Anda di halaman 1dari 17

LAPSUS: SIROSIS HEPATIS DEKOMPENSATA

Rezky Ramadhani Syarif / 10542060615


Kasus
Anamnesis
Identitas pasien Keluhan utama :
Nyeri perut kanan atas Pemeriksaan fisik
Nama : Tn. M Status present
Tanggal lahir : 11 Desember 1960 Riwayat penyakit sekarang : GCS : E4M6V5
Umur : 58 tahun Seorang pasien, laki-laki, 58 tahun, KU : sedang
Jenis kelamin : Laki-laki masuk RS TK. II PELAMONIA dengan BB : 52 kg
Alamat : Bontokadatto, Gowa keluhan nyeri perut kanan atas TB/PB : 167 cm
Agama : Islam disertai membesar sejak 3 bulan IMT : 18.6 kg/m2 (gizi baik)
Pekerjaan : Wiraswasta terakhir, nyeri dirasakan terus Tanda vital
Ruangan :Perawatan Melati lt. 3 menerus dan terkadang hilang Tekanan Darah : 90/70 mmHg
RS TK. II PELAMONIA timbul. Nyeri ulu hati (-), mual (-), Suhu : 36.6 oC
muntah (-). BAB terakhir sebelum HR : 86 x/menit
masuk rumah sakit dan encer, BAK RR : 20 x/menit
lancar. Ikterus (+), riwayat konsumsi
alcohol (+). Riwayat hipertensi (-),
riwayat diabetes mellitus (-).
Kasus
Mata
Kepala Leher
Bentuk : Cekung (-)
Bentuk : Normocephal Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
Kelopak mata : dalam batas normal
Rambut : hitam, ikal, pendek Kelenjar tiroid : pembesaran (-)
Gerakan : ke segala arah
Muka : simetris, ikterus (+) DVS : R-4
Konjungtiva : anemis (+)
Deformitas : (-) Kaku kuduk : (-)
Sklera : ikterus (+)
Ekspresi : meringis Tumor/massa : (-)
Pupil : bulat, isokor, θ 2.5 mm ODS

Hidung Mulut
Perdarahan : (-) Bibir : Sianosis (-) Leher
Sekret : (-) Gigi geligi : normal Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
Gusi : perdarahan (-) Kelenjar tiroid : pembesaran (-)
DVS : R-4
Kaku kuduk : (-)
Tumor/massa : (-)
Kasus
Thorax Jantung
Inspeksi Abdomen
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Bentuk : simetris antara kiri dan kanan Inspeksi : membesar, ikut gerak napas
Palpasi : ictus cordis teraba
Buah dada : simetris Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-),
Perkusi : pekak, batas jantung
Sela iga : dalam batas normal Nyeri tekan RUQ (+)
dalam batas normal
Lain- lain : (-) Perkusi : redup, asites (+)
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni
Palpasi Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
regular, bising (-)
Vocal Fremitus : dalam batas normal
Nyeri tekan : (-)
Perkusi
Paru : sonor dextra sinistra Punggung
Batas paru depan kanan : ICS VI dextra Alat kelamin : tidak dilakukan Palpasi : nyeri tekan (-), teraba
Batas paru belakang kanan : vertebra pemeriksaan massa (-)
thoracalis IX dextra posterior Anus rectum : tidak dilakukan Perkusi : nyeri ketok (-)
Batas paru belakang kiri : vertebra pemeriksaan Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-),
thorakalis X sinistra posterior
ronchi (-/-)
Auskultasi
Bunyi pernapasan : vesikuler
Ekstremitas : akral hangat, edema
Bunyi tambahan : wheezing (-/-), ronchi (- pretibial (-/-)
/-)
Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin (15-07-2019) Elektrolit (16-07-2019)


RBC : 3,24 x 106 /uL (↓) Na : 129,0 mmol/L (↓)
HGB : 9,0 g/dL (↓) K : 3,35 mmol/L (↓)
HCT : 26,2 % (↓)
MCV : 80,9 fL (↓) Imunologi (16-07-2019)
MCH : 27,8 pg (↓) HBsAg (Rapid) : Non Reaktif
Kimia Darah (15-07-2019)
SGOT : 169 U/L (↑) Kimia Darah (17-07-2019)
SGPT : 43 U/L (↑) Bilirubin Direk : 0,72 mg/dl (↑)
Ureum & Kreatinin : Kadar Normal Albumin : 2,8 g/dl (↓)

Imunologi (17-07-2019)
HBsAg (Rapid) : Indeterminate
Anti-HCV (Rapid): Non Reaktif
Pemeriksaan Penunjang
USG abdomen (16-07-2019)
Hepar : Ukuran membesar,
echo parenchim heteroechoic, tepi
ireguler. Tidak tampak dilatasi bile
duct intrahepatik/vaskuler.
Gallbladder : Dinding tidak
menebal, tidak tampak batu.
Ren dextra : echo normal
Ren sinistra : echo normal
Lien : echo normal
Pankreas : echo normal
Vesica urinarria : echo normal
Ascites
Loop-loop usus dalam batas normal
Kesan :
- Hepatomegaly dengan Chirosis
Hepatis DD / Hepatocelluler Ca
- Ascites
Follow Up
15-07-2019
S/ 16-07-2019
17-07-2019
Nyeri perut kanan atas disertai
membesar sejak 3 bulan terakhir, nyeri S/ S/
dirasakan terus menerus dan terkadang Nyeri perut kanan atas (+), nyeri Nyeri perut kanan atas (+), nyeri
hilang timbul. Nyeri ulu hati (-), mual (-), terus menerus (+), perut membesar
muntah (-). BAB terakhir sebelum masuk
terus menerus, lemas (-), perut
(+), ikterus (+), mual (-), muntah (-). membesar (+)mual (-), muntah (-).
rumah sakit dan encer, BAK lancar. BAB terakhir malam hari dan sedikit
Ikterus (+), riwayat konsumsi alcohol (+). BAB terakhir 1 hari lalu dan sedikit
encer. O/
Riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes
mellitus (-). O/ KU : sedang
O/ KU : sedang TD : 110/70 mmHg
KU : sedang TD : 90/80 mmHg N : 78 x/menit
TD : 90/70 mmHg N : 86 x/menit P : 18 x/menit
N : 86 x/menit P : 20 x/menit S : 37,0 o C
P : 20 x/menit S : 36,6 o C Nyeri tekan RUQ (+)
S : 36.6 o C Nyeri tekan RUQ (+) Nyeri tekan Epigastrium (-)
Nyeri tekan RUQ (+) Nyeri tekan Epigastrium (-)
Nyeri tekan Epigastrium (-)
NPRS : 6-7
NPRS : 6-7 A/
NPRS : 6-7 A/
A/ Chirosis Hepatis Dekompensata
Chirosis Hepatis Dekompensata
Ascites ec. Susp sirosis hepatis dd susp.
Ileus obstruktif
Follow Up
19-07-2019 20-07-2019
18-07-2019
S/ S/
S/
Nyeri perut kanan atas (+), nyeri Nyeri perut kanan atas (+) , perut
Nyeri perut kanan atas (+), nyeri
dirasa terus menerus, seperti membesar (+). BAB lancar sedikit-sedikit,
terus menerus seperti tertusuk-
tertusuk. Perut membesar (+), nyeri bengkak pada tungkai kiri (+)
tusuk. Nyeri ulu hati (+) Mual (-),
ulu hati berkurang, sulit tidur (+). BAB O/
muntah (-). BAB lancar tetapi sedikit KU : sedang
sedikit pagi ini
O/ TD :110/70 mmHg
O/
KU : sedang N : 89 x/menit
KU : sedang
TD : 170/90 mmHg P : 18 x/menit
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit S : 37,5 o C
N : 80 x/menit Nyeri tekan RUQ (+)
P : 20 x/menit
P : 18 x/menit Nyeri tekan Epigastrium (-)
S : 36.6 o C
S : 36.7 o C NPRS : 5-6
Nyeri tekan RUQ (+)
Nyeri tekan RUQ (+) Palpasi abdomen: hepatomegali (+)
Nyeri tekan Epigastrium (+)
Nyeri tekan Epigastrium (+) teraba massa pada kuadran kanan atas 3
NPRS : 6-7
NPRS : 5-6 jari di bawah kosta, teraba tumpul rata.
A/
A/ A/
Chirosis Hepatis Dekompensata ec. Chirosis Hepatis Dekompensata ec. Hep.
Chirosis Hepatis Dekompensata ec.
Hep. B B
Hep. B
Follow Up
21-07-2019 22-07-2019
23-07-2019
S/ S/
S/
Nyeri perut kanan atas (+), perut Nyeri perut kanan atas (+), perut
Nyeri perut kanan atas (+), perut
tampak membesar (+), BAB sedikit- membesar (+), mual (-), muntah (-).
membesar (+), mual (-), muntah (-).
sedikit (+) BAB baik, BAK lancar
BAB terakhir kemarin, BAK lancar
O/ O/
O/
KU : sedang KU : sedang
KU : sedang
TD : 100/60 mmHg TD : 110/70 mmHg
TD : 110/70 mmHg
N : 96 x/menit N : 82 x/menit
N : 68 x/menit
P : 20 x/menit P : 18 x/menit
P : 16 x/menit
S : 36.8 o C S : 36.7 o C
S : 36.7 o C
Nyeri tekan RUQ (+) Nyeri tekan RUQ (+)
Nyeri tekan RUQ (+)
Nyeri tekan Epigastrium (-) Nyeri tekan Epigastrium (+)
NPRS : 5-6
NPRS : 5-6 NPRS : 5-6
A/
A/ A/
Chirosis Hepatis Dekompensata ec.
Chirosis Hepatis Dekompensata ec. Chirosis Hepatis Dekompensata ec.
Hep. B
Hep. B Hep. B
Resume
Seorang pasien, laki-laki, 58 tahun, mantan alcoholism, masuk RS Tk. II Pelamonia dengan Nyeri perut
regio hipokondrium dextra disertai dengan ascites. Pasien masuk dengan keadaan compos mentis dan
keadaan umum sedang, dan gizi baik. Tanda vital didapatkan cenderung hipotensi dan sesekali
hipertensi. Pemeriksaan fisik diperoleh, ekspresi meringis, nyeri tekan hipokondrium dextra, terkadang
nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia mikrositik hipokrom, gangguan
keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi hati, dan normoglikemia. Pemeriksaan radiologi yakni USG
diperoleh kesan hepatomegali dengan Chirosis Hepatis dd Hepatocelluler Ca serta ascites. Pasien diberi
pengobatan golongan diuretuk yaitu furosemid 2x1 dan spironolactone 100 mg 1x1 untuk mengurangi
bengkak pada kaki, curcuma 3x2 sebagai suplemen untuk hepar, neurodex 3x1, lansoprazole 2x1 untuk
melindungi mukosa lambung, tramadol 50 mg 2x1 untuk mengurangi nyeri pada region hipokondrium
dextra dan vipalbumin 3x1 untuk mengatasi hipoalbuminemia pada pasien.

Diagnosis kerja:
Chirosis Hepatis Dekompensata ec. Hep. B
Diskusi
Gejala-gejala awal sirosis:
• perasaan mudah lelah dan lemas,
• selera makan berkurang,
• perasaan perut kembung,
• mual, Pada kasus ini:
• berat badan menurun, • Pasien lemas seluruh tubuh
• pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis • Penurunan nafsu makan
mengecil dan dada membesar, serta hilangnya
dorongan seksualitas. Keluhan terkait kegagalan
Lebih lanjut, (berkembang menjadi sirosis
fungsi hati & hipertensi porta:
dekompensata):
• Perut membesar
gejala-gejala akan menjadi lebih menonjol, terutama
bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi • Bengkak pada kaki
porta, meliputi, • Gangguan tidur
• kerontokan rambut badan, • Ikterus pada mata dan kulit
• gangguan tidur, dan demam yang tidak begitu • Nyeri perut
tinggi.
• perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid,
• ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh
pekat,
•hematemesis, melena,
•perubahan mental, meliputi mudah lupa, sukar
konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.
Diskusi
Akibat dari sirosis hati, maka akan terjadi 2 kelainan yang
fundamental yaitu kegagalan fungsi hati dan hipertensi porta

Gejala Kegagalan Fungsi Hati dan Hipertensi Porta


Pada pemeriksaan fisik,
Gejala Kegagalan Fungsi Hati Gejala Hipertensi Porta didapatkan penderita:
 Ikterus  Varises esophagus/cardia
• Tampak kesakitan dengan
 Spider naevi  Splenomegali nyeri tekan pada regio
hipokondrium dextra
 Ginekomastisia  Pelebaran vena kolateral
• anemis pada kedua
 Hipoalbumin  Ascites konjungtiva mata
• ikterus pada kedua sclera.
 Kerontokan bulu ketiak  Hemoroid
 Ascites  Caput medusa
 Eritema palmaris
 White nail
Diskusi
Elektrolit:
Tes fungsi hati: • Konsentrasi natrium serum akan
• SGOT lebih meningkat dibandingkan Hematologi:
menurun terutama pada sirosis dengan
SGPT ditemukan kelainan seperti anemia,
ascites
Pada kasus ini, didapatkan hasil SGOT dan dengan berbagai macam penyebab, dan
Pada pemeriksaan elektrolit menunjukkan
SGPT yang ↑ dengan peningkatan SGOT gambaran apusan darah yang bervariasi,
terjadinya ↓ kadar natrium dan kalium
yang lebih signifikan. ditemukan pula trombositopenia,
pasien
leukopenia, dan neutropenia akibat
• Konsentrasi bilirubin dapat normal pada splenomegali kongestif yang berkaitan
sirosis hepatis kompensata, tetapi bisa dengan adanya hipertensi porta
meningkat pada sirosis hepatis Pada kasus ini, pemeriksaan hematologi
dekompensata USG Abdomen: menunjukkan ↓ kadar eritrosit,
Pada kasus ini ditemukan kadar bilirubin didapatkan kesan hepatomegali dengan hematokrit dan hemoglobin dengan nilai
direk yang ↑ Chirosis Hepatis dd Hepatocelluler Ca MCV dan MCH yang menurun. Dimana hal
serta ascites ini menunjukkan adanya anemia
• Konsentrasi albumin, yang sintesisnya menjadi kesimpulan dari berbagai mikrositik hipokrom, yang kemungkinan
terjadi di jaringan parenkim hati, akan rangkaian pemeriksaan penunjang yang disebabkan oleh adanya perdarahan pada
mengalami penurunan sesuai dengan telah dilakukan oleh pasien sebagai saluran cerna.
derajat perburukan sirosis penegak diagnosis sirosis hepatis
hasil pemeriksaan pasien didapatkan dekompensata.
kadar albumin yang rendah
Diskusi
• Penanganan ascites pasien:
• Pada kasus ini, pasien diberikan diet cair tirah baring dan terapi diawali dengan diet
tanpa protein, rendah garam, serta rendah garam (5,2 gr atau 90 mmol/hari)
pembatasan jumlah cairan kurang lebih 1 disertai pemberian diuretik
liter per hari. Pada pasien diberikan
Pembatasan pemberian garam juga -Spironolactone 100 mg 1x1
dilakukan agar gejala ascites yang dialami -Furosemid 1x1
pasein tidak memberat. Diet cair Respon diuretik dapat dimonitor dengan
diberikan untuk menghindari pasien penurunan berat badan 0,5kg/hari tanpa
mengalami perdarahan saluran cerna edema kaki atau 1kg/hari dengan edema kaki.

• Pemberian nutrisi parenteral dengan • Serta diberikan terapi-terapi asimptomatis


pemberian infus kombinasi KCl dalam lainnya:
NaCl 0,9% 8 tetes permenit dengan -curcuma 3x2 sebagai suplemen untuk hepar
pemberian sebanyak 3 kali -neurodex 3x1 sebagai vitamin B kompleks
Pemberian KCl dimaksudkan untuk -tramadol 50 mg 2x1 untuk mengurangi nyeri
memenuhi kebutuhan natrium pasien. pada region hipokondrium dextra
Pasien juga diberikan obat pelindung -vipalbumin 3x1 untuk mengatasi
mukosa lambung yaitu lansoprazole 2xI. hipoalbuminemia pada pasien
Prognosis
Sistem klasifikasi Child Turcotte-Pugh dapat memprediksi angka kelangsungan
hidup pasien dengan sirosis tahap lanjut. Dimana angka kelangsungan hidup
selama setahun untuk pasien dengan kriteria Child-Pugh A adalah 100%, Child-
Pugh B adalah 80%, dan Child-Pugh C adalah 45%.

Pada kasus ini, penentuan prognosis pasien tidak bisa


ditentukan dengan sistem klasifikasi Child-Turcotte-Pugh
karena tidak dilakukan pemeriksaan Protrombin Time pada
pasien sehingga parameter penilaiannya tidak terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiati S, Idrus A, Setiyohadi B, Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing; 2014.
2. Mutia D, Budhiarta F. Penatalaksanaan dan edukasi pasien sirosis hati dengan varises esofagus di RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2014. 2017;8(1):19–23.
3. Siti N. Sirosis Hati. In: Buku Ajar Penyakit DAalam. 5th ed. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p. 668–73.
4. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Buku Ajar Patologi Robbins. 9th ed. Nasar IM, Cornain S, editors. Jakarta: Elsevier;
2015.
5. Rahimi RS, Rockey DC. Complications of Cirrhosis. Curr Opin Gastroenterol. 2012;28(3):223–9.
6. Taylor CR. Cirrhosis Imaging. 2011. http://emedicine.medscape.com/article/366426-overview#showall . Diakses pada
tanggal 30 Juli 2019
7. Wolf DC. Cirrhosis. 2012. http://emedicine.medscape.com/article/ 185856overview#showall .Diakses pada tanggal 30
July 2019.
Thank you
#Fastabiqul Khaerat

Anda mungkin juga menyukai