruksi kepada sejumlah orang
 Persiapan
 Rapport
 Pelaksanaan tes
 Skoring
 Interpretasi
 Mengkomunikan hasil
 Evaluasi
 Persiapan mental
 Adanya keyakinan
 Siap antisipasi reaksi
 Persiapan materi
 Jenis tes
 Lay out
 Pengawas
 Alat tes
 Mampu menciptakan hubungan yang baik antara
tester dan testee
 Testee tidak dalam kondisi tegang, merasa aman dan
selalu termotivasi
 Tidak boleh memberikan petunjuk yang mengarahkan
pada jawaban yang benar
 Patuhi prosedur standar
 Perlukah waktu isyarat
 Waktu tertentu atau tidak
 Power test atau speed test
 Massal tertulis (tes verbal)
 Ruangan yang cukup luas, bersih dan sehat
 Meja dan kursi, Penerangan dan ventilasi
 Jauh dari keramaian, Pengeras suara (+)
 Alat perlengkapan
 Stop watch,
 Blangko2 daftar skor, Tabulasi
 Kerangka analisis, Rumus-rumus dan tabel statistik
 Asisten pengetesan
 Tester dapat memilih dan menentukan jenis tes yang
sesuai dengan kasus subjek
 Masing-masing alat tes memiliki kelebihan, kelemahan
dan kesamaan tujuan sehingga tester harus memahami
alat tes tersebut
 Banyak tes import, tester harus tahu proses pembuatan
tes tersebut dan manual tesnya
 Tester punya keterampilan untuk menggunakan alat
tes tersebut
 Pelaksanaan :
 Peserta diminta masuk ke ruang tes dan duduk di kursi
yang telah disiapkan
 Tester mengucapkan selamat datang dan terimakasih
kepada peserta
 Asisten membagikan lembar jawaban
 Peserta mengikuti instruksi tester dalam mengisi
identitas lembar jawaban
 Buku tes dibagikan oleh asisten kepada subjek dalam
keadaan tertutup (peserta tidak boleh membalik atau
membuka buku tes sebelum ada instruksi)
– Tester meminta peserta untuk membuka halaman
petunjuk, asisten turut mengawasi
– Tester membacakan petunjuk tes dengan jelas sampai
selesai , lalu bertanya apakah sudah jelas atau ada
pertanyaan
– Jika peserta sudah paham, maka diminta mengerjakan
soal-soal tersebut. Berikan aba-aba yang jelas.
(perhatikan waktu)
– Ketika waktu pengerjaan sudah habis, maka tester
meminta peserta untuk berhenti
– Asisten mengumpulkan lembar jawaban dan buku tes,
lanjutkan dengan tes selanjutnya
 Jika buku tes terdiri dari beberapa subtes yang harus
dikerjakan secara beruntun, maka selesai subtes yang
pertama segera disusul dengan subtes berikutnya
sampai selesai. Lembar jawaban telah dibagi
sebelumnya
 Jika peserta terdiri dari beberapa kelompok, misalnya
sekolah, jenis kelamin, pekerjaan
 Tes objektif
 Ada kunci jawaban
 Perhatikan prosedur skoring
 Tes non objektif
 Butuh kepekaan menangkap gejala
 Butuh keahlian dari tester
 Skoring
 Untuk mengoreksi dan memberi nilai hasil tes peserta,
perlu disiapkan kunci jawaban masing-masing subtes
 Tiap lembar jawaban diberi skor dan skor ditulis pada
baris tertentu yang telah disediakan
 Seluruh hasil skor kemudian dimasukkan dalam daftar
skor menurut kelompoknya masing2
 Cek lagi daftar skor, jika ada yang salah direvisi.
Masukan skor pada tabulasi (jika diperlukan)
 Tes objektif
 Memberikan arti atau makna dari skor yang diperoleh
menggunakan tabel norma
 Tes non objektif
 Melakukan interpretasi atau analisis data yang diperoleh
 Pada tahap ini harus hati-hati
 Siapa yang meminta dilakukan tes
 Tes untuk apa
 Kerahasiaan harus dijaga
 Persiapan :
 Menetapkan jumlah subjek yang mau dites
 Menyiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan
dalam pengetesan
 Menyiapkan buku tes dengan segala perlengkapannya
 Praktis, dapat dilakukan sekaligus pada sejumlah
orang
 Peran dan tugas penguji lebih efektif dan efisien
 Persyaratan untuk menjadi penguji lebih sederhana
bila dibandingkan dengan persyaratan penguji tes
individual
• Kondisi yang seragam bagi testee akan lebih mudah
dicapai bila dibandingkan dengan tes individual
• Tes kelompok menyediakan fasilitas memungkinkan
pembuatan norma yang lebih mapan daripada tes
individual
• Memungkinkan adanya proses komputerisasi didalam
proses skoring dan interpretasi sehingga lebih mudah
dan efisien
• Membatasi kesempatan tester dalam membangun
rapport dan menjaga minat testee
• Kondisi temporer testee seperti sakit, lelah, cemas,
gelisah, yang mungkin dapat menganggu hasil test
tidak dapat dideteksi sedini mungkin
• Pada orang-orang tertentu yang sulit untuk
menyesuaikan diri tes kelompok akan menambah
kecemasan
• Pelaksaan tes secara kelompok akan menurunkan hasil
bagi anak-anak yang mengalami gangguan emosi
• Tester mempunyai keterbatasan dalam melakukan
observasi terhadap testee
• Berkaitan dengan hasil tes kelompok bila ada keputusan
tentang testee yang bersifat individual maka diperlukan
informasi pendukung dari sumber lain, terutama dari tes
individual.

Anda mungkin juga menyukai