0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
217 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hukum antar golongan dan sejarah timbulnya hukum tersebut di Indonesia. Secara singkat, hukum antar golongan mengatur hubungan hukum antar penduduk yang tunduk pada hukum berbeda namun tinggal di negara yang sama, seperti perkawinan antar warga negara. Sejarahnya bermula dari pembagian tiga golongan penduduk Indonesia berdasarkan pasal 163 Indische Staatsregeling yang masing-m
Dokumen tersebut membahas tentang hukum antar golongan dan sejarah timbulnya hukum tersebut di Indonesia. Secara singkat, hukum antar golongan mengatur hubungan hukum antar penduduk yang tunduk pada hukum berbeda namun tinggal di negara yang sama, seperti perkawinan antar warga negara. Sejarahnya bermula dari pembagian tiga golongan penduduk Indonesia berdasarkan pasal 163 Indische Staatsregeling yang masing-m
Dokumen tersebut membahas tentang hukum antar golongan dan sejarah timbulnya hukum tersebut di Indonesia. Secara singkat, hukum antar golongan mengatur hubungan hukum antar penduduk yang tunduk pada hukum berbeda namun tinggal di negara yang sama, seperti perkawinan antar warga negara. Sejarahnya bermula dari pembagian tiga golongan penduduk Indonesia berdasarkan pasal 163 Indische Staatsregeling yang masing-m
Nim: 205180132 Pengertian dan istilah hukum antar golongan Hukum antar golongan adalah terjemahan dari perkataan “intergentiel recht”. 1.Pengertian hukum antar golongan menurut S.Gautama adalah sebagai berikut: Keseluruhan peraturan dan keputusan-keputusan yang menunjukkan stelsel hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum, jika hubungan-hubungan dan peristiwa-peristiwa antara warga negara dalam satu negara, satu tempat dan satu waktu tertentu, kaidah hukum yang berbeda dalam lingkungan-lingkungan kuasa pribadi dan soal- soal. 2.Menurut J.B.Daliyo, bahwa hukum antar golongan adalah semua kaidah hukum yang menentukan hukum apakah dah hukum manakah yang berlaku apabila dalam suatau peristiwa hukum terlibat dua golongan penduduk atau lebih yang masing-masing tunduk pada hukum yang berbeda dan mereka bersama-sama bertempat tinggal di masyarakat/negara tertentu. Pengertian,Kasus dan Penyelesaian Masalah 1.Pengertian diatas menjelaskan bahwa hukum antar golongan akan mengatur bagaimana jika terjadi peristiwa hukum di mana masing-masing orang tunduk pada hukum yang berbeda, karena golongan penuduknya berbeda meskipun tinggal dalam wialyah negara yang sama. 2.Contoh kasus yang sering terjadi di Indonesia,misalnya si A warga negara Indonesia menikah dengan si B warga negara Eropa yang tinggal di Indonesia. Kasus ini memerlukan penyelesaian atau penetapan hukum mana yang akan dipakai, karena masing-masing pihak menganut hukum perkawinan yang berbeda. Si A warga negara Indonesia menganut hukum adat, sedangkan si B warga negara Eropa berlaku Burgerlijk Wetboek (BW). 3.Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan jalan menunjukan hukum mana yang berlaku. Jika ditunjuk itu adalah hukum adat, berarti hukum adat lah yang mengatur peristiwa hukum tersebut, tetapi apa bila yang ditunjuk adalah BW, maka Bwlah yang mengatur peristiwa hukum tersebut. Sejarah Timbulnya Hukum Antar Golongan Intergentil Recht timbul akibat adanya pembagian golongan penduduk Indonesia dan tunduk pada hukum perdatanya.Dari yang kita tau pasal 163 IS adalah pasal tentang pembagan golongan penduduk Indonesia yang terdiri dari 3 golongan penduduk yaitu : 1.Golongan penduduk eropa dan mereka yang dipersamakan dengan orang-orang jepang 2.Golongan orang Indonesia asli (bumi-putra). 3. Golongan Timur asing, masing-masing dengan hukumnya sendiri. Pengolongan penduduk tersebut selain untuk kepentingan ekonomis ternyata juga untuk alat mempertahankan status social masing-masing golongan, di mana golongan Eropa menduduki status yang tertinggi dan golongan Bumi-putra menduduki status yang terendah, sedangkan golongan Timur Asing menduduki status no or dua. Masing-masing golongan penduduk tersebt selalu mengadakan hubungan untuk memenuh kebutuhan hidupnya. Hubungan tersebut ada yang diatur oleh hukum seperti jual beli, dan ada juga tidak diatur oleh hukum seperti kepergian bersama-sama untuk pesiar.