Anda di halaman 1dari 12

PELAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASCA OPERASI

SECTIO CAESARIA

Oleh :

SETIAWATI PINEM
P27226018431

PROGRAM PROFESI
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SURAKARTA
 Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat vagina
yang lebih dikenal dengan persalinan alami dan
persalinan caesar atau sectio caesarea yaitu tindakan
operasi untuk mengeluarkan bayi dengan melalui
incisi pada dinding perut dan dinding rahim
 World Health Organization (WHO) menetapkan standar
rata-rata sectio caesarea di sebuah negara adalah sekitar
5 – 15% per 1000 kelahiran di dunia.
 Pada kondisi paska sectio caesaria, terdapat
permasalahan-permasalahan yang erat kaitannya
dengan fisioterapi antara lain nyeri pada daerah
sayatan atau incisi, potensial terjadinya Deep Vein
Thrombosis atau DVT, penurunan kekuatan otot perut,
dan penurunan kekuatan otot dasar panggul.
Apakah terapi latihan dapat mengurangi nyeri
paska sectio caesarea, mencegah timbulnya deep
vein thrombosis, meningkatkan kekuatan otot
perut, dan dapat meningkatkan aktifitas
fungsional?
 Untuk mengetahui manfaat terapi latihan
dalam mengurangi nyeri paska sectio caesarea,
mencegah timbulnya deep vein thrombosis,
meningkatkan kekuatan otot perut, dan dapat
meningkatkan aktifitas fungsional.
 Otot-otot dinding perut
 Otot rectus abdominis
 Otot piramidalis
 Otot transversus abdominis
 Otot obligus eksternus abdominis
 Otot obligus internus abdominis
 Otot dasar panggul
 Menurut pelaksanaannya, sectio caesarea dapat
dilakukan dengan cara :
 sectio caesarea primer, adalah sectio caesarea yang
direncanakan
 sectio caesarea skunder, adalah suatu persalinan yang
dicoba di tunggu kelahirannya secara biasa tapi bila tidak
ada perkembangan proses persalinan baru dilaksanakan
secara sectio caesarea
 Anestesia untuk sectio caesarea menggunakan
teknik :
 anastesia umum, yaitu menghilangkan rasa nyeri secara
sentral yang disertai dengan hilangnya kesadaran
 anastesia blok lumbal, yaitu menghilangkan rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran dimana obat anastesia
disuntikan diantara L2 dan L3
 Indikasi SC :
 CPD ( Chepalo Pelvic Disproportion )
 PEB (Pre Eklampsi Berat)
 KPD (Ketuban Pecah Dini)
 Bayi Kembar
 Faktor hambatan jalan lahir
 Kelainan letak janin
 Jenis sayatan SC :
 Sayatan melintang, disebut juga sebagai sayatan bikini
atau horizontal. Sayatan pembedahan dilakukan di
bagian bawah rahim (SBR), dimulai dari ujung atau
pinggir selangkangan diatas batas rambut kemaluan
sepanjang sekitar 10-14 cm.
 Sayatan vertikal, disebut juga dengan operasi caesar klasik
atau sectio caesaria cosporal. Sayatan dibuat secara vertikal
atau median, tegak lurus mulai dari tepat di bawah perut
pusar sampai tulang kemaluan.
 Teknologi intervensi fisioterapi :
 Free active movement
 Breathing exercise,
 Statik kontraksi
 Latihan otot-otot perut dan otot dasar panggul
 Edukasi
 Identitas pasien
 Nama : Nurlatifah
 Umur : 30 tahun
 Jenis Kelamin: Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Alamat : Tibang
 No CM : 231459
 Diagnosa medis : Post Sectio caesaria et causa
bayi besar. G 1, P 0, A 0, aterm.
 Riwayat penggunaan obat : cefotaxime,
keterolac, asam mefenamat, Vit. C, Vit. B
complex.
 Hasil laboratorium (10/11/2019) : Hb 11,0,
Leukosit 12,7, Eritrosit 3,71, Keratin 0,5,
Klorida 108.
 Breathing exercise
 Free active excersie
 Static contraction
 Kegel exercise
 Setelah dilakukan terapi selama 3 kali setiap
hari, didapat hasil akhir sebagai berikut :
 VAS nyeri diam dari 2 menjadi 0, nyeri tekan dari
VAS 5 menjadi VAS 2, nyeri gerak dari VAS 7
menjadi VAS 6
 MMT lumbal belum ada perbaikan
 Kemampuan fungsional dari Indeks KATZ nilai F
menjadi nilai E

Anda mungkin juga menyukai